Perang dingin

Pagi-pagi Angel sudah berkutat di dapur untuk memasak dan menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Dengan rambut yang masih basah, Angel mengaduk nasi goreng sosis buatannya. Sementara, di kamar mandi yang berada di dalam kamar Angel itu, Malik tengah berdiri di depan cermin, sambil menggosokkan kepalanya dengan handuk kecil.

Sesaat pandangan Malik tertuju pada surat yang berlogo Universitas ternama itu. Di sana tercetak nama Angel yang lulus dalam seleksi, di sertai bukti pembayaran yang sudah Angel print di kantor, lalu di tempelkan bersamaan dengan itu sebagai bukti fisik saat penyerahan administrasi nanti ketika ia masuk kuliah.

Malik membulatkan matanya, karena Angel tak pernah mengatakan hal ini. ia pun bergegas untuk menemui Angel di dapur dan meminta penjelasan atas ini.

“Bee. Ini apa?” Tanya Malik menunjuk kertas itu pada Angel.

Angel menoleh ke arah yang di tunjuk Malik.

“Oh, itu, iya aku kuliah lagi.”

“Untuk apa?”

Angel menghentikan aktifitasnya sejenak. Ia pun menghampiri Malik.

“Kak, aku tahu keluargamu kaya dan berpendidikan. Ibumu dokter yang cukup di kenal, setidaknya beri aku kesempatan untuk bisa mengimbangi itu.”

“Tidak perlu. Kamu tidak perlu melakukan itu. Mereka akan setuju dengan siapapun wanita yang akan menjadi pendampingku nanti.” Jawab Malik sinis.

“Itu, katamu. Tapi mungkin tidak menurut orang tuamu.”

“Bee.. kalau kamu kuliah lagi, kapan ada waktu untuk kita? Pagi kamu kerja hingga sore, terus sore hingga malam kamu kuliah, belum tugas-tugasmu. Itu akan menyita banyak waktu kebersamaan kita.” Malik menjelaskan, alasan ia melarang kekasihnya untuk mengambil keputusan ini.

“Aku tidak akan selamanya jadi sekretaris, kak. Sebenarnya cita-citaku ingin jadi dosen.”

“Kamu memang tidak akan selamanya jadi sekretaris, karena setelah menikah, kamu akan di rumah dan mengurusi anak-anaku saja.” Kata Malik dengan nada yang cukup keras.

Ia pun kembali ke kamar dan mengambil kunci mobilnya. Lalu, ia keluar lagi dan meninggalkan Angel.

“Kak, kamu mau kemana? Aku sudah buatkan sarapan.” Kata Angel sambil mengejar Malik yang sudah berjalan hingga pintu utama.

“Kak.. Jangan seperti anak kecil!” Kata Angel lagi.

“Kamu yang seperti anak kecil, tidak bertanya sebelumnya padaku dan langsung mengambil keputusan sendiri.” Jawab Malik dan membuka pintu itu lalu pergi.

Bruk.

Malik menutup pintu itu lagi dengan cukup keras.

Angel hanya menarik nafasnya kasar. Ia memang lemah, rasa cinta yang berlebihan terhadap kekasihnya, membuat ia tak memiliki kekuatan.

Keesokan harinya, Malik tak datang ke apartemen Angel lagi, padahal biasanya Malik selalu datang ke apartemen Angel setiap hari, apalagi ini masih hari libur.

“Kak, Maaf.” Angel mengirim pesan pada Malik. Namun, Malik tak membalasnya, padahal pesan itu sudah centang biru.

Keesokan harinya lagi, ia bertemu Malik di kantor. Namun pria itu cuek dan hanya menyapa Angle untuk urusan pekerjaan. Mereka tidak berkomunikasi sama sekali dalam hal pribadi.

Beberapa kali, Angel pun melihat Malik berjalan beriiringan dengan Tiara, setelah jam makan siang. Malik dan Tiara memang teman sejak SMA, keluarga Malik pun mengenal keluarga Tiara. Bahkan ibunya mAlik sempat senang ketika saat itu putranya tengah dekat dengan wanita lulusan Melborne itu.

“Ngel, sabar ya.” Kata Yasmin yang melihat Malik tengah bersama Tiara.

Angel tersenyum dan mengangguk. Ia sudah pasrah, akan naib hubungannya nanti, yang penting saat ini ia semakin yakin dengan keputusannya untuk bersekolah lagi. Paling tidak ada cita-cita yang akan ia kejar, setelah kebodahan yang sudah ia lakukan sebelumnya.

Hampir satu minggu berlalu, tapi sikap Malik masih sama. Pria itu tak akan meminta maaf lebih dulu atau berbicara lebih dulu, jika Angel tak merayunya.

“Lik, antar Angel ke kantor terlebih dahulu.” Kata David, setelah mereka bertemu dengan klien penting di sebuah hotel.

Angel, Malik, dan David duduk dalam satu meja, setelah para klien yang baru saja berbincang kini pergi karena semua hal yang penting telah selesai di bicarakan.

“Dia bisa pulang sendiri, Sir.” Ucap Malik yang masih kesal dengan keputusan sepihak Angel sebelumnya.

David mengerutkan dahinya.

Angel pun pamit dan berjalan keluar. Ia menguatkan dirinya sendiri dengan berjalan menuju MRT, sambil melihat suasana sore kota Jakarta yang padat dan beragam.

Hari ini, tidak ada bunga seperti yang biasa Malik lakukan di hari jumat sore. Angel mengingat sang ayah. Tidak ada orang yang mengerti dirinya selain sang ayah. lalu, hari itu juga Angel beralih ke Bandung. Ia menaiki angkutan umum, hingga menuju rumah sang ayah untuk menemuinya dan memeluknya.

Tok.. Tok.. Tok..

Jam sepuluh malam, rumah Hendra di ketuk. Enin mengucek matanya, mendengar ketukan itu. Ia menghampiri pintu dan membukanya.

“Angel.”

“Enin.” Angel menghamburkan pelukan pada tubuh sang nenek.

“Malam-malam begini, kamu ke sini. kenapa tidak menunggu besok pagi, baru berangkat.” Protes sang nenek.

“Udah kangen banget sama Enin, sama Ayah.” Jawab Angel dengan senyum yang manis.

“Oh, cucu Enin nih emang ya, keras kepala.”

Angel nyengir.

Tak lama kemudian, Hendra pun menghampiri.

“Ya ampun Angel, kamu.” Hendra kesal karena khawatir Angel pulang dalam keadaan gelap, tapi ia tak bisa marah dengan putri satu-satunya yang sangat ia sayangi itu.

“Maaf, Ayah. soalnya Angel kangen banget sama Ayah.” Ucap Angel sambil memeluk tubuh sang ayah.

“Ayah juga kangen kamu,” Hendra mengelus rambut sang putri.

Setelah bersih-bersih, Angel di temani oleh sang ayah dan neneknya makan di tengah malam. Angel di paksa makan sebelum tidur, padahal ia sedang tak berselera makan karena hubungannya dengan Malik yang semakin menjauh.

****

“Ini Angel?” Tanya seorang wanita paruh baya yang membawa dua orang cucu tengah duduk di ruang tamu rumah Hendra.

Angel mengangguk.

“Ya, ampun kamu makin cantik sja, Ngel.” Kata perempuan paruh baya itu lagi.

Dia adalah Dila, ayah Adrian. Dila dan Radit sedang berkunjung ke rumah Hendra dengan membawa kedua cucunya, yaitu anak Adrian yang sedang berlibur.

Angel tersenyum dan menyalami kedua sahabat ayahnya itu. Radit, Dilla, dan Hendra bersahabat sejak SMA. Walau Radit anak orang kaya, tapi dia tidak pernah memilih dalam berteman.

“Sudah punya pacar belum kamu, Ngel?” Tanya Radit.

Angel terenyum. Baru saja ia ingin menjawab, tapi Hedra sudah menjawabnya lebih dulu.

“Belum, Angel tidak pernah berurusan dengan percintaan. Dia mah sukanya bekerja sama belajar.” Kata Hendra yang baru saja di beri tahu Angel, bahwa putrinya itu sudah mendaftar S2 di Jakarta.

“Oh, jadi kamu juga kuliah lagi, Ngel. Wah hebat.” Sahut Radit.

“Wah boleh nih, Ndra, aku pinang anakmu untuk jadi menantuku.” Celetuk Dilla.

Kemudian, Radit tertawa. “Nah, betul itu, dari dulu kita kan ingin menjodohkan anak-anak kita. Sepertinya sekarang waktu yang tepat.”

Angel bingung ingin menjawab apa? Bola matanya hanya melirik ke arah sang ayah dan kedua roang tua Adrian yang sedang berbincang hangat di sana. sepertinya mereka serius akan menjodohkan Angel dengan putranya yang telah menduda selama lima tahun karena meninggal.

Terpopuler

Comments

Tiwik Wiyono

Tiwik Wiyono

Ama Adrian aja,biar tau rasa tu Malik

2025-02-18

0

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

yo ws ama Adrian aja biar nyaho se malik

2023-09-21

1

Jannatil Firdaus

Jannatil Firdaus

duh ini nanti gimana ponakan sama om memperdebatkn satu wanita ?

2022-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Melepas Angel
3 Pria sombong
4 Diterima kerja
5 Perhatian juga
6 Semakin dekat
7 Pria aneh
8 Merutuki kebodohan
9 Mengungkap rasa
10 Perayaaan
11 Melanggar janji
12 Cemburu
13 Salah satu wujud keseriusan Malik
14 Penuh warna
15 Pindah ke apartemen
16 Angel sakit
17 Ayah datang
18 Minder ketemu camer
19 Ketiga kalinya
20 Perang dingin
21 Adrian Hamish
22 Kembali baik-baik saja
23 Dasar gombal
24 Sangat senang
25 Menunggu kabar
26 Mengambil keputusan
27 Menjauhi Malik
28 Masih menjauhi Malik
29 Menyesali kebodohan
30 25 minutes
31 Pemberi semangat
32 Apa kabar kamu?
33 Sikap manis Adrian
34 Di marahi habis-habisan
35 Seperti mimpi
36 Meminta Baikan
37 Kecewa lagi
38 Malik Ibrahim
39 Ingin membahagiakan
40 Menjagamu
41 Tidak di anggap
42 Jangan salahkan, jika aku mengambilnya
43 Merawat istri orang
44 yang penting kamu bahagia
45 "Kalau bukan kakak ipar, sudah habis kamu, Bee."
46 Ayah menginap
47 Mulai mencintai
48 Mengikhlaskan
49 Meminta hak
50 Melanggar janji lagi
51 Menggugat cerai
52 Meminta restu
53 Perseteruan panjang
54 Kesalahannya adalah kesalahanku
55 Semua karena aku
56 Mengawali semua dengan cara yang baik
57 Terima kasih, Kak
58 Mau meninggalkanku lagi?
59 Ini memang nyata
60 Alhamdulillah
61 Aku sangat mencintaimu, Bee.
62 New city, new home, new company, and new status
63 Bukti sebuah perjuangan cinta
64 Belum genap sehari
65 Pencemburu dan posesive
66 Lebih agresif
67 Adrian dan Farah
68 Merasa puas
69 Seperti dejavu
70 Farah Maulida
71 Pertahankan kehormatanmu
72 Mulai nakal
73 Adrian dan Farah 2
74 Adrian dan Farah 3
75 Adrian akan melamar
76 Menanti kehadiran Malik Junior
77 Ingin hidup damai dan bahagia
78 Kemarahan Malik
79 Mengakhiri kesalahpahaman
80 Seperti pepatah Buya Hamka
81 Memperbaiki semua
82 Obsesi itu bukan cinta
83 Resmi bercerai
84 unggahan viral
85 Pernikahan Malik dan Angel
86 Apartemen penuh kenangan
87 Saling merajuk
88 Gara-gara hukuman
89 Malik junior, coming soon!
90 Dua kantung
91 Seperti kamu dulu
92 Sahabat terbaik
93 Sangat panik
94 Skala prioritas
95 Kami sudah kuat
96 Penyesalan Joni
97 Nasib Diva
98 Hidup terus berjalan
99 Pengganggu kesenangan
100 Takdir memang aneh
101 Pernikahan Adrian dan Farah
102 Nyonya Adrian Hamish
103 Upin Ipin - END
104 Bonus Chapter 1
105 Bonus Chapter 2
106 Bonus chapter 3
107 Bonus chapter 4
108 Adrian dan Farah
109 Adrian dan Farah lagi
110 Delapan bulan kemudian
111 Bonus chapter 5
112 bonus chapter 6
113 bonus chapter 7
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Prolog
2
Melepas Angel
3
Pria sombong
4
Diterima kerja
5
Perhatian juga
6
Semakin dekat
7
Pria aneh
8
Merutuki kebodohan
9
Mengungkap rasa
10
Perayaaan
11
Melanggar janji
12
Cemburu
13
Salah satu wujud keseriusan Malik
14
Penuh warna
15
Pindah ke apartemen
16
Angel sakit
17
Ayah datang
18
Minder ketemu camer
19
Ketiga kalinya
20
Perang dingin
21
Adrian Hamish
22
Kembali baik-baik saja
23
Dasar gombal
24
Sangat senang
25
Menunggu kabar
26
Mengambil keputusan
27
Menjauhi Malik
28
Masih menjauhi Malik
29
Menyesali kebodohan
30
25 minutes
31
Pemberi semangat
32
Apa kabar kamu?
33
Sikap manis Adrian
34
Di marahi habis-habisan
35
Seperti mimpi
36
Meminta Baikan
37
Kecewa lagi
38
Malik Ibrahim
39
Ingin membahagiakan
40
Menjagamu
41
Tidak di anggap
42
Jangan salahkan, jika aku mengambilnya
43
Merawat istri orang
44
yang penting kamu bahagia
45
"Kalau bukan kakak ipar, sudah habis kamu, Bee."
46
Ayah menginap
47
Mulai mencintai
48
Mengikhlaskan
49
Meminta hak
50
Melanggar janji lagi
51
Menggugat cerai
52
Meminta restu
53
Perseteruan panjang
54
Kesalahannya adalah kesalahanku
55
Semua karena aku
56
Mengawali semua dengan cara yang baik
57
Terima kasih, Kak
58
Mau meninggalkanku lagi?
59
Ini memang nyata
60
Alhamdulillah
61
Aku sangat mencintaimu, Bee.
62
New city, new home, new company, and new status
63
Bukti sebuah perjuangan cinta
64
Belum genap sehari
65
Pencemburu dan posesive
66
Lebih agresif
67
Adrian dan Farah
68
Merasa puas
69
Seperti dejavu
70
Farah Maulida
71
Pertahankan kehormatanmu
72
Mulai nakal
73
Adrian dan Farah 2
74
Adrian dan Farah 3
75
Adrian akan melamar
76
Menanti kehadiran Malik Junior
77
Ingin hidup damai dan bahagia
78
Kemarahan Malik
79
Mengakhiri kesalahpahaman
80
Seperti pepatah Buya Hamka
81
Memperbaiki semua
82
Obsesi itu bukan cinta
83
Resmi bercerai
84
unggahan viral
85
Pernikahan Malik dan Angel
86
Apartemen penuh kenangan
87
Saling merajuk
88
Gara-gara hukuman
89
Malik junior, coming soon!
90
Dua kantung
91
Seperti kamu dulu
92
Sahabat terbaik
93
Sangat panik
94
Skala prioritas
95
Kami sudah kuat
96
Penyesalan Joni
97
Nasib Diva
98
Hidup terus berjalan
99
Pengganggu kesenangan
100
Takdir memang aneh
101
Pernikahan Adrian dan Farah
102
Nyonya Adrian Hamish
103
Upin Ipin - END
104
Bonus Chapter 1
105
Bonus Chapter 2
106
Bonus chapter 3
107
Bonus chapter 4
108
Adrian dan Farah
109
Adrian dan Farah lagi
110
Delapan bulan kemudian
111
Bonus chapter 5
112
bonus chapter 6
113
bonus chapter 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!