Fitri membereskan pakaian Dicky yang kotor, lalu di membawa turun keranjang pakaian kotor ke bawah. Fitri bermaksud mencuci pakaian kotor Dicky.
Dia mulai merendam pakaian kotor itu di sebuah ember di laundry.
"Biar Bibi saja yang cuci Mbak, biasanya juga Bibi yang cuci!" kata Bi Sumi berusaha mengambil alih.
"Tidak usah Bi, aku saja yang mencuci pakaian suamiku, tidak apa-apa, Bibi lanjutkan memasak saja!" sergah Fitri.
"Tapi Mbak, nanti pak Dokter marah kalau Mbak Fitri mencuci bajunya!" tukas Bi Sumi.
"Tidak akan ada yang marah, Dokter juga masih tidur kok, demamnya sudah agak turun pagi tadi!" kata Fitri.
"Ya syukurlah kalau demamnya turun, ya sudah bibi mau lanjut masak dulu deh, nanti malah kesiangan!" ujar Bi Sumi.
Sementara Fitri langsung mencuci semua pakaian Dicky setelah di rendam beberapa saat lamanya.
Setelah selesai mencuci dan menjemurnya, Fitri kemudian ke dapur bersama Bi Sumi. Berniat membantu memasak.
"Masak apa hari ini Bi?" tanya Fitri.
"Masak sup jagung sama ayam goreng, tapi kayaknya jagung belum beli deh kelupaan, mbak Fitri coba lihat di depan masih ada tukang sayur tidak ya!" ujar Ni Sumi.
Fitri kemudian segera bergegas ke depan jalan, masih ada tukang sayur keliling yang sedang di kerubuti oleh beberapa ibu-ibu.
Fitri lalu membuka pintu dan segera bergegas menuju ke tukang sayur yang sedang berhenti itu.
"Masih ada jagung manis Bang?" tanya Fitri.
"Masih Neng, tuh tinggal pilih masih banyak!" jawab si Abang tukang sayur.
Fitri kemudian mulai memilih-milih jagung.
"Eh, Mbak ini istrinya pak Dokter Dicky ya?" tanya seorang ibu.
"Iya!"' sahut Fitri.
"Ih pak Dokter gimana sih masa menikah diam-diam!" sungut seorang ibu.
"Yah ngapain juga ngundang situ!" celetuk seorang ibu.
"Ya namanya nikah harusnya di bikin ramai kek pestanya, masa menikah sembunyi-sembunyi!" lanjut seorang ibu.
"Sudah bang, jadi berapa semuanya?" tanya Fitri.
"Dua puluh ribu saja Neng!" jawab si Abang tukang sayur.
Fitri langsung menyodorkan uang dua puluh ribuan lalu dia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi.
"Huh! Dasar tukang gosip!" sungut Fitri.
"Siapa Mbak? Ibu-ibu itu ya, biasa di sini mah ibu-ibu suka ngomongin orang!" ujar Bu Sumi.
"Sudah biarkan saja Bi, aku mau ke atas dulu ya Bi, mau lihat Pak Dokter, siapa tau sudah bangun!" ujar Fitri yang langsung naik ke atas menuju ke kamarnya.
Benar saja, di dalam kamar, Dicky nampak sudah bangun dia duduk di tepi tempat tidur, belum beranjak dari tempatnya.
"Dokter, sebentar aku siapkan air hangat untuk Dokter mandi ya!" tawar Fitri.
Dicky menganggukan kepalanya. Fitri lalu menyiapkan air mandi untuk Dicky.
"Nah Dokter, air mandinya sudah siap, silahkan mandi!" ujar Fitri.
Dicky langsung meraih handuknya dan dia bergegas pergi ke kamar mandi.
Sementara Fitri menyiapkan pakaian yang hendak di pakai Dicky.
Tak lama kemudian Dicky sudah selesai mandi, dia hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya.
Fitri jadi salah tingkah saat dia melihat dada bidang itu, sebelumnya dia tidak pernah melihat Dicky bertelanjang dada.
Biasanya Dicky juga selalu menjaga jarak, dia tidak akan sembarangan mengganti baju atau berganti pakaian di depan Fitri.
Namun hari ini semua nampak berbeda, mereka seolah seperti sepasang suami istri sungguhan.
"Kalau sudah selesai Dokter bisa turun makan, mungkin makanan yang di masak Bi Sumi sudah matang!" ujar Fitri.
"Iya Fit, trimakasih, kita ke bawah sama-sama ya!" kata Dicky.
"Tapi Dokter ..."
"Sudahlah, Ayo ..."
Dicky lalu menggandeng tangan Fitri untuk turun ke bawah sarapan bersama.
Mereka lalu mulai duduk di kursi makan itu.
Kring ... Kring ... Kring ...
Suara telepon di meja telepon Dicky berbunyi.
"Kau angkatlah Fit!" kata Dicky.
Perlahan Fitri mengangkat telepon yang ada di meja telepon itu.
"Halo!"
"Halo, ini dengan siapa? Dokter Dicky ada? Ini aku dari pasiennya, Payah Dokter Dicky kenapa tidak ke rumah sakit?" kata suara anak kecil di seberang telepon.
"Dokter Dicky nya lagi sakit, jadi hari ini dia tidak ke rumah sakit!" jawab Fitri.
"Jadi bagaimana kami yang ingin di periksa oleh Dokter Dicky?" tanya anak di seberang.
"Baiklah, besok mungkin Dokter sudah sembuh, besok saja ya!" jawab Fitri.
"Oke, tidak masalah!!" Setelah itu terdengar suara telepon di matikan dari sebrang.
Fitri tertawa cekikikan mendengar suara anak kecil barusan.
"Ada yang menunggu mu Dokter, seorang pasien anak-anak!" ujar Fitri.
"Ya, pasien anak-anak memang sering mencari aku lewat telepon kalau aku tidak ada di rumah sakit!" ujar Dicky.
"Kau hebat Dokter, bahkan anak kecil pun bertekuk lutut di hadapanmu!" ujar Fitri.
"Yuk kita lanjutkan makan kita!" kata Dicky sambil mulai mengambil makanan di meja makan itu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Lisdayanti Londak
good dog Dicky
2021-12-30
2
Katherina Ajawaila
kerennn ooooooiiii
2021-11-27
4
Suharnik
Dokter Dicky dokter favorit anak2
2021-08-23
3