Pagi itu setelah bangun dari tidurnya dan mandi, Dicky bersiap akan berangkat ke rumah sakit.
Bi Sumi sudah siapkan sarapan di meja makan, sementara Fitri menyiapkan tas, sepatu dan kaos kaki Dicky, lalu dia membantu memakaikannya pada suaminya itu.
"Ah Fitri, kau tak perlu repot begini!" tukas Dicky yang merasa sungkan karna perlakuan Fitri terhadapnya.
"Tidak Dokter, entah mengapa aku selalu ingin melakukannya untukmu, mungkin ini bawaan bayi!" jawab Fitri.
"Bawaan Bayi?" tanya Dicky sambil mengerutkan keningnya.
"Iya, bawaan bayi yang ingin selalu berada dekat dengan ... orang yang melindunginya!" ucap Fitri.
Kemudian Dicky mengelus perut Fitri dengan tangannya.
"Hei Nak, kau jangan merepotkan ibumu ya!" ucapnya.
Hati Fitri menghangat mendapat perlakuan seperti itu pada Dicky, seandainya saja anak yang dia kandung ayahnya adalah Dicky, mungkin dia akan jadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.
Tanpa sadar, setitik air mata jatuh dari bola mata Fitri.
"Hei, kau kenapa?" tanya Dicky cemas.
"Tidak apa-apa Dokter, jangan khawatir, aku hanya senang Dokter begitu baik dan perhatian padaku!" jawab Fitri.
"Oh, sudahlah Fit, aku harus segera berangkat, sudah ada pasien yang antri menungguku!" ujar Dicky sambil mengelus rambut Fitri.
Dicky lalu menyambar roti sandwich yang ada di meja makan, setelah itu dia langsung berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumah.
"Hati-hati Dokter!" ucap Fitri.
"Iya Fit, kau jaga diri di rumah, kalau butuh apa-apa bilang pada Bi Sumi, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku!" kata Dicky.
"Iya Dokter!" sahut Fitri.
Kemudian Dicky segera masuk ke dalam mobilnya, Fitri segera menghampiri Dicky untuk mencium tangan suaminya itu.
"Hati-hati Dokter!" ucap Fitri setelah mencium tangan suaminya itu.
"Terimakasih Fit!" jawab Dicky.
Tak lama kemudian Dicky segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
Setelah Dicky berangkat, Fitri segera bergegas pergi ke dapur. Bi Sumi nampak sedang membereskan meja makan.
"Bi, temani aku masak yuk, nanti siang aku mau ke rumah sakit mengantar makan siang untuk Pak Dokter!" kata Fitri.
"Mbak Fitri mau masak apa?" tanya Bi Sumi.
"Masak yang simple saja, aku mau masak sayur tumis dan ikan goreng, sama kentang balado!" sahut Fitri.
"Baik Mbak, kebetulan bahannya semua ada di kulkas,kemarin Bibi baru belanja, jadi bisa langsung di masak!" kata Bi Sumi.
"Baiklah, bagus jadi kita tidak usah belanja lagi!" ujar Fitri yang langsung membuka kulkas.
****
Sementara itu di rumah sakit, Dicky yang baru tiba langsung masuk ke dalam ruangan praktek nya, nampak sudah terlihat beberapa pasien yang mengantri.
Perawatnya langsung mulai memanggil nama mereka satu persatu untuk mendapat pemeriksaan.
"Dokter, pasien yang di rawat di ruang 205 menanyakan dokter terus, kemungkinan siang ini dia akan kembali pulang ke rumah!" kata seorang suster.
"Pasien siapa? Arka?" tanya Dicky.
"Ya, Arka, kalau sempat temuilah sebentar Dokter!" sahut Suster.
"Baiklah, nanti di jam 10 an aku akan keruangannya!" jawab Dicky.
"Pasien selanjutnya!" teriak seorang suster.
Dicky terperangah saat melihat siapa orang yang datang menemuinya.
"Ranti? Siapa sakit? Anakmu?" tanya Dicky saat Ranti masuk sambil menggendong seorang bayi.
"Iya Dicky, anakku ini rewel sekali, tidak mau di titipkan ke siapa-siapa, padahal aku harus bekerja, kau tau kan aku sedang dalam proses perceraian dengan suamiku!" jelas Ranti.
"Baik! Coba sini kemarikan Bayimu!" titah Dicky.
Ranti lalu memberikan bayinya pada Dicky, Dicky menimangnya dan mulai memeriksanya.
"Bayimu tidak sakit, dia sehat-sehat saja!" kata Dicky.
"Tapi kenapa dia selalu sering menangis, bahkan cenderung rewel!" ujar Ranti.
"Bayi menangis itu belum tentu dia sakit, barangkali dia butuh kenyamanan, dia butuh orang lain, kasih sayang, atau mungkin dia juga lapar, tapi secara keseluruhan, bayimu sehat tidak sakit!" tegas Dicky.
"Baiklah, Oya Dicky, di jam makan siang nanti, aku mau mengajakmu makan di luar, sekalian mengobrol, kau ada waktu kan Dicky!" kata Ranti.
"Maaf Ranti, aku belum memikirkan nanti siang, kau lihat pasienku mengantri,kalau sudah selesai konsultasinya, kau boleh keluar!" ujar Dicky.
"Baiklah, maafkan aku, tapi aku akan menunggu mu sampai jam istirahat ya, aku sangat ingin bicara padamu Dicky!" kata Ranti.
"Suster, panggilkan pasien selanjutnya!" titah Dicky.
"Baik Dokter!" sahut Suster yang langsung keluar ruangan.
Ranti juga nampak langsung meninggalkan ruangan Dicky.
Kring ... Kring ... Kring
Suara telepon dari meja kerja Dicky. Dicky langsung mengangkat teleponnya.
"Halo!"
"Halo Dokter, ini Fitri maaf mengganggu!"
"Ya Ada apa Fit?"
"Nanti di jam makan siang, aku akan ke rumah sakit mengantarkan makan siang untuk Dokter!" kata Fitri.
"Oya? Baiklah, aku akan menunggumu!" jawab Dicky.
"Terimakasih Dokter, sampai ketemu nanti siang ya ..." Kemudian telepon segera di tutup.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Louisa Janis
Pepet trus Fitri jangan kasi kesempatan buat pelakor👍
2022-02-12
1
Bundha Shantie
mulai asyik nc
2022-01-31
1
Lisdayanti Londak
good Fitri jangan biar ka tu janda genit mau merayu dg Dicky lgi
2021-12-30
0