Angel dan Malik semakin dekat dan lengket bagai perangko. Di mana ada Angel pasti di sana pun ada Malik. Hari-hari mereka lewati dengan indah. Angel mampu membuat Malik bahagia dan menjadi penghilang lelahnya.
Setengah tahun berlalu, setelah kejadian itu, Malik mengikuti keinginan Angel yang tak lagi melakukan itu sebelum mereka menikah. Malik menghargai keputusan Angel, dengan sekuat tenaga ia selalu menahan hasratnya jika berdekatan dengan kekasihnya itu.
Namun, kejadian itu terulang, Saat Malik harus menggantikan David yang tengah sibuk mengurusi istrinya melahirkan dengan segala drama yang terjadi. Ia menghadiri pertemuan pembesar bisnis kota ini di sebuah hotel bintang lima. Ia sengaja mengajak Angel untuk menjadi partner kerja sekalian teman untuk menemaninya tidur di kamar yang telah di sediakan panitia acara, karena ia lebih memilih tidur dengan Angel di banding dengan wanita yang di tawarkan di acara itu.
“Bee.. Sarapan dulu.” Malik membangunkan Angel dengan menggelitikkan daguya yang sedikit berbulu pada bahu Angel yag polos.
Angel menggeliat dan terbangun.
“Kak, kita melakukannya lagi?” Ada perasaan bersalah dalam hati Angel,
Ia pun merasa takut, bukan karena takut hamil, melainkan karena takut akan dosa. Ia tahu betul, Malik memiliki pengetahuan teknik yang cukup mahir untuk tidak menghamili Angel, walau tanpa pengaman.
“Kamu tidak akan hamil, Bee. Aku melakukannya dengan hati-hati.” Jawab Malik santai.
“Bukan hanya takut hamil, Kak. Tapi kita telah melakukan perbuatan dosa.”
“Sudah terlanjur, Bee. Lagi pula aku pasti akan bertanggung jawab. Kamu tidak perlu khawatir. Percaya padaku, aku janji.” Lagi-lagi, Malik mengatakan hal yang sama dan itu cukup membuat hati Angel lega.
“By the way, kamu semakin mahir, Bee.” Ucap Malik ambigu, sambil menyeruput kopi miliknya, sedangkan Angel meminum teh hangat yang di bawakan Malik tadi.
“Mahir apa?” Tanya Angel bingung.
“Semalam.” Ledek Malik.
“Jangan di bahas!” Angel langsung kabur ke kamar mandi. Dan meninggalkan Malik yang masih duduk di tepi ranjang dengan kamu ngga ikutsecangkir kopi di tangannya.
Angel malu, karena Malik sudah mengetahui sisi liarnya. Maklum, Angel tak pernah bersentuhan hati dan tubuhnya pada lawan jenis, sehingga ketika itu terjadi, ia langsung meluapkannya seperti wanita liar, apalagi dengan pria yang sangat ia cintai.
Malik tertawa melihat tingkah gemas kekasihnya. Lalu, ia menyeruput kopi itu lagi.
****
“Ngel, kok tumben bukan kamu yang ikut pak Malik ke kantor MM? Malah Pak Malik pergi sama mba Tiara.” Tanya Yasmin.
“Iya, soalnya direktur di kantor itu pamannya mba Tiara.” Jawab Angel.
“Kalau aku jadi kamu, aku tetap ikut. Ngga rela sih kalau mereka jalan berdua aja.”
“Memang kenapa?” Tanya Angel bingung.
“Lah, emang kamu ngga tau?” Yasmin balik bertanya.
Angel menggeleng.
‘Ih, aku kira kamu tahu. Pak Malik itu pernah dekat dengan mba Tiara. Lebih tepatnya sih, mba Tiara yang mendekati Pak Malik, walau Pak Malik sempat tergoda, tapi pada akhirnya mba Tiara tidak berhasil memacari pacarmu.”
Angel diam, ia mengingat saat pertama kali bertemu Tiara, wanita itu sangat humble, tapi setelah ia menjadi kekasih Malik, sikap Tiara berubah 180 derajat.
“Pantes, Yas.”
Yasmin langsung mengangguk. “Iya, selama ini mba Tiara suka sinis aja sama kamu kan? Ya karena itu.”
“Oh.” Angel membulatkan bibirnya. Kini ia mulai khawatir, jika Malik dekat dengan Tiara. Ia mulai posesive pada kekasihnya.
Setelah jam makan siang usai, Angel dan yasmin kembali menuju gedung itu. Mereka memasuki lift dan melihat Malik tengah bersama Tiara di dalam lift berdua. Malik dan Tiara tertawa dan bercengkrama ria membahas tentang apa yang ia lakukan di luar dari pagi hingga tengah hari.
“Hahahaha..” Tiara tertawa dengan satu tangan menutupi mulutnya. Begitu pun Malik.
Lalu, Angel dan Yasmin masuk ke dalam lift itu, membuat tawa Malik tiba-tiba berhenti karena melihat wajah Angel yang di tekuk. Melihat Malik berhenti tertawa, Tiara pun melakukan hal yang sama. Arah mata Tiara tertuju pada arah mata Malik yang menatap punggung kekasihnya, karena Angel berdiri di depan Malik dan Tiara, ketika sudah berada di dalam lift. Yasmin yang berdiri persis di samping Angel pun menangkap rasa cemburu yang Angel rasakan saat ini.
Tring..
Lift berbunyi dan berhenti tepat di lantai yang di tuju oleh ke empat orang itu. Angel dan Yasmin berjalan lebih dulu, sementara Malik dan Tiara mengikuti di belakangnya. Tiara beralih ke ruangannya, begitupun Yasmin. Tinggalah Angel sendiri yang berjalan di depan Malik yang juga seorang diri.
Angel sampai lebih dulu di mejanya. Lalu, Malik berhenti persis di depan meja Angel.
“Antarkan berkas kemarin dari Mr. Hang ke ruanganku.”
Angel tak menatap wajah Malik. Ia hanya mengangguk dengan arah mata yang tertuju pada monitor komputer.
Malik kesal dan meninggalkan Angel.
Tak lama kemudian, Angel memasuki ruangan Malik dan meletakkan berkas itu di mejanya, lalu pergi. Malik melihat apa yang di lakukan Angel di ruangannya. Namun, ia yang masih menerima telepon, tidak dapat menahan Angel yang terlanjur keluar dari ruangannya.
Malik tidak memusingkan tingkah aneh Angel, karena ia merasa tidak ada yang salah pada dirinya. Ia tetap fokus bekerja dan memeriksa dokumen yang selesai Angel kerjakan. Beberpa jam kemudian, tenggorokan Malik terasa kering, ia mengambil mug miliknya, tapi kosong. Lalu, ia berdiri dan keluar ruangan untuk mengisi mug besar itu kembali. Ia melewati meja Angel yang kosong.
Setelah sampai di pantry. Ia melihat Angel yang juga tengah meneguk segelas air mineral. Malik menghampiri Angel yang tengah berdiri di samping dispanser.
“Kamu kenapa?” Tanya Malik sambil mengisi minumannya.
Angel diam dan tak menjawab pertanyaan Malik. Lalu, dengan ceoat Malik menahan tangan Angel.
“Kamu kenapa? Apa aku berbuat salah?”
“Tanya pada dirimu sendiri.” Angel berusaha melepas cengkraman Malik.
Namun, Malik justru memojokkan Angel di antara kitchen set pantry itu.
“Apa salahku?”
“Aku baru tahu kalau sebelumnya kamu dan mba Tiara pernah dekat. Pantas mab Tiara tidak pernah menyukaiku, dan hari ini kalian begitu mesra.” Jawab Angel dengan mengalihkan pandangannya.
“Kalau bicara tatap lawan bicaramu, Bee.” Malik menggeser wajah Angel agar mereka bertatapan.
"Tiara bukan siapa-siapa bagiku." Ucap Malik yang melihat Angel masih tidak menatapnya.
Malik kesal dan langsung mencium bibir Angel. Ia ******* bibir berwarna merah muda itu dengan rakus, hingga mendudukkan Angel di atas kitchen set yang terbuat dari marmer. Mereka masih berpangutan dan tidak menyadari bahwa ada kehadiran orang lain di sana.
“Ekhem..” David berdehem dan menyilangkan kedua tangannya di dada, sambil menyandarkan tubuhnya di pintu.
Sontak Malik dan Angel menghentikan aktifitasnya. Angel yang tengah duduk di kitchen set itu pun langsung berdiri dan merapihkan rok serta kemejanya yang berantakan.
“Teruskan di apartemen kalian. Di sini tidak enak.” Ucap David, membuat Malik dan Angel malu.
“Maaf, Bos.” Jawab Malik, sementara Angel hanya menunduk.
“It,s oke. Oh iya, Saya ke sini hanya ingin memberitahumu, sepertinya besok aku akan mengantar istriku ke rumah sakit, jadi handle semua yang sudah di jadwalkan, kalau perlu ajak Abram untuk menemanimu bertemu Mr.Hang.”
‘Siap bos.” Malik mengagguk dan masih menunduk.
Lalu, David menghampiri kedua sejoli itu dan meelwatinya karena ia hanya ingin mengambil air mineral di sana. Sementara, Malik dan Angel sudah dag dig dug, khawatir David akan marah karena mereka memiliki hubungan dan melakukannya di area kantor.
“Sudah berapa sering kalian melakukannya?” Tanya David santai sambil meneguk air yang berada di gelas yang ia pegang.
“Kamu harus menikahi Angel. Apalagi kalau dia nanti hamil. Sekretarisku adalah wanita baik-baik.” Kata David lagi, sambil menepuk bahu Malik dan pergi.
Malik mengangguk malu, karena kemesumannya telah di pergoki oleh pemiilik perusahaan ini. David tidak mempermasalahkan kemesuman Malik, tapi ia justru memepermasalahkan hubungan mereka jika Malik tidak segera menikahi Angel, karena David sudah menganggap Malik seperti adiknya dan ia pun pernah senasib dengan Malik, jadi ia tahu betul apa yang di rasakan Malik di saat seusianya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Tiwik Wiyono
Ya Ya aja tapi gak cepat2 di nikahi.... percuma
2025-02-17
0
Silvi Vicka Carolina
soalnya enak
2024-07-31
0
Andini Muulanaa
cepat
2023-01-01
0