Seminggu sudah berlalu, liburan keluarga yang sangat menyenangkan, kedekatanmu dengan Anam juga semakin akrab walaupun cuma melalui via WhatsApp dan sesekali bertemu.
"Sayang apa kamu sudah siap" ucap Nizam di depan pintu kamarmu.
"Sebentar... dua menit lagi aku akan keluar" teriakmu dari dalam kamar.
Tak lama dari itu, kamu keluar dari kamar, sedangkan Nizam tetap menunggumu di depan pintu dengan senyum hangat kepadamu.
"ayo kita berangkat" ajak Nizam sambil mengambil tanganmu dan menggandengmu menuruni tangga.
Kamu tersenyum bahagia, mendapatkan calon suami yang baik dan sangat mencintaimu.
Bedugul Bali...
"sangat indah" ucapmu melihat danau indah itu.
"kau suka sayang ?" tanya Nizam padamu.
"hmmm" kamu hanya berdehem menganggukan kepala.
"kata orang Bali kalau seorang membawa pasangannya kemari dan memakaikan cincin pada jemari pasangannya, itu artinya pasangan itu akan segera melangsungkan janji suci pernikahan" terang Nizam padamu, dan kamu menoleh ke arahnya.
"kita kan memang akan menikah mas, ada-ada saja" ucapmu tertawa kepada Nizam.
"yah... namanya juga kepercayaan tradisi sayang, mungkin saja bisa benar" elak Nizam.
"sayang mau kah kamu menikah denganku ?" timpal Nizam lagi.
"kamu kenapa mas, kita memang akan menikah" ucapmu heran pada sifat Nizam yang percaya akan mitos di tempat ini.
Nizam berlutut di hadapanmu dengan memperlihatkan cincin, seakan melamarmu kembali di tempat yang begitu indah ini, para touris yang ada disana banyak yang berhenti dan mengelilingi kalian, mereka bersorak "terima...terima.." dan banyak yang mengambil foto kalian.
Akhirnya kamu menganggukkan kepala pasrah karena malu dengan suasana disana, tapi terlihat di raut wajahmu yang sangat bahagia.
Nizam yang menerima jawabanmu itu akhirnya berdiri dan hendak memakaikan cincin itu di jemarimu, tapi beberapa detik Nizam akan mengenakan cincin ada seseorang yang menabrak Nizam dari belakang.
Bruukk...
Nizam hampir jatuh, tapi dia tetap bisa menopang tubuhnya agar tidak tersungkur, sedangkan cincin yang ada di tangangnya tadi terjatuh dan menggelinding, pria itu dengan sigap mengambil cincin itu.
"I'am so sorry... saya tidak sengaja, saya sangat terburu-buru, maaf sekali lagi" ucap pria bermasker itu, sambil mengambil tangan kirimu dan memasangkan cincin itu padamu.
"hey.. apa maksudmu" ucap Nizam geram terhadap pria itu. dan sedikit mendorong tubuhnya.
Sedangkan cincin itu sudah terpasang di jemarimu.
"sudah mas tidak apa, orang ini sedang terburu-buru" ucapmu menenangkan Nizam.
" it's okay tuan, silahkan lanjutkan jika memang anda terburu-buru" timpalmu lagi pada pria itu.
Lalu kamu berjalan melewati pria itu sambil tersenyum, dan menggandeng tangan nizam.
Sedangkan Nizam sendiri tetap menatap tajam pada pria bermasker itu karena telah menghancurkan rencana romantisnya bersamamu.
"kenapa mata itu seperti aku sangat mengenalnya" batin Nizam melihat mata tajam pria tadi.
Dua Jam sebelumnya...
Hotel Fransist 07:00 WIT
"Bagaimana ? apa ada jadwal hari ini ?" tanya pria itu sambil menghisap rokok di depan jendela dengan menatap villa keluarga Fahrizal.
"ada tuan, hanya nona intan dan tunangannya saja, mereka pergi ke Bedugul Bali tuan, sebelum besok terbang ke Sidoarjo" terang laki-laki yang di tugaskan pria itu untuk selalu mencari informasi tentang wanitanya.
Siapa lagi kalau bukan Anam yang melakukannya 😂
Anam pergi ke Bedugul Bali menggunakan baju santai, topi dan memakai masker agar kamu tidak mengenalnya.
Sesampainya disana dia mencari keberadaanmu dengan tunanganmu, dia mendengar pembicaraan kalian terutama saat tunanganmu membicarakan mitos tentang tempat ini.
"Seharusnya aku yang berada di hadapanmu saat ini sayang" batin Anam saat melihat Nizam yang berlutut di hadapanmu dan hendak memakaikan cincin di jemarimu.
"lihat saja siapa yang akan memakainya" gumam Anam dengan senyuman tipis, kemudian berlari ke arahmu dan Nizam, lalu menabrak Nizam hingga cincin itu terjatuh.
"akhirnya" batin Anam bahagia melihat cincin itu menggelinding ke arahnya.
"I'am so sorry, saya tidak sengaja, saya sangat terburu-buru, maaf sekali lagi" ucap Anam behagia mengambil cincin itu dan langsung mengenakannya di jemarimu.
"Bingo.." Batin anam setelah memakaikan cincin itu.
"Hey... apa maksudmu" ucap kasar nizam dengan sedikit mendorong tubuh Anam menjauh darimu.
Kamu yang terlihat menenangkan Nizam, kemudian tanpa menunggu jawaban dari Anam langsung pergi melewati Anam dengan senyum kepadanya sambil menggandeng tangan nizam.
Hal itu sangat membuat Anam terbakar api cemburu, tapi Anam hanya bisa menahannya dan mengeluarkannya dari kepalan tangan saja.
"Suatu hari nanti tangan ini yang akan selalu kamu gandeng sayang, Pasti..." Batin Anam kemudian berlalu dari tempat itu.
disisi lain...
"sayang sini cincinnya akan aku pakaikan lagi" ucap Nizam dengan nada sebal akan kejadian tadi.
"sudahlah mas itu hanya mitos, kita memang sebentar lagi akan menikah" elakmu akan sifat kekanakan Nizam.
"aku tidak mau tau sayang"
"Baiklah..." ucapmu pasrah.
Setelah cincin itu terlepas, Nizam menyematkan kembali cincin itu di jemarimu, dia tersenyum saat memakaikannya.
Yaahh.. walaupun kejadian tadi agak membuatnya sebal, dia tidak suka kalau kamu di sentuh oleh pria lain selain dirinya, walaupun hanya berjabat tangan sekalipun.
"mas ayo kita berfoto disini" ajakmu ingin mengabadikan momen ini bersama Nizam.
"ayo sayang" ucap Nizam menyetujuinya.
To be continue... ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments