Satu bulan berlalu, Malik masih dengan sikap cueknya, ketika berpapasan dengan Angel. Mereka pun hanya berkomunikasi tentang pekerjaan. Malik memang seorang yang profesional dalam bekerja, oleh karenanya David menempatkan dia sebagai asisten pribadinya, karena dia sangat bisa di andalkan dalam hal apapun, sama seperti Abram, teman David di Bali yang memegang cabang perusahaannya di sana.
Dret.. Dret.. Dret..
Ponsel Angel berbunyi, menampilkan nama Pak David di sana.
“Halo, Pak.” Kata Angel.
“Angel kamu sudah sampai kantor?” Tanya David.
“Iya, pak.”
“Kamu bawa semua berkas yang harus saya tandatangai ke Restoran NN, karena setelah ini saya akan langsung ke Bandara dan dalam satu bulan ke depan, saya berada di Inggris.”
“Baik, Pak.”
Angel mematikan ponselnya.
Akhirnya, bos besarnya itu di deportasi sementara. Malik tidak bisa mengurus Visa bosnya, karena David sedang bermasalah dengan salah satu orang yang cukup mempunyai pengaruh di negeri ini. Namun Sebelumnya, David pun sudah memberi banyak wejangan pekerjaan pada Angel, jika hal ini terjadi.
Angel bergegas pergi ke tempat yang di katakan David melalui ponselnya tadi. Ia membawa banyak berkas penting yang harus di tandatangani bosnya itu. Lalu, Ia memesan ojek online dan menggunakan transportasi roda dua itu, agar cepat sampai di tujuan.
“Mas ngebut ya.” Pinta Angel pada driver ojek online itu, ketika ia sudah berada di atas motor.
“Iya, Mba.” Jawab driver Ojol itu patuh.
Si Mas Ojek online itu pun mengemudi tanpa rem. Mereka pun sampai di tujuan hanya lima belas menit.
Ngiiik. Rem motor Ojek online itu berhenti persis di depan restoran. David dan Malik pun melihat keberadaan Angel yang baru saja turun dari motor, karena kebetulan mereka duduk di area luar restoran.
Angel berlari kecil ke dalam restoran itu dan menghampiri kedua bosnya yang tampan.
“Pak, Maaf saya tidak telat kan?” Tanya Angel dengan nafas yang naik turun.
“Tidak.” David tertawa.
Begitu pun Malik, ia terkikik geli melihat Angel dengan rambut yang berantakan.
“Mba..” Panggil driver ojek online itu yang dari tadi mengejar Angel.
“Apa, Mas? Saya sudah bayar melalui aplikasi itu.” Jawab Angel, yang tidak membayar dengan cara tunai.
“Iya, mba. Mba sudah bayar. Tapi itu.” Kata driver ojol.
“Itu apa, Mas?” Tanya Angel bingung.
Percakapan mereka tak luput dari pandangan David dan Malik yang tengah tertawa dengan tingkah sekretaris itu.
“Itu helm saya, mba. Belum di buka. Saya mau ambil helm saya.”
Sontak Angel memegang kepalanya yang masih menempel helm ojek online itu.
“Oh. Ini.” Angel melepas dan menyerahkan helm itu.
“Makasih, Mba.” Driver ojol itu pun pergi setelah mendapatkan helmnya.
Malik masih tertawa geli, hingga memegangi perutnya. Sementara David berusaha membuat Angel tidak malu dan ia menahan tawanya dengan senyum.
“Ekehem.” David berdehem untuk memperingatkan Malik, agar tak lagi tertawa. Mengingat saat ini wajah Angel ssemakin merah karena malu.
Malik pun menghentikan tawanya.
Angel duduk dan terdiam. Melihat Malik yang mentertawakannya, tiiba-tiba hatinya seperti tersentil. Ia kecewa melihat sikap orang yang di cintai mentertawakan dirinya seperti itu, berbeda dengan David yang justru bisa menghargainya.
“Sorry, Angel. Abis kamu lucu.” Ucap Malik.
Namun, Angel tetap diam. Malik semakin menghentikan tawanya, karena sepertinya ia telah menyinggung perasaan Angel. Dengan cepat, Angel merapihkan rambutnya dan menyerahkan dokumen yang akan di tandatangani bosnya.
Kemudian, mereka serius berbincang tentang rancangan pekerjaan yang akan di lakukan beberapa bulan ke depan.
“Oke, Saya percayakan pekerjaan ini pada kalian selama saya tidak di sini.” Kata David, setelah memberi arahan panjang lebar.
“Oke.” Malik mengangguk, begitu pun Angel.
“Kalau begitu, ayo saya antar ke bandara, Sir!” Malik melihat jam di tangan kanannya.
“Sebentar lagi, pesawat anda akan berangkat.”Kata Malik lagi. David pun melihat jam di tangannya.
“Yes. Oke, Angel see you again. Malik, kita antar Angel dulu ke kantor sebelum ke bandara.”
“No, Sir. Tidak akan keburu.” Malik menggeleng.
Angel kesal dengan sikap Malik. Ia tidak mengerti bagaimana sebenarnya perasaan Malik padanya? Padahal asisten David itu sempat bersikap manis pada malam itu, bahkan Malik menciumnya dengan lembut dan berperasaan. Angel pun dapat merasakan perasaan itu. Namun, semakin hari ia seperti wanita bodoh, yang dengan mudah percaya pada sikapnya. Sungguh ia merutuki kebodohannya yang telah memberikan ciuman pertamanya pada Malik. Memang cinta itu buta, cinta dapat mengubah pendirian seseorang dengan mudah.
Angel terus merutuki kebodohannya, sambil menaiki ojek online untuk kembali ke kantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Tiwik Wiyono
Emang Malik tu udah gak pekaan,bodoh,gengsian hhhaaddeehhh
2025-02-17
0
Borahe 🍉🧡
Begitulah laki" hanya perlu penasaran. kalau sudah di coba akan bersikap sangat cuek
2022-08-18
0
Peni Setyowati
Malik menyinggung perasaan angel..olaaa Malik sombong amat Lo??
2022-07-27
0