Tentang nama Bayu Samudra

" Kau kenapa menatapku seperti itu ? " Anjani menatap Bayu yang sedari tadi belum mengalihkan pandangannya.

" Tidak apa - apa. " Bayu gelagapan menjawab pertanyaan Anjani. Dia sampai tidak menyadari Anjani sudah membuka matanya.

" Lihatlah samudra malam ini, ombaknya begitu tenang. Padahal di dasar laut sana terdapat kehidupan bawah air. Banyak spesies ikan dan hewan laut lain. " Bayu menatap lautan.

" Iya, kamu benar. Tapi karena ini baru pertama kalinya aku liburan di lautan. Maka aku sendiri tidak pernah berpikir sejauh itu. " Anjani menoleh ke arah Bayu.

" Namamu Samudra kan ? Apa kedua orangtuamu sangat menyukai lautan ? " Tanya Anjani.

Bayu menoleh ," Yah begitulah. Ayahku dulu waktu masih kecil sempat tinggal bersama neneknya di kepulauan Hawai. Bahkan setiap liburan sekolah ayah pasti akan kesana. Mereka suka berpesta di tepi pantai. Sampai neneknya meninggal, setelah itu ayah sudah mulai jarang kesana. " Bayu melepas jas nya. Dan melipatnya di siku tangannya.

" Setelah menikah dengan ibuku. Pernah ayahku membawa ibuku kesana saat bulan madu. Melihat keindahan samudra dari pulau Hawai. Dan disana ayahku sudah berjanji kelak jika memiliki seorang putra. Maka akan diberi nama Bayu Samudra. " Bayu menegakkan badannya.

" Oh, jadi begitu. Kau sendiri sudah pernah kesana ? " Tanya Anjani yang mulai kedinginan oleh angin malam. Sementara gaun yang pakai mampu ditembus angin malam.

" Ya, aku sudah pernah kesana waktu masih sekolah. Saat itu liburan sekolah. " Bayu menyodorkan jas nya. " Pakailah. " Anjani sebenarnya enggan tapi angin malam semakin dingin terasa di kulitnya.

" Baiklah. Aku pinjam jas kamu ya ? Terimakasih Bayu. " Anjani memakai jas silver yang dipinjamkan Bayu. Bayu membantu memakaikannya.

" Aku sendiri belum pernah berlayar apalagi ke negara - negara Barat. " Anjani melihat kursi santai dan hendak duduk disana.

Bayu mengikuti Anjani dari belakang. " Apa kita masuk kedalam saja dan membuat secangkir kopi panas. Aku lihat ada mesin kopi khusus buat tamu apabila coffeshop tutup. "

" Boleh. Ayo." Ketika Anjani hendak melangkah kakinya tersandung benda mirip karet yang berada di bawah kakinya.

Dengan sigap Bayu menangkap Anjani yang hendak terjatuh. " Aw ! " Anjani tersandung. Bayu menahan pinggang Anjani.

" Kau tidak apa - apa ? " Anjani tidak dapat menjawab pertanyaan Bayu. Mata mereka saling beradu. Bayu menegakkan badan Anjani.

" Bay, terimakasih. " Akhirnya keluar juga kalimat Anjani meski semacam gumaman. Tapi karena jarak mereka sangat dekat. Bayu dapat dengan jelas mendengarnya.

" Emm... Ayo kita kedalam. " Bayu dan Anjani masuk kedalam Lido Restaurant. Tidak banyak tamu duduk disana. Hanya beberapa itupun sekedar berlalu lalang.

Setelah Bayu mengambilkan dua cangkir kopi untuk Anjani dan untuknya. Serta beberapa bungkus gula sachet ukuran kecil. Di mesin kopi hanya tersedia kopi reguler dan kopi tanpa kafein.

" Besok masih di laut, akan banyak acara yang bisa kamu pilih dan ikuti. " Bayu menyesap kopinya lagi.

" Aku tidak minum kopi, takut nanti tidak bisa tidur. " Anjani mendorong gelasnya ke arah Bayu.

" Atau kita pulang ke kamar masing - masing sekarang ? " Bayu menawarkan.

" Boleh, agar besok kita bisa bangun lebih awal. " Anjani beranjak dari duduknya.

Mereka turun dan berjalan ke arah kamar masing - masing. Anjani sempat mengembalikan jas Bayu sebelum masuk ke kamar. Sampai dikamar, Andrew dan Reia juga baru saja masuk.

" Darimana saja kamu Bay ? " Pertanyaan Andrew membuat Bayu yang baru saja melepas kancing kemejanya dan meletakkan jas nya menoleh sedangkan Andrew baru saja keluar dari kamar mandi dan mengenakan kaos dan celana pendek bersiap tidur.

" Dari deck atas. Bersama Anjani. Kasian dia ditinggal sahabatnya nge date hehe.. " Bayu meledek Andrew dan masuk kedalam kamar mandi.

" Ah sialan lu Bay. Bilang aja kesempatan buat kamu. " Andrew berteriak sambil tertawa.

Di kamar sebelah Reia sedang mengeringkan rambut ketika Anjani masuk.

" Kemana saja kamu ? Tega bener ninggal aku. " Anjani memanyunkan bibirnya.

" Habis dari casino kita nonton comedy. Aku lihat panggung theater udah sepi. Lagian ada Bayu. Aku ga kuatir. Dia pasti bakal jagain kamu. Kamu lihat ga? Sorot mata Bayu sewaktu tadi lihat kamu pakai gaun. Bak terhipnotis haelahh.. Ga tau deh bahasanya. " Reia merangkul Anjani mencoba menggoda Anjani.

" Apa'an sih? Aku mau mandi ah. " Anjani beranjak melepas sepatunya. Dan mengambil piyama lalu masuk ke kamar mandi.

" Cie, malu - malu. " Reia berteriak di dalam kamar sementara di dalam kamar mandi Anjani mendengarnya dan hanya tersenyum.

Setelah malam itu mereka masing - masing beristirahat.

Hingga pagi hari tiba, Anjani menguap. Dilihatnya Reia masih terlelap disampingnya. Anjani beranjak bangun dan membuka tirai kamarnya.

Matahari masih hangat. Anjani membuka pintu dan duduk di balkon sejenak.

Ketika menoleh ke arah kamar Bayu. Dilihatnya Bayu menyandarkan tubuhnya di balkon. Hanya mengenakan celana pendek.

Sehingga bentuk tubuhnya yang kekar terlihat mengagumkan setiap perempuan yang melihatnya juga otot lengannya yang kekar.

Melihat pintu sebelah kamarnya baru saja terbuka Bayu menoleh. Dilihatnya Anjani yang masih berpiyama dan duduk di kursi balkon.

Anjani menoleh ketika Bayu masih menatapnya. " Sejak kapan kamu disitu ? " Tanya Anjani.

" Belum lama sebelum kamu keluar. Bagaimana tidurmu semalam ? " Bayu menghadap ke arah Anjani. Anjani sudah pernah melihat bentuk tubuh Bayu saat akan berenang. Maka dari itu Anjani mencoba untuk biasa saja.

" Aku tidur dengan nyenyak. Kau sendiri ?" Anjani juga mendekat kearah Bayu. Kini mereka hanya berbatasan kaca pembatas dinding balkon.

" Seperti yang kau lihat pagi ini. Aku bisa bangun awal. Bersiap - siaplah dan bangunkan kawanmu untuk sarapan pagi. " Bayu pergi dari balkon dan segera masuk ke kamar mandi.

Anjani segera masuk " Reia, bangun yuk. Kita sarapan. " Anjani menepuk tangan Reia pelan. Reia menggeliat tapi masih belum membuka matanya.

Anjani bergegas ke kamar mandi. Dia berfikir akan membangunkan Reia lagi nanti setelah dia selesai mandi.

Di kamar sebelah, Bayu sudah mandi dan rapi meski cuma berkaos dan celana jeans selutut. Bayu mencoba membangunkan Andrew.

Andrew sudah membuka mata tapi enggan untuk sarapan. " Reia dah bangun belum Bay? Kamu duluanlah. Aku nanti aja. Masih ngantuk. "

Bayu bergegas keluar kamar sambil menggeleng - gelengkan kepalanya. Anjani sudah dari tadi bersiap sambil sesekali membangunkan Reia. Tapi agaknya Reia masih nyaman dengan selimutnya.

Anjani meninggalkan pesan bahwa dia duluan sarapan. Anjani membuka pintu kamarnya dan dilihatnya Bayu sudah rapi meskipun terkesan santai.

" Mana Reia ? " Bayu sejenak melongok ke dalam berpikir Reia berdiri di belakang Anjani. " Masih tidur. " Anjani menutup pintunya.

" Hemhh,, Sama. Andrew juga masih tidur. Dah biarin lah nanti mereka nyusul. " Bayu melangkah menuju diningroom. Anjani berjalan di sebelahnya.

" Pagi sekali kamu bangun? " Mendengar pertanyaan Bayu. Anjani hanya tersenyum, " Ada yang lebih pagi dari aku. " Anjani tersenyum ke arah Bayu.

" Oh itu hanya kebetulan. Biasanya kalau aku belum mendengar Auntie Jenn berteriak sebagai alarm pagi ku. Aku masih mendekap bantalku. " Bayu tertawa lebar, Anjani ikut tertawa..

.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!