setelah selesai berkutat didalam kamar mandi akhirnya diva segera turun kebawah mencoba mencari sesuatu untuk mengisi perutnya, sebenarnya ini kesalahan diva juga, William beberapa kali menawarkan dirinya untuk makan selama di perjalanan,tapi dia menolaknya juga beberapa kali hingga akhirnya di jam segini suara perutnya sudah berteriak meminta diisi. sejenak dia menoleh ke kiri dan kekanan,dia fikir apakah bos nya dan yang lainnya tidak turun untuk makan malam?
Beberapa pegawai hotel yang melihat nya tampak menundukkan kepala mereka,diva masih sedikit singkuh dan malu atas kesalah pahaman yang terjadi tadi,dia fikir harusnya kan dirutnya meralat ucapan salah satu pegawai hotel tadi,tapi entah apa yang ada di otak laki-laki itu,dia sama sekali tidak mengklarifikasi nya.
"ayo"
tiba-tiba William sudah berdiri tepat dibelakang nya,diva jelas melonjak kaget
"loh mau kemana pak?"
dia bertanya bingung masih dengan keterkejutan nya
"makan malam"
*ehhh kan niatnya mau makan sendiri?*
ujarnya dalam hati, niatnya ingin menolak tapi seram juga kalau di pelototi seperti kasus black card tadi siang
"pak kita mau makan di restoran mewah-mewah seperti itu yah?"
diva bertanya sambil mengekor di belakang William
"kenapa? memangnya kita mau makan dimana kalau tidak di restoran atau KV?"
William menjawab cepat berjalan ke depan sambil mengeluarkan kunci mobilnya
diva sejenak menekukkan wajahnya, mengikuti langkah William dari belakang
"pak tidak bisakah kita makan yang biasa-biasa saja? perut saya sulit menerima makanan seperti itu"
keluh diva kemudian
sejenak William menghentikan langkahnya
bugggg
"akhhh"
diva meringis,dia menabrak punggung laki-laki itu
"bapak jangan berhenti mendadak, saya kan tidak tahu"
dia bicara sambil memegang pelan keningnya
tiba-tiba tangan william mengelus keningnya beberapa saat
"masih sakit?"
"lumanyan pak"
diva bicara masih dalam keadaan meringis,seakan dia tidak sadar laki-laki itu menyentuh keningnya sejak tadi
"ganti panggilan mu jika kita tidak di dalam jam kantor"
"ah?"
diva masih memegang keningnya,menoleh ke arah William
"iya pak?"
"ganti kata saya dan bapak jadi aku dan kamu,kita tidak dalam keadaan sedang bekerja"
diva sejenak menaikkan alisnya,dia masih belum paham
"maksud nya pak?"
William menghela nafasnya pelan
"kita tidak dalam kondisi sebagai atasan dan bawahan saat ini,jadi perbaiki panggilan mu saat kita bukan berada di jam kantor"
"tapi pak"
William menatap wajahnya datar, seakan-akan dia tidak suka omongannya dibantah
"iya.."
diva bicara sedikit memelankan suaranya
*iya iya kan kamu bos nya*
omelnya dalam hati
William berbalik kembali melangkah ke depan
"pak...e...aduh "
diva merasa bingung harus memanggil laki-laki itu apa
"Will,kau bisa memanggil ku Will"
sejenak diva jadi kikuk
"aku boleh request makan tidak? jangan di restoran-restoran mewah itu yah"
diva bicara cepat sambil berusaha mensejajarkan langkah nya dengan William
"lalu?"
William mengerutkan dahinya
"tapi aku tidak yakin perut bos seperti kamu bisa menerima makanan orang biasa seperti kami"
ledek diva
"tergantung makanannya"
diva terkekeh
"kami ini suka jajanan pinggir jalan pak,eh bos"
William melotot
diva menggigit lidah nya pelan
"hehehe Will maksudnya"
dia meralat panggilan nya
"rekomendasi? kamu pernah ke Bandung sebelum nya?"
diva menggeleng
"belum,tapi kan kita bisa lihat langsung dipinggir jalan, biasanya yang banyak pengunjungnya dan tempatnya cukup ramai itu artinya makanannya enak"
William berfikir sejenak, berhenti tepat didepan mobilnya kemudian segera membuka pintu mobil samping kemudi
"duduk didepan"
ucapnya sambil menunggu diva masuk
*kenapa rasanya jadi seperti lagi kencan?dia membuka pintu mobil untuk ku? apa tidak salah?*
diva bertanya didalam hatinya,menatap William sejenak
*apa ada yang salah dengan isi kepala pak bos ya?*
William memutar, kemudian membuka pintu kemudi lantas masuk ke dalam
"kita coba memutar"
ucapnya cepat
"pak Riko dan pak Malik tidak ikut makan?"
diva bertanya cepat seketika ingat dengan 2 sosok orang itu
"sudah pergi sejak tadi"
William menjawab cepat kemudian mulai mengemudikan mobilnya
"Ooo"
diva membulat kan bibirnya
"kamu suka makanan segar dan pedas kan? sebaiknya kita cari yang segar dan pedas-pedas "
William bicara sambil memutarkan moncong mobilnya ke arah kanan
diva tampak menaikkan alisnya,dia fikir kenapa Dirut tau makanan kesukaan nya
*Dia tidak sedang menyelidiki ku kan sebelum nya?*
ujar nya dalam hati sambil menatap wajah laki-laki itu dalam jangka waktu yang begitu lama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
anisa
nahh loh pak bos tau makanan kesukaan diva 🤔
2022-11-07
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
🤭 tau aja kesukaan neng Diva
2022-04-17
0
Supran Tini
tak kira ga ada tekateki nya...ternyata.....sifat author nya ga ilang...selalu penuh teka teki...semakin ke sini semakin seru
2022-04-05
0