12. Kekesalan Darren Terhadap Sang Bibi

[KEDIAMAN SMITH]

[Kamar]

Darren pulang ke rumah keluarganya. Kalau bukan sang Bibi yang memohon padanya, Darren enggan untuk menginjakkan kakinya dirumah keluarga Smith lagi.

Flasback On

"Bi."

"Ada apa, sayang?"

"Aku mau pulang."

"Tapi...."

"Pulang."

"Paman akan tanyakan pada Dokter dulu." Evan pun pergi meninggalkan ruang rawat Darren.

Selang beberapa menit, Evan datang bersama seorang Dokter.

"Dokter. Izinkan aku pulang, ya. Aku sudah baik-baik saja."

"Melihat kondisi anda sekarang. Baiklah. Saya akan izinkan anda pulang. Tapi saya ingatkan, anda harus banyak istirahat dan jangan kelelahan untuk satu minggu ini."

"Baiklah, Dok. Saya akan jalankan perintah anda itu."

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Qenan, Willy. Kalian langsung saja ke kantor. Biarkan aku pulang bersama Bibi Carissa dan Paman Evan."

"Baiklah. Kalau begitu kami pergi," Pamit Qenan dan Willy.

"Kalian hati-hati!" teriak Darren.

"Oke!" teriak Qenan dan Willy balik.

"Sayang."

"Iya, Bi."

"Bibi mohon. Kali ini kamu harus nurut keinginan Bibi."

"Apa?"

"Pulanglah ke rumah."

Seketika wajah Darren berubah masam, marah dan dingin. Tatapan matanya yang begitu tajam. Anggota keluarganya yang melihat mengerti akan tatapan dan perubahan wajahnya. Merekalah yang telah membuat seorang Darren menjadi seperti sekarang ini. Dimana Darren yang menyimpan kebencian dan rasa sakit atas sikap mereka enam bulan lalu.

"Maaf, Bi. Aku tidak bisa. Aku sudah bersumpah untuk tidak menginjakkan kakiku di rumah itu lagi," ucap Darren.

DEG!

Mereka terkejut mendengar jawaban dari Darren. Mereka sadar bahwa Darren sangat-sangat membenci mereka semua, kecuali Carissa, Evan, Dafa, Tristan dan Davian.

"Sayang."

"Jangan paksa aku, Bi."

"Bibi mohon. Paling tidak hanya satu minggu saja. Setidaknya Bibi bisa menjagamu sampai kau benar-benar sembuh dan bisa beraktivitas lagi seperti biasa." Mohon Carissa sembari melipat kedua tangannya di hadapan Darren.

Darren yang melihat Carissa yang memohon sembari melipat tangannya di hadapannya menjadi tidak tega.

"Baiklah. Aku akan pulang ke rumah. Hanya satu minggu. Tidak lebih. Aku melakukan ini semata-mata hanya untuk Bibi."

Terukir senyuman manis di bibir Carissa. Begitu juga dengan Erland, Agneta, Davin, Andra, Dzaky, Adnan, Gilang, Darka dan kelima putranya Agneta. Mereka sangat bahagia Darren mau pulang ke rumah.

"Iya, sayang. Hanya satu minggu. Tidak lebih," kata Carissa.

"Awas. Kalau sampai Bibi mengkhianatiku. Aku akan membenci Bibi. Selamanya! Berlaku juga untuk Paman Evan, kak Dafa, kak Tristan dan kak Davian."

DEG!

Mereka benar-benar terkejut mendengar penuturan Darren. Mereka tak habis pikir kalau Darren telah terlebih dahulu memikirkan hal itu. Memang benar? Baik Carissa, Evan dan ketiga putranya berencana untuk membantu Erland, Agneta, Davin, Andra, Dzaky, Adnan, Gilang, Darka, Adrian, Mathew, Nathan, Ivan dan Melvin untuk berdamai dengan Darren.

"Baiklah. Kami mengerti!" ucap Evan.

Evan tidak ingin berdebat dengan kelinci nakalnya.

Flasback Off

Darren tengah duduk di sofa. Dirinya baru selesai menghubungi Qenan dan menyuruh Qenan untuk mengantarkan laptop miliknya ke kediaman Keluarga Smith.

Saat Darren tengah fokus dengan ponselnya. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya.

CKLEK!!

Dan orang itu melangkah masuk ke dalam kamar Darren dengan membawa nampan di tangannya. Orang tersebut melihat ke arah Darren yang sedang fokus dengan ponselnya. Seakan-akan tidak terusik akan kehadirannya.

Orang itu adalah Davin.

"Ren. Kakak kesini membawakan makan malam untukmu. Karena kamu tidak ikut makan malam bersama malam ini."

Davin meletakkan nampan tersebut di atas meja. Tapi sebelum nampan itu menyentuh meja. Darren bersuara.

"Bawa kembali makanan itu ke bawah," sahut Darren dingin tatapan matanya masih fokus pada ponselnya.

"Tapi Ren. Kamu harus makan. Dan setelah itu kamu harus minum obat."

"Kau bukan siapa-siapaku. Jadi jangan mengatur hidupku. Sekarang bawa makanan itu keluar," ucap Darren dengan suara tinggi.

"Ren, ka..." ucapan Davin terpotong.

PRAANGG!!

Darren menepis nampan itu dengan kuat sehingga membuat makanan serta minuman itu tumpah dan berserakan di lantai.

"Darren," lirih Davin.

"Aku sudah menyuruh anda Davin Aldan Smith untuk membawa makanan itu ke bawah. Tapi anda keras kepala dan tetap memaksaku untuk makan. Kau pikir kau itu siapa, hah?!" Bentak Darren.

"Tapi kakak..." ucapan Davin lagi-lagi terpotong.

"Keluar dari kamarku!" usir Darren.

"Darren, " lirih Davin.

"Keluuaaarrr!" teriak Darren.

"Hiks." Davin menangis dan akhirnya Davin pun keluar dari kamar Darren.

"Dasar menjijikkan.. Penjilat."

^^^

[Ruang Makan]

Seluruh anggota keluarga Smith kecuali Darren dan Davin telah berkumpul di ruang makan. Mereka akan makan malam bersama.

"Ingat. Satu minggu aku bisa menahan Darren disini. Sisanya kalian lakukan sendiri. Itu urusan kalian," ucap Carissa ketus.

"Selama satu minggu Darren disini. Cobalah tarik perhatiannya. Buat Darren nyaman di rumah ini," kata Evan.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuat adik kami nyaman!" seru Adnan.

Saat mereka tengah membicarakan Darren. Mereka dikejutkan suara langkah kaki yang menuju ke arah mereka. Lalu mereka semua melihatnya keasal suara tersebut. Dapat mereka lihat Davin yang berjalan ke arah meja makan dengan wajah sedih. Terlihat ada bekas air mata di wajahnya.

"Davin, kamu kenapa sayang?" tanya Erland.

"Hiks... aku gagal mendekati Darren. Saat aku membawakan makan malam untuknya, Darren membuang makanan itu. Awalnya Darren menyuruhku untuk membawa makanan itu kembali ke bawah. Tapi aku terus berusaha membujuk Darren untuk makan agar bisa meminum obatnya," kata Davin.

Mereka semua terdiam saat setelah mendengar penuturan dari Davin.

"Lebih baik kita makan malam saja dulu. Nanti setelah itu baru kita pikirkan bagaimana caranya membujuk Darren untuk mau makan," kata Dafa.

"Apa yang dikatakan Dafa benar. Kita makan saja dulu," ucap Evan.

Lalu mereka pun memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu. Setelahnya selesai, barulah mereka mencari cara untuk membujuk Darren untuk makan malam.

^^^

[Ruang Tengah]

Mereka kini berkumpul di ruang tengah. Sedangkan Carissa masih berada di dapur. Carissa menyiapkan makan malam untuk Darren dan akan mengantarkannya ke kamar.

Setelah selesai, Carissa pun pergi meninggalkan dapur dan menuju kamarnya Darren. Dirinya tidak mau membuat keponakan manisnya itu terlambat makn malam, apalagi sampai terlambat minum obatnya.

Saat Carissa melangkahkan kakinya menuju kamar Darren yang ada di lantai dua dimana letak kamar Darren memang mengarah ke ruang tengah. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga.

TAP!!

TAP!!

TAP!!

Mereka semua melihat ke arah Darren yang menuruni anak tangga.

"Darren," panggil Carissa.

"Bibi Carissa."

"Kenapa gak bilang kalau mau turun?" tanya Carissa lembut.

Darren tersenyum. "Aku memang tidak berniat turun. Hanya saja aku ingin membukakan pintu untuk seseorang," jawab Darren.

"Memangnya siapa yang akan datang, Nak?" tanya Erland lembut.

"Sahabatku Qenan. Kenapa? Tidak boleh?" ucap dan tanya Darren ketus dengan ekspresi wajah yang tak bersahabat.

"Kenapa kamu bicara seperti itu sayang? Ya, boleh dong. Kapanpun sahabat-sahabat kamu mau datang. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk mereka," jawab Erland.

TING!!

TONG!!

"Ach, itu pasti Qenan! Bentar Bi." Darren langsung berlari menuju pintu utama.

"Ini makanannya bagaimana?!" teriak Carissa.

"Bibi letakkan saja di meja ruang tengah. Nanti aku makan!" teriak Darren balik.

"Hah! Dasar keponakan kurang ajar." Carissa meletakkan makanan itu di atas meja ruang tengah.

Mereka yang mendengar gumaman kekesalan Carissa tersenyum.

"Sudah tahu seperti itu masih saja dekat-dekat," ejek Evan.

"Karena dia keponakan kesayanganku. Wajahnya paling imut dari yang imut. Sayangkan kalau diangguri," kata Carissa.

"Aish, Bibi! Memangnya Bibi mau apakan adikku?" tanya Gilang kesal atas penuturan Carissa.

"Mau tahu. Apa mau tahu banget?" goda Carissa.

"Hahahaha." mereka tertawa melihat wajah kesal Gilang.

^^^

[Ruang Tamu]

CKLEK!!

Pintu dibuka oleh Darren. Dan dapat dilihat olehnya sahabatnya Qenan sudah berdiri di depan pintu.

"Ayo, masuk!" Darren langsung  menarik kuat tangan Qenan.

"Yak, Ren! Kau pikir aku ini apaan. Tidak ditarik-tarik juga keles," kesal Qenan yang tangannya ditarik-tarik oleh buntelan kelincinya.

Setelah sampai di ruang tengah, Darren pun melepaskan tangan Qenan.

^^^

[Ruang Tengah]

"Mana laptopnya. Berikan padaku."

TAK!!

Qenan menjitak kening Darren sehingga membuat Darren meringis.

"Yak! Kenapa kau menjitakku Mingtem sialan?"

"Sudah tahu salah. Masih berani protes."

"Memangnya salahku apa?"

Darren menatap tajam kearah Qenan. Qenan pun tak mau kalah. Dirinya juga menatap tajam kearah Darren.

Anggota keluarganya yang melihatnya tersenyum bahagia. Mereka bangga akan persahabatan Darren dan sahabat-sahabatnya.

"Eeehheemm!" Carissa berdehem

Hal itu sukses membuat Darren dan Qenan terkejut. Dan melihat kearah Carissa.

"Bibi," ucap keduanya kompak.

"Sudah pandang-pandangannya?" goda Carissa.

"Aish, Bibi. Apaan sih?" Darren mempoutkan bibirnya kesal.

Mereka semua tersenyum gemas melihat wajah merengut Darren.

"Jangan lupa dihabiskan makan malamnya," ucap Carissa.

Darren menatap makanan yang sudah ada di atas meja ruang tengah.

"Harus habis?" tanya Darren.

"Iya? Kenapa?" tanya Carissa balik.

"Tidak. Cuma nanya," jawab Darren yang tatapan matanya masih fokus pada makanan tersebut.

Darren hanya bisa menelan ludahnya kasar. Bagaimana tidak? Makanan yang disediakan Carissa adalah semangkuk bubur, segelas susu, segelas air putih dan obat.

Baik Carissa maupun anggota keluarganya sangat-sangat tahu bahwa Darren paling anti yang namanya bubur atau nasi lembek.

Mereka diam-diam tersenyum bahagia dan juga gemas melihat wajah tak suka Darren saat melihat semangkuk bubur yang dibuat oleh Carissa.

"Aish, Bibi! Kau kejam sekali. Jadi ini alasan Bibi menyuruhku pulang dan berniat menjagaku agar Bibi bisa meracuniku dengan makanan itu," sahut Darren.

"Kau tidak akan mati dengan memakan bubur itu, Darren. Jadi jangan lebai dech," balas Carissa.

"Dasar psikopat tua," gumam Darren sembari mendudukkan pantatnya di sofa.

Darren pun berlahan mulai menyendokkan bubur tersebut ke dalam mulutnya, walau masih terlihat jijik di wajahnya.

"Apa kau bilang?" tanya Carissa yang telinganya mendengar gumaman Darren.

"Aku tidak bilang apa-apa. Telinga Bibi saja yang terlalu sensitif," jawab Darren.

Saat satu sendok bubur itu sudah masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba Darren memuntahkannya kembali.

"Huueeekk.. Huueeeekkk! Uuhhuukk."

Hal itu sukses membuat anggota keluarganya panik dan khawatir. Agneta langsung berpindah duduk di samping Darren dan mengelus lembut punggung putranya itu.

"Sayang. Kau tidak apa-apa, Nak?" tanya Agneta.

Darren belum menyadari Agneta yang saat ini duduk di sampingnya.

"Yak, Bibi! Kau benar-benar ingin membunuhku ya. Buburmu ini rasanya... Huuueeekkk!"

"Sayang. Minum dulu, nih." Agneta memberikan segelas air putih pada Darren. Dan Darren pun menerimanya. Darren langsung menghabiskan air tersebut

Carissa benar-benar khawatir dan juga merasa bersalah pada keponakan manisnya itu. Lalu Carissa mencicipi bubur tersebut.

Setelah dirasakan apa rasa dari bubur yang dimasaknya itu. Carissa hanya bisa tersenyum malu.

"Hehehehe. Asin," ucap Carissa tanpa beban.

"Hah." mereka semua menghela nafas atas sikap ceroboh Carissa.

"Dasar orang tua pikun," ejek Darren. Carissa melotot. "Jangan-jangan susu ini juga asin. Pasti Bibi masukkin garam ke dalam susu ini. Iyakan?" ucap dan tanya Darren.

"Gak tahu. Tapi mungkin juga," jawab Carissa asal.

"Bibi," kesal Darren.

"Biar kakak yang minum terlebih dahulu untuk membuktikan asin atau manis!" seru Darka.

Darka mengambil susu tersebut, lalu mencicipinya. Sedangkan Darren terus memperhatikan wajah Darka.

Setelah dapat dirasakan apa rasa susu tersebut. Darka kembali menaruhnya di atas meja. Matanya menatap wajah tampan adiknya itu. Lalu tersenyum.

"Minumlah. Rasanya manis dan enak."

Darren mengalihkan pandangannya melihat ke arah susu tersebut. Sebelumnya Darren kembali menatap wajah Darka.

Darka yang mengerti pun mengangguk. Akhirnya Darren mengambil susu itu dan langsung meminumnya, walau sedikit ragu.

Saat air susu itu menyentuh lidahnya. Kedua matanya membulat sempurna. Hal itu sukses membuat anggota keluarganya memekik gemas saat melihat wajah imutnya, termasuk Qenan. Tanpa ragu-ragu lagi, Darren meneguk habis isi gelas tersebut dan tanpa sisa.

Darren menjilati bibirnya. "Bibi ini enak sekali. Aku mau lagi dong. Sekarang!" seru Darren dengan wajah memelasnya.

"Baiklah. Bibi akan buatkan." Carissa pun kembali ke dapur.

"Bibi buatnya dua, ya. Yang satunya untuk Qenan! " teriak Darren.

"Oke, sayang!" teriak Carissa.

"Sayang. Kamu kan belum makan malam nih. Bagaimana kalau Mama bikinkan makanan kesukaannya kamu? Kamu bisa makan bersama Qenan, " ucap Agneta sembari mengelus lembut rambut Darren. Dirinya berharap putranya itu mau menerima tawarannya tersebut.

Diluar dugaan. Darren langsung menjawab. "Baiklah."

Hal itu sukses membuat mereka semua bahagia karena Darren tidak menolak tawaran dari Agneta. Padahal yang sebenarnya Darren saat ini benar-benar sedang tidak fokus. Makanya Darren dengan gampangnya menyetujui tawaran dari Agneta.

Agneta tidak membuang kesempatan tersebut. Dirinya langsung pergi menuju dapur untuk memasak makanan kesukaan kesayangannya itu.

...**Mohon Dukungannya...

Berikan Komentar, Like dan Vote**

Episodes
1 1. Kerinduan Darka
2 2. Terpaksa Menolong
3 3. Penyesalan
4 4. Bercerita
5 5. Kekesalan Darren
6 6. Mengingatkan Kembali
7 7. Jatuh Dari Motor
8 8. Kemarahan Dan Kekecewaan Carrisa
9 9. Mengetahui Kondisi Kesehatan Darren
10 10. Mengingat Kembali Kejadian Yang Lalu
11 11. Kerinduan Darren Terhadap Carissa
12 12. Kekesalan Darren Terhadap Sang Bibi
13 13. Kedatangan Salsa
14 14. Membantu Axel
15 15. Sikap Ketus Darren
16 16. Sebuah Bukti
17 17. Ancaman Darren
18 18. Tatapan Kebencian Darren
19 19. Membahas Dalang Penyerangan Rumah Axel
20 20. Ini Salah Kalian, Kenapa Aku Ikut Dibenci?
21 21. Menceritakan
22 22. Tatapan Kebencian
23 23. Mengetahui Dalang Sebenarnya
24 24. Kekhawatiran Darka dan Gilang
25 25. Igauan Darren
26 26. Membasmi Para Tikus
27 27. Perkelahian Darren Dan Davin
28 28. Kembali Terluka
29 Plan B
30 Kembalinya Mantan
31 Kekesalan Rehan
32 Teringat Kembali
33 Penyesalan Terbesar Erland
34 Rasa Khawatir Qenan Dan Willy
35 Kekhawatiran Darka
36 Membahas Kondisi Darren
37 Perdebatan Darka, Gilang dan Keempat Kakaknya
38 Lelang Lukisan
39 Keterkejutan Helena
40 Pertemuan Erland Dan Ketujuh Sahabatnya
41 Keegoisan Davin Dan Andra
42 Koma
43 Luapan Amarah Darka
44 Membahas Kerja Sama
45 Ketakutan Riana
46 Membuat Laporan
47 Amarah Para Kakak Mafia Darren
48 Kebahagiaan Darka
49 Kekecewaan Darren
50 Mama, Aku Merindukanmu
51 Membujuk Darren
52 Penyesalan Davin
53 Ketakutan Darka
54 Rasa Khawatir Anggota Keluarga
55 Keterkejutan Erland
56 Mendapatkan Maaf
57 Kemarahan Darren Dan Jerry
58 Hukuman Untuk Seorang Pengkhianat
59 Rencana Jahat Helena
60 Kebersamaan Darren, Gilang Dan Darka
61 Kekecewaan Dzaky Dan Adnan
62 Kelegaan Erland
63 Sandirwara Darren
64 Rasa Percaya Diri Helena
65 Menjalankan Rencana
66 Rasa Khawatir Axel, Dylan Dan Jerry
67 Ketakutan Erland
68 Sikap Acuh Darren Terhadap Andra
69 Surat Ancaman
70 Kejahilan Darren
71 Keterkejutan Helena
72 Memutuskan membatalkan Kerja Sama
73 Memutuskan Membatalkan Kerja Sama 2
74 Kedatangan Kelima Ketua Mafia
75 Meluapkan Kemarahan
76 Perkataan Kejam Darren
77 Kedatangan Darren Dan Ketujuh Sahabatnya
78 Keterkejutan Helena 2
79 Penyerangan Besar-besaran
80 Kegiatan Baksos
81 Kehangatan Keluarga Brenda
82 Sikap Cuek Darren Terhadap Keempat kakaknya
83 Rasa Penasaran Keluarga Smith Terhadap Brenda
84 Antara Rindu Dan Benci
85 Memulai Rencana
86 Menjadi Ayah Yang Baik
87 Kabar Yang Mengejutkan
88 Menceritakan Kejadian Yang Terjadi
89 Berbaikan
90 Terlalu Percaya Diri
91 Kemarahan Samuel
92 Merencanakan Peperangan
93 Mempersiapkan Peperangan
94 Mempersiapkan Peperangan 2
95 Mempersiapkan Senjata Tempur
96 Pertempuran Besar
97 Perang Besar 2
98 Pertarungan Darren Dan Samuel
99 Pertarungan Kedua Darren Dan Samuel 2
100 Penyesalan Samuel
101 Penyesalan Samuel 2
102 Jatuh Tak Sadarkan Diri
103 Dinyatakan Koma
104 Kekhawatiran Liana
105 Kekesalan Brenda
106 Panggilan Dari Sekutu
107 Membahas Tentang Showroom
108 Kesedihan Dan Penyesalan Samuel
109 Di Dunia Lain
110 Kebahagiaan Celsea
111 Bangun Dari Koma
112 Mempersiapkan Kejutan
113 Kemarahan Darren Dan Ketujuh sahabat-sahabatnya
114 Kemarahan Darren Dan Ketujuh sahabat-sahabatnya 2
115 Kemarahan Keluarga Smith
116 Perasaan Yang Terwakilkan
117 Hukuman
118 Menyelesaikan Hukuman
119 Tatapan Curiga Darren
120 Resmi Menjadi Kekasih
121 Janji Seorang Sahabat
122 Kekesalan Para Sahabat
123 Ancaman Darren Terhadap Rico
124 Menceritakan Kejadian Setelah Lulus SMA
125 Menyelamatkan Dzaky Dan Adnan
126 Serba Salah Jadi Adik Laki-laki
127 Memberikan Senjata Sebagai Pelindung
128 Tamu Tak Diundang
129 Menjadi Adik Laki-laki Yang Patuh
130 Rasa Bersalah Elsa
131 Kekesalan Qenan
132 Kedua Pasangan Misterius
133 Kejahilan Super Dari Qenan
134 Tatapan Curiga Darren
135 Kabar Mengejutkan Dari Jerry Dan Tania
136 Hampir Terungkap
137 Kesedihan Brenda
138 Terungkap Dalang Kecelakaan Antonio
139 Aksi Penculikan
140 Trauma
141 Menceritakan Traumanya Elsa
142 Kabar Terbaru Dari Andrean
143 Menolak Kerja Sama
144 Gangguan Dari Kelompok Jessica
145 Masalah Tak Habis-habisnya
146 Tatapan Khawatir Seorang Ayah
147 Kemarahan Darren Terhadap Jessica
148 Sebuah Keputusan Menghancurkan Segalanya
149 Kembali Kambuh
150 Keterkejutan Brenda
151 Saling Memberikan Ancaman
152 Kecurigaan Darren Dan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya
153 Latar Belakang Keluarga Smith
154 Balasan Dari Vania Dan Felisa
155 Kabar Keberhasilan Dari Caleb
156 Perempuan Tak Tahu Malu
157 Menyelesaikan Pekerjaan
158 Mengatur Ulang Rencana
159 Sisi Kejam Caleb Dan Daksa
160 Sumpah Dan Janji Tulus Brenda
161 Amarah Darren Yang Mengerikan
162 Kesedihan Liana Akan Cerita Brenda
163 Menceritakan Tentang Keluarga Jessica
164 Pelukan Hangat Dari Kekasih
165 Panggilan Telepon Dari Darren
166 Kedatangan Charlie Dan Soraya
167 Keberhasilan Charlie Dan Soraya
168 Memulai Permainan
169 Titah Seorang Ibu
170 Dendam Anak-Anaknya Antonio
171 Telepon Dari Rektor
172 Keterkejutan Wanda Dan Teman-Temannya
173 Kencan Dadakan
174 Sebuah Fakta Tentang Kesehatan Darren
175 Informasi Dari Samuel
176 Kemarahan Brenda Dan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya
177 Balasan Untuk Orang-Orang Sombong
178 Menceritakan Kejadian Di Mall
179 Traktiran Tertunda
180 Godaan Dari Brenda
181 Membahas Kelicikan Rolando Santa
182 Keributan Di Perusahaan Radeva
183 Balasan Untuk Tukang Bully
184 Peringatan Dan Ancaman Darren
185 Perkataan Menohok Darren
186 Alasan Salsa Menghindari Melvin
187 Kembalinya Geng Motor Vagos
188 Gadis Tak Tahu Malu
189 Tendangan Maut Dari Tania
190 Niat Jahat Valen
191 Kabar Keberhasilan Gilang
192 Air Mata Davin
193 Kata Manis Tapi Menyelekit
194 Ancaman Darren Untuk Valen
195 Pemecatan
196 Menceritakan Kronologi
197 Kesedihan Gadis Kecil
198 Menjadikan Anin Putri Angkat
199 Ciuman Darren Dan Brenda
200 Balasan Dari Salsa
201 Ancaman Darren Terhadap Pamela
202 Melawan Dengan Kata-Kata
203 Dua Pasang Mata
204 Fakta Tentang Kondisi Ibu Kandung Darren
205 Permainan Dimulai
206 Terbongkarnya Kejahatan Keluarga Valencia
207 Pembalasan Darren
208 Amarah Darren Yang Menyeramkan
209 Altar Ego
210 Tendangan Gratis Dari Brenda
211 Karyawan Yang Busuk Hati
212 Membahas Perusahaan ER
213 Iblis Pencabut Nyawa
214 Album Foto
215 Pengganggu Tak Tahu Malu
216 Informasi Dari Willy
217 Video
218 Kemarahan Sisi Lain Dari Darren
219 Terbongkarnya Identitas Manager Keuangan Lama
220 Data Korban Kecelakaan
221 Hinaan Terhadap Erica
222 Hukuman Untuk Gadis Sombong
223 Kemarahan Tuan Manaf
224 Pengusiran
225 Kejadian Tak Terduga
226 Menceritakan Kondisi Jantung Darren
227 Ketakutan Connie
228 Teguran Dari Andra Untuk Soviana
229 Tatapan Kebencian Soviana
230 Tantangan Balapan
231 Berita Menggembirakan Untuk Tania
232 Perkataan Sekaligus Ancaman Dari Darel
233 Terungkapnya Putra Kembar Atalaric
234 Mall
235 Mengibar Bendera Perang
236 Keusilan Dylan
237 Usapan Lembut Dari Sang Ayah
238 Pencarian Dalang Sebenarnya
239 Kedatangan Darren Ke Perusahaan ER
240 Kegagalan Armando
241 Panggilan Serta Kabar Dari Darren
242 Perkataan kejam Kathleen
243 Hukuman Untuk Soviana
244 Membahas Mobil Mewah
245 Kemarahan Jerry Dan Axel
246 Mengajak Kerjasama
247 Pertarungan
248 Kekhawatiran Darren Terhadap Brenda
249 Persahabatan Yang Abadi
250 Drama Seorang Dylan
251 Kabar Menggembirakan
252 Pertemuan Atalaric, Danesh Dengan Elzaro
253 Sebuah Rencana
254 Keributan Di Perusahaan
255 Kerinduan Elzaro
256 Bercerita
257 Membahas Ulang Tahun Perusahaan Accenture
258 Pembicaraan Ayah Dan Anak
259 Membahas Untuk Penyerangan
260 Senjata Makan Tuan
261 Menyelesaikan Masalah
262 Kathleen Radmilo
263 Kabar Bahagia Dari Chico
264 Ide Licik Kathleen
265 Sebuah Fakta
266 Umpatan Kekesalan Darren
267 Pembalasan Kathleen
268 Daniel Dan Bianca
269 Sindiran Willy
270 Sifat Asli Willy
271 Kilas Balik
272 Rencana Darren
273 Kayana
274 Ancaman Dari Willy
275 Menceritakan Masalah Keluarga Kayana
276 Terluka
277 Ketakutan Erland Dan Kesedihan Darren
278 Informasi Dari Enzo
279 Ancaman Elzaro
280 Penyekapan
281 Hinaan Dari Nyonya Raimund
282 Ikatan Batin Darka Dan Darren
283 Maafkan Papa
284 Tangisan Anggota Keluarga
285 Bercerita
286 Mama Tidak Salah
287 Air Mata Kebahagiaan
288 Membantu Kayana
289 Ancaman Gilang
290 Ketakutan Para Pembully
291 Hukuman Untuk Pembully
292 Video
293 Ide Cemerlang Darren
294 Video Call
295 Kemarahan Tak Tertahan
296 Rasa Syukur Gilang
297 Kejahilan Gilang
298 Keterkejutan Rebeca
299 Kemarahan Dario, Radeva dan Anshel
300 Beruang Kutub
301 Kemarahan Riyo Terhadap Rebeca
302 Perusak Suasana
303 Tatapan Tak Suka Darren
304 Delapan Perusahaan Besar Di Dunia
305 Dua Pilihan
306 Panggilan Dari Erika
307 Sang Mantan
308 Perlawanan Kathleen
309 Ketakutan Yocelyn
310 Tembakkan
311 Kabar Mengejutkan Dari Darel
312 Bertanya
313 Mencari Dalang Sebenarnya
314 Berniat Berkunjung
315 Ingin Bertemu Ayah
316 Kejadian Di Alam Bawah Sadar
317 Ledekan Dari Ketiga Ketua Mafia
318 Demo Di Kampus
319 Pembalasan Ketujuh Sahabat Darren
320 Memiliki Kemiripan Cerita
321 Merencanakan Hukuman Untuk Wakil Rektor
322 Kekesalan Elzaro
323 Sebuah Foto
324 Peringatan Dan Ancaman Qenan
325 Sebuah Fakta Mengenai Keluarga Belinda
326 Ancaman Zora
327 Kabar Dari Elzaro
328 Katakutan Wakil Rektor
329 Kekecewaan Qenan
330 Wajah Pasrah Ketujuh Sahabat Darren
331 Tokoh Utama
332 Kekhawatiran Qenan
333 Hubungan Kembali Membaik
334 Pembalasan Bianca Kepada Mantan Sahabat
335 Penyerangan Kediaman Darren
336 Kediaman Penuh Darah
337 Ancaman Deon Dan Kayana
338 Tatapan Kekhawatiran Darren
339 Kemarahan Keluarga Morella
340 Tatapan Jijik Davin
341 Kecelakaan Pesawat
342 Kesedihan Mendalam
343 Sebuah Petunjuk
344 Asal Mula Kejadian Kecelakaan Pesawat
345 Kesedihan Dan Kerinduan Darren
346 Perdebatan Darren Dan Para Orang Tua
347 Aksi Curang Seorang Kasir
348 Perkataan Kejam Bianca
349 Mendapatkan Kabar Jatuhnya Pesawat
350 Rasa Malu Talia
351 Membahas Lokasi Jatuhnya Pesawat
352 Perubahan Sikap Talia
353 Insting Seorang Sahabat
354 Dua Perusuh
355 Pemuda Misterius
356 Jatuh Tak Sadarkan Diri
357 Kemarahan Qenan Dan Willy
358 Kabar Dari Celsea Mengenai Darren
359 Kecurigaan Noe Dan Ziggy
360 Rasa Peduli Ketujuh Sahabat Darren
361 Berhasil Menemukan
362 Kemarahan Pria Misterius
363 Kedatangan Talia
364 Sumpah Dan Janji Agneta
365 Kabar Bahagia Sekaligus Kabar Buruk Dari Devian
366 Munculnya Sosok Rendra
367 Memikirkan Darren
368 Telepon Dari Rolando Santa
369 Membicarakan Tentang Rolando Santa
370 Identitas Palsu
371 Keterkejutan Andra
372 Robby Sang Pelindung
373 Rencana Licik Rolando
374 Kabar Bahagia
375 Menyudahi Sandiwara
376 Pelukan Kerinduan
377 Terbongkar Identitas Asli Erika
378 Merencanakan Penjagaan Ketat Untuk Erica
379 Mengikuti Alur Permainan
380 Keberhasilan Rencana Pertama
381 Rencana Selanjutnya
382 Menyelesaikan Permasalahan
383 Kekalahan Nicko Dilbara
384 Pembicaraan Sehati Antara Darren Dan Rolando
385 Teriakkan Kesakitan Darren
386 Memutuskan Untuk Memeriksakan Diri
387 Telepon Dari Brenda Dan Ketakutan Brenda
388 Kembali Terbaring Di Rumah Sakit
389 Wajah Syok Qenan Dan Rehan
390 Memilih Pergi
391 Kabar Kecelakaan Darren
392 Dukungan Keluarga
393 Ucapan Bijak Dari Sahabat
394 Senyuman Evil Dylan Dan Rehan
395 Aku Askara Bukan Darren
396 Fakta Yang Menyakitkan
397 Tatapan Sedih Para Sahabat
398 Isak Tangis Para Sahabat
399 Rasa Iri Mikko Dan Kenzo
400 Kakak Davin!
401 Kemarahan Yufal
402 Laporan Dari Zee
403 Menceritakan Tentang Laporan Zee
404 Bangunnya Darren Dari Koma
405 Flashback
406 Bantuan Tersenyum Kakek Raymond
407 Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Mendez
408 Kebaikan Hati Darren
409 Kata-Kata Penghibur Dan Penyemangat
410 Perang Mulut Antara Darren Vs Monica
411 Masalah Baru Lagi
412 Rasa Putus Asa Darren
413 Chip Yang Tertanam
414 Flashback
415 Kejahilan Andrean
416 Kedatangan Orang Tua Dari Teman Sekolah Adrian Dan Mathew
417 Tembakan Tiba-Tiba
418 Cerita Torry Dan Norris
419 Permasalahan Adrian Dan Mathew Selesai
420 Kedatangan Agra Benjamin
421 Keterkejutan Keluarga Mendez
422 Memutuskan Untuk Berdamai Dengan Masa Lalu
423 Teguran Darren Terhadap Adrian Dan Mathew
424 Memutuskan Untuk Minta Maaf
425 Nasehat Para Kakak Untuk Adrian Dan Mathew
426 Kemarahan Zora
427 Ancaman Darren
428 Ucapan Asal Dylan
429 Kedatangan Steven
430 Menceritakan Tentang Showroom
431 Sosok Rendra
432 Kemarahan Darren Terhadap Tiga Mata-Mata
433 Laporan Dari Tangan Kanan Atalarik
434 Keterkejutan Jerry Mendengar Suara Ramon
435 Amarah Dan Dendam Sosok Rendra
436 Kakak Davin Ingin Meracuniku?
437 Menceritakan Tentang Sosok Asli Darren
438 Mengajak Bergabung
439 Pertemuan Erica Dengan Suster Vazza
440 Keterkejutan Farraz
441 Ucapa Tantangan Darren
442 Pergilah Kau Ke Neraka
443 Kembalilah Brian
444 Ketakutan Erland Dan Pelukan Hangat Brian
445 Demam
446 Keusilan Agneta
447 Kata-Kata Penghibur Dari Para Sahabat
448 Mahasiswa Baru
449 Membahas Keberangkatan Touring
450 Manusia Pucat
451 Mengingat Kejadian Di Masa Lalu
452 Ketakutan Andra Akan Pernikahan
453 Keberangkatan Touring
454 Ucapan Dan Ancaman Jonathan
455 Informasi Dari Farraz Tentang Lokasi Touring
456 Kedatangan Para Kakak
457 Teriak Histeris Darka
458 Rendra!
459 Kecurigaan Para Ketua Mafia
460 Sudah Terlambat. Ucapkan Selamat Tinggal
461 Ancaman Menakutkan Darren
462 Mengambil Keputusan
463 Menyalahkan Diri Sendiri
464 Kedatangan Keluarga Radmilo Sekaligus Kabar Bahagia
465 Kepulangan Darren Dan Nandito
466 Kemarahan Dan Ancaman Darren
467 Rencana Licik Dzaky Dan Adnan
468 Video Call
469 Rekaman Pembicaraan Irfan Dan Kelima Temannya
470 Isakan Serta Ketakutan Vania Dan Tania
471 Menceritakan Tentang Video Tersebut
472 Menceritakan Kejadian Di Parkiran Cafe
473 Kejutan Dari Dzaky Dan Adnan
474 Ucapan Serta Ancaman Elzaro
475 Janji Tulus Davin Terhadap Darren
476 Kemarahan Darren Terhadap Irfan
477 Rencana Elzaro Untuk Membantu Saskia
478 Ancaman Seorang Ziggy
479 Mengeluh
480 Informasi Dari Fito Mengenai Erica, Vania Dan Tania
481 Pembalasan Darren, Qenan, Willy, Axel, Jerry, Dylan, Darel dan Rehan
482 Cerita Erica
483 Janji Darren Terhadap Erica
484 Hukuman Dan Ancaman
485 Obrolan Kakak Dan Adik
486 Masuk Sekolah Lagi
487 Menolong Camila
488 Telepon Dari Mayang
489 Menyelesaikan Masalah Saskia
490 Pekan Perkenalan Kampus
491 Kejahilan Erica
492 Balasan Dari Carinna
493 Membantu Carinna, Ibunya Samuel
494 Permohonan Anthony Dan Emily
495 Kata Penghibur Dari Brenda Dan Vania
496 Tiga Tamu Wanita
497 Kebahagiaan Zora
498 Sifat Lupa Darka Dan Kata Bijak Darren
499 Pelukan Saudara Sepupu
500 Pesan Video
501 Anak Kuliahan Tapi Otak Karatan
502 Marco
503 Pencarian
504 Sejujurnya Aku Butuh Bantuan
505 Sebuah Bukti Pelaku
506 Peringatan Dari Darren
507 Rencana Pertama Dan Kedua
508 Target Yang Dicari
509 Menceritakan Altar Ego Darren
510 Amputasi
511 Telepon Sekaligus Cerita Dari Dito
512 Tatapan Khawatir Para Kakak
513 Kabar Gembira Dari Ziggy
514 Menceritakan Alasan Darren Melakukan Pembalasan
515 Hukuman Yang Cocok Adalah Penjara
516 Merekam Diam-Diam
517 Ucapan Sekaligus Perintah Dari Darren
518 Rencana Jahat Colin
519 Kesepuluh Pemesan Mobil
520 Membuat Darren Tunduk
521 Perdebatan Darren Dan Ivan
522 Bukan Aku, Tapi Anaknya!
523 Kebahagiaan Colin
524 Berebutan Remote Tv
525 Sikap Percaya Diri Colin
526 Peringatan Dan Ancaman Darren
527 Aku Bukan Orang Asing
528 Informasi Dari Darren Untuk Danar
529 Menggagalkan Rencana Jahat
530 Ketakutan Nindi
531 Keterkejutan Sekaligus Ketakutan Colin
532 Ucapan Dan Ancaman Danar
533 Maafkan Kami! Ampuni Kami!
534 Kesepakatan Darren Dan Andra
535 Jika Lo Bukan Bapak-Bapak. Lo Sudah Tinggal Nama
536 Jauhi Kakak Gue
537 Kesungguhan Dan Ketulusan Hati Veranita
538 Kekhawatiran Terhadap Qenan Dan Willy
539 Telepon Dari Kayana
540 Ucapan Sekaligus Ancaman Brenda
541 Apa Yang Terjadi Dengan Qenan Dan Willy?
542 Ada Hubungannya Dengan Kejadian Sabotase
543 Kata Penyemangat Dari Para Kakak
544 Aku Tidak Pernah Mengusikmu
545 Pesan WhatsApp
546 Akhirnya, Aku Menemukanmu!
547 Penyerangan
548 Berhasil Menemukan
549 Dimana Bos Kalian?
550 Kemarahan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya Darren
551 Tangisan Darka Dan Janji Andra
552 Flashback Veranita (1)
553 Flashback Veranita (2)
554 Menolak Untuk Menjenguk
555 Trik Jitu Erica
556 Undangan Peresmian Perusahaan
557 Ketakutan Keluarga Latjuba
558 Disini Aku Yang Paling Tertekan
559 Rehan Memilih Aku Atau Tidak Dua-Duanya
560 Ucapan Dan Ancaman Rehan
561 Keterkejutannya Para Tamu Undangan
562 Memberikan Hukuman
563 Keterkejutan Celia Akan Informasi Dari Wulan
564 Cerita Wulan Tentang Keluarga Latjuba
565 Rasa Penasaran Darren
566 Menceritakan Alasan Karyawan Hotel Menerima Suap
567 Jeritan Kemarahan Winka
568 Teriakan Permohonan
569 Kata Penghibur
570 Keinginan Erica Dan Janji Vazza
571 Pertolongan Veranita
572 Ucapan Dan Ancaman Dzaky
573 Nasehat Dari Darren
574 Rasa Sedih Dan Rasa Bersalah Adnan
575 Perempuan Penipu
576 Lima Perjanjian Dan Darren
577 Aku Sudah Tahu Siapa Pelakunya
578 Terbongkarnya Status Mona
579 Kemarahan Rendra Terhadap Mona
580 Keterkejutan Serta Ketakutan Alia
581 Kemarahan Adnan
582 Obrolan Darren Dan Baren Di Telepon
583 Cerita Dari Arga
584 Akhirnya Aku Menemukanmu, Nanan!
585 Kamu Selingkuh, Ya?
586 Keterkejutan Darren Akan Cerita Baren
587 Kedatangan Raka Dan Keluarga Mahendra
588 Pertemuan Adan Dengan Keluarga Mahendra
589 Terungkapnya Kejahatan Alia Dahlan
590 Dua Pemuda Misterius
591 Hukuman Seumur Hidup Di Penjara
592 Penangkapan Danar
593 Selamat Ulang Tahun
594 Keracunan
595 Meminta Bantuan Kakak Mafia
596 Pembalasan Dari Zea
Episodes

Updated 596 Episodes

1
1. Kerinduan Darka
2
2. Terpaksa Menolong
3
3. Penyesalan
4
4. Bercerita
5
5. Kekesalan Darren
6
6. Mengingatkan Kembali
7
7. Jatuh Dari Motor
8
8. Kemarahan Dan Kekecewaan Carrisa
9
9. Mengetahui Kondisi Kesehatan Darren
10
10. Mengingat Kembali Kejadian Yang Lalu
11
11. Kerinduan Darren Terhadap Carissa
12
12. Kekesalan Darren Terhadap Sang Bibi
13
13. Kedatangan Salsa
14
14. Membantu Axel
15
15. Sikap Ketus Darren
16
16. Sebuah Bukti
17
17. Ancaman Darren
18
18. Tatapan Kebencian Darren
19
19. Membahas Dalang Penyerangan Rumah Axel
20
20. Ini Salah Kalian, Kenapa Aku Ikut Dibenci?
21
21. Menceritakan
22
22. Tatapan Kebencian
23
23. Mengetahui Dalang Sebenarnya
24
24. Kekhawatiran Darka dan Gilang
25
25. Igauan Darren
26
26. Membasmi Para Tikus
27
27. Perkelahian Darren Dan Davin
28
28. Kembali Terluka
29
Plan B
30
Kembalinya Mantan
31
Kekesalan Rehan
32
Teringat Kembali
33
Penyesalan Terbesar Erland
34
Rasa Khawatir Qenan Dan Willy
35
Kekhawatiran Darka
36
Membahas Kondisi Darren
37
Perdebatan Darka, Gilang dan Keempat Kakaknya
38
Lelang Lukisan
39
Keterkejutan Helena
40
Pertemuan Erland Dan Ketujuh Sahabatnya
41
Keegoisan Davin Dan Andra
42
Koma
43
Luapan Amarah Darka
44
Membahas Kerja Sama
45
Ketakutan Riana
46
Membuat Laporan
47
Amarah Para Kakak Mafia Darren
48
Kebahagiaan Darka
49
Kekecewaan Darren
50
Mama, Aku Merindukanmu
51
Membujuk Darren
52
Penyesalan Davin
53
Ketakutan Darka
54
Rasa Khawatir Anggota Keluarga
55
Keterkejutan Erland
56
Mendapatkan Maaf
57
Kemarahan Darren Dan Jerry
58
Hukuman Untuk Seorang Pengkhianat
59
Rencana Jahat Helena
60
Kebersamaan Darren, Gilang Dan Darka
61
Kekecewaan Dzaky Dan Adnan
62
Kelegaan Erland
63
Sandirwara Darren
64
Rasa Percaya Diri Helena
65
Menjalankan Rencana
66
Rasa Khawatir Axel, Dylan Dan Jerry
67
Ketakutan Erland
68
Sikap Acuh Darren Terhadap Andra
69
Surat Ancaman
70
Kejahilan Darren
71
Keterkejutan Helena
72
Memutuskan membatalkan Kerja Sama
73
Memutuskan Membatalkan Kerja Sama 2
74
Kedatangan Kelima Ketua Mafia
75
Meluapkan Kemarahan
76
Perkataan Kejam Darren
77
Kedatangan Darren Dan Ketujuh Sahabatnya
78
Keterkejutan Helena 2
79
Penyerangan Besar-besaran
80
Kegiatan Baksos
81
Kehangatan Keluarga Brenda
82
Sikap Cuek Darren Terhadap Keempat kakaknya
83
Rasa Penasaran Keluarga Smith Terhadap Brenda
84
Antara Rindu Dan Benci
85
Memulai Rencana
86
Menjadi Ayah Yang Baik
87
Kabar Yang Mengejutkan
88
Menceritakan Kejadian Yang Terjadi
89
Berbaikan
90
Terlalu Percaya Diri
91
Kemarahan Samuel
92
Merencanakan Peperangan
93
Mempersiapkan Peperangan
94
Mempersiapkan Peperangan 2
95
Mempersiapkan Senjata Tempur
96
Pertempuran Besar
97
Perang Besar 2
98
Pertarungan Darren Dan Samuel
99
Pertarungan Kedua Darren Dan Samuel 2
100
Penyesalan Samuel
101
Penyesalan Samuel 2
102
Jatuh Tak Sadarkan Diri
103
Dinyatakan Koma
104
Kekhawatiran Liana
105
Kekesalan Brenda
106
Panggilan Dari Sekutu
107
Membahas Tentang Showroom
108
Kesedihan Dan Penyesalan Samuel
109
Di Dunia Lain
110
Kebahagiaan Celsea
111
Bangun Dari Koma
112
Mempersiapkan Kejutan
113
Kemarahan Darren Dan Ketujuh sahabat-sahabatnya
114
Kemarahan Darren Dan Ketujuh sahabat-sahabatnya 2
115
Kemarahan Keluarga Smith
116
Perasaan Yang Terwakilkan
117
Hukuman
118
Menyelesaikan Hukuman
119
Tatapan Curiga Darren
120
Resmi Menjadi Kekasih
121
Janji Seorang Sahabat
122
Kekesalan Para Sahabat
123
Ancaman Darren Terhadap Rico
124
Menceritakan Kejadian Setelah Lulus SMA
125
Menyelamatkan Dzaky Dan Adnan
126
Serba Salah Jadi Adik Laki-laki
127
Memberikan Senjata Sebagai Pelindung
128
Tamu Tak Diundang
129
Menjadi Adik Laki-laki Yang Patuh
130
Rasa Bersalah Elsa
131
Kekesalan Qenan
132
Kedua Pasangan Misterius
133
Kejahilan Super Dari Qenan
134
Tatapan Curiga Darren
135
Kabar Mengejutkan Dari Jerry Dan Tania
136
Hampir Terungkap
137
Kesedihan Brenda
138
Terungkap Dalang Kecelakaan Antonio
139
Aksi Penculikan
140
Trauma
141
Menceritakan Traumanya Elsa
142
Kabar Terbaru Dari Andrean
143
Menolak Kerja Sama
144
Gangguan Dari Kelompok Jessica
145
Masalah Tak Habis-habisnya
146
Tatapan Khawatir Seorang Ayah
147
Kemarahan Darren Terhadap Jessica
148
Sebuah Keputusan Menghancurkan Segalanya
149
Kembali Kambuh
150
Keterkejutan Brenda
151
Saling Memberikan Ancaman
152
Kecurigaan Darren Dan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya
153
Latar Belakang Keluarga Smith
154
Balasan Dari Vania Dan Felisa
155
Kabar Keberhasilan Dari Caleb
156
Perempuan Tak Tahu Malu
157
Menyelesaikan Pekerjaan
158
Mengatur Ulang Rencana
159
Sisi Kejam Caleb Dan Daksa
160
Sumpah Dan Janji Tulus Brenda
161
Amarah Darren Yang Mengerikan
162
Kesedihan Liana Akan Cerita Brenda
163
Menceritakan Tentang Keluarga Jessica
164
Pelukan Hangat Dari Kekasih
165
Panggilan Telepon Dari Darren
166
Kedatangan Charlie Dan Soraya
167
Keberhasilan Charlie Dan Soraya
168
Memulai Permainan
169
Titah Seorang Ibu
170
Dendam Anak-Anaknya Antonio
171
Telepon Dari Rektor
172
Keterkejutan Wanda Dan Teman-Temannya
173
Kencan Dadakan
174
Sebuah Fakta Tentang Kesehatan Darren
175
Informasi Dari Samuel
176
Kemarahan Brenda Dan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya
177
Balasan Untuk Orang-Orang Sombong
178
Menceritakan Kejadian Di Mall
179
Traktiran Tertunda
180
Godaan Dari Brenda
181
Membahas Kelicikan Rolando Santa
182
Keributan Di Perusahaan Radeva
183
Balasan Untuk Tukang Bully
184
Peringatan Dan Ancaman Darren
185
Perkataan Menohok Darren
186
Alasan Salsa Menghindari Melvin
187
Kembalinya Geng Motor Vagos
188
Gadis Tak Tahu Malu
189
Tendangan Maut Dari Tania
190
Niat Jahat Valen
191
Kabar Keberhasilan Gilang
192
Air Mata Davin
193
Kata Manis Tapi Menyelekit
194
Ancaman Darren Untuk Valen
195
Pemecatan
196
Menceritakan Kronologi
197
Kesedihan Gadis Kecil
198
Menjadikan Anin Putri Angkat
199
Ciuman Darren Dan Brenda
200
Balasan Dari Salsa
201
Ancaman Darren Terhadap Pamela
202
Melawan Dengan Kata-Kata
203
Dua Pasang Mata
204
Fakta Tentang Kondisi Ibu Kandung Darren
205
Permainan Dimulai
206
Terbongkarnya Kejahatan Keluarga Valencia
207
Pembalasan Darren
208
Amarah Darren Yang Menyeramkan
209
Altar Ego
210
Tendangan Gratis Dari Brenda
211
Karyawan Yang Busuk Hati
212
Membahas Perusahaan ER
213
Iblis Pencabut Nyawa
214
Album Foto
215
Pengganggu Tak Tahu Malu
216
Informasi Dari Willy
217
Video
218
Kemarahan Sisi Lain Dari Darren
219
Terbongkarnya Identitas Manager Keuangan Lama
220
Data Korban Kecelakaan
221
Hinaan Terhadap Erica
222
Hukuman Untuk Gadis Sombong
223
Kemarahan Tuan Manaf
224
Pengusiran
225
Kejadian Tak Terduga
226
Menceritakan Kondisi Jantung Darren
227
Ketakutan Connie
228
Teguran Dari Andra Untuk Soviana
229
Tatapan Kebencian Soviana
230
Tantangan Balapan
231
Berita Menggembirakan Untuk Tania
232
Perkataan Sekaligus Ancaman Dari Darel
233
Terungkapnya Putra Kembar Atalaric
234
Mall
235
Mengibar Bendera Perang
236
Keusilan Dylan
237
Usapan Lembut Dari Sang Ayah
238
Pencarian Dalang Sebenarnya
239
Kedatangan Darren Ke Perusahaan ER
240
Kegagalan Armando
241
Panggilan Serta Kabar Dari Darren
242
Perkataan kejam Kathleen
243
Hukuman Untuk Soviana
244
Membahas Mobil Mewah
245
Kemarahan Jerry Dan Axel
246
Mengajak Kerjasama
247
Pertarungan
248
Kekhawatiran Darren Terhadap Brenda
249
Persahabatan Yang Abadi
250
Drama Seorang Dylan
251
Kabar Menggembirakan
252
Pertemuan Atalaric, Danesh Dengan Elzaro
253
Sebuah Rencana
254
Keributan Di Perusahaan
255
Kerinduan Elzaro
256
Bercerita
257
Membahas Ulang Tahun Perusahaan Accenture
258
Pembicaraan Ayah Dan Anak
259
Membahas Untuk Penyerangan
260
Senjata Makan Tuan
261
Menyelesaikan Masalah
262
Kathleen Radmilo
263
Kabar Bahagia Dari Chico
264
Ide Licik Kathleen
265
Sebuah Fakta
266
Umpatan Kekesalan Darren
267
Pembalasan Kathleen
268
Daniel Dan Bianca
269
Sindiran Willy
270
Sifat Asli Willy
271
Kilas Balik
272
Rencana Darren
273
Kayana
274
Ancaman Dari Willy
275
Menceritakan Masalah Keluarga Kayana
276
Terluka
277
Ketakutan Erland Dan Kesedihan Darren
278
Informasi Dari Enzo
279
Ancaman Elzaro
280
Penyekapan
281
Hinaan Dari Nyonya Raimund
282
Ikatan Batin Darka Dan Darren
283
Maafkan Papa
284
Tangisan Anggota Keluarga
285
Bercerita
286
Mama Tidak Salah
287
Air Mata Kebahagiaan
288
Membantu Kayana
289
Ancaman Gilang
290
Ketakutan Para Pembully
291
Hukuman Untuk Pembully
292
Video
293
Ide Cemerlang Darren
294
Video Call
295
Kemarahan Tak Tertahan
296
Rasa Syukur Gilang
297
Kejahilan Gilang
298
Keterkejutan Rebeca
299
Kemarahan Dario, Radeva dan Anshel
300
Beruang Kutub
301
Kemarahan Riyo Terhadap Rebeca
302
Perusak Suasana
303
Tatapan Tak Suka Darren
304
Delapan Perusahaan Besar Di Dunia
305
Dua Pilihan
306
Panggilan Dari Erika
307
Sang Mantan
308
Perlawanan Kathleen
309
Ketakutan Yocelyn
310
Tembakkan
311
Kabar Mengejutkan Dari Darel
312
Bertanya
313
Mencari Dalang Sebenarnya
314
Berniat Berkunjung
315
Ingin Bertemu Ayah
316
Kejadian Di Alam Bawah Sadar
317
Ledekan Dari Ketiga Ketua Mafia
318
Demo Di Kampus
319
Pembalasan Ketujuh Sahabat Darren
320
Memiliki Kemiripan Cerita
321
Merencanakan Hukuman Untuk Wakil Rektor
322
Kekesalan Elzaro
323
Sebuah Foto
324
Peringatan Dan Ancaman Qenan
325
Sebuah Fakta Mengenai Keluarga Belinda
326
Ancaman Zora
327
Kabar Dari Elzaro
328
Katakutan Wakil Rektor
329
Kekecewaan Qenan
330
Wajah Pasrah Ketujuh Sahabat Darren
331
Tokoh Utama
332
Kekhawatiran Qenan
333
Hubungan Kembali Membaik
334
Pembalasan Bianca Kepada Mantan Sahabat
335
Penyerangan Kediaman Darren
336
Kediaman Penuh Darah
337
Ancaman Deon Dan Kayana
338
Tatapan Kekhawatiran Darren
339
Kemarahan Keluarga Morella
340
Tatapan Jijik Davin
341
Kecelakaan Pesawat
342
Kesedihan Mendalam
343
Sebuah Petunjuk
344
Asal Mula Kejadian Kecelakaan Pesawat
345
Kesedihan Dan Kerinduan Darren
346
Perdebatan Darren Dan Para Orang Tua
347
Aksi Curang Seorang Kasir
348
Perkataan Kejam Bianca
349
Mendapatkan Kabar Jatuhnya Pesawat
350
Rasa Malu Talia
351
Membahas Lokasi Jatuhnya Pesawat
352
Perubahan Sikap Talia
353
Insting Seorang Sahabat
354
Dua Perusuh
355
Pemuda Misterius
356
Jatuh Tak Sadarkan Diri
357
Kemarahan Qenan Dan Willy
358
Kabar Dari Celsea Mengenai Darren
359
Kecurigaan Noe Dan Ziggy
360
Rasa Peduli Ketujuh Sahabat Darren
361
Berhasil Menemukan
362
Kemarahan Pria Misterius
363
Kedatangan Talia
364
Sumpah Dan Janji Agneta
365
Kabar Bahagia Sekaligus Kabar Buruk Dari Devian
366
Munculnya Sosok Rendra
367
Memikirkan Darren
368
Telepon Dari Rolando Santa
369
Membicarakan Tentang Rolando Santa
370
Identitas Palsu
371
Keterkejutan Andra
372
Robby Sang Pelindung
373
Rencana Licik Rolando
374
Kabar Bahagia
375
Menyudahi Sandiwara
376
Pelukan Kerinduan
377
Terbongkar Identitas Asli Erika
378
Merencanakan Penjagaan Ketat Untuk Erica
379
Mengikuti Alur Permainan
380
Keberhasilan Rencana Pertama
381
Rencana Selanjutnya
382
Menyelesaikan Permasalahan
383
Kekalahan Nicko Dilbara
384
Pembicaraan Sehati Antara Darren Dan Rolando
385
Teriakkan Kesakitan Darren
386
Memutuskan Untuk Memeriksakan Diri
387
Telepon Dari Brenda Dan Ketakutan Brenda
388
Kembali Terbaring Di Rumah Sakit
389
Wajah Syok Qenan Dan Rehan
390
Memilih Pergi
391
Kabar Kecelakaan Darren
392
Dukungan Keluarga
393
Ucapan Bijak Dari Sahabat
394
Senyuman Evil Dylan Dan Rehan
395
Aku Askara Bukan Darren
396
Fakta Yang Menyakitkan
397
Tatapan Sedih Para Sahabat
398
Isak Tangis Para Sahabat
399
Rasa Iri Mikko Dan Kenzo
400
Kakak Davin!
401
Kemarahan Yufal
402
Laporan Dari Zee
403
Menceritakan Tentang Laporan Zee
404
Bangunnya Darren Dari Koma
405
Flashback
406
Bantuan Tersenyum Kakek Raymond
407
Kekhawatiran Dan Kerinduan Keluarga Mendez
408
Kebaikan Hati Darren
409
Kata-Kata Penghibur Dan Penyemangat
410
Perang Mulut Antara Darren Vs Monica
411
Masalah Baru Lagi
412
Rasa Putus Asa Darren
413
Chip Yang Tertanam
414
Flashback
415
Kejahilan Andrean
416
Kedatangan Orang Tua Dari Teman Sekolah Adrian Dan Mathew
417
Tembakan Tiba-Tiba
418
Cerita Torry Dan Norris
419
Permasalahan Adrian Dan Mathew Selesai
420
Kedatangan Agra Benjamin
421
Keterkejutan Keluarga Mendez
422
Memutuskan Untuk Berdamai Dengan Masa Lalu
423
Teguran Darren Terhadap Adrian Dan Mathew
424
Memutuskan Untuk Minta Maaf
425
Nasehat Para Kakak Untuk Adrian Dan Mathew
426
Kemarahan Zora
427
Ancaman Darren
428
Ucapan Asal Dylan
429
Kedatangan Steven
430
Menceritakan Tentang Showroom
431
Sosok Rendra
432
Kemarahan Darren Terhadap Tiga Mata-Mata
433
Laporan Dari Tangan Kanan Atalarik
434
Keterkejutan Jerry Mendengar Suara Ramon
435
Amarah Dan Dendam Sosok Rendra
436
Kakak Davin Ingin Meracuniku?
437
Menceritakan Tentang Sosok Asli Darren
438
Mengajak Bergabung
439
Pertemuan Erica Dengan Suster Vazza
440
Keterkejutan Farraz
441
Ucapa Tantangan Darren
442
Pergilah Kau Ke Neraka
443
Kembalilah Brian
444
Ketakutan Erland Dan Pelukan Hangat Brian
445
Demam
446
Keusilan Agneta
447
Kata-Kata Penghibur Dari Para Sahabat
448
Mahasiswa Baru
449
Membahas Keberangkatan Touring
450
Manusia Pucat
451
Mengingat Kejadian Di Masa Lalu
452
Ketakutan Andra Akan Pernikahan
453
Keberangkatan Touring
454
Ucapan Dan Ancaman Jonathan
455
Informasi Dari Farraz Tentang Lokasi Touring
456
Kedatangan Para Kakak
457
Teriak Histeris Darka
458
Rendra!
459
Kecurigaan Para Ketua Mafia
460
Sudah Terlambat. Ucapkan Selamat Tinggal
461
Ancaman Menakutkan Darren
462
Mengambil Keputusan
463
Menyalahkan Diri Sendiri
464
Kedatangan Keluarga Radmilo Sekaligus Kabar Bahagia
465
Kepulangan Darren Dan Nandito
466
Kemarahan Dan Ancaman Darren
467
Rencana Licik Dzaky Dan Adnan
468
Video Call
469
Rekaman Pembicaraan Irfan Dan Kelima Temannya
470
Isakan Serta Ketakutan Vania Dan Tania
471
Menceritakan Tentang Video Tersebut
472
Menceritakan Kejadian Di Parkiran Cafe
473
Kejutan Dari Dzaky Dan Adnan
474
Ucapan Serta Ancaman Elzaro
475
Janji Tulus Davin Terhadap Darren
476
Kemarahan Darren Terhadap Irfan
477
Rencana Elzaro Untuk Membantu Saskia
478
Ancaman Seorang Ziggy
479
Mengeluh
480
Informasi Dari Fito Mengenai Erica, Vania Dan Tania
481
Pembalasan Darren, Qenan, Willy, Axel, Jerry, Dylan, Darel dan Rehan
482
Cerita Erica
483
Janji Darren Terhadap Erica
484
Hukuman Dan Ancaman
485
Obrolan Kakak Dan Adik
486
Masuk Sekolah Lagi
487
Menolong Camila
488
Telepon Dari Mayang
489
Menyelesaikan Masalah Saskia
490
Pekan Perkenalan Kampus
491
Kejahilan Erica
492
Balasan Dari Carinna
493
Membantu Carinna, Ibunya Samuel
494
Permohonan Anthony Dan Emily
495
Kata Penghibur Dari Brenda Dan Vania
496
Tiga Tamu Wanita
497
Kebahagiaan Zora
498
Sifat Lupa Darka Dan Kata Bijak Darren
499
Pelukan Saudara Sepupu
500
Pesan Video
501
Anak Kuliahan Tapi Otak Karatan
502
Marco
503
Pencarian
504
Sejujurnya Aku Butuh Bantuan
505
Sebuah Bukti Pelaku
506
Peringatan Dari Darren
507
Rencana Pertama Dan Kedua
508
Target Yang Dicari
509
Menceritakan Altar Ego Darren
510
Amputasi
511
Telepon Sekaligus Cerita Dari Dito
512
Tatapan Khawatir Para Kakak
513
Kabar Gembira Dari Ziggy
514
Menceritakan Alasan Darren Melakukan Pembalasan
515
Hukuman Yang Cocok Adalah Penjara
516
Merekam Diam-Diam
517
Ucapan Sekaligus Perintah Dari Darren
518
Rencana Jahat Colin
519
Kesepuluh Pemesan Mobil
520
Membuat Darren Tunduk
521
Perdebatan Darren Dan Ivan
522
Bukan Aku, Tapi Anaknya!
523
Kebahagiaan Colin
524
Berebutan Remote Tv
525
Sikap Percaya Diri Colin
526
Peringatan Dan Ancaman Darren
527
Aku Bukan Orang Asing
528
Informasi Dari Darren Untuk Danar
529
Menggagalkan Rencana Jahat
530
Ketakutan Nindi
531
Keterkejutan Sekaligus Ketakutan Colin
532
Ucapan Dan Ancaman Danar
533
Maafkan Kami! Ampuni Kami!
534
Kesepakatan Darren Dan Andra
535
Jika Lo Bukan Bapak-Bapak. Lo Sudah Tinggal Nama
536
Jauhi Kakak Gue
537
Kesungguhan Dan Ketulusan Hati Veranita
538
Kekhawatiran Terhadap Qenan Dan Willy
539
Telepon Dari Kayana
540
Ucapan Sekaligus Ancaman Brenda
541
Apa Yang Terjadi Dengan Qenan Dan Willy?
542
Ada Hubungannya Dengan Kejadian Sabotase
543
Kata Penyemangat Dari Para Kakak
544
Aku Tidak Pernah Mengusikmu
545
Pesan WhatsApp
546
Akhirnya, Aku Menemukanmu!
547
Penyerangan
548
Berhasil Menemukan
549
Dimana Bos Kalian?
550
Kemarahan Ketujuh Sahabat-Sahabatnya Darren
551
Tangisan Darka Dan Janji Andra
552
Flashback Veranita (1)
553
Flashback Veranita (2)
554
Menolak Untuk Menjenguk
555
Trik Jitu Erica
556
Undangan Peresmian Perusahaan
557
Ketakutan Keluarga Latjuba
558
Disini Aku Yang Paling Tertekan
559
Rehan Memilih Aku Atau Tidak Dua-Duanya
560
Ucapan Dan Ancaman Rehan
561
Keterkejutannya Para Tamu Undangan
562
Memberikan Hukuman
563
Keterkejutan Celia Akan Informasi Dari Wulan
564
Cerita Wulan Tentang Keluarga Latjuba
565
Rasa Penasaran Darren
566
Menceritakan Alasan Karyawan Hotel Menerima Suap
567
Jeritan Kemarahan Winka
568
Teriakan Permohonan
569
Kata Penghibur
570
Keinginan Erica Dan Janji Vazza
571
Pertolongan Veranita
572
Ucapan Dan Ancaman Dzaky
573
Nasehat Dari Darren
574
Rasa Sedih Dan Rasa Bersalah Adnan
575
Perempuan Penipu
576
Lima Perjanjian Dan Darren
577
Aku Sudah Tahu Siapa Pelakunya
578
Terbongkarnya Status Mona
579
Kemarahan Rendra Terhadap Mona
580
Keterkejutan Serta Ketakutan Alia
581
Kemarahan Adnan
582
Obrolan Darren Dan Baren Di Telepon
583
Cerita Dari Arga
584
Akhirnya Aku Menemukanmu, Nanan!
585
Kamu Selingkuh, Ya?
586
Keterkejutan Darren Akan Cerita Baren
587
Kedatangan Raka Dan Keluarga Mahendra
588
Pertemuan Adan Dengan Keluarga Mahendra
589
Terungkapnya Kejahatan Alia Dahlan
590
Dua Pemuda Misterius
591
Hukuman Seumur Hidup Di Penjara
592
Penangkapan Danar
593
Selamat Ulang Tahun
594
Keracunan
595
Meminta Bantuan Kakak Mafia
596
Pembalasan Dari Zea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!