*flash back On...*
Suara nyanyian lagu santai memenuhi se isi ruangan itu, lampu disko yang dinyalakan dengan berbagai macam minuman ditata rapi oleh pelayan seksi yang membawanya.
Sesekali pelayan itu melirik ke arah para pria tampan yang tengah duduk santai di sofa ruangan itu, ruang kelas VVIP yang sangat luas dengan sajian minuman berkualitas tinggi tentunya.
"tuan apa boleh saya tuangkan minumannya" tawar wanita seksi itu kepada pria yang tengah menghisab Putung rokok yang hampir tandas.
Mendengar tawaran, pria itu hanya melirik tajam ke arah wanita seksi dengan pakaian kekurangan bahan menurutnya, dan pemandangan itu membuat selera merokoknya hilang dan langsung mematikan sisa rokok yang di hisapnya.
Menyuruh wanita itu mendekat, dan memegang dagu wanita itu dengan lembut.
"kau bukan tipeku sayang jadi menyingkirkan sebelum aku berlaku kasar padamu" ucap pria itu lirih dengan tatapan tajam layaknya jijik dengan wanita yang ada di hadapannya.
Mendengar kata-kata dari pria itu, wanita yang tadinya sangat percaya diri kini tubuhnya menegang karena ketakutan.
Walaupun dagunya yang di pegang oleh pria itu tetap lembut, tapi rasa takut tidak bisa dia sembunyikan dihadapan pria itu.
"maafkan saya tuan" ucap wanita itu karena lancang telah menggoda pria itu.
Dan pria itu melepaskan dagu wanita itu tanpa menyakitinya, diambilnya salah satu gelas minuman yang telah di isi oleh wanita itu dan dia tuangkan ke tangannya yang telah menyentuh dagu wanita itu seakan mencuci tangannya.
"sudahlah kakak ayo kita nikmati club terbaik di Surabaya ini" ucap seorang yang sangat dikenal oleh pria itu.
Siapa lagi kalau bukan Raden Bagaskara adik dari Anam Bagaskara, mereka pergi ke club malam untuk minum dan menghibur diri selama liburan ini, Raden pun menghempaskan tangannya seakan menginstruksikan kepada wanita seksi itu untuk keluar dari ruangan mereka.
Setelah wanita itu keluar, Raden menuangkan minuman itu untuk kakaknya, di tengah perbincangan mereka suara ketukan pintu mengganggu mereka, dan seorang di balik pintu itu masuk ke dalam ruangan.
"hey Riko ayo duduk kita minum dulu" ucap Raden pada Riko yang baru saja masuk kedalam ruangan.
"terima kasih tuan, tapi saya tidak minum" tolak Riko dengan menundukan kepalanya.
"oh ayolah, kau ini pria umur berapa ? minum saja tidak bisa" Rayu Raden pada Riko sekali lagi.
"maafkan saya tuan"
"sudahlah, ada apa kamu kemari Riko, apa kamu sudah menyelesaikan tugas yang aku perintahkan" saut Anam pada perdebatan Raden dan Riko.
Sekali lagi Riko menundukan kepalanya dengan hormat kepada Anam lalu memberikan informasi yang telah dia dapatkan.
"iya tuan saya sudah mendapatkannya, untuk jadwal pertama, lusa keluarga nona akan liburan ke Bali beserta keluarga tunangannya tuan" jelas Riko pada Anam yang di balas anggukan mengerti oleh Anam.
"wait... kakak apa maksudnya ini, tunangannya ??, apa kakak mencintai wanita yang telah bertunangan" ucap Raden tak mengerti dengan pikiran kakaknya.
Sedangkan Anam hanya melirik tajam ke arah Raden dengan senyuman tulus. lalu berdiri hendak pergi dari ruangan itu.
"sebelum adanya janji suci pernikahan, maka aku masih ada kesempatan" ucap Anam tegas kepada Raden dengan senyuman yang selalu dia berikan pada orang-orang yang disayanginya.
"Riko siapkan ke berangkatanku ke Bali lusa, dan kamu pasti tau apa yang akan aku inginkan saat ada disana nanti" perintahnya kepada Riko dan di balas dengan anggukan kepala olehnya, lalu mengikuti Anam berjalan keluar dan membukakan pintu untuknya.
Meninggalkan Raden sendiri di dalam ruangan itu.
Sedangan adiknya sendiri tersenyum kecil melihat kakaknya hingga punggung itu hilang dari balik pintu.
"yah begitulah saudara kembarku, sifatnya sangat sama dengan kakek, ambisius yang sangat besar, jika ada yang ingin di dapatkan maka akan di dapatkan dengan cara apapun, semoga saja kakak mendapatkannya dengan cara yang sehat" ucap Raden penuh harap terhadap kakaknya itu.
walaupun hidup jauh dengan saudara kembarnya dari kecil, dia tetap bisa mengenal saudara kembarnya itu, tidak bisa dipungkiri memang kakaknya itu sangat unggul ketimbang dirinya.
Menerima didikan langsung dari kakek Johannes membuat kakaknya sangat mirip dengan kakeknya, ketegasan dalam mengambil keputusan, berwibawa, cerdas, tapi dia juga memiliki kekurangan yaitu sifat obsesi yang sangat besar, dia akan menghalalkan berbagai macam cara jika ingin mendapatkan sesuatu, karena Raden tau kehidupan bisnis di Amerika lebih kejam dan saling menghancurkan untuk menjadi lebih unggul daripada yang lain.
"lebih baik aku pulang saja, eh tapi yang bayar ini siapa" ucap Raden panik dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Hal..." ucap Raden yang langsung di sekat oleh orang di balik ponsel itu.
"Billnya sudah ku bayar, kamu ini direksi perusahaan Bagaskara group tapi tetap saja pelit" ucap pria itu, siapa lagi kalau bukan kakaknya.
"hehe.. tau aja kalau aku pelit, ya sudah kak aku pulang saja" ucap Raden dan menutup panggilannya lalu pergi keluar ruangan.
*flash back off...*
To be continue... ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments