"Wah.. Nama yang bagus, Jihan" puji Kak Diya tersenyum manis sambil merapikan tataan kerudung Jihan yang sedikit berantakan.
"M-makasih Kak," ucap Jihan setelah napas nya mulai teratur dan ingatan nya sudah tidak membayangkan kejadian mengerikan yang baru pertama kali Jihan lihat secara langsung untuk sekarang entah nanti.
"Dek Jihan kenapa jongkok di pinggir jalan? Kok nggak pulang ke rumah sih? Lalu itu kenapa muka kamu pucat? Kamu sakit?" tanya Kak Diya beruntun menanyakan dan terlihat dari raut nya tersimpan raut khawatir.
"Emh- Ini Kak, perut aku sakit ya perut sakit jadi aku jongkok buat redain rasa nyeri nya" jawab Jihan berbohong dan tak menatap mata Kak Diya, dia malah menatap sembarang arah pertanda berbohong, tapi karena Kak Diya baru pertama kali bertemu jadi tidak ada rasa curiga sama sekali.
"Ya ampun, sakit banget ya perut kamu? Kakak ada bawa minyak kayu putih ini di pake dulu di usapin ke perut kamu" ucap Kak Diya menyodorkan minyak kayu putih berukuran kecil yang dia simpan di dalam tas kecil yang bertengger di motor beat-nya.
"Makasih Kak," ucap Jihan menerima botol berukuran kecil itu dengan gugup lalu membuka penutup minyak kayu putih dan mengeluarkan baju seragam dari dalam rok panjang.
Jihan menuangkan sedikit minyak ke telapak tangan lalu menelusuk masuk ke dalam seragam dan mengenai perut, setelah itu dia gosok secara perlahan agar minyak kayu putih itu merata dan memberi kehangatan yang nyaman.
Gue baru pertama kali boong sama orang, moga aja deh ini yang pertama dan yang terakhir Gue boong sama orang, nggak mungkin dong Gue bilang Gue takut, dimana harga diri Loe Ji kalo Loe ketahuan kalo ketakutan, okey releax aja sih, calm down Jihan. Batin Jihan memberi semangat.
Setelah merasa perut nya hangat, Jihan tersenyum kikuk lalu memberi kan botol minyak kayu putih itu kepada Kak Diya lagi sambil berucap makasih seperti awal dengan gugup.
"Sama-sama. Rumah kamu dimana?" tanya Kak Diya lembut dengan diiringi senyum hangat yang membuat siapapun yang melihat senyum itu akan ikut tersenyum.
"Lurus aja Kak dari sini nanti ada pertigaan belok kanan masuk komplek," jawab Jihan mendapat tawa kecil dari Kak Diya.
"Kakak kenapa ketawa? Ada yang aneh ya di muka Jihan?" tanya Jihan polos sambil memegang wajah nya yang berwarna putih susu tanpa jerawat atau duri landak.
"Enggak, enggak ada apa-apa kok, cuma waktu liat muka kamu nunjukin jalan ke rumah kamu tu lucu banget, gemesin tau pengen nyubit" jawab Kak Diya diakhiri mencubit kedua pipi Jihan pelan, Jihan cengengesan menampilkan deretan gigi yang putih rapih dan bersih.
___
Barra bersama pasukan nya masih bertarung melawan Arya dan pasukan nya juga, tak ada yang ingin mengalah, padahal darah sudah bercucuran di aspal jalanan karena ulah mereka.
Hingga pada akhir nya anggota Arya perlahan tumbang dan mundur menjauhi anggota Barra yang memang memiliki tenaga bela diri sangat kuat di banding anggota Arya yang selalu menggunakan alat bantu.
Barra mendekati Arya yang masih memegang pergelangan tangan yang di patahkan oleh Barra didepan Jihan saat itu, tapi tak membuat Arya menyerah.
"Akhiri tawuran nggak berguna ini Ar, Loe mending ke rumah sakit deh sebelum satu tangan Loe yang masih awet itu ikut-ikutan patah," ancam Barra berjongkok menatap Arya yang terlentang sesekali meringis dengan tatapan meremehkan.
"Loe nggak cocok jadi ketua Ar, Loe kalah lawan Gue, mendingan Loe sama Gue damai, anggota kita gabung dan biar bisa jaga daerah kita biar nggak direbut oleh anggota lain" sambung Barra serius.
"Cih! Nggak perlu! Gue nggak sudi gabung sama club Loe Bar, Gue nggak mau jadi babu Loe sama anak club Loe seperti Juna yang Loe jadiin dia babu Loe di club Loe," tolak Arya mentah-mentah bahkan terlihat kebencian dari sorot mata tajam Arya.
"Nggak ada yg nyuruh Juna jadi babu, dia sendiri yg mau di suruh-suruh sama yg lain, Gue aja selalu bilang sama dia 'nggak usah Loe turuti kemauan anggota Gue, Gue nggak nyuruh Loe jadi babu di club Gue' itu aja tapi apa? Juna malah keukeh dan selalu nurut apa yg disuruh sama anggota Gue"
"Lagi pula nih ya Gue kasih tau, Juna sekarang udah berubah jadi lebih baik dari sebelum nya, bahkan sekarang dia selalu tepat waktu mau sholat apapun hambatan dia gas terus sholat" jelas Barra panjang lebar.
"Kuy hijrah! Loe gabung sama club Gue, Loe nggak bakal rugi, Loe malah bakal untung dunia akhirat, club Gue bukan club orang jahat yg suka nya main ke barnight atau minum-minum alkohol, club Gue mengajar kan tentang islam"
"Keliatan nya club Gue kek club orang-orang yang selalu bikin masalah dan berujung penjara kan? Gue tau, Gue emang suka tawuran tapi Gue nggak pernah ngelukain orang yang nggak ada urusan sama masalah kita, seperti cewek berhijab tadi,"
"Gue sama anggota lain itu mencoba untuk membawa orang yang suka tawuran tanpa alasan itu untuk bertaubat ke jalan yg benar, walau sebenarnya Gue tau kalau cara Gue salah tapi ini adalah cara yang paling ampuh"
"Jadi Loe mau-" jelas Barra panjang lebar tapi langsung dipotong Arya dengan kata-kata tajam nya.
"Ngapain Loe nyeramahin Gue? Nggak butuh banget Gue sama ceramahan abal-abal Loe itu," ucap Arya cepat memotong ucapan Barra dengan tatapan kebencian kepada Barra.
"Gue juga nggak larang Loe kok mau ikut kek mau nggak kek serah Loe, tapi kalo Loe mau ikut silahkan club Gue terbuka buat Loe" ucap Barra terakhir kali sebelum pergi meninggalkan Arya yg masuh telentang menahan sakit tanpa pamit kepada Arya.
"Sorry Al, Gue nggak bisa bawa abang Loe balik ke dunia islam, Gue minta maaf ini terakhir kali nya Gue bantuin Loe Alya," gumam Barra menatap ke atas dan terlihat langit berwarna jingga, tanda sudah sore.
Gue gagal bawa abang lo balik ke jalan yg benar Al, gue gagal. Batin Barra merasa bersalah dan frustasi.
Barra berjalan ke arah motor sport nya diikuti anggota nya yg lain, mereka kembali ke rumah masing-masing dan berpisah di tiap belokan sebelum belok pasti mereka akan memberi klakson tanda 'pamit'.
Gue juga minta maaf karna udah bikin tangan abang Loe patah, itu karna dia mau ngapa-ngapain cewek itu, cewek yg kelihatan nya baik dan lemah lembut, nama tu cewek siapa ya? Kapan Gue bisa ketemu sama dia lagi ya eh kok Gue malah mikirin tu cewek sih. Batin Barra bergeleng kepala pelan merasa otak nya salah.
Sesampainya Barra di apartemen tempat dia tinggal, sebelum itu Barra memarkirkan motor nya di basement apartemen, lalu melangkah menuju apartemen nya.
Setelah sampai di apartemen, Barra menghempaskan tubuh nya ke sofa ruang tamu yang ukuran nya sepanjang ukuran tubuh Barra, memejamkan mata dan otak nya kembali mengingat wajah cantik dan polos dari cewek berhijab yang dia selamatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
c
apa hubungan nya dengan barra ya🤔
2024-02-18
0