"Assalamu'alaikum" salam Jihan dan Barra bersamaan seraya masuk sambil membuka pintu yang tertutup tanpa terkunci.
"Wa'allaikumsallam" sahut beberapa pelayan yang ada di dalam rumah sedang bekerja.
"Bunda sama Ayah ada di mana Bi?" tanya Jihan kepada pembantu yang sedang mengelap lantai di dekat tempat berdiri nya Jihan dan Barra.
"Ada di taman samping Non" jawab Bi Idar sopan, menghenti kan pekerjaan nya sebentar untuk membungkuk hormat pada nona muda di rumah ini.
"Oh ya udah, makasih Bi. Bibi lanjutin kerja nya aja," ucap Jihan tulus dengan senyuman termanis yang selalu menghiasi wajah nya tiap berada di rumah.
"Iya Non" Bi Idar mengiyakan ucapan nona muda yang sikap nya ramah, baik, dan murah senyum.
Berjalan dahulu menuju Jihan dan diekori oleh Barra yang masih belum terlalu mengetahui letak rumah Jihan yang besar dan mewah itu.
Dan benar kata Bi Idar, Bunda Lifah dan Ayah Elan sedang duduk santai di kursi goyang yang di sekeliling nya di hiasi dengan berbagai bunga dan tanaman hijau yang sangat menguntung kan untuk di makan.
"Assallamu'allaikum Bunda Ayah" salam Jihan menyalami Bunda Lifah dan Ayah Elan secara bergantian di ikuti Barra yang tersenyum manis karena Bunda Lifah menatap Barra dengan tampang kaget.
"Wa'allaikumsallam" sahut Ayah Elan.
"Bunbun?!" panggil Jihan merasa tak ada jawaban dari Bunda Lifah.
Bunda Lifah menatap Jihan dengan tatapan sulit di artikan.
"Oh. Ini Barra Bunda kan tau awokawoks.. Orang yang dari tiga hari yang lalu Bunda cariin mulu, nih udah di depan mata" jelas Jihan mengerti tatapan Bunda Lifah.
Barra tersenyum menimpali penjelasan Jihan, Bunda Lifah masih tak percaya bahkan sampai tak menghirau kan Jihan yang mulai kesal karena yak ada balasan.
"Ini beneran Barra kan Ji? Bohong kamu! Bawa patung nya aja nih kamu" semprot Bunda Lifah masih tak percaya bila pemuda yang yang ada di hadapan nya itu adalah Barra.
"Patung apaan dah? Ini Barra beneran kalo ga percaya cubit aja pipi nya keras apa ga? Kalo keras berarti patung kalo ga keras artinya asli" suruh Jihan dengan sebal.
Dengan polos nya Bunda Lifah bangun dari kursi goyang berniat mencubit pipi Barra tapi langsung di tepis Jihan yang berada di samping kiri Barra.
"Weh! Bunda jangan cubit pipi orang! Kasihan entar pipi Barra biru gegara Bunda cubit, kan Bunda cubit ga pake perasaan" tepis Jihan sedikit kasar tapi membuat Bunda Lifah cemberut dan akhir nya percaya.
___
Kini, Barra sedang berada di ruang kerja milik Ayah Elan tentunya bersama si pemilik ruangan karena ada yang perlu di bahas oleh kedua nya secara empat mata, begitu pun Jihan yang di bawa Bunda Lifah ke ruang tamu.
Diruang tamu. Jihan dan Bunda Lifah duduk bersama di sofa dengan posisi saling berhadapan dengan tampang serius.
"Bunda mau ngomong apa? Sampai serius gitu muka Bunda" tanya Jihan terkekeh dan menghilang kan tampang serius karena Jihan sangat sulit untuk serius.
"Ish! Bunda ini lagi mikir gimana keputusan kamu nanti setelah Bunda ngasih tau hajat Bunda bilang ini nanti, Bunda ga mau malah dapat jawaban buruk dari mulut kamu" jelas Bunda Lifah dengan tampang kesal tapi tak menghilangkan tampang serius.
"Hajat apa Bunda? Hajat ke kondangan? Atau ke toilet?" tanya Jihan ngawur dan mendapat jitakan keras dari Bunda Lifah.
Tak
"Auww sakit Bun!" ringis Jihan mengelus kening samping nya dan merapi kan kerudung instan itu karena jitakan keras Bunda Lifah membuat tataan kerudung nya sedikit rusak.
"Makanya kalau ngomong itu di perhati kan dulu! Jangan kayak Diba yang asal ceplas-ceplos" cibir Bunda Lifah tanpa rasa bersalah dan tanpa meminta maaf kepada Jihan.
"Apa salah Diba Bun? Kenapa Diba juga di bawa-bawa?" tanya Jihan mengiba kasihan dengan Adiba yang terkena cibiran dari Bunda Lifah walaupun orang yang di cibir tidak ada di situ.
"Ga papa, dah! Fokus ke tujuan awal jangan terbang kesana kemari" ucap Bunda Lifah tegas mengalihkan pembicaraan ke tujuan awal mengapa mereka berada di ruang tamu.
"Kamu akan Bunda jodohin!" tegas Bunda Lifah setelah mendapat anggukan Jihan sekilas.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Icha Maulana
semangat thor
2021-12-21
0
Atik Karyati
males bacanya....terganggu dgn kata AWOKAWOKS
2021-09-18
0
Jihan Batubara
semangat thor
2021-08-17
1