Zia telah menyiapkan berbagai hidangan makanan yang menggugah selera, meski gadis itu keturunan konglomerat, namun Zia tak segan turun langsung ke area dapur untuk memasak hidangan apa saja yang di inginkannya. Sang mama mengajarkannya agar terbiasa hidup mandiri, walaupun sebenarnya segala kebutuhannya telah di siapkan oleh pelayannya, namun itu tak lantas membuat Zia berpangku tangan begitu saja.
Hobinya dengan sang mama hampir sama, memasak makanan untuk orang terkasihnya. Keluarga konglomerat itu memang mempunyai koki handal untuk menyiapkan makanan mereka, namun Zara selalu menyempatkan diri memasak untuk sang suami, dan hal itupun yang Zara terapkan pada Zia, hingga meski Zia berasal dari keluarga kaya raya, gadis itu tetap mahir dalam memasak.
"Sayang, aku pulang. Kamu dimana??".
Suara seseorang dari arah depan membuatnya menoleh, senyum bahagia menyambut kedatangan pria itu.
"Aku di sini mas".
Nathan sedikit berlari menghampiri sang istri, menubruk tubuh rampingnya hingga gadis itu terhuyung ke belakang seraya tertawa.
"Astaga mas, aku belum siap. Kenapa main templok aja". Omelnya, Zia memukul punggung pria itu dengan pelan namun detik kemudian membalas pelukannya seraya tersenyum.
"Katanya kangen, aku peluk ngomel". Nathan mencium rambut wangi sang istri.
"Kamu kali yang kangen sama aku, aku mah enggak". Zia melerai pelukannya, menatap wajah tampan sang suami yang terlihat memberenggut.
"Emang, aku akuin kok, aku emang kangen sama kamu. kayanya aku doang deh yang suka kangen berat sama kamu. Kamu gak pernah".
"Dih, kok jadi ngambek? gantengnya ilang loh".
Nathan memalingkan wajahnya, berpura-pura marah dengan tujuan agar gadis itu mengakui perasaannya. Karena meski Nathan yakin Zia juga mencintainya, namun pria itu juga mau mendengarnya langsung dari mulut sang istri.
"Mas ih, kok jadi ngambek sih? Aku minta maaf, jangan ngambek dong".
Nathan tetap diam, pria itu ingin tahu, apa yang akan gadis itu lakukan padanya.
Cup
Zia mengecup singkat bibir sang suami, yang mana membuat pria itu terpaku dan tak menyangka dengan tindakan yang di lakukan istrinya.
Nathan tersenyum, ia menatap gadis dalam dekapannya dengan lekat. Kemudian mengangkat dan mendudukan gadis itu di atas meja dapur hingga membuat gadis itu menjerit seraya tertawa.
Pria itu memiringkan wajahnya, semakin dekat, semakin dekat dan mereka saling memejamkan mata saat bibirnya keduanya menyatu.
Nathan melepaskan pagutannya saat dirasa tak ada pergerakan dari sang istri. Pria itu mengerutkan dahinya, karena seingatnya, Zia memang tak pernah membalas ciumannya selain hanya diam dan menerima apapun yang Nathan lakukan.
"Kenapa sih kamu gak pernah bales ciuman aku??".
Dan pertanyaan dari pria itu membuat Zia tersentak malu. "A..aku, aku.."
"Aku apa?". Nathan yang tak sabar bertanya.
"Aku gak bisa mas".
"Gak bisa? Maksud kamu, kamu gak pernah ngelakuin itu?".
Dan mendapati sang istri menggelengkan kepalanya membuat pria itu tersenyum bahagia, "Artinya aku yang pertama??".
Zia mengangguk, "aku gak pernah pacaran, kan langsung nikah, papa sama Abang gak ngijinin aku pacar-pacaran".
Nathan masih mengembangkan senyumnya, kemudian berucap jahil. "Mau aku ajarin gak?".
Dan gadis itu kembali melakukan hal yang tak terduga, ia menganggukkan kepalanya dengan semangat. Dan hal itu membuat Nathan tertawa.
Zia memukul lengan Nathan, gadis itu memprotes. "Kok ketawa sih? Kamu kan nanya, aku jawab malah di ketawain. Nyebelin ih".
Nathan menghentikan tawanya, merapihkan anak rambut sang istri lalu menyelipkannya ke belakang telinganya. Pria itu menggenggam tangan sang istri, mengangkatnya kemudian menggantungkannya di lehernya.
Zia sedikit lebih maju saat Nathan melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu kemudian merapatkan tubuh ramping Zia padanya. Pria itu memiringkan kepalanya, dengan perlahan mendekatkan wajah tampannya pada sang istri yang terlihat gugup.
"Rileks dong sayang". Bisiknya.
Perlahan Zia memejamkan matanya saat sapuan bibir hangat sang suami menyentuh permukaan bibirnya.
Gadis itu mulai terbuai, ia membuka bibirnya saat sang suami menggigit bibir bawahnya dengan pelan. Dan dengan perlahan Zia membalas ciuman sang suami, meski terasa kaku, namun ia akan mulai terbiasa dengan setiap sentuhan yang di berikan sang suami padanya.
Nathan tersenyum di sela ciumannya, ciuman pria itu semakin dalam dan semakin menuntut, suara bel pintu apartemen menghentikan kegiatan panas keduanya namun masih dengan bibir yang saling menempel. Tanpa berniat membuka pintunya, Nathan kembali melanjutkan kegiatannya.
Zia yang mendengar bel pintu kembali berbunyi mendorong dada Nathan dengan pelan, hingga pagutan keduanya terlepas dan Nathan memberenggut kecewa.
"Ada tamu mas, buka dulu gih". Zia mengelap bibir basahnya dengan punggung tangannya, kemudian melakukan hal sama pada suaminya.
"Aku maunya buka yang lain, bukan buka pintu". Omelnya, tangan Nathan membuka satu kancing baju yang di kenakan istrinya, hingga Zia tertawa seraya memukul tangan pria itu.
"Mas ih".
"Iya iya, siapa sih? ganggu aja". Nathan kembali mengomel, namun kakinya tetap melangkah menuju pintu untuk membukanya.
Zia yang merasa Nathan tak kunjung muncul memutuskan untuk menyusul sang suami ke pintu depan.
"Siapa mas?". Teriaknya. Zia menghentikan langkahnya saat melihat tamu yang berkunjung ke apartemen mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ita rahmawati
zeny pasti
2024-02-24
0
RyuuHae
zeny atau abang ny zia??
2022-03-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pasti zeny yg satang
2021-11-30
0