Bab 2

Mobil yang Fidiya tumpangi akhirnya sampai di kediaman suaminya, Fidiya menegakkan tubuhnya, matanya terus memandangi keadaan sekitar. Rumah nuansa putih yang di kelilingi pagar yang menjulang tinggi ditangkap oleh kedua matanya. Biasanya Fidiya melihat rumah seperti ini hanya pada layar televisi dalam sebuah sinetron. Rumah Pak Adip saja, orang terkaya di desanya tidak memiliki rumah semewah ini. Pak Adip adalah utusan dari keluarga Ridwan yang melamarkan Fidiya untuk Ridwan.

Seorang gadis berjalan semakin mendekat ke mobil yang Fidiya tumpangi, dia memberi isyarat pada seseorang yang ada dalam mobil itu, yang pasti itu sopir.

Tekkk!

Pintu mobil itu terbuka, membuat Fidiya terkejut, dirinya tidak menyentuh apapun, tapi pintu mobil di dekatnya sedikit terbuka. Tiba-tiba pintu itu terbuka lebar, terlihat senyuman manis seorang gadis menyambutnya.

“Ayo kakak ipar, turun. Kita sudah sampai.”

Fidiya segera turun dari mobil itu mengikuti langkah kaki wanita yang berjalan di depannya. Di depan sana terlihat wajah yang teramat menyakitkan bagi Fidiya, seorang lelaki yang berstatus suaminya, tapi tidak bisa bersikap ramah maupun manis kepadanya, saat ini saja wajah itu terlihat angkuh.

“Mbok Eni, antar istri Tuan Ridwan ke kamar mereka,” titah seorang perempuan paruh baya itu kepada seorang perempuan yang tampak tidak muda lagi, perempuan itu memakai seragam yang sama dengan beberapa orang yang masih berdiri menyambut mereka semua.

“Baik, Nyonya besar.” Perempuan itu berjalan mendekati Fidiya. “Nona, mari ikut saya,” pintanya lembut.

“Tas saya masih di mobil itu,” sela Fidiya.

“Nanti pelayan yang lain yang mengantarkannya ke kamar, Nona.”

Fidiya diam, dia segera mengikuti langkah kaki wanita yang mengajaknya masuk. Fidiya terus memandangi keadaan rumah milik suaminya. Entah kenapa bermacam rasa, menjadi satu dalam dirinya, rasa kagum akan bagunan rumah ini, rasa sedih akan reaksi suaminya, juga rasa takut. Kenapa dirinya bagai Cinderella yang menikahi pangeran tampan, tapi ini bukan hal indah, tapi hal yang menimbulkan banyak pertanyaan dalam diri Fidiya.

“Paling ujung itu kamar Tuan Ridwan, itu kamar Nona dan Tuan.”

Ucapan itu membuat Fidiya tersentak dari lamunannya yang membuat jiwanya semakin kalut.

“Saya Fidiya, ibu siapa?” Fidiya berusaha mengenalkan diri.

“Saya Eni, Nyonya biasa memanggil saya Mbok Eni, saya pelayan paling senior di sini.”

Fidiya tertegun, ternyata pakaian yang dikenakan wanita itu adalah seragam pelayan. Akhirnya mereka sampai di kamar itu. Mbok Eni membukakan pintu kamar itu. Pemandangan baru juga kembali menyambut mata Fidiya. Ini kamar, tapi jauh lebih besar dari rumah almarhumah neneknya.

“Ayok ikut mbok, mbok bantu Nona mengenali sudut tiap kamar ini.”

Fidiya pun mengikuti langkah kaki wanita itu, sudut demi sudut Fidiya lihat, mengikuti arahan wanita itu, hingga dirinya sampai pada sebuah ruangan yang satu ruangan dengan kamar mandi, ruangan itu di penuhi pakaian laki-laki, yang pasti itu semua baju-baju milik suaminya.

Fidiya duduk di closet yang tertutup, menyaksikan wanita itu mengisi sebuah bak pemandian, bak mandi yang tidak diketahui Fidiya apa itu namanya, dia hanya sering melihat benda itu pada iklan sabun mandi.

“Nona sangat beruntung, Tuan Ridwan itu, mbok kira tidak bernafsu sama wanita. Selama ini banyak wanita yang mendekatinya, tak satupun yang berhasil."

Eni terbayang kilas masa lalu, di mana pernikahan pertama Ridwan dengan Elvina hanya bertahan sebentar saja. Pikiran Eni, Ridwan tidak normal sehingga istrinya waktu itu pergi dari rumah ini.

Kedua alis Fidiya tertaut mendengar penjelasan dari pelayan itu. “Maksud ibu?”

“Jangan panggil ibu mbok saja.”

“Iya.”

“Bagi Tuan Ridwan, dunianya, hanya ibunya dan kedua adiknya, tidak ada hal lain yang Tuan inginkan, hanya kebahagiaan untuk ibunya, dan kedua adiknya.”

“Dia normalkan Mbok?”

“Mana Mbok tau, nanti cari tau saja sendiri, apakah Tuan normal atau—” Mbok Eni memperagakan layaknya seorang yang sering bergaya kemayu.

Fidiya tersenyum melihat tingkah pelayan itu, tiba-tiba senyum Fidiya hilang, saat dia sadari setelah akad nikah hingga sebelum detik barusan, dia tidak bisa tersenyum tulus seperti saat ini.

“Ayuk mandi atuh Non, jangan melamun.”

Ucapan pembantu itu membuat Fidiya kembali tersadar. “Mandi?”

“Iya mandi. Ini airnya sudah mbok siapkan. Apa perlu mbok yang memandikan?”

“Kayaknya enggak deh mbok, tapi saya juga tidak mengerti.”

“Ya sudah, lebih baik  mbok tetap di sini, kasih tau caranya nanti, tapi Non pasti risih kalau Non dimandiin.”

Fidiya hanya tersenyum. Dia segera mengikuti apa yang mbok Eni ucapkan.

Pertama dalam hidup Fidiya, mandi dilihat orang lain, mau bagaimana, Fidiya tidak mengetahui bagaimana menggunakan benda yang ada di kamar mandi itu.

Selesai mandi, mbok Eni meminta Fidiya memakai pakaian yang diberikan pelayan lain, katanya Ara dan Melly yang meminta. Selagi Fidiya memakai baju yang dia berikan, mbok Eni keluar dari kamar mandi, dan menyemprokan wewangian keseluruh baguan kamar itu, selesai tugasnya, mbok Eni segera keluar daru kamar itu.

Sedang di ruangan bawah.

“Ra, kenapa sih kamu minta abang nikah? Abang itu nggak mau durhaka sama ibu, atau sampai menelantarkan kalian karena wanita yang bukan siapa-siapa yang menjadi istri abang.”

“Bang … Fidiya mah aman, dia gak bakal buat abang lupa sama kami, atau durhaka sama ibu. Karena dia lugu dan kolot!” ucap Ara.

“Abang mah tenang, perempuan kayak gitu nggak bakal bikin abang lupa sama kami, percaya deh!” Melly menambahi.

“Percaya saja sama adik-adikmu, Wan. Adikmu perempuan tentu bisa mengenal mana perempuan aman dan perempuan berbisa.” Bu Retna menambahi.

“Iya bu. Semoga saja dia tidak seperti Elvina.”

"Tidaklah bang, kami jamin itu, kalau dia terlihat mencurigakan, kami yang akan mendepak dia dari sisi abang," ucap Ara.

“Mending abang datangi istri abang, abang itu manusia biasa, juga butuh pendamping. Ini salah satu bentuk rasa terima kasih kami pada abang, karena selama ini abang berjuang buat kami. Saatnya nikmati kehidupan rumah

tangga abang,” ucap Melly.

Melihat keadaan beberapa teman-teman kerjanya yang melupakan keluarga karena wanita yang dicintai, membuat Ridwan takut jatuh cinta lagi dan takut menikah lagi. Apalagi pengalaman saat pertama kali jatuh cinta pada seorang gadis, yang hampir membuat dirinya meninggalkan kedua adik dan ibunya Dia tidak ingin hal itu terulang lagi, tidak mau melupakan apalagi menelantarkan kedua adiknya, juga ibunya, untuk kedua kalinya, walau wanita itu hanya ibu tirinya.

Ridwan menghempaskan napasnya begitu kasar, menyadari dirinya sudah menikah dan memiliki istri lagi. “Bagaimana aku bisa mendekatinya, pembantu di rumah ini jauh lebih enak di pandang dari gadis udik itu.”

“Tenang bang, dia sedang proses, mbok Eni sudah saya kasih tugas, biar itu gadis kampung lebih enak di pandang.” Ucap Ara.

Dengan berat hati, Ridwan melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Saat dia mendekati pintu kamarnya, saat bersamaan mbok Eni juga keluar dari pintu kamar itu.

“Tuan.” Mbok Eni tetap menundukkan pandangannya.

Laki-laki itu tidak menyahut, dia berlalu begitu saja dan masuk kedalam kamarnya. Bau harum menyambut dan memanjakan hidung Ridwan saat memasuki kamar itu, matanya terpejam menikmati wewangian itu.

Ceklakkkk!

Suara pintu terbuka membuat mata Ridwan yang tadi terpejam langsung terbuka. Ridwan terdiam saat melihat wanita udik itu terlihat begitu seksi, dengan gaun malam yang begitu transparan, Ridwan bisa melihat semua lekuk tubuh wanita itu, membuat Ridwan berulang kali menelan saliva-nya. Lekuk tubuh itu, juga apa yang wanita itu miliki membuat darahnya seakan mendidih dan sangat merindukan rasa yang satu itu, yang selama ini dia tahan hanya karena rasa takut.

Fidiya masih menunduk memandangi dirinya yang memakai baju, tapi serasa tidak memakai apa-apa, karena itu rasanya bukan kain, tapi seperti kaca, dia bisa melihat apa saja yang ada di balik kain tipis itu.

“Mbok … apa baju ini nggak sall—” Saat Fidiya menegakkan wajahnya, dia tidak bisa meneruskan ucapannya, saat melihat suaminya sudah ada di depan matanya. “Maaf ….” Fidiya kembali masuk kedalam kamar mandi.

“Hey!!”

Teriakkan lantang itu membuat nyali Fidiya menciut, dia segera kembali ketempat sebelumnya. Fidiya menunduk, rasanya sangat malu, memakai pakaian kekurangan bahan juga menerawang begini di depan laki-laki asing, walau statusnya adalah suaminya.

Ridwan perlahan mendekati Fidiya yang masih mematung pada tempatnya. Perlahan Ridwan melepaskan apa yang sudah menempel pada tubuhnya.

Tanpa bicara apapun pada Fidiya, dia menggendong tubuh wanita itu menuju tempat tidur, dan melepaskan hasratnya dengan cara yang dia mau, tanpa memikirkan keadaan wanita yang berada di bawah kukungannya.

******

Bersambung.

******

Duudududuuuu Kabur ........

Terpopuler

Comments

Ummi Na Ssya

Ummi Na Ssya

apa laki2 rata2 suka wanita karena enak di pandang????

2023-09-01

1

Jade Meamoure

Jade Meamoure

waduh lelaki pohon pisang

2022-05-09

0

Ima Ko

Ima Ko

ya ampun jahatnya🤛🤛

2022-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97 Tempat Khusus
98 Bab 98 Mimpi
99 Bab 99 Kadal Buntung
100 Bab 100 Tanda Lahir
101 Bab 101 Tower
102 Bab 102 Curiga
103 Bab 103 Rencana Elvina 1
104 Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105 Bab 105 Menyusun Rencana
106 Bab 106 Persis Fadlan
107 Bab 107 Rasa Itu Sama
108 Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109 Bab 109 Anakmu
110 Bab 110 Hasil Test
111 Bab 111 Celebek
112 Bab 112 Mata-Mata
113 Bab 113 Termewek-Mewek
114 Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115 Bab 115
116 Bab 116 Panen Dimulai
117 Bab 117 Jera
118 Bab 118
119 Inspirasi Author
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97 Tempat Khusus
98
Bab 98 Mimpi
99
Bab 99 Kadal Buntung
100
Bab 100 Tanda Lahir
101
Bab 101 Tower
102
Bab 102 Curiga
103
Bab 103 Rencana Elvina 1
104
Bab 104 Rencana Elvina dan Erla
105
Bab 105 Menyusun Rencana
106
Bab 106 Persis Fadlan
107
Bab 107 Rasa Itu Sama
108
Bab 108 Cinta Luar Biasa.
109
Bab 109 Anakmu
110
Bab 110 Hasil Test
111
Bab 111 Celebek
112
Bab 112 Mata-Mata
113
Bab 113 Termewek-Mewek
114
Bab 114 Termewek-Mewek Part 2
115
Bab 115
116
Bab 116 Panen Dimulai
117
Bab 117 Jera
118
Bab 118
119
Inspirasi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!