Sore ini Dicky mengajak Fitri untuk makan di luar, karena selama ini mereka selalu menghabiskan makan malam di rumah saja, Dicky juga tidak pernah mengajak Fitri untuk keluar dari rumahnya itu.
Namun sore ini entah mengapa Dicky sangat ingin mengajak Fitri untuk makan di luar sekalian jalan-jalan kesebuah mall yang cukup besar di kota itu.
"Bi Sumi ikut sekalian ayo, supaya tidak suntuk di rumah!" ajak Dicky.
"Tidak ah Pak, mending Bibi di rumah nonton sinetron, Pak Dokter sama Mbak Fitri saja!" tolak Bi Sumi.
"Baiklah, kalau begitu kami jalan dulu ya Bi!" pamit Dicky sambil menggandeng tangan Fitri menuju ke mobilnya yang sudah siap terparkir.
Mereka akhirnya berangkat dengan menggunakan mobil, wajah Fitri terlihat begitu cerah sore itu.
"Terimakasih ya Dokter!" ucap Fitri.
"Terimakasih untuk apa?" tanya Dicky.
"Terimakasih karena kau sudah mau mengajakku jalan-jalan dan makan di luar!" jawab Fitri.
"Kenapa kau begitu sungkan? Wajar bukan seorang suami mengajak istrinya dinner di luar?" tanya Dicky lagi.
"Tapi semua orang juga tau Dok, kita tidak seperti suami istri sungguhan, Dokter menikahi ku hanya karena menyelamatkan aku!" ungkap Fitri.
Dicky menoleh ke arah Fitri, dia melambatkan laju kendaraannya.
"Tapi tidak ada pernikahan yang bohong-bohongan Fit, kenyataannya, kita suami istri betulan!" jawab Dicky yakin.
Fitri terdiam mendengar perkataan Dicky, mereka mang sudah menikah di mata hukum dan agama, itu adalah pernikahan sah.
Namun yang masih Fitri tahukan adalah perasaan Dicky terhadapnya, perasaan yang tidak lebih hanya sekedar belas kasihan.
Akhirnya mereka Sampai di sebuah mall, hawa sejuk mall menyejukan kulit mereka.
Sebelum mereka pergi makan, mereka jalan-jalan dulu berkeliling mall. Fitri sangat antusias melihat suasana mall yang cukup ramai itu.
"Kau sudah lapar Fit?" tanya Dicky.
"Belum Dokter!" jawab Fitri.
"Apakah kau ingin membeli sesuatu? kalau kau mengingingkannya katakan saja, jangan sungkan!" tawar Dicky.
"Iya Dokter!" jawab Fitri.
Mereka terus berjalan dan tanpa sadar bergandengan tangan.
Genggaman tangan Dicky begitu hangat Fitri rasakan, tangan kekar yang melindungi, menjaga, memberikan kelembutan.
"Apakah kau lelah berjalan Fit?" tanya Dicky.
"Tidak Dokter, aku senang jalan-jalan, otakku jadi fresh!" jawab Fitri.
"Sepertinya kita harus makan sekarang, perutku sudah lapar!" cetus Dicky.
"Dokter sudah lapar?" tanya Fitri.
"Ya, kita makan yuk, kau mau makan apa hari ini?" tanya Dicky.
"Makan apa saja aku tak masalah, terserah Dokter saja!" jawab Fitri.
Akhirnya Dicky mengajak Fitri makan makanan khas Jepang, merekapun makan dengan wajah yang gembira.
Hingga seorang wanita sambil menggendong anak yang berumur kira-kira setahun datang dan menyapa mereka.
"Hai Dicky! Kau masih di kota ini ternyata!" sapa wanita itu.
Dicky menoleh terkejut, wajahnya terpana saat melihat wanita itu yang kini ikut duduk di hadapannya.
"Ranti? Kau apa kabar?" tanya Dicky agak gugup.
"Baik, waktu itu aku mendatangi tempat praktekmu, tapi kau tidak ada di sana, aku ingin berkonsultasi mengenai anakku!" ujar Ranti.
Fitri sedari tadi hanya diam saja, dadanya bergemuruh dan perasaannya tak menentu.
"Oya Ran, kenalkan, ini Fitri istriku!" ujar Dicky memperkenalkan.
Fitri mengulurkan tangannya demikian juga Ranti.
"Wah, ternyata kau cepat juga menikah, selamat ya!" ucap Ranti.
"Terimakasih!" ucap Dicky.
"Kapan-kapan aku akan datang lagi ke ruang praktekmu, tapi kau harus ada ya!" ujar Ranti.
"Sepertinya anakmu tidak ada masalah!" kata Dicky.
"Ya memang dia tidak sedang bermasalah, hanya sering sekali rewel, siapa tau kalau Dicky yang tangani anakku akan hilang rewelnya, Dicky kan pakarnya anak-anak!" goda Ranti.
"Kau berlebihan!" sahut Dicky.
"Fitri, hati-hati dengan suamimu ini, sikap manisnya sering kali memikat hati banyak wanita!" ujar Ranti.
"Sudahlah, aku mau mengajak makan istriku, tolong jangan buat kacau!" kata Dicky.
"Siapa yang membuat kacau, aku juga hanya sekedar lewat dan menyapa saja, okelah kalau begitu, aku mau lanjutkan petualangan ku dulu!" Ranti segera berdiri dari tempatnya.
"Bye Om Dicky!" kata Ranti sambil berlalu meninggalkan tempat itu.
Kini Dicky dan Fitri hanya saling diam memandang kepergian Ranti bersama dengan anaknya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Ana Wiwid
thor fitri kok masih panggil dokter ke suaminya
2022-11-03
0
Nona Cherry Jo
gak seru klau gak ada pelakornya thor... 🤔🙏
2022-03-19
1
Lisdayanti Londak
Rianti sepertinya sengajah mau menggoda Dicky ya thoorrr,, tpi sy ga suka liat Fitri sakit hati
2021-12-30
1