Bab 11

Elvina mengajak Fidiya ke suatu tempat, hingga mereka sampai di tempat yang sudah Elvina siapkan. Di meja itu sudah tertata bermacam buah dan menu sarapan pagi.

"Kita sarapan dulu. Setelah selesai, aku akan mulai ceritanya."

Tanpa basa-basi lagi, keduanya meraih sarapan yang mereka mau.

*

Melihat Fidiya sudah menghabiskan makanannya, Elvina memulai ceritanya.

"Dulu ... mas Ridwan adalah fatner bisnis aku, aku mempunyai usaha, warisan dari kedua orang tuaku." Elvina tersenyum melihat reaksi wajah Fidiya.

"Kedua orang tuaku sudah lama meninggal, saat lulus kuliah, aku langsung menjalankan bisnis yang ditinggalkan kedua orang tuaku."

Waw, selain cantik, dia juga kaya, tapi tetap saja dia tersingkir dari sisi mas Ridwan. Apa kabar diriku yang hanya remahan Rengginang. Fidiya semakin kagum dengan sosok yang ada di depannya itu.

"Aku jatuh cinta pada mas Ridwan, karena dia sosok yang penyayang pada keluarga, melihat baktinya pada ibunya, walaupun Nyonya Retna ibu tirinya, tapi Ridwan tetap memperlakukan wanita itu penuh kasih sayang."

Elvina melanjutkan kisahnya. "Tau sendiri, laki-laki yang penyayang pada ibu dan adiknya langka, sebab itu aku yang mengejar mas Ridwan duluan, intinya mas Ridwan laki-laki yang kaku, dia tidak akan berbuat apa-apa kalau bukan aku yang mulai." Elvina tersenyum kaku, berharap kata singkatnya dimengerti oleh Fidiya. "Kami menikah, semula semuanya baik-baik saja, tapi seiring berjalannya waktu, waktu mengungkap seperti apa Retna dan kedua adik Ridwan. Aku bisa melihat itu, tapi mas Ridwan tidak. Aku berusaha membuka mata mas Ridwan, namun semua itu sia-sia. Hingga puncak pertengkaran kami saat aku menolak menyerahkan semua aset pribadiku atas nama mas Ridwan." Elvina membuang kasar napasnya. Rasanya titik pahit itu seakan terjadi di depan matanya. Cintanya yang tulus kalah oleh cinta modus yang Retna dan kedua anaknya berikan pada Ridwan.

"Aku tidak menolak jika semua hartaku atas mas Ridwan, masalahnya, jika semua atas nama mas Ridwan, semua itu akan menjadi milik Retna atau kedua anak perempuannya lagi. Ridwan percaya tapi aku tidak. Ridwan sudah membalik nama semua tanah dan pabrik atas nama Retna, Ara, dan Melly. Aku tidak perduli, karena aku juga punya aset sendiri, aset yang terus aku pertahankan, hingga karena hal itu juga aku dan mas Ridwan bertengkar."

"Bertengkar karena mbak menolak membalik nama aset mbak atas nama mas Ridwan?"

"Iya, para iblis betina itu gagal mau menguasai hartaku, makanya mereka menyingkirkan aku dari sisi mas Ridwan, dengan mengatur strategi, kalau aku selingkuh. Hingga mas Ridwan pun menceraikanku. Padahal mereka sudah dapat segalanya, masih saja ingin menguasai mas Ridwan.

"Mbak punya harta, lah aku? Aku tidak punya apa-apa, mbak."

"Kamu memang tidak punya apa-apa, tapi kamu bisa mereka manfaatkan untuk melengkapi kebutuhan Ridwan." Elvina mengkode sesuatu, membuat Fidiya mengerti. Karena benar adanya, dirinya hanya pelengkap dan tak pernah diperlakukan seperti manusia jika berada di tengah-tengah keluarga Ridwan.

"Sebelum masa mudamu hilang, saatnya kamu memilih, bertahan dengan keadaan ini atau pergi? Kau tau sendiri kalau bertahan mungkin sampai tua nanti kau hanya dianggap sebuah mesin atau perabotan yang menghiasi keluarga mereka. Kalau kau ingin pergi, aku akan membantumu. Mau bagaimana lagi? Mas Ridwan tidak akan pernah menerima kehadiran orang lain di hatinya, karena hatinya sudah penuh dengan ibu dan adiknya."

"Aku akan berjuang sekali lagi, akan aku buktikan, kalau mas Ridwan bisa menerimaku, hal itu tidak akan menggeser posisi ibu dan adiknya. Aku akan berjuang untuk meminta hakku sebagai istri."

"Kalau itu keputusanmu, baiklah, aku juga dukung."

"Terima kasih, mbak."

"Sama-sama. Oh ya, sampai ketemu lagi, dan selamat berjuang."

Elvina dan Fidiya berjabat tangan. Elvina merasa tenang setidaknya dia sudah mengatakan seperti apa Ridwan, urusan pergi atau bertahan, bukan urusannya. Merasa urusan mereka selesai, Fidiya dan Elvina berpisah.

Sepanjang perjalanannya kembali menuju kamar, rasanya kepala Fidiya hampir pecah, memikirkan bagaimana memulai semua ini. Sedang dirinya tau kalau segala rencananya bagai debu yang akan terbang begitu saja oleh angin yang Ridwan hempaskan. Fidiya mematung berdiri di depan pintu kamarnya, memikirkan strategi apa untuk awal perjuangannya mendapat secuil perhatian dari suaminya.

Ceklakk!

Pintu terbuka.

"Darimana kamu?"

Pertanyaan yang terlontar rasanya menghempaskan jantung Fidiya. Fidiya menegakkan wajahnya. "Dari bawah mas. Mas, aku lapar mas, maaf tadi aku turun ke bawah cari makanan."

"Bagus ... makan sendiri tidak ajak yang lain."

"Pintu kamar Ibu masih tertutup, tadinya mau ajak ibu, kalau mas tadi kan aku tanya mas mau apa, mas nggak jawab. Mungkin mas merasa kenyang karena terlalu lama menatap aku, kan aku ini manis." Fidiya tidak perduli dengan tanggapan Ridwan, toh sah-sah saja merayu suami sendiri.

Bukan senyuman yang Fidiya dapat, melainkan tatapan yang aneh dari sepasang bola mata itu, menggambarkan kalau yang punya diri jijik mendengar ucapannya.

"Mas, kalau mau senyum, senyum aja, mas itu kalau senyum makin tampan loh, bintang korea mah lewat!" ucap Fidiya lantang.

Percuma, Ridwan tetap meninggalkannya. Fidiya menghembuskan kasar napasnya. "Setidaknya diriku telah berjuang, meski tak pernah ternilai di matamu." Senandungnya, Fidiya segera masuk ke dalam kamarnya.

Ridwan terus melangkah dan mengabaikan Fidiya, hingga dirinya masuk ke dalam lift, dalam lift itu Ridwan hanya sendiri, mata Ridwan memandangi pantulan dirinya yang ada pada dinding lift yang mengkilat seperti kaca. Memantulkan jelas bayangan dirinya. Perlahan Ridwan menarik kedua ujung bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman.

"Apa yang Fidiya ucapkan benar?"

Ting!

Suara pintu lift yang terbuka membuat Ridwan berhenti mengagumi dirinya sendiri.

Terlihat seorang perempuan yang sangat Ridwan benci masuk kedalam lift yang dia tempati. "Tidak bisakah kau mencari lift lain?!" bentak Ridwan.

"Maaf, aku ingin cepat pulang anakku terus mencariku." Elvina tidak perduli betapa geramnya Ridwan melihatnya.

Elvina meraih sesuatu dari dalam tasnya. "Hasil Test DNA waktu itu, ini test DNA dari 5 Rumah Sakit yang berbeda. Di sana jelas anak yang aku lahirkan adalah anakmu." Elvina memberikan beberapa lembar amplop pada Ridwan.

Tangan Ridwan bergetar saat membuka salah satu amplop itu. Saat dia membuka lembaran kertas itu benar saja kalau hasilnya seperti yang Elvina ucapkan.

"Selama menjadi istri mas, aku tidak pernah selingkuh. Walau mas tidak pernah memberi aku kepuasan, aku terima itu, karena aku cinta sama mas. Tapi mas laki-laki yang bodoh dan buta. Tidak bisa membedakan mana cinta beneran atau hanya cinta pura-pura." Elvina menatap mata Ridwan begitu dalam.

"Buka sedikit saja mata mas, cinta yang diberilan oleh Retna, Melly, dan Ara hanyalah cinta palsu!"

"Aku ada pekerjaan, aku titip anak kita sama mas, lagian mas sudah punya istri, bisa dong urus dia." Saat pintu lift terbuka, Elvina pergi lebih dulu meninggalkan Ridwan yang masih mematung mencerna kata-katanya.

Terpopuler

Comments

Dewa Rana

Dewa Rana

kok senandung thor? senandung kan lagu ya

2023-01-19

1

Sikha Adhia

Sikha Adhia

waah, ternyata ibu dan adik2nya ga beres

2021-08-19

0

Alena Anata

Alena Anata

😘😘😘

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97 Tempat Khusus
98 Bab 98 Mimpi
99 Bab 99 Kadal Buntung
100 Bab 100 Tanda Lahir
101 Bab 101 Tower
102 Bab 102 Curiga
103 Bab 103 Rencana Elvina 1
104 Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105 Bab 105 Menyusun Rencana
106 Bab 106 Persis Fadlan
107 Bab 107 Rasa Itu Sama
108 Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109 Bab 109 Anakmu
110 Bab 110 Hasil Test
111 Bab 111 Celebek
112 Bab 112 Mata-Mata
113 Bab 113 Termewek-Mewek
114 Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115 Bab 115
116 Bab 116 Panen Dimulai
117 Bab 117 Jera
118 Bab 118
119 Inspirasi Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97 Tempat Khusus
98
Bab 98 Mimpi
99
Bab 99 Kadal Buntung
100
Bab 100 Tanda Lahir
101
Bab 101 Tower
102
Bab 102 Curiga
103
Bab 103 Rencana Elvina 1
104
Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105
Bab 105 Menyusun Rencana
106
Bab 106 Persis Fadlan
107
Bab 107 Rasa Itu Sama
108
Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109
Bab 109 Anakmu
110
Bab 110 Hasil Test
111
Bab 111 Celebek
112
Bab 112 Mata-Mata
113
Bab 113 Termewek-Mewek
114
Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115
Bab 115
116
Bab 116 Panen Dimulai
117
Bab 117 Jera
118
Bab 118
119
Inspirasi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!