Kediaman Bagaskara 08:00 WIB
Semua keluarga telah berada di ruang makan untuk sarapan, ibu Maya tengah menyiapkan makanan bersama dengan para maid yang membantunya, sedangkan para laki-laki keluarga Bagaskara sudah duduk santai di meja makan sambil membicarakan masalah perusahaan.
"sudah... sampai kapan kalian akan membahas masalah pekerjaan, ayo sarapan dulu" ucap ibu Maya kepada para laki-laki itu.
"iya sayangku" balas ayah Bagaskara kepada istri tercintanya itu.
Dan sarapan dilakukan secara tenang, cuma dentingan sendok dan piring yang terdengar.
hingga ibu Maya membuka suaranya untuk memecah keheningan acara sarapan pagi ini.
"Nak.. kapan kalian akan mengenalkan calon istri ke ibu" ucap ibu Maya pada kedua putranya, sontak mereka berdua langsung tersedak karena ucapan ibu mereka.
sedangkan ayah Bagaskara hanya tertawa melihat ekspresi kedua putranya.
"apa yang ibu tadi bilang ? istri ?" tanya Raden tak percaya akan pertanyaan ibunya.
"kapan kalian akan mengenalkan calon istri kalian ke ibu nak" ulangi ibu Maya kepada Raden anaknya.
"Raden belum ada calon Bu, atau mungkin Raden juga tidak akan menikah, belum ada wanita yang bisa menaklukan hati Raden, kakak mungkin sudah ada, apa lagi kakak hidup di Amerika pasti sudah banyak" timpal Raden atas pertanyaan ibunya. dan meledek Anam kakaknya sambil tertawa.
"hey.. asal kamu tau kakak ini masih tersegel dan aman, wanita disana bukan type ku" ucap Anam membela diri.
Ibu Maya dan ayah Bagaskara hanya menggelengkan kepala mereka, melihat tingkah kedua putra mereka yang selalu bertengkar karena masalah calon istri.
"nak kalian berdua itu sudah 26 tahun, apa kalian tidak ingin memulai bahtera rumah tangga, memiliki istri yang baik, anak, kami berdua sudah tua nak tidakkah kalian kasihan pada kami, teman ibu saja sudah menggendong cucu - cucu mereka" ucap ibu Maya panjang lebar pada para lelaki di meja makan itu.
"iya nak betul apa kata ibu kalian, ayah dan ibu sudah tua, sudah waktunya menimang cucu penerus Bagaskara selanjutnya" tambah ayah Bagaskara pada kedua putranya.
"Anam sudah ada yah, tinggal tunggu waktunya saya, aku harap ayah dan ibu bisa sabar sedikit lagi" ucap Anam pada kedua orangtuanya.
mendengar pengakuan dari putranya, ibu Maya langsung tersenyum senang ke arah Anam, ingin mendengar kejelasan lebih pasti lagi dari anaknya itu.
"benar nak ?? kamu tidak membohongi ibu kan, kapan kamu akan membawa calon istrimu itu kemari, orang mana dia" ucap ibu Maya pada Anam.
"dia tinggal di kota ini Bu, kemarin Anam bertemu dengannya, dia wanita yang cantik, ramah, sopan, dan murah senyum, pasti ibu akan menyukainya" jawab Anam deng senyum terukir di bibirnya.
setelah acara sarapan usai, Anam kembali ke kamarnya, dan mengambil ponselnya. banyak panggilan masuk di ponselnya dan saat akan menelfon, ternyata nomor itu lebih dulu menelfon Anam.
"hallo, ada apa ?" ucap Anam dengan bahasa Amerika.
"apa ?? bagaimana bisa, cepat lakukan penyelidikan sekarang juga, aku tidak mau mengalami kerugian besar karena kehilangan senjata-senjata itu" obrolan Anam dalam telfon itu.
"temukan mereka hingga dapat, penjarakan mereka di ruang penyiksaan bawah tanah" perintah Anam pada orang disana.
"tidak usah, aku sendiri yang akan menyiksa mereka saat kembali nanti" ucap Anam terakhir dan menutup panggilan itu.
Tampak raut penuh kemarahan di wajah Anam, ingin rasanya dia menggebrak meja di kamarnya, namun harus dia tahan karena berada di rumah orang tuanya, dia tidak mau rahasianya selama ini di ketahui oleh keluarganya, keluarganya hanya mengetahui bahwa dia seorang pengusaha sukses yang memimpin 2 perusahaan besar sekaligus di Amerika, yaitu Bagaskara company milik keluarganya dan A'A company miliknya sendiri yang dia rintis dari nol. Tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.
"masuk" ucap Anam dari dalam kamar, pintu pun terbuka, terlihat Riko masuk ke dalam kamar Anam dan membawa map biru dan menyerahkannya pada Anam.
"ini informasi mengenai wanita kemarin tuan, namanya intan Eka Gustiwana anak kedua dari tuan Gustiwana Hendrawan pemilik perusahaan besar yang bergerak di bidang bahan mentah untuk perusahaan bidang properti, namun nona intan tidak memiliki minat untuk mengelola perusahaan orangtuanya, dia lebih memilih menjadi karyawan biasa di perusahaan yang dinaungi oleh BUMN, namun dalam waktu 8 bulan saja dia sudah dipercayai perusahaan itu untuk assessment jabatan, dan ada hal yang lebih penting lagi tuan" ucap Riko menjeda penjelasannya.
"apa ?"
"nona intan sudah bertunangan tuan dan 4 bulan lagi akan menikah" lanjut Riko ragu karena tuannya pasti akan sangat terkejut dengan penjelasan yang satu ini.
"APA ???" benar dugaannya, Anam pasti akan sangat terkejut.
To be continue... ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments