Dicky dan Kevin lalu segera bergegas menuju ke lokasi sekolah yang baru di bangun.
Sore itu suasana di sekitar lokasi terlihat sepi, mulai tahun ajaran ini semua anak-anak jalanan akan di tampung di sekolah baru itu.
Mereka bersekolah di sekolah itu secara cuma-cuma. Sekolah itu juga menerima siswa umum yang ingin bersekolah namun dengan membayar uang iuran sekolah, jadi sekolah ini adalah sekolah subsidi silang, kualitas sekolah ini tidak kalah dengan sekolah-sekolah swasta yang ada di kota ini.
Dicky dan Kevin terus menyusuri koridor sekolah, mereka berharap akan segera dapat menemukan Fitri.
Fitri sangat suka sekali mengajar anak-anak, salah satu hiburan dan harapannya adalah anak-anak didiknya, makanya Kevin berpikir kalau Fitri pasti akan ada di sekolah.
Namun sudah sejauh itu mereka mengelilingi sekolah, belum ada tanda-tanda Fitri di temukan. Dicky mulai cemas dan gelisah, apalagi saat ini sudah hampir magrib, matahari sudah nampak terbenam kembali ke tempat peraduannya.
"Fitri tidak ada di sini Pak Kevin!" kata Dicky.
"Sabar dulu Dok, kalaupun dia tidak ada di sini, mungkin masih ada di sekitar daerah ini, misalnya di bekas gudang tua!" ujar Kevin.
"Tidak mungkin! Gudang itu adalah tempat di mana dia di perkosa dulu, tidak mungkin dia akan datang lagi ke gudang itu, dengan alasan apapun!" sergah Dicky.
"Jadi, kalau Fitri tidak di temukan sekarang, apa yang akan kau lakukan Dok?" tanya Kevin.
Dicky termenung beberapa saat lamanya, dia juga sedang berpikir keras di mana keberadaan Fitri, tidak mungkin juga kalau dia pulang kampung ke Sukabumi tempat orang tuanya.
Tiba-tiba dari ujung kelas, keluarlah beberapa anak-anak, sepertinya mereka baru selesai belajar.
Dicky dan Kevin langsung menghampiri mereka.
"Dina, Dara! Dan anak-anak, kalian belajar sama siapa?" tanya Kevin saat melihat anak-anak itu.
"Om Kevin! Kami tidak belajar, kamu hanya cerita-cwrita dengan Bu Fitri, hati ini dia datang menemui kami, katanya Bu Fitri kangen, kami juga kangen!" kata Dina.
Tiba-tiba Fitri muncul dari balik pintu kelas, Dicky langsung menghambur memeluk Fitri dengan erat.
"Fitri, kau benar-benar membuatku hampir gila, aku mencarimu kemana-mana, kau sangat mencemaskan aku Fit!" ucap Dicky.
"Dokter, maafkan aku, aku hanya ingin bertemu dengan anak-anak ini!" sahut Fitri.
"Kenapa kau tidak bilang padaku Fit, aku kan bisa mengantarmu?" tanya Dicky. Wajahnya masih terlihat cemas.
"Aku tidak ingin merepotkanmu, banyak orang yang membutuhkanmu Dokter!" jawab Fitri.
Setelah anak-anak itu pulang, Kevin beranjak menghampiri mereka.
"Syukurlah akhirnya Fitri bisa di temukan di sini, dari awal aku sangat yakin, Fitri pasti akan kemari!" ujar Kevin.
"Trimakasih Pak Kevin, kalau bukan karena bantuanmu, mungkin aku belum bisa menemukan Fitri!" ucap Dicky.
"Jangan sungkan Dok, kau juga sudah banyak membantuku, baiklah, mungkin saat ini aku harus pulang, istri dan anak-anakku menungguku!" pamit Kevin.
"Baiklah Pak Kevin, sekali lagi aku ucapkan banyak trimakasih!" kata Dicky.
Kevin tersenyum dan menganggukan kepalanya, kemudian dia segera membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan mereka.
Sementara itu, Dicky langsung membimbing Fitri berjalan meninggalkan tempat itu, mereka langsung menuju ke mobil yang terparkir, Dicky membantu Fitri untuk naik ke dalam mobilnya.
"Lain kali berjanjilah jangan membuat aku begitu mencemaskanmu!" ujar Dicky.
Dicky lalu segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dan menuju ke rumahnya.
"Kenapa Dokter begitu mencemaskanku?" tanya Fitri.
"Karena ... kau adalah istriku, kau adalah tanggung jawabku!" sahut Dicky.
"Hanya itu?"
"Ya, hanya itu!" ucap Dicky.
Ada guratan rasa kecewa dalam hati Fitri, entah apa yang di harapkan jawaban dari Dicky.
"kalau hanya itu, seharusnya Dokter tidak perlu mencemaskanku, aku sudah dewasa, aku tau apa yang harus aku lakukan!" kata Fitri.
"Fitri, bukan seperti itu maksudku, saat ini kau tengah mengandung, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kandunganmu itu!" ucap Dicky.
"Tapi anak ini bukan anakmu Dokter!" kata Fitri.
"Walaupun bukan anakku, tapi dia tetap bayi yang tidak berdosa!" sahut Dicky.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di rumah Dicky, Dicky langsung membimbing Fitri untuk naik ke atas menuju ke kamarnya.
"Mbok Sumi, makanan untuk makan malam tolong di siapkan dan di antar ke atas saja ya, malam ini aku dan Fitri akan makan malam di kamar!" titah Dicky.
"Baik Pak!" sahut Bi Sumi yang segera menyiapkan makan malam.
Sesampainya di kamar, Dicky segera menyiapkan air hangat untuk mandi Fitri.
"Fitri, kau mandilah dulu, aku sudah menyiapkan airnya, setelah itu baru kita makan malam!" kata Dicky yang langsung menyodorkan handuk pada Fitri.
"Terimakasih Dokter!" sahut Fitri yang langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Tak lama kemudian, Fitri sudah selesai mandi, Dicky lalu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi juga.
Setelah semua beres, Bi Sumi mengantarkan makan malam ke atas, Fitri meletakan dua piring makanan itu di atas meja.
"Fitri, kau makanlah yang banyak, aku tau sejak siang tadi kau belum makan!" kata Dicky sambil menghanduki rambutnya yang basah.
"Iya Dokter, kau juga harus makan yang banyak!" sahut Fitri.
Dicky lalu duduk di samping Fitri. Mereka mulai menikmati makan malam bersama.
"Fitri, percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab atas seluruh hidupmu, makanya jangan pernah ada pikiran negatif dalam dirimu!" ucap Dicky.
"Dokter, mengapa kau berkata seperti itu?" tanya Fitri.
"Tadi, apakah kau bertemu dengan Ranti?" tanya Dicky balik sambil menatap wajah Fitri. Fitri menganggukan kepalanya.
"Ya, kami sempat mengobrol!" sahut Fitri.
"Fitri, apapun yang dia katakan padamu, kau harus sepenuhnya percaya padaku, kau adalah istriku, aku tidak mungkin kembali pada Ranti, kami sudah memiliki kehidupan yang berbeda, sekarang hanya kau istriku, tanggung jawabku, masa depanku!" ucap Dicky dengan tatapan menghangat.
Ada desiran aneh dalam dada Fitri, perasaaan yang sulit di lukiskan oleh kata-kata.
Tanpa di komando, Fitri langsung memeluk Dicky dengan erat, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Dicky, merasakan setiap debaran jantungnya.
Dicky juga memeluk erat Fitri, membelai setiap helai rambutnya dan mengecup lembut keningnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Mega Pinkz
Fitri,percalah ketika lelaki mengatakan kau adalah masa depanku,,, berarti beliau bersungguh2 bertanggungjawab, mungkin dr rasa sakit hati ditinggalkan Ranti nikah dg org lain, yg membuat Dokter Dicky merasa sakit hati dan dia tak ingin Fitri mengalaminya,ditinggalkan dan hidup dlm kehampaan...😊🙏🤭
2022-05-22
3
Mega Pinkz
Maksudnya mencemaskan aku??🤔🤭
2022-05-22
0
Nona Cherry Jo
ya ampun fitriiii... kau lemah banget... aaiiissss...
2022-03-19
2