"Kamu??".
Nathan mundur satu langkah, bersikap siaga saat seseorang di depannya maju mendekat.
"Stoop, jangan mendekat". Nathan mengangkat tangannya, memberikan kode pada seseorang itu agar berhenti melangkah. Pria itu menutup dada telanjangnya dengan menyilang kan kedua tangannya di depan dada, kemudian kembali melangkah mundur saat seseorang di depannya semakin maju.
Nathan bergidik ngeri saat ia membayangkan dirinya di terkam oleh wanita di depannya.
Zia yang baru saja dari kamar sang Abang terkejut saat melihat sang suami tengah panik. Gadis itu berjalan cepat menghampiri sang suami, kemudian menatap tajam seseorang yang terlihat terkikik melihat ekspresi nona mudanya yang memerah.
"Ijaaaahhhhh". Teriak Zia, "Jauhin laki gueee!! Sono mundur, jangan deket-deket."
Nathan bersembunyi di balik punggung Zia, walau sebenarnya terlihat percuma karena Zia tak dapat menutupi tubuh kekar dan tubuh tinggi suaminya. "Takut yank".
Untung saja Zia datang di waktu yang tepat, jika tidak....
"Pegang dikit boleh kali Non". Ijah kembali terkikik.
"No, sono keluar, mau ngapain masuk ke sini?".
"Mau ngambil cucian Non".
Zia ber Oh ria, kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil pakaiannya dan pakaian sang suami. "Tunggu di sini, jangan macem-macem". Ancamnya.
Gadis itu memberikan pakaian kotornya pada sang pelayan, kemudian menyuruhnya untuk keluar dari sana mengingat sang suami yang masih belum mengenakan pakaiannya.
"Jangan marah-marah Non, kan dia calon suami saya".
"Apa?".
"Apa?".
Zia dan Nathan berucap kompak, menatap tajam sang pelayan yang justru terlihat cengengesan.
"Kan dulu Non sendiri yang bilang, kalo Tuan Nathan itu calon suami saya".
Zia membulatkan matanya, kemudian terbahak saat mengingat kejadian tempo lalu saat Zia kesal pada Nathan dan mengatakan jika Ijah adalah calon istri pria itu.
Nathan berdecak kesal, pria itu membekap mulut sang istri hingga gadis itu meronta.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Setelah drama Ijah selesai, dan Zia cukup puas tertawa, di sini lah mereka sekarang, di cafe milik Zia tengah menunggu kedatangan Zeny, yang beberapa menit yang lalu telah Nathan hubungi.
"Kamu puas banget ngetawain aku". Nathan masih saja menggerutu, di samping ia takut pada keganasan Ijah, ia juga malu di hadapan keluarga mertuanya.
"Kamu takut banget sama Ijah, dia baik tau mas, cuma kadang-kadang ngeselin".
Nathan mendelikan matanya, baru saja ia akan menjawab, kedatangan pelayan yang mengantarkan hidangan untuk mereka membuat mereka saling diam.
"Makasih ya Bud". Zia tersenyum ramah, dan hal itu membuat Nathan semakin dongkol.
"Akrab banget. Siapa tadi namanya? Bud..Budeg atau apa??"
Zia menoleh, "Mas ih, gak boleh gitu sama orang, namanya Budi, jelas aku akrab, dia kan karyawan aku".
Nathan tertegun, "Karyawan? Maksud kamu? Jadi ini cafe.."
Zia mengangguk, memberikan jawaban atas praduga dari sang suami. "Ini cafe aku, ya lumayanlah, walau kecil-kecilan tapi cukup rame".
Nathan terpaku di tempatnya, ia merasa malu pada gadis di depannya, suami macam apa dia? Hingga kehidupan istrinya saja ia tak tau apa-apa.
"Sayang". Nathan menggenggam tangan Zia yang berada di atas meja, kemudian menatap wajah cantik sang istri dengan dalam. "Apa aku bukan suami yang baik untuk mu?".
Zia mengernyit, "Kok ngomongnya gitu?".
"Aku mengatakan cinta sama kamu, tapi aku gak tau apa-apa tentang kamu, maaf".
Zia tersenyum, membalas genggaman tangan sang suami dengan tangannya yang lain.
"Kita kan baru nikah, wajarlah kalo kamu gak tau tentang aku".
"Apa?? Nikah??".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
RyuuHae
smga zeny yg denger biar lbh gampang menjelaskan pada dia
2022-04-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pasti itu zeny yg kaget denger mereka dah nikah
2021-11-30
0
Dewi Zahra
aku suka
2021-10-07
0