Zia mesem-mesem saat ia mengingat sarapan penuh drama pagi tadi. Zia tak menyangka, di balik sikap dingin dan tegas dari seorang Nathan, terdapat sifat manja yang tersembunyi dari pria bertubuh tinggi kekar itu.
"Woy, pagi-pagi udah bengong, mesem-mesem lagi". Lili yang baru saja mendudukan dirinya di samping sang sahabat tampak tertawa saat ia mendapatkan pukulan di lengannya.
"Kaget tau, sialan emang". Zia mengomel.
"Kenapa lo senyum-senyum?".
"Kepo aja atau kepo banget?". Zia mencolek dagu sang sahabat, hingga gadis bernama Lili itu mencebikan bibirnya sebal.
"Yaudah kalo gak mau cerita, gue gak maksa. Tapi setau gue, lo itu gak bisa kalo gak cerita sama gue. Gak ada yang bisa lo rahasiain dari sahabat cantik lo ini". Lili berucap sombong.
Zia tergelak, apa yang di katakan Lili memang benar adanya. Zia memang tak bisa menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu, hanya Lili tempatnya bercerita. Dengan alasan tak ingin membebani keluarganya maka gadis itu tak pernah bercerita tentang segala masalahnya selain kepada Lili.
"Entar gue cerita, selarang nanggung, udah jam masuk".
Lili mengangguk seraya tersenyum, melihat binar bahagia dari raut sang sahabat membuatnya juga tertular bahagia.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Di sinilah kedua gadis itu berada, di cafe milik Zia yang tak jauh dari kampus mereka.
"Mba kiki, aku minta tolong dong, bikinin es capuccino dua ya mba".
Wanita paruh baya itu dengan sigap mengangguk. "Siap mba Zia, laksanakan".
"Makasih mba kiki". Lili tertawa melihat tingkah lucu wanita yang menduduki posisi kepala pelayan di cafe sahabatnya itu.
Tak menunggu lama, pesanan keduanya telah tersaji di meja. Dengan senyum manis wanita paruh baya bernama kiki itu mempersilahkan keduanya menikmati minuman yang mereka pesan.
"Maksih mba Kiki yang cantik". Lili kembali menggoda wanita itu, yang mana membuat wanita itu tersenyum malu-malu dengan pipi merona.
"Sama-sama mba Zia, mba Lili, saya permisi ke belakang dulu".
Dengan raut penasaran Lili menatap wajah cantik Zia yang tak luntur menampakan senyumannya, dan seolah mengerti dengan tatapan sang sahabat Zia pun mulai bercerita. Tentang kejujuran Nathan dan permintaan maaf pria itu.
"Dan lo maafin dia Zi?". Lili bertanya saat ia telah mendengarkan cerita sahabatnya.
Zia mengangguk, "Iya Li, gue kasih dia kesempatan buat menyelesaikan masalahnya sama Mba Zeny".
Lili menggenggam tangan sang sahabat yang berada di atas meja, kemudian bertanya. "Lo cinta sama dia?".
Dan mendapat anggukan kepala dari Zia mebuat Lili tersenyum hangat, ia kembali berkata. "Apapun keputusan yang menurut lo terbaik, gue pasti dukung lo. Gue seneng liat lo bahagia".
Zia membalas genggaman tangan sang sahabat, kemudian berucap. "Thanks banget Li, lo emang sahabat gue yang paling the best". Ungkapnya.
Lili memang sahabat Zia satu-satunya sejak mereka sekolah menengah pertama, persahabatan keduanya terjalin erat hingga sekarang. Bukannya Zia pemilih dalam masalah mencari teman, namun hanya Lili yang berani berteman dengannya.
Entah mengapa yang lain bersikap segan padanya, padahal Zia tak pernah membeda-bedakan status sosial seseorang, meski Zia putri bungsu keluarga konglomerat, Zia pun tak pernah bersikap sombong, namun entah mengapa karena alasan itu mereka segan berteman dengan Zia. Hanya Lili yang berani mendekatinya, Lili jugalah yang setia menjadi sahabat bagi Zia hingga saat ini. Mereka tak segan-segan berbagi segalanya, baik berbagi kesedihan atau kebahagiaan.
Merek setia saling melindungi satu sama lain, saling mendampingi di saat salah satu di antara mereka tengah menghadapi kesulitan atau suatu masalah.
anak-anak emak yang baik, minta jempolnya atuuuhh. supaya emak semangat up lagiiiihhh. pokonya kalian ter ter ter love deeh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
kok partnya pendek² ya,,apa cuma perasaanku aj 🤔
2024-02-24
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Lily kamu sahabat terbaik Zia👍👍👍👍👍
2021-11-30
0
Dewi Zahra
bagus kak
2021-10-07
0