Jihan melakukan apa yang Barra katakan walau ragu tapi mereka harus bergandengan tangan selama ada cewek genit itu, dan lebih parah nya cewek genit itu mengikuti terus kemana pergi nya Jihan dan Barra.
"Sorry," bisik Barra merasa bila Jihan risih dengan keadaan yang begitu dekat.
"Don't worry" sahut Jihan berbisik merdu di telinga Barra.
Genggaman itu tetap erat seperti memperlihatkan bahwa mereka berdua tak bisa di pisah kan oleh apapun.
"Yang, kamu ga mau beli ini?" tanya Barra mencari topik drama yang cocok agar cewek genit itu tambah panas dan berakhir pergi itulah keinginan Barra.
"Eum.. Ga deh," jawab Jihan tersenyum kikuk menahan tawa melihat ekspresi cewek genit di belakang mereka yang sedang menguping itu bertambah gerah dengan muka merah padam.
Barra menaik kan sebelah alis heran menatap Jihan yang ada di hadapan nya, karena posisi Jihan sedang menghadap Barra dan bisa memperhatikan gerakan cewek genit itu tapi Barra tidak bisa memperhatikan karena dia memunggungi.
"Udah apa belum?" tanya Barra merasa bosan, tujuan nya ke supermarket hanya untuk membeli es krim agar kepala nya dingin dan tak kepanasan malah berlama-lama berada di supermarket dengan AC yang pasti nya dingin.
"Udah," jawab Jihan singkat tersenyum manis membuat Bara terpaku dengan senyum permen relaxa yang manis itu.
'Dia punya senyum manis bat dah! Gue berasa kek abis di senyumin ma bidadari syurga yang ditugaskan untuk menjadi pendamping hidup Gue, awokawoks.' batin Barra ngawur.
"Kalo gitu, kita bayar dulu" ucap Barra tersenyum tipis dan dibalas senyum menggemaskan Jihan.
Tangan mereka yang masih bertaut tanpa merasa panas itu terus berpegangan tanpa ada niatan untuk melepaskan.
Sampai di depan kasir, Mas kasir tersenyum ramah melayani pengunjung apalagi yang membuat supermarket banyak bisikan maut eh ga deng bisikan pujian karena Jihan dan Barra yang sweet.
"Semua nya berapa Mas?" tanya Jihan sopan tanpa senyum, datar. Sama seperti Barra yang memasang wajah dingin dan datar.
"Sebentar ya.. 150.000,-" jawab Mas kasir melihat ke layar yang menampilkan hasil belanja sepenuh nya milik Jihan. Barra? Tak jadi beli es krim, masuk ke dalam supermarket dengan waktu yang lama saja sudah dingin, awokawoks.
Disaat Jihan hendak mengambil dompet dalam tas nya, dia tersadar tangan kanan nya masih di genggam erat oleh Barra.
"Barra bisa lepas dulu ga?" tanya Jihan pelan agar tak di dengar oleh Mas kasir, tapi sayang nya Mas kasir mendengar karena pendengaran cukup tajam tapi berusaha Mas kasir acuh kan anggap saja tidak dengar.
"Lepas apa?" tanya Barra ikut berbisik datar.
"Ck! Tangan ini loh! Lepas dulu mau ambil dompet buat bayar belanjaan Gue dulu" jawab Jihan sebal.
"Ohh" seru Barra membulat kan mulut kecil, tapi tangan nya tetap menggenggam erat tangan halus dan mulus Jihan, dia merasa tak ingin melepaskan tangan lembut itu.
Jihan mencoba melepas kan genggaman itu, tapi tak berhasil karena semakin Jihan menarik paksa tangan Barra maka semakin erat juga pegangan itu hingga membuat pergelangan tangan nya merah.
"Bar lepas dulu dong ih!" rengek Jihan pelan menyender kepala nya di pundak Barra menggemaskan.
"Udah biar aku aja yang bayar" cetus Barra tak bisa di bantah, langsung mengambil dompet nya dengan dengan tangan kanan yang tak menggenggam tangan kanan Jihan di kantong celana jeans yang di pakai.
"Ambil" titah Barra menyodorkan dompet nya di hadapan Jihan. Jihan menggeleng kepala cepat.
"Kenapa?" tanya Barra setelah mendapat respon buruk dari Jihan. Jihan mendengus kesal.
"INI KAN BELANJAAN AKU BUKAN BELANJAAN KAMU jadi aku sendiri aja yang bayar AKU MAMPU KOK BAYAR SEGITU" jelas Jihan menekan kata-kata nya.
"Kamu kan pacar ku" sahut Barra menatap tajam Jihan, sifat keras kepala Barra keluar! Woah.
"Tapi boongan" sambung Jihan berbisik tapi berhasil membuat Barra terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
c
malah nempel terus si barra
2024-02-18
0