Rindu

Pesawat rombongan Anjani dan teman - temannya telah sampai dan mendarat dengan mulus setelah beberapa kali transit.

Di bandara mereka berpamitan untuk berpisah menuju rumah masing - masing. Anjani memesan taxi bandara untuk sampai dirumahnya.

Rheia dan Andrew masuk kedalam taxi setelah taxi yang Anjani tumpangi mulai menjauh dari mereka.

Karena lelah Anjani tidak segera memberi kabar Bayu namun terlebih dahulu untuk mengirimkan pesan kepada Papanya bahwa dia sedang dalam perjalanan pulang kerumah.

Papa Reyhan juga sudah tidak sabar untuk bertemu putri semata wayangnya. Sehingga pekerjaan kantor segera di titipkannya kepada sekretarisnya.

Mobil yang Papa Reyhan tumpangi juga sedang perjalanan menuju ke rumahnya. Jalanan yang begitu padat, membuat Papa Reyhan sampai dalam waktu yang lama.

Anjani terlebih dulu sampai dirumah. Anjani membereskan barang - barangnya dan mulai membersihkan dirinya.

Papa Reihan membuka pintu rumahnya, dan mencari keberadaan Anjani. Ketika pintu kamar Anjani dibuka, Papa Reihan segera berjalan cepat dan memeluk Anjani yang melangkah keluar kamar.

Anjani terperangah sejenak, kemudian tersenyum, " Papa kangen sama kamu. " Papa Reihan sudah merindukan Anjani. " Anjani juga kangen sama Papa. " Balas Anjani.

" Bagaimana perjalanan kamu disana ? Apakah menyenangkan? " Papa Reihan mengajak Anjani untuk duduk di meja makan.

Anjani dengan antusias menceritakan dengan panjang lebar menceritakan keindahan kapal pesiar. Seorang pelayan menyiapkan makanan untuk mereka. Dan tak lama menyajikannya di meja makan.

Sambil bersantap makanan Anjani masih melanjutkan cerita kepada ayahnya. " Papa senang melihatmu bahagia. Kamu benar - benar menikmati liburanmu."

Setelah selesai bersantap makanan, ponsel Papa Reihan berbunyi. " Papa angkat telpon sebentar ya? "

Anjani mengangguk dan memperhatikan Papanya meninggalkan meja makan.

Ponsel Anjani berdering, dilihatnya nama si penelpon Bayu Samudera, Anjani segera mengangkat telponnya dan masuk kedalam kamar.

Beberapa saat kemudian Papa Reihan kembali ke meja makan dan tidak mendapati Anjani di meja makan.

" Dimana Anjani? " Seorang pelayan yang sedang membereskan meja makan menjawab, " Sedang di kamarnya Tuan. "

" Baiklah kalau begitu. Kalau dia mencariku, katakan bahwa aku ke kantor karena ada klien penting yang tiba - tiba datang sekarang. " Papa Reihan segera berlalu dari sana.

" Bagaimana kabar mu? Apakah sudah sampai? Mengapa tidak mengabariku ? " Pertanyaan Bayu yang bertubi - tubi membuat Anjani tertawa pelan.

" Kenapa malah tertawa? " Bayu masih tak mengerti dengan sikap Anjani.

" Iya, aku udah sampai. Tadi Papa ngajak ngobrol. Jadi aku belum sempat memberimu kabar. Kamu sendiri bagaimana kabarmu ? " Anjani duduk di tepi ranjang nya dan mengambil boneka beruang berukuran sedang berwarna putih lengkap dengan selimut pink yang menempel di tubuh boneka lalu dipeluknya.

" Aku? Aku sedang dilanda rindu. " Bayu mengembangkan senyumnya. Padahal aku belum lama mengenal seseorang tapi hatiku terus mencarinya. "

Mendengar apa yang Bayu ucapkan, Anjani penasaran, " Boleh aku tahu siapa gadis itu ? Yang sudah membuat ruang rindu di hatimu. "

" Berdirilah tepat di depan meja riasmu, dan lihatlah di dalam cermin itu. Kamu akan melihatnya. " Bayu bahagia mengungkapkan perasaannya.

Anjani hanya diam, dan belum membalas apapun. Sudah terdengar lagi suara Bayu, " Anjani, nanti aku akan menelponmu lagi. Ada yang harus kukerjakan. "

" Baiklah, sampai nanti. " Jawab Anjani, Bayu menutup telpon terlebih dahulu.

Anjani memeluk gemas boneka beruangnya lalu mengembalikan lagi ke tempatnya semula. Anjani keluar dari kamarnya.

Anjani terlihat mencari Papanya. Seorang pelayan mendekatinya lalu memberitahu bahwa Papanya kembali ke kantor.

Anjani dengan malas berjalan ke ruang santai untuk menonton tivi. Matanya tertuju di tivi namun pikirannya jauh melayang akan seorang Bayu Samudera.

Hatinya mulai berdesir setiap kali lelaki itu mulai mengungkapkan perasaannya. Dia tersenyum sendiri mengulang kembali memori diatas kapal.

Tak terasa Anjani tertidur di sofa sampai ayahnya datang dan Anjani masih terlelap dalam mimpinya.

Anjani terbangun setelah seseorang mengguncang - guncangkan tubuhnya. " Hem, Papa sudah pulang ternyata.. Hoammmmzzz " Anjani menguap.

" Masuklah ke kamar, istirahatlah. " Papa Reihan membantu Anjani bangkit berdiri dan menatap putri semata wayangnya masuk ke kamarnya.

Pagi hari yang cerah, Papa Reyhan sudah rapi dan segera sarapan. Pagi itu tampaknya terburu - buru ke kantor. Anjani yang baru saja keluar dari kamarnya sudah rapi dan hendak kerumah Reia setelah sebelumnya sudah saling bertukar pesan.

" Tuan baru saja berangkat. " Kata seorang pelayan ketika Anjani duduk di meja makan. " Oh baiklah. " Anjani mulai mengambil sepotong roti dan mengoles selai stroberi kedalam roti. Anjani mulai menikmati sarapan paginya.

Di belahan bumi lain Bayu sedang sibuk rapat dengan beberapa rekan kerjanya. Tentang peluncuran armada baru kapal pesiar. Akhirnya Bayu setuju untuk melakukan kerja sama dengan rekan bisnisnya.

Selesai sampai hampir larut malam. Bayu bergegas pulang kerumah membersihkan dirinya kemudian merebahkan dirinya di tempat tidur.

Lama dia menatap langit - langit kamarnya tapi matanya masih belum mau terpejam. Akhirnya Bayu memutuskan untuk menelpon Anjani.

Dan sebagai pengobat rindu, Bayu menyalakan video call agar dapat dengan leluasa memandang wajah Anjani.

Anjani yang kala itu selesai sarapan, melihat ponselnya ada panggilan masuk video call dari Bayu.

Anjani menggeser tombol terima panggilan video keatas sehingga langsung terhubung dengan Bayu.

" Selamat pagi Nona Anjani, cantik sekali kamu pagi ini. " sapaan Bayu membuat pipi Anjani memerah.

" Selamat pagi Tuan Bayu. Kamu terlihat lelah dan saatnya beristirahat. " Anjani mengambil tas nya dan bergegas pergi setelah sebuah taxi berhenti di halaman rumahnya. Taxi yang sempat dia pesan sebelum mengangkat telpon dari Bayu.

" Kamu mau kemana? " Tanya Bayu.

" Kerumah Reia. Meminta beberapa foto yang disimpan di laptop Andrew kemarin. Mau aku pindahkan ke flashdisk, baru aku masukin laptop ku. "

" Kan bisa dikirim melalui email kamu. Ga harus kerumah Rheia. " Bayu berpindah menyandarkan tubuhnya dan duduk di sofa kamarnya.

" Sekalian main kerumah Rheia. Andrew kan kerja, jadi aku menemaninya. Kamu cepatlah tidur, beristirahat lah. " Anjani sudah hampir menutup telponnya.

" Baiklah, hati - hati. " Bayu sudah mulai menguap dan matanya berkaca - kaca.

Dia berpindah lagi ke tempat tidur setelah menelpon Anjani, Bayu bisa tidur dengan lelap.

Anjani sudah sampai dirumah Rheia. Rheia sudah rapi dan mempersiapkan laptop nya. " Pilih, foto dan video mana saja yang kamu mau. Setelah itu temani aku sarapan, aku belum sarapan. " Rheia membawa dua cangkir teh hangat.

" Aku sudah sarapan Rheia, perutku masih kenyang. Aku hanya sekedar menemani saja ya? Aku tidak ikut makan. "Anjani memegang perutnya yang masih kenyang.

Anjani masih sibuk memilih foto - foto juga beberapa video yang akan disimpan kedalam flashdisk nya saat itu. Rheia akhirnya membuat mie instan lengkap dengan telur dan sayuran. Rheia menyantapnya sendirian di meja makan.

Akhirnya Anjani selesai mengcopy foto dan video kedalam flashdisk nya, Anjani mematikan laptop Rheia dan menyusulnya ke meja makan.

Anjani duduk disamping Rheia, " Tadi Bayu video call aku. "

.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!