Bab 19

Laki-laki itu masih setia berada di samping Fidiya. Melihat Fidiya sudah terlelap, dia berhenti memijat kepala Fidiya.

Fadlan berusaha menahan kemarahannya, saat menemukan wanita ini di halte tadi malam. Apalagi melihat warna kemerahan di pipi Fidiya, emosi Fadlan semakin besar.

Sampai saat ini, aku juga tidak mengerti dengan cara kinerja otak dan hatiku, saat melihatmu di butik Melly, saat itu aku selalu membayangkan kamu. Kamu sangat mirip gadis kecil yang menyelamatkanku saat kecil.

Fadlan terbayang kilas masa lalunya.

POV Fadlan

"Kakak ... jagan ke sana, kata nenek air sebentar lagi akan pasang."

Kenal saja tidak, gadis kecil itu terus berteriak padaku.

"Cu ... cepat ketepi, nanti kamu hanyut terbawa arus cu ...."

Satu lagi, nenek itu juga berteriak memintaku untuk keluar dari aliran sungai ini. Ku pandangi keadaan sekitar, semua tampak biasa-biasa saja.

Tapi ada yang aneh, tapi rasanya arus air ini semakin deras, perlahan yang tadinya hanya semata kaki, kini sudah selutut.

Nenek yang tadi berteriak padaku tidak ada lagi di tepi sungai, hanya ada anak kecil, dia terlihat panik karena aku tidak perduli padanya.

"Kak, tolong cepat keluar dari sana, lihat air semakin dalam," pinta gadis itu lagi.

Masa bodoh, kapan lagi bisa sepuasnya main air seperti ini.

Tiba-tiba .....

Brussssss

Aku tidak menyadari, ada arus besar hingga aku hanyut terbawa air.

"Nenek cepat!" Teriakan gadis kecil itu jelas ku dengar, samar terlihat dia menangis melihatku terbawa arus.

Di luar dugaanku. Dia mengambil ban dalam yang ada di tepi sungai, dan mengikatkan tali di ban dalam itu, dia langsung menceburkan dirinya, ban dalam berukuran sedang itu dia jadikan pelampung.

Perasaanku saat ini kacau dan sangat takut, air terus menghanyutkanku. Hingga aku berhasil meraih sesuatu, entah apalah itu. Yang penting tidak terlalu jauh arus menyeret badan ini.

Di sana Gadis kecil itu terus berusaha untuk meraihku, hingga usahanya berhasil mendekatiku, dan mengulurkan tangannya padaku.

Segera ku raih tangan gadis kecil itu. Hingga pelampung itu membuat kami bisa bertahan di permukaan air.

Beruntung gadis kecil itu membawa pelampung dari ban dalam. Karena pegangan yang ku pegang sebelumnya mulai tenggelam, karena air semakin dalam.

"Kakak, maaf aku tidak bisa berenang, tapi kita aman," ucapnya. Dia panik tapi dia berusaha terlihat ceria agar aku tidak ketakutan.

Harapanku semoga saja ikatan gadis kecil ini kuat, kami berdua berpegang begitu kuat pada ban dalam itu, sedang arus sungai terus membuat kami terombang ambing di permukaan air mengikuti kemana saja arus itu menghanyutkan kami.

"Fadlan!" Ibu dan ayah sangat panik, saat melihat kami berada di tengah arus sungai, memeluk pelampung yang terikat oleh sebuah tali.

"Cepat tangkap talinya, ikatannya hampir terlepas!" Teriak salah satu warga yang ada di sana.

Ayah dan orang-orang sekitar langsung menarik tali yang memang diikat gadis itu pada pohon yang ada di pinggir sungai. Sedang beberapa yang lain langsung terjun ke sungai mendekati kami. Saat kami sampai di tepi, semua warga langsung mengangkat kami dari permukaan air sungai.

Gadis kecil itu langsung di peluk seorang nenek-nenek. "Kenapa kamu terjun ke sungai?" nenek itu terlihat panik.

"Kakak itu hanyut nek, sebelum terlambat, aku ikat pelampunng itu dengan tali dan talinya aku ikat ke pohon, kan aku tidak bisa berenang nek."

Nenek itu menangis tersedu dan langsung membawa gadis itu pergi. Gadis yang pintar, dia menyelamatkanku dengan otaknya yang cerdas.

Aku terus memandangi tali dan ban dalam yang di gunakan gadis itu hanya untuk menyelamatkanku.

"Beruntung nenek itu berteriak minta tolong, kalau ada anak laki-laki yang nekat main di sungai, padahal sudah ada larangan, karena air di pegunungan meluap," ucap ayah.

"Fadlan ... kenapa kamu nakal banget sih!" Ibu memaki, tapi dia memelukku begitu erat.

"Bu, beri ucapan terima kasih pada gadis kecil yang menolongku."

"Mereka sudah pergi," ucap ayah.

***

Masa lalu yang hampir membuatku kehilangan nyawaku. Nyawa selamat tapi membuatku kehilangan hati, gadis kecil itu pergi membawa hati ini.

Ku tatap jeli wajah cantik yang masih memejamkan matanya, garis wajah yang dia miliki, sama persis dengan malaikat kecil yang menolongku.

Pertama kali melihatnya di butik Melly, seakan gadis kecil itu juga datang membawa kembali hatiku yang dia curi. Wanita itu begitu kelelahan dan terlihat nyaman duduk di sofa sambil memijat kakinya. Sungguh, seketika hawa panas menjalar ke seluruh tubuhku.

Bidadariku, malaikat penolongku. Hati ini begitu yakin kalau wanita itu adalah gadis kecil itu.

Tapi saat mengetahui kalau dia istri Ridwan, sumpah demi apapun, aku tidak rela, wanita cantik bagai bidadari ini, ada dalam cengkraman keluarga iblis pemuja harta itu.

Akan ku lakukan apa saja untuk menyelamatkannya dari laki-laki aneh itu, bahkan dengan nyawaku.

Drettt dret!

Terasa ponsel bergetar di saku kemejaku. Terlihat nama ibu tertera di layar pemanggil. "Iya bu ...."

"Kau keluar rumah sejak jam 12 malam, sampai sekarang belum pulang, ke kantor juga tidak. Di mana kau?" Pertanyaan ibu sungguh mengintimidasi.

Sejak kepergian Ayah, ibu sangat protektif padaku, semata dia sangat sayang, ku fahami itu.

"Aku berhasil mendapatkan bidadariku yang tertawan."

"Fidiya?"

"Iya bu."

"Kau merebutnya?"

"Tidak bu, justru keluarga itu mengusirnya, aku hanya memberi penawaran pada tiga wanita licik itu."

"Ibu bingung, caramu salah, tapi membiarkan gadis baik dalam cengkraman mereka juga salah. Kau apakan dia?"

"Bu ... aku ini anak baik, karena didikan ibu. Tenang saja, dia tidak aku apa-apakan sebelum halal."

"Mesum!"

"Idih, ibu yang mesum."

"Di mana kamu simpan dia?"

"Bu, adakah pertanyaan yang lebih bermutu? Dia bukan simpanan, dan tidak akan pernah jadi simpanan, karena dia akan jadi permaisuri, sebenarnya ingin jadikan dia ratu, apa daya ibu tidak bisa terganti, kan ibu ratu hatiku."

"Bocah nakal!"

Aku tertawa, padahal mengerti maksud ibu, hanya saja bercanda sebentar dengan pahlawan dalam hidup ini, membuat semua terasa sangat indah, apalagi saat mendengar gelak tawanya. Tidak bisa lagi menjavarkan dengan kata-kata.

"Dia di Rumah Sakit. Tadi malam aku menemukan dia di halte dalam keadaan tidak sadarkan diri. Saat sampai UGD, kata doter yang menanganinya, dia Dehidrasi dan tertekan."

"Biarkan dia di rawat di Rumah Sakit, tinggalkan dia di sana, utus seseorang untuk merawatnya. Kau jaga jarak dengannya sebelum dia dan Ridwan resmi bercerai."

"Iya bu."

Ibu menyudahi panggilan teleponnya, dan memintaku untuk pergi dari Rumah Sakit ini. Sebelum pergi, pastinya aku sudah meminta seseorang untuk menjaga Fidiya.

Entah mengapa, padahal aku tidak mengatakan apapun, atau bersikap yang aneh, tapi saat pergi dari butik Melly, ibu sudah menyadari kalau aku menyukai wanita yang bernama Fidiya itu.

Aku berusaha mengelak, tapi perasaan seorang ibu lebih peka. Dia bisa menangkap hal yang aku sembunyikan.

Awalnya ibu keberatan, karena status Fidiya yang tidak sendiri. Mengingat bagaimana perlakuan keluarga Ridwan pada Elvina, membuat ibu semangat membantu, ibu berharap dengan menyelamatkan Fidiya, suatu hari nanti nama Elvina juga akan bersih.

Evina adalah sahabatku, tapi El sengaja menyembunyikan pertemanan kami, dirinya lebih nyaman dengan idetitasnya saat ini.

Terpopuler

Comments

❣@Sha_Putrie❣

❣@Sha_Putrie❣

wanita akan menjadi ratu jika mendapat pasangan yg tepat,wanita akan menjadi babu jika mendapat pasangan yg tidak tepat🙄

2022-02-28

1

Sikha Adhia

Sikha Adhia

senang nya liat ibu anak akrab begitu

2021-08-19

0

🍄

🍄

alhamdulilah ada yg membantu

2021-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97 Tempat Khusus
98 Bab 98 Mimpi
99 Bab 99 Kadal Buntung
100 Bab 100 Tanda Lahir
101 Bab 101 Tower
102 Bab 102 Curiga
103 Bab 103 Rencana Elvina 1
104 Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105 Bab 105 Menyusun Rencana
106 Bab 106 Persis Fadlan
107 Bab 107 Rasa Itu Sama
108 Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109 Bab 109 Anakmu
110 Bab 110 Hasil Test
111 Bab 111 Celebek
112 Bab 112 Mata-Mata
113 Bab 113 Termewek-Mewek
114 Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115 Bab 115
116 Bab 116 Panen Dimulai
117 Bab 117 Jera
118 Bab 118
119 Inspirasi Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97 Tempat Khusus
98
Bab 98 Mimpi
99
Bab 99 Kadal Buntung
100
Bab 100 Tanda Lahir
101
Bab 101 Tower
102
Bab 102 Curiga
103
Bab 103 Rencana Elvina 1
104
Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105
Bab 105 Menyusun Rencana
106
Bab 106 Persis Fadlan
107
Bab 107 Rasa Itu Sama
108
Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109
Bab 109 Anakmu
110
Bab 110 Hasil Test
111
Bab 111 Celebek
112
Bab 112 Mata-Mata
113
Bab 113 Termewek-Mewek
114
Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115
Bab 115
116
Bab 116 Panen Dimulai
117
Bab 117 Jera
118
Bab 118
119
Inspirasi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!