"Gue tunggu akibat nya, Arya Adhina" sahut Barra membuat suara di perempatan jalan semakin riuh dengan bunyi kayu balok yang mengenai tubuh.
"Loe bakal menyesal dan bertekuk lutut di hadapan Gue Barra! Liat aja nanti, Loe bakal nangis-nangis dan mohon! Camkan itu!" teriak Arya parau dengan menahan sakit.
Arya bangkit kembali lalu melirik Jihan sekilas dan tersenyum remeh kepada Barra, Barra seakan tau maksud senyuman itu segera melayangkan pukulan pada pipi kanan hingga mulut Arya mengeluarkan darah segar.
Jihan yang menyaksikan bergidik ngeri membayangkan jika dia yang berada di posisi orang yang tinju pasti sudah pingsan, tapi nyata nya orang itu masih bisa bangkit dan melayangkan kembali serangan dan mendarat di perut saat Barra lengah.
Bugh
"Emmhh.." desah Barra memegang perut nya yang baru ditinju oleh Arya, dan sedikit mundur dari posisi nya yang berada di dekat Arya.
"Hahaha?! Segitu doang Loe mau mundur? Pengecut!" ejek Arya maju selangkah mendekati Jihan yang masih ketakutan.
"B-berhenti! A-arya! Gue bilang berhenti Loe jangan deketin cewek yang nggak tau apa-apa!" sungut Barra terbata-bata merasa perut nya begitu nyeri.
Arya tak menggubris perkataan Barra dia tetap fokus pada Jihan yang ikut mundur selangkah demi selangkah saat dia maju mendekat sambil membayangkan lekukan tubuh Jihan saat tak memakai sehelai benang apapun.
'Sangat indah! Baru membayangkan saja sudah membuat adik kecil Gue siuman dari koma palagi kalau jadi kenyataan pasti sangat membuat adik kecil betah untuk sadar dari koma hahaha' batin Arya licik.
Jihan semakin mundur tanpa sadar ada orang idi belakang nya langsung mencekik leher Jihan dari belakang dengan satu tangan melilit leher Jihan dan satu nya guna memegang pisau lipat yang tepat berada di depan mata Jihan.
Allah! Ini kah akhir dari hidup Gue? T-tapi Gue belum pengen mati Gue belum dapet jodoh, belum bisa bahagiain Ayah Bunda, Gue mohon siapapun tolongin Gue! Batin Jihan berteriak.
Barra yang berada di belakang Arya seketika langsung menyeret kasar kerah seragam Arya yang terdapat bercak darah dengan bau anyer dan berwarna merah kehitaman.
"****! Ngapain Loe bangs4t! Lepasin!" teriak Arya tertarik mundur menjauh dari Jihan yang masih dalam dekapan mengerikan anak buah Arya.
"Loe mau apain tu cewek hah?! Pikiran Loe terlalu kotor! Jangan pernah Loe bayangin tubuh tu cewek lagi!" emosi Barra mengetahui maksud Arya yang mendekat kearah Jihan dengan tatapan *****.
"Loe nggak perlu ikut campur urusan Gue Barra! Loe mau juga ngerasain tubuh dia? Oke! Silahkan, tapi antrian Gue dulu baru Loe yang ngerasain hahaha" Arya tanpa pikir panjang mengatakan hal itu yang membuat Barra melayangkan pukulan bertubi-tubi kepada nya.
Bugh
Bugh
Bugh
Brukk
Barra memberi tendangan terakhir kali untuk Arya hingga membuat Arya terpental dan membentur pohon besar dan tinggi itu.
"Aaaa!" teriak Jihan mambuat Barra mengalihkan pandangan nya ke arah Jihan dan terlihat tangan orang yang mendekap mulai nakal hendak menyentuh bagian yang tertutup dan sangat dijaga oleh Jihan.
"ANJ1NG!! JANGAN COBA-COBA LOE SENTUH NI CEWEK!" teriak Barra menekan setiap kata yang keluar dari mulut nya sambil menunjuk ke arah orang itu dan menghampiri Jihan dan orang itu.
Bugh
Barra memukul kening orang itu hingga dekapan mengerikan itu terlepas dan Jihan langsung berlari dan bersembunyi di belakang tubuh Barra yang tinggi.
"LOE MAU SENTUH NI CEWEK! LEWATI MAYAT GUE DULU!" Barra mendekat ke arah orang yang tersungkur ke tanah sambil memegang kening yang benjol.
"DIA BUKAN SIAPA-NYA LOE BANGS4T!! CEWEK LOE?! BUKAN! KENAL JUGA LOE NGGAK! JADI LOE NGGAK USAH IKUT CAMPUR!! KARENA LOE ARYA PINGSAN!" teriak orang itu menatap penuh amarah kearah Barra, Barra berdecih meremehkan teriak bariton orang itu.
"Itu karna dia sendiri! Dia berani bayangin sesuatu yang nggak mungkin dia dapatkan!" bentak Barra dengan emosi sampai ke ubun-ubun.
"Loe terlalu baik Bar, tu cewek dah kabur!" sinis orang itu menunjuk Jihan yang berlari sekencang mungkin dengan dagu nya.
Barra mengikuti dagu orang yang menunjuk Jihan, lalu menghela napas lega.
Good girl! Lari sekencang mungkin! Kalau bisa lupakan kejadian hari ini yang hampir membuat Loe trauma tersendiri, walau Gue nggak tau siapa nama Loe tapi Gue harap kita bisa ketemu lagi nanti, entah itu kapan dan dimana. Batin Barra menatap lega kearah Jihan.
Jihan berlari tanpa arah, setelah merasa tak ada suara mengerikan itu Jihan berhenti berlari lalu mengatur napas yang tersenggal-senggal dan menoleh ke belakang takut ada yang mengejarnya lagi.
Saat Jihan berjongkok merasa kelelahan dan napas masih ngos-ngosan itu, tiba-tiba ada sebuah kendaraan ber-roda dua bermerek beat dan berwarna putih bercampur biru itu berhenti di samping Jihan.
"Assallamu'allaikum Dek, Adek ngapain kok jongkok gitu sih? Kok belum pulang?" salam sekaligus tanya seorang wanita berkerudung seperti Jihan yang duduk di motor beat nya, membuat Jihan terlonjak kaget.
"Aaa! Jangan apa-apain Gue! Gue nggak punya apa-apa! Gue cuma punya Ayah Bunda yang selalu Gue bikin kesel sama Gue! Please jangan apa-apain Gue! Pergi Loe!" ucap Jihan cepat tanpa menoleh, bahkan dia menutup mata dan telinga nya menggunakan kedua tangan nya.
"Eh? Adek, kamu kenapa?" tanya wanita itu turun dari motor dan melepas helm berwarna pink bercorak bunga-bunga anggrek berwarna ungu.
"Hah?! Jangan mendekat! Gue bilang jangan mendekat!" teriak Jihan merasa ketakutan tanpa menatap wanita itu dia bahkan menunjuk-nunjuk angin menyuruh pergi.
"Hei! Assallamu'allaikum" salam wanita itu sekali lagi dengan lembut membuat Jihan merasa tenang dan mendongkak menatap wanita yang sedang tersenyum sendu kearah nya.
"W-wa'allaikumsallam, K-kakak siapa ya?" tanya Jihan terbata-bata masih merasa takut dalam diri nya setiap mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
"Kenalin nama Kakak, Adiya kamu bisa panggil Kak Diya aja," jawab Kak Diya tersenyum hangat sambil mengulurkan tangan kepada Jihan yang diterima dengan ragu oleh Jihan.
"H-hai Kak Diya" seru Jihan gugup dan tanpa menatap mata Kak Diya, dia hanya menatap bros kupu-kupu yang berada di tengah-tengah kerudung simple itu.
"Nama Adek siapa? Kok duduk di sini? Kenapa nggak pulang?" tanya Kak Diya beruntun tapi tetap dengan nada lembut, dan membuat Jihan nyaman dan tenang.
Berasa punya Kakak gue. Batin Jihan mengeluh.
"Hei! Adek, kok melamun sih? Kakak tanya lho" panggil Kak Diya merasa tak ada jawaban bahkan tatapan Jihan yang menunduk itu seperti kosong.
"Eh? I-iya Kak, nama aku Jihan" jawab Jihan salah tingkah karena terciduk sedang melamun.
"Wah.. Nama yang bagus, Jihan" puji Kak Diya tersenyum manis sambil merapikan tataan kerudung Jihan yang sedikit berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Yenisia Afila
lagian jihan lelet bgt, masa lihat tawuran malah diam bengong bukannya lari, hedeh...
2024-06-05
0
Leniferiza Septiana
masih nyimak thorr semangat💪💪💪💪
2022-11-18
0
Jihan Batubara
semangat thor
2021-08-16
3