Setelah menaruh kompresan di dahi Dicky, Fitri lalu bergegas menuju ke Bawah.
Dia pergi ke dapur, berniat akan membuatkan Dicky susu hangat.
"Bapak kenapa Mbak?" tanya Bi Sumi.
"Bapak demam Bi, sekarang aku sedang mengompresnya, aku ingin membuat susu hangar buat dia, supaya dia kelihatan segar!" kata Fitri.
"Oh, iya Mbak, mungkin Pak Dokter ke capean, silahkan buat susu hangatnya deh, saya mau beresin dapur dulu!" ujar Bi Sumi.
"Bi, aku minta sedikit dibuatkan sup hangat ya, untuk Bapak nanti malam kalau lapar!" kata Fitri.
"Baik Mbak!" sahut Bi Sumi.
"Nanti kalau sudah selesai langsung di antar ke atas saja ya Bi!" kata Fitri.
"Baik Mbak!" jawab Bi Sumi.
Fitri kemudian langsung segera kembali naik ke atas sambil membawa satu gelas susu hangat.
Dicky masih berbaring dengan memejamkan mata.
Perlahan Fitri mendekati Dicky, lalu dia duduk di sampingnya.
"Dokter, minum dulu susu hangatnya, supaya tubuhmu segar!" kata Fitri sambil membantu Dicky untuk bangun dari tidurnya.
Perlahan Dicky meneguk susu hangat itu.
Dia meneguknya sampai habis tak tersisa.
"Terimakasih!" ucap Dicky yang kembali memejamkan mata.
"Sekarang Dokter istirahat dulu, Bi Sumi sedang membuat sup, nanti kalau sudah jadi aku akan membangunkan dokter!" kata Fitri.
Dicky menganggukan kepalanya, kemudian dia kembali memejamkan matanya.
Fitri membetulkan letak selimut yang menutupi tubuh Dicky, kemudian diapun berbaring di sebelahnya.
Setelah Dicky tertidur, Fitri mencari obat-obatan di laci lemari Dicky, selama ini Fitri memang tidak tau di mana Dicky menyimpan obat.
Ternyata obat-obatan ada di laci lemari Dicky, Fitri langsung mencari obat demam. Setelah dapat dia kemudian langsung mengambilnya.
Sekilas Fitri melihat ada foto seorang wanita di laci lemari itu, namun buru-buru Fitri menutup lacinya.
"Nah Dokter, nanti setelah sedikit makan sup baru minum obat, pasti besok pagi sudah sehat lagi!" kata Fitri.
Tak lama kemudian Bu Sumi sudah muncul dengan membawa semangkuk sup panas, dengan sedikit nasi.
"Nah, sudah jadi kan, Terimakasih Bi, sekarang Bibi boleh kembali, biar aku yang akan memyuapkan Pak Dokter!" kata Fitri.
Perlahan Fitri membantu Dicky untuk duduk dalam posisi berbaringnya, lalu dia segera meniupi sup itu dan menyuapkannya ke bibir Dicky.
"Pelan-pelan Dokter!" ujar Fitri.
Dicky makan sedikit demi sedikit di suapi oleh Fitri, hingga dia sudah menyerah karena kenyang, setelah itu Fitri menyiapkan obat yang akan di minum Dicky.
"Nah sekarang obatnya di minum ya, ayo sini aku bantu!" Fitri kemudian membantu Dicky meminum obat demamnya.
Setelah selesai meminum obat Dicky kemudian kembali berbaring dan memejamkan mata.
Fitri menyusul di sebelahnya.
Karena hari semakin malam, akhirnya merekapun tertidur.
Fitri terkesiap merasakan ada sebuah pelukan tangan yang melingkar di pinggangnya.
Tangan berbulu itu, tentunya milik Dicky, kenapa dia memeluk Fitri? Apakah Dicky sedang tidak sadar?
Perlahan Fitri mengangkat pelukan tangan itu dari pinggangnya, namun semakin Fitri mengangkatnya pelukannya semakin erat.
Akhirnya Fitri pasrah dan membiarkan tangan Dicky memeluk pinggang Fitri.
Hingga hari menjelang pagi, Dicky masih nampak tertidur masih dengan memeluk Fitri.
"Dokter!" panggil Fitri.
Dicky mengerjapkan matanya.
"Maafkan aku Fitri, semalam aku tanpa sadar memelukmu, maaf, mungkin kau sesak nafas, sekali lagi aku minta maaf!" ucap Dicky.
"Tidak apa-apa Dokter! Aku senang akhirnya sekarang Dokter sehat kembali!" ucap Fitri.
Fitri segera bangkit dari tidurnya, dia lalu mulai melipat selimut dan membereskan tempat tidur.
Dicky terlihat kembali terlelap dalam tidurnya.
Bersambung ...
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Lisdayanti Londak
semoga dokter Dicky ga kembali sama dg rianti
2021-12-30
3
sheka
lnjut
2021-11-26
1
Suharnik
Sama2 perhatian saling mensuport👍👍
2021-08-23
4