Bab 20

Gadis itu masih berdiri di depan mesin ATM, menunggu proses penarikkan tunai yang tengah dia lakukan. "Malang bener nasibku, ternyata firasat gak enak tadi malam, rupanya kesialanku pagi ini." Ismi sangat kesal, dia terpaksa menarik uang yang Fariz beri untuk pegangannya selama di kota.

"800 ribu, semoga cukup." Ismi segera menyimpan uang yang baru dia tarik dari ATM. "Orang kaya zdolim, menghukum aku pake minta di temani makan siang. Bagi dia mah duit seratus ribu kayak duit seribu, lah bagiku, duit seribu aja bagai duit seratus ribu, perjuangan mendapatinya tidak mudah." Ismi segera melangkah menuju pintu utama gedung tempatnya bekerja, bosnya memintanya untuk menunggu di sana.

Ismi berdiri sambil memainkan handphonenya, mengecek pesan, berharap dia sudah mendapat balasan dari Fidiya. Ismi membuang kasar napasnya, Fidiya belum membalas pesannya.

"Sudah siap?"

Pertanyaan itu membuat Ismi terperanjat. "Iya Pak."

"Mari ikut saya."

Ismi segera mengikuti langkah kaki bos nya itu, hingga sampai di dekat salah satu mobil mewah dengan pintu yang sudah terbuka.

"Mari masuk." Arnaff sudah lebih dulu memasuki mobil itu. Dia memberi isyarat pada Ismi agar segera masuk dan duduk di sampingnya.

Ismi memberanikan dirinya masuk kedalam mobil mewah itu. "Pak, saya tidak diminta uang bensin kan?"

Arnaff tersenyum mendengar pertanyaan Ismi. Dia tidak menjawab, Arnaff hanya memberi perintah pada sang supir, agar segera melajukan mobil menuju Restoran yang sudah dia katakan.

*

Mobil berhenti di depan sebuah Restoran mewah, rasanya Ismi tidak merasa kalau masih berpijak di bumi, kakinya keram, melangkah pun sulit, ketika kedua matanya melihat sebuah Restoran mewah.

Apakah uangku cukup?

"Ayo kita masuk, aku sudah lapar."

Mendengar ajakkan bosnya, Ismi berusaha menyeret kedua kakinya mengikuti langkah kaki atasannya tersebut. Hingga mereka duduk di salah satu meja yang lumayan indah.

Arnaff memberikan buku menu pada Ismi, Ismi sungguh bingung, menu yang ada membuatnya pusing, dia tidak bisa menyebut nama makanan yang tertulis. Ismi lebih fokus pada daftar harga yang tercantum di menu itu.

Seketika kedua bola mata Ismi terbelalak, saat melihat harga satu menu di sana. Untuk segelas minuman saja sudah 45 ribu rupiah.

"Pak, Bapak nggak ngerampok saya kan?" Ismi sengaja memelankan suaranya, agar tidak di dengar pengunjung lain.

"Ngerampok?" Arnaff mengulangi pertanyaan Ismi.

"Saya takut kalau uang saya nggak cukup Pak, satu minuman saja hampir 50 ribu."

"Saya minta temanin kamu makan, bukan minta bayarin makan!" ucap Arnaff tegas. "Enak saja nuduh saya merampok, yang merampok itu kamu, kamu sudah merampok hati saya."

Menyadari dirinya salah faham saja, Ismi sungguh malu, ditambah ucapan gombal dari bosnya, semakin membuat Ismi ingin menyembunyikan wajahnya. Rasanya kedua pipinya tiba-tiba terasa hangat, padahal ruangan Restoran ini ada pendingin udara.

"Sudah, kamu makan sama seperti yang saya pesan saja." Arnaff sangat gemas melihat kedua pipi Ismi yang tiba-tiba bersemu merah.

***

Fadlan memilih tidak masuk kantor hari ini, semenjak meninggalkan Rumah Sakit, dia memilih untuk kembali pulang ke rumah, menemani ibunya di rumah. Fadlan dan ibunya memilih bersantai di ruang tamu setelah menikmati makan siang tadi.

Bingung harus apa, Fadlan memilih memainkan handphone-nya, pura-pura tidak menyadari kalau sorot mata ibunya selalu tertuju padanya.

"Malam-malam kamu berlarian seperti orang gila, apa karena mendengar tentang Fidiya?"

Fadlan menjawab hanya senyuman lebar seperti model iklan pasta gigi. Melihat ibunya tidak puas dengan jawaban yang dia berikan Fadlan buka suara. "Saat Ara menelepon, kalau kakaknya sudah mengusir Fidiya, dalam pikiranku hanya 1, aku harus menemukannya sebelum terlambat."

"Ibu ingin marah, tapi karena kamu gerak cepat Fidiya tertolong, ibu bisa apa?" Ibu Raya menggeleng, tidak habis pikir anaknya begitu terobsesi dengan gadis kecil penolongnya di masa lalu. Melihat Fadlan jatuh hati pada wanita itu membuatnya sedikit lega, walau belum pasti wanita itu yang menolong putranya dulu. Fadlan mau memperjuangkan seorang wanita saja, itu sudah cukup bagi Raya. "Sudah kamu kabari Elvina?"

"Belum bu."

"Anak asem! Cepat kabari dia!"

******

Di kediaman Elvina.

Elvina selesai mengerjakan urusan perusahaan yang memang dia tangani dari rumah. Sejak kasus perceraiannya dengan Ridwan di ketahui, Elvina tidak punya wajah untuk hadir di keramaian. Tuduhan kalau dirinya seorang simpanan dan gemar selingkuh, El tidak punya nyali untuk bertemu wajah-wajah yang mengenalnya. Tuduhan Retna dan kedua anaknya sungguh merugikan. Pesta malam itu saja, dirinya berusaha menyamar jadi orang lain saat di tengah-tengah para pengusaha.

Salahnya hanya menikah secara agama bersama Ridwan, hingga saat dia hamil dan dicerai Ridwan, El tidak punya pembelaan. Test DNA yang dia lakukan juga tidak membuat namanya bersih. Orang tetap menyebutnya wanita simpanan Ridwan.

Pergaulan di kalangan El, cukup Elit. Wanita yang ketahuan menjadi simpanan atau pelakor, pasti tidak akan berani muncul, karena hujatan yang luar biasa. Bahkan panen kebencian dari semua yang tinggal di perumahan Elit itu.

Suara deringan ponsel, membuat perhatian El tertuju pada beda elektronik pipih persegi panjang itu. Terlihat nama FA di sana. Merasa keadaan sepi, El segera menggeser icon yang bewarna hijau tersebut.

"Iya ....."

"Tadi malam Fidiya di usir Ridwan, sekarang dia sudah berada di Rumah Sakit, aku yang membawanya ke sana."

"Kenapa kamu baru mengabariku sekarang dudul!?"

"Jika dia sudah di depan mataku, dunia hanya berpusat padanya, bagaimana aku bisa ingat kamu dudul!"

"Ya salam ... kau jatuh cinta pada boneka Ridwan?"

"Andai cinta bisa ku atur, maka akan ku atur, lebih baik aku jatuh cinta padamu."

"Dasar dudul! Di Rumah Sakit mana Fidiya dirawat?"

"Kamu gak usah nengok, cukup tau saja. Saat ini dia baik-baik saja."

Elvina pasrah, sahabatnya tidak mau memberi tahu di mana Fidiya. Tapi, mengetahui Fidiya sudah keluar dari rumah itu, El merasa lega.

El segera mengirim pesan pada Fariz, mengabarkan tentang Fidiya.

Keinginan aku sama Fidiya hanya satu mas, ingin kamu hidup bahagia dikelilingi orang-orang yang benar-benar mencintaimu.

Harapan itu kini hanya menguap bersama embun yang di terpa cahaya matahari. Dirinya maupun Fidiya gagal membuka mata seorang laki-laki ynag bernama Ridwan.

*****

Terangnya siang karena sang surya bersinar cerah, kini telah berganti dengan gelapnya malam, langit kini ditemani oleh kelipan bintang-bintang.

Di kamar itu, seorang pemuda tampan dan mapan, memiliki segalanya, tengah memandangi pantulan dirinya di cermin. Merasa penampilannya sudah ok, dia segera melangkah meninggalkan singgasananya.

Mobil yang dikendarai pemuda itu melaju cepat di jalanan.

Wusss!

Sungguh begitu lihay menyalip satu persatu pengendara yang ada di depannya. Hingga dirinya sampai di sebuah club malam elit. Di mana beberapa gadis dan pemuda tersohor di kota ini menghabiskan malam di tempat ini. Bahkan beberapa pengusaha juga ada di sana.

"Mencariku?"

Tangan seksi itu menggelayut manja di bahu Fadlan. Aroma parfum yang dipakai wanita itu juga menyeruak memanjakan indera penciuman Fadlan. Tapi bukan ini yang Fadlan cari. Fadlan menepis tangan putih mulus yang perlahan melingkar di lehernya.

"Aku membayarmu bukan untukku."

"Terus?"

"Bisa kita bicara di tempat aman?"

"Ikuti aku."

Fadlan segera mengikuti langkah kaki wanita cantik yang berpakaian seksi itu.

Terpopuler

Comments

Sikha Adhia

Sikha Adhia

jodoh pasti bertemu

2021-08-19

0

🇰  ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷

🇰  ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷

idiiihhh.. otor Dudul...
masa fadlan cogan..mapan gituu dipanggil anak aaeeemm🙄🙄🙄🙄
kabuuur ah.....

2021-06-05

7

pesan

pesan

orang baik pasti dpt jodoh yg baik.
fidiyaa ismi ama el .....bambang tampan kaya raya baik hati pulaaa
duhhhh ga sabawr pgn ke kondangan nikahannya mereka
udah lama ga sanggulan..😂😂😂

2021-06-03

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97 Tempat Khusus
98 Bab 98 Mimpi
99 Bab 99 Kadal Buntung
100 Bab 100 Tanda Lahir
101 Bab 101 Tower
102 Bab 102 Curiga
103 Bab 103 Rencana Elvina 1
104 Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105 Bab 105 Menyusun Rencana
106 Bab 106 Persis Fadlan
107 Bab 107 Rasa Itu Sama
108 Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109 Bab 109 Anakmu
110 Bab 110 Hasil Test
111 Bab 111 Celebek
112 Bab 112 Mata-Mata
113 Bab 113 Termewek-Mewek
114 Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115 Bab 115
116 Bab 116 Panen Dimulai
117 Bab 117 Jera
118 Bab 118
119 Inspirasi Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97 Tempat Khusus
98
Bab 98 Mimpi
99
Bab 99 Kadal Buntung
100
Bab 100 Tanda Lahir
101
Bab 101 Tower
102
Bab 102 Curiga
103
Bab 103 Rencana Elvina 1
104
Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105
Bab 105 Menyusun Rencana
106
Bab 106 Persis Fadlan
107
Bab 107 Rasa Itu Sama
108
Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109
Bab 109 Anakmu
110
Bab 110 Hasil Test
111
Bab 111 Celebek
112
Bab 112 Mata-Mata
113
Bab 113 Termewek-Mewek
114
Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115
Bab 115
116
Bab 116 Panen Dimulai
117
Bab 117 Jera
118
Bab 118
119
Inspirasi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!