Jihan menaruh ponsel nya dalam tas slempang yang dia bawa lalu menoleh ke samping.
Cup
Kening Jihan tertempel ke bibir Barra karena saat Jihan menoleh Barra masih mengintip dan terbelalak kaget bersamaan.
Para pengunjung menonton interaksi itu dengan teriakan tertahan di tenggorokan, dua sejoli yang bisa di bilang best couple cold yang membuat para pengunjung supermarket meleleh sendiri menonton nya.
"Ya allah kapan aku bisa kayak gitu? Aku pengen juga" cetus salah satu pengunjung yang uwuphobia.
"So sweet nya ke bangetan, mana tadi di dalam supermarket pegangan tangan pas di luar supermarket nya bikin pengen teriak" sahut pengunjung lain merasa baper sendiri.
"Haih! Lain kali aku ke supermarket bawa suami aja deh biar bisa pamer ke yang lain kayak gitu, romantis banget aduh!!" timpal pengunjung lain ikut-ikutan baper.
"Jirr! Pacar gue mana pacar gue mana? Pengen kayak gitu juga" heboh yang lain merasa terbang sendiri.
Jihan dan Barra masih dalam posisi yang membuat heboh itu hingga beberapa detik akhir nya sadar dan saling menjauh dengan kecanggungan.
Jihan yang pura-pura merapikan tas nya yang belum di tutup, sedangkan Barra menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil memandang ke arah sembarangan.
Haduh ni jantung kenapa woilah?! kok dag dig dug nya cepet banget. Batin Jihan mengeluh.
Wahai jantung hati gue yang paling oenting, calm done aja! ga ada monster loh disink tapi kenapa deg degan an?. Batin Barra bersuara.
"Eum.. Sorry" cetus Barra salah tingkah.
Jihan yang mulai bisa mengendalikan ekspresi nya hanya tersenyum tipis dengan anggukan sekali.
"Gue langsung pulang" pamit Jihan dengan canggung dan di hiasi senyum tipis lurus tanpa lekukan.
"Gue anter? G-gue pake mobil kok tenang aja," tawar Barra terbata sambil mengusap kantong celana mencari kunci mobil yang memang dia bawa.
"Ga ngerepotin Loe?" tanya Jihan tak enak hati menerima tawaran Barra yang sebenarnya Jihan inginkan sejak tadi, lebih baik pulang bareng Barra daripada dengan sopir yang hanya mengangguk tanpa suara, pikir Jihan.
"Ga kok, gue ga merasa di repotin tenang aja," jawab Barra cepat dengan seutas senyum tipis.
"Oke deh, bentar gue ke sopir taksi dulu buat bayar ongkos" ucap Jihan menunjuk mobil taksi berwarna hijau muda di samping kiri supermarket.
"Gue aja yang bayar," tawar Barra menghentikan langkah Jihan dengan mencekal lengan kanan Jihan yang tertutup baju kaos panjang berwarna ungu muda.
"Eh ga usah! Loe udah bayarin jajan gue tadi" tolak Jihan menatap Barra. Barra menghela napas pelan.
"Tapi-" ucap Barra terpotong.
"Udah! Ini ongkos taksi biar gue yang bayar, lo kan udaha bayarin jajan gue tadi.. Ga ada penolakan!" ucap Jihan cepat dengan mata sedikit melotot. Barra mengangguk patuh seperti anak kecil.
Jihan pergi dari tempat dia berdiri menuju mobil taksi yang di tumpangi tadi untuk membayar ongkos dari rumah ke supermarket.
Barra memperhatikan punggung belakang Jihan dengan tatapan sulit di artikan.
Setelah membayar ongkos taksi, Jihan dan Barra menuju mobil sport berwarna orange seperti buah jeruk keluaran terbaru dengan tempat duduk empat kursi saja.
Melajukan mobil dengan kecepatan santai, niat Barra agar bisa berlama-lamaan bersama Jihan.
'Pertama kali nya ni mobil bawa cewek masuk njirt! Almarhum Mama aja ga pernah masuk eh kan Mama meninggal sebelum ni mobil keluar'
Barra mengingat sang Mama Nara tercinta yang sudah tiada sejak umur nya menginjak 7 tahun karena tugas sebagai dokter tentara yang mengharuskan ikut ke medan perang bersama Papa Ukkay yang juga seorang komandan tentara.
___
"Thanks udah nganterin gue balik ke rumah, sorry ngerepotin lo" ucap Jihan sesampai di depan gerbang rumah keluarga Jihan dan masih berada di mobil sport milik Barra.
"Its ok Ji, ga ngerepotin kok" sahut Barra tersenyum tipis menatap Jihan yang berada di samping kiri nya.
"Mau mampir? Bunda sama Ayah kek nya nyari lo deh dari kemarin" tawar Jihan mengingat kalau Bunda Lifah sering bertanya bertemu atau tidak dengan Barra dan pasti di jawab oleh Jihan tidak karena memang benar.
"Eum.. Lain kali aja deh" tolak Barra halus.
"Tapi kek nya Ayah mau ngomong sesuatu sama lo, beliau pesan gitu ke gue katanya kalau gue ketemu sama lo gue di suruh ajak lo ke rumah, Ayah ada kok beliau keknya ga kerja deh" paksa Jihan.
"Oke lah" pasrah Barra menuruti tawaran Jihan dengan sekali helaan napas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Icha Maulana
suka
2021-12-21
0