Fitri mengambil selembar tissue, lalu mulai membersihkan bibir Dicky dari sisa makanan. Dicky tertegun melihat perlakuan Fitri terhadapnya.
"Eh, trimakasih Fit!" ucap Dicky gugup.
"Kenapa kau bengong menatap Ranti? Dia itu mantan pacarmu ya Dokter? Cantik, walau dia sudah punya anak, tapi terlihat seperti masih gadis saja!" puji Fitri.
"Sudahlah Fit, kenapa harus dia lagi yang kau bahas, walaupun dulu aku pernah bersamanya, tapi toh kami tidak berjodoh, dia menikah dengan orang lain dan aku menikahimu!" sahut Dicky.
"Iya Dokter, maafkan aku, tapi bolehkah aku punya perasaan takut kehilangan Dokter?" tanya Fitri. Dicky terdiam mendengar ucapan Fitri.
"Ehm, Fit, kamu sudah selesai makannya?" tanya Dicky mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Sudah Dokter!" sahut Fitri.
"Baiklah, bisa kita lanjutkan jalan-jalan kita?" tanya Dicky lagi.
"Bisa Dokter!" jawab Fitri.
Mereka pun akhirnya beranjak dari tempat itu lalu melanjutkan jalan-jalan mereka di mall yang terlihat semakin ramai itu.
Di sebuah toko jam tangan, Fitri menghentikan langkahnya, dia mengamati sebuah jam tangan yang ada di etalase toko itu.
Dicky membiarkan Fitri mengamati jam itu, dia hanya berdiri di depan toko itu menunggunya.
"Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanya sang penjaga toko.
"Aku mau lihat jam tangan model yang ini!" kata Fitri sambil menunjuk ke arah jam tangan elegan berwarna silver.
Sang penjaga toko langsung mengambilkannya untuk Fitri.
"Ini model terbaru Mbak, silahkan!" ucap sang penjaga Toko.
"Ini cocok tidak untuk suami saya Mbak?" tanya Fitri.
"Yang mana suaminya Mbak?" tanya penjaga toko.
"Itu yang berdiri di situ!" kata Fitri sambil menunjuk ke arah Dicky yang masih berdiri.
"Wah, suaminya Mbak ternyata ganteng banget, dia tambah ganteng kalau pake jam tangan ini, Mbak nya tau saja yang pas untuk suami nya!" ujar sang penjaga toko.
"Kalau begitu, aku mau beli yang ini Mbak, tolong bungkusan!" kata Fitri.
Dengan sigap sang penjaga toko langsung membungkus jam tangan itu ke dalam sebuah kotak, setelah selesai melakukan pembayaran, Fitri kemudian menghampiri Dicky.
"Maaf Dokter, menunggu lama!" kata Fitri.
"Tidak apa-apa Fit, aku malah senang kalau kau mulai bereksplorasi bebas, apapun yang kau inginkan lakukanlah sesukamu!" ucap Dicky.
"Dokter!"
"Ya!"
"Aku membelikan ini buat Dokter!" Fitri menyodorkan kotak jam tangan yang baru dia beli tadi ke arah Dicky.
"Ini? Untuk aku?" tanya Dicky seolah tak percaya.
"Iya Dokter, jam tangan ini sengaja aku belikan buat Dokter, aku akan sangat senang jika Dokter mau memakainya!" jawab Fitri.
Fitri lalu mengeluarkan isi dari kotak itu, sebuah jam tangan elegan berwarna silver lalu Fitri memakaikan jam itu ke pergelangan tangan Dicky.
"Wah, Dokter semakin gagah saja!" puji Fitri.
"Kau bisa saja Fit, kau tau dari mana kalau jam tanganku sedang rusak?" tanya Dicky.
"Aku tidak tau kalau jam tangan Dokter rusak, aku tiba-tiba sangat ingin membelikan Dokter sebuah jam tangan, pakailah Dokter, kau sangat tampan memakai jam itu, nampak gagah dan berwibawa!" puji Fitri.
Dicky tersenyum mendengar pujian Fitri.
"Terimakasih ya Fit!" ucap Dicky.
"Iya Dokter, sama-sama!" balas Fitri.
"Hari sudah semakin sore, kita pulang yuk, nanti kau akan kelelahan kalau terlalu banyak berjalan!" ajak Dicky. Fitri menganggukan kepalanya.
Merekapun langsung menuju ke parkiran dan langsung masuk ke dalam mobil. Suasana sudah semakin gelap.
"Sudah malam Dokter, tak terasa ya kita jalan-jalan lama sekali!" ujar Fitri.
"Iya Fit, nanti sampai rumah kau langsung istirahat ya!" kata Dicky.
"Iya Dokter, Dokter juga, jangan bobo di sofa lagi ya, bobo di tempat tidur saja, toh tidak dosa kalau kita tidur satu ranjang!" ucap Fitri.
"Iya Fit!" jawab Dicky.
Dicky kemudian segera melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke rumah.
Sepanjang perjalanan, karena kelelahan Fitri tertidur di mobil, hingga ketika mobil sudah terparkir depan rumah Fitri masih terlihat nyenyak tertidur.
Akhirnya dengan sigap Dicky mengangkat Fitri dalam gendongannya dan langsung membawa Fitri menuju ke atas, ke kamarnya, lalu dia membaringkan Fitri di ranjangnya.
"Bi, tolong bereskan barang-barang di mobil ya sekalian kunci pintunya!" titah Dicky.
"Baik Pak!" sahut Bu Sumi yang langsung membereskan barang bawaan mereka dan mulai mengunci semua pintu.
Dicky kemudian mulai menyelimuti Fitri, lalu perlahan dia memandang jam tangan yang dia kenakan, senyum manis tersungging dari bibirnya.
Perlahan Dicky mengecup kening Fitri sebelum dia mengganti baju dan menyusul Fitri tidur di sebelahnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Rita Dwi Utami
gak di jelaskan Fitri kok punya uang buat beli jam tangannya pak dokter....emang sebelumnya Fitri kerja apa
2023-02-02
1
Lisdayanti Londak
lanjut
2021-12-30
1
Pertiwi Tiwi
di bilang gak cinta tapi menikah
tapi sayang dan perhatian
takutya Putri di PHP in doang sama dokter
2021-10-01
2