Sekitar pukul 11.45, akhirnya Dicky tiba di rumahnya, di tangannya dia banyak sekali membawa barang belanjaan.
Bi Sumi langsung membawakan barang belanjaan Dicky, sementara Dicky langsung menghampiri Fitri yang masih duduk terpekur di sofa.
"Siapa tadi yang jadi istri nakal ya, di suruh istirahat malah jalan-jalan kebawah!" ujar Dicky yang langsung. duduk di samping Fitri.
"Aku bosan!" sahut Fitri.
"Hmm, bisa bosan juga kau ternyata, sebagai hukuman karena kau telah nakal, siang ini kau harus minum susu hamil, setelah itu kau harus makan yang banyak!" kata Dicky.
"Tidak Dokter, perutku akan mual!" sergah Fitri.
"Eits, aku akan menyuapimu! Pokoknya kau tidak bisa mengelak lagi!" ucap Dicky.
Dicky segera bangkit dari duduknya dan mulai membuatkan Fitri susu hamil, setelah selesai membuatkan susu, Dicky kembali duduk di samping Fitri.
"Ini rasa coklat, dan ada anti mualnya juga!" kata Dicky.
Perlahan dia menyodorkan segelas susu itu ke arah Fitri, lalu mulai membantu meminumkannya.
Akhirnya mau tidak mau Fitri membuka mulutnya.
"Terimakasih!" ucap Fitri.
"Nah, ini baru namanya istri pintar, sekarang makan ya, kita makan sama-sama, kau harus makan yang banyak!" Dicky membimbing Fitri menuju ke meja makan.
Bi Sumi mulai menyiapkan makanan di piring saji.
Dicky lalu mengambilkan makanan untuk Fitri, juga dirinya sendiri.
"Nah sekarang makanlah, aku akan menemanimu makan!" Dicky mulai makan makanannya, Fitri nampak enggan untuk menyantap makanannya.
Rasa mual takut datang lagi melandanya.
"Lho, kok hanya di pandangi saja? Makanlah Fit?" ujar Dicky.
"Tapi Dokter, aku tidak lapar, aku masih kenyang!" sergah Dicky.
"Hmm, sepertinya aku harus menyuapimu! Ayo Aaa ..." Dicky mulai menyuapkan sendok ke mulut Fitri.
Perlahan Fitri membuka mulutnya, dia mengunyah dengan pelan makanan yang di suapkan Dicky hingga beberapa kali dan makanannya kini nyaris habis.
"Nah, sebenarnya perutmu lapar, tapi kau tak memberinya kesempatan untuk makan!" ucap Dicky sambil mengelus kepala Fitri, persis seperti anak kecil, entah mengapa ada perasaan menghangat dalam hati Fitri.
"Dokter ..."
"Ya?"
"Apakah Dokter akan pergi lagi setelah ini?" tanya Fitri.
"Jam 3 aku ada praktek lagi di rumah sakit, Kenapa? Apa kau mau nitip sesuatu?" tanya Dicky balik. Fitri menggelengkan kepala nya.
'Aku ingin Bersama denganmu Dokter!' batin Fitri.
Ting ... Tong ...
Terdengar suara bell dari arah pintu depan, Bi Sumi langsung tergopoh membukakan pintu.
Seorang laki-laki datang menghampiri mereka, dia adalah dokter Dimas, teman sesama dokter di rumah sakit.
"Hai Dim! Sudah makan belum? Ayolah gabung!" tawar Dicky.
"Aku sudah makan tadi, aku cuma mampir sebentar, melihat keluarga baru, kelihatannya makin hari makin harmonis saja!" cetus Dimas.
"Ah sial! Kalau kau datang hanya untuk meledekku lebih baik kau pulang saja!" sungut Dicky.
"Jangan marah dulu bro, tadi barusan ada yang mencarimu di rumah sakit, hari ini kau cepat sekali pulang!" ujar Dimas.
"Siapa Dim?" tanya Dicky.
"Ranti!" sahut Dimas.
Dicky langsung terdiam, Fitri juga terdiam dan terkejut mendengar ucapan Dimas, Siapa Ranti? Dalam hati Fitri bertanya.
"Kau ini Dim, berita seperti itu saja kau besar-besarkan, sudahlah!" sergah Dicky mencoba mengalihkan.
"Dengar-dengar Ranti akan menggugat cerai suaminya, sepertinya kau berpeluang lagi Dicky ..." ledek Dimas.
"Tutup mulutmu!" hardik Dicky. Sekilas dia melirik ke arah Fitri yang menunduk.
"Ups Sorry, aku lupa kalau kau kini telah menikah, maafkan aku, sorry ya Fit, mulutku memang tidak pernah sekolah!" ujar Dimas.
"Fitri, kau perlu istirahat, aku antar kau ke atas ya!" Dicky lalu membimbing Fitri naik ke atas menuju ke kamarnya.
Setelah Sampai di kamar, Dicky membantu Fitri berbaring di tempat tidurnya.
"Sekarang kau istirahat ya Fit!" ucap Dicky sambil menyelimuti Fitri.
"Dokter ..."
"Ya?"
"Ranti itu siapa?" tanya Fitri.
"Bukan siapa-siapa, untuk apa kau pikirkan, istirahatlah!" sahut Dicky.
Tak lama Dicky segera keluar dari kamar nya, Fitri juga langsung beranjak dari tidurnya.
"Dimas! Kau ini apa sih? Kenapa harus membicarakan Ranti di depan Fitri?? Kau tau aku dan dia sudah menikah??" sengit Dicky.
"Tapi aku tau Dicky, kau itu menikahi Fitri bukan karena cinta! Kau cuma kasihan padanya, apalagi waktu itu dia mau bunuh diri!" sahut Dimas.
"Lantas apa urusan mu? Kau tidak berhak mencampuri urusanku!" dengus Dicky.
"Kau jangan munafik Dicky! Aku tau kau sangat mencintai Ranti, Fitri hanya pelampiasan! Sebagai teman aku mau yang real saja! Ranti sekarang dalam proses perceraian, kau akan dapat kesempatan!" cetus Dimas.
"Tidak! Lebih baik kau pulang! Kau membuat kepalaku pusing saja!" sungut Dicky.
Dia lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Oke, aku akan pulang! Sorry kalau aku mengganggu!" Dimas langsung beranjak menuju ke arah pintu. Dan dia segera keluar dari rumah Dicky.
"Aarrrgggh!!" teriak Dicky sambil memegangi kepalanya.
Sementara di balik tangga lantai atas, Fitri meringkuk dan menangis sambil menutup wajahnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Tryn_123
teman lucknut
2022-06-20
0
Juwandi
mantap kak,,seru
2022-04-10
2
Nona Cherry Jo
bisa jadi fitri tambah stres lagi
2022-03-19
2