Hari berjalan begitu saja, seminggu sudah terlewati, weekend juga sudah terlewati, tapi mood kamu hari ini jelek karena seseorang telah mengingkari perkataannya padamu 1 Minggu yang lalu di tambah motor kamu hari ini juga harus masuk bengkel karena rusak.
Iya... betul... dia... Nizam Narendra Fahrizal calon suamimu. Dia bilang Minggu akan pulang, tapi sampai hari Senin ini dia belum pulang karena ada kepentingan mendadak.
"kamu kenapa ?" tanya Vita padamu sambil menghitung uang pencairan dan memasukkannya ke dalam amplop pencairan.
"good mbak Vi" jawabmu.
"alasan, itu muka kenapa di tekuk" timpalnya tidak percaya.
"biasa mbak lagi dikasih janji palsu" jawabmu malas dengan fokus menghitung uang.
"hahaha udah mau nikah juga, masih aja ngambek-ngambek gitu" ejeknya padamu.
"udah ah mbak Vi jangan ejek aku terus, jadwal kita banyak" balasmu.
Sesampainya di salah pertemuan rumah kumpulan dekat bandara Juanda, sudah banyak ibu-ibu dan petugas AO yang menunggumu disana, dengan senyum ramah kamu lemparkan Kepada mereka, rambut terikat rapi dan seragam berompi jaket yang sangat cocok kamu kenakan serta tas ransel yang kamu tenteng.
Tidak ada satu nasabah pun yang tidak menyukaimu, karena pembawaanmu yang santai dan sopan dalam berbicara, serta ramah dan murah senyum banyak ibu - ibu yang menginginkanmu sebagai menantu mereka.
"maaf ibu saya agak telat" ucapmu ramah serta senyum yang tulus dan duduk di samping petugas AO.
"gaopo nduk, pancen seng kudu ngenteni iku ibu - ibu, bukan sampean nduk intan" (tidak apa nak, memang yang harus menunggu itu ibu-ibu, bukan kamu nak intan) ucap ramah seorang wanita paruh baya yang menjadi ketua kelompok disitu.
"baik Bu ya, hari ini ada pencairan 1 nasabah baru dan 3 nasabah lama, sebelumnya perkenalkan dulu di samping kiri saya ada mbak intan selaku wakil kepala cabang PMM Sedati. untuk pencariannya akan di lakukan oleh mbak intan dan pelunasanyanya sama saya, silahkan mbak intan waktu dan tempat dipersilahkan" ucap seorang AO di samping kanan kamu memulai pencairan di kelompok tersebut.
Disisi lain...
Bandara Udara Internasional Juanda 11:45 WIB
"kemana Riko mengambil mobil, lama sekali" gumam pria berketurunan Amerika - Indonesia yang berdiri di luar bandara sambil membawa koper disampingnya.
Tak lama kemudian datang sebuah mobil yang berhenti di depannya, dan seorang turun secara tergesa - gesa ke arahnya, lalu membungkuk kepadanya.
"kemana saja kamu, lama sekali hanya untuk mengambil mobil, kenapa tidak kamu siapkan mobil di hari sebelum kepulanganku kesini" ucapnya dengan suara agak tinggi karena kesal telah menunggu lama.
"maafkan saya tuan alson tadi ada kendala sedikit saat diperjalanan" ucap orang itu dengan menundukan kepalanya kepada pria itu.
"jangan panggil aku alson kalau sedang berada disini, ini negara kelahiranku, jadi panggil aku Anam" tegas pria itu pada orang itu.
"baik tuan" balas orang itu pada Anam lalu mengambil kopernya dan memasukan ke bagasi. sedangkan pria yang di ketahui Anam itu masuk ke dalam mobil.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.
"apa kamu tidak menyediakan air mineral di mobil ini Riko ?" tanya Anam pada Riko.
"maaf tuan stock air mineral disini habis, saya akan mampir ke Indomaret untuk membelikannya" jawab Riko pada Anam.
"ya belikan aku yang dingin, jangan nyalakan musik terlalu berisik" balas Anam dengan sibuk menggeser layar ponselnya.
Sesampainya di depan Indomaret, Riko memarkirkan mobil tersebut, namun agak sedikit memakan halaman depan rumah yang ada di samping Indomaret tersebut, hingga memakan setengah badan mobil, karena parkiran di halaman Indomaret sudah penuh saking banyaknya pengunjung yang mayoritas muslim berbelanja, karena mendekati hari raya idul Fitri mereka.
Riko langsung turun dan masuk ke dalam Indomaret, sedangkan Anam menghentikan gerakan jarinya pada layar ponsel karena ada suara yang mengusik telinganya.
"untuk Bu Ani pencairan 5 juta ya, saya hitung dulu seratus,dua ratus, tiga ratus..."
Mendengar suara itu Anam pun menoleh ke arah kiri suara itu berasal. dan di pandangnya seorang wanita cantik tengah menghitung uang dengan intonasi tangan yang lumayan cepat namun jelas saat menghitungnya.
Hanya satu yang terlontar dari mulutnya.
"Cantik" ucap Anam sambil tersenyum melihatnya.
Tak lama dari itu, wanita itu keluar dengan menenteng tas ranselnya dan menaruh di bagian depan motor miliknya yang berada tepat di hadapan Anam.
To be continue... ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments