Tentang Cinta Dan Samudra
Perempuan dengan paras manisnya berkulit sawo matang tersenyum di makam Mamanya. " Mama apa kabar disana?" Aku rindu. Namanya Raya Anjani, gadis berambut sebahu dengan tahi lalat kecil di bawah bibirnya sebelah kiri.
Setelah berdoa dan menabur bunga Anjani beranjak pergi dari pemakaman itu. Masuk kedalam taxi yang sedari tadi menunggunya. Sepanjang jalan matanya basah. Basah oleh rindu yang tertumpah untuk Mamanya. Sore itu ia bergegas pulang ke rumahnya.
Mamanya meninggal ketika tidur beberapa bulan lalu. Tanpa sakit apapun. Paginya ketika Papa Anjani membangunkan Mamanya. Mama Anjani sudah tidak bangun lagi.
Papanya panik dan memanggil dokter ke rumahnya. Setelah di periksa dokter, denyut nadinya berhenti. Istrinya telah tiada. Papa jadi mematung kaku namun di sudut matanya jatuh buliran hangat.
Anjani yang sedari tadi di samping Mamanya menangis sejadi-jadinya. Peristiwa beberapa bulan lalu masih menyisakan luka bagi Papanya juga Anjani.
Rehan adalah Papa Anjani seorang Pengusaha Menengah yang sedang mengembangkan usahanya. Ada rasa bersalah ketika dulu sering meninggalkan istri dan anaknya untuk urusan bisnis ke luar kota.
Setelah istrinya meninggal, dia lebih sering berada di rumah setiap sore. Dan hari libur ia habiskan dengan kegiatan bersama putrinya.
Tak lama pintu terbuka, "Papa sudah pulang? Aku tadi ke makam Mama." Rehan tersenyum," Sudah. Belum lama, sayang. Iya Papa tahu kamu dari makam Mama."
Anjani berjalan ke arah Papa Rehan dan duduk disampingnya, "Darimana Papa tahu? Aku kan belum sempat izin sama Papa." Rehan mengelus kepala putri semata wayangnya."Dari baju mu yang serba hitam dan kerudung yang kamu kenakan. Papa rasa kamu dari pemakaman. Mungkin ke makam Mamamu."
Anjani memeluk Papanya," Anjani rindu Mama, Pa." Papa Rehan menepuk pelan pundak Anjani. Tapi kita harus terus melanjutkan hidup. Tugas Mama sampai disini. Kamu harus menjadi wanita mandiri."
"Iya Anjani mengerti." Melepaskan pelukan Papanya. "Anjani mau mandi dulu. Da Papa.." Berjalan ke arah kamarnya. "Oke." Sahut Papa Rehan.
Handphone Anjani berbunyi. Dia segera membilas tubuhnya. Dan memakai bath roof untuk segera mengangkat telponnya.
Anjani ~ Ya Madam, ada apa gerangan menelponku?
Reia ~ Madam Madam enak aja.. Mau ikut ga besok?
Anjani ~ Ikut kemana?
Reia~ Ke agen kapal donk, kita kan mau liburan. Abis kelar ujian semester ini. Yuk! Ikut,,
Anjani ~ Waduh.. Aku ijin Papa dulu deh.. Kalo dikasi, aku kabarin.
Reia ~ Lu dari kemaren belon bilang? Lu ngapain aja sih? Kezel gue !
Anjani ~ Ya Maap Pok Reia. Jangan kezel donk.. Iya deh, bentar lagi aku nanya ke Papa.
Reia ~ Paling juga dikasi, bokap lu kan sayang banget sama lo. Hehe,, Ya udah aku tunggu kabar baiknya.
Anjani ~ Hushh.. Iya nanti aku kabarin.
Keduanya menutup telponnya. Anjani memakai baju piyama. Lalu keluar kamar. Dilihatnya Papanya masih duduk disitu.
"Pa." Suara Anjani dari arah kamar sedang berjalan ke sofa. "Lho, kamu belum tidur?" Tanya Papanya sambil menyesap kopi. Dan meletakkan cangkirnya kembali.
"Belum Pa. Tadi Reia nelpon. Ngajakin liburan di kapal pesiar. Besok mau booking. Anjani di ajakin, tapi mau ijin Papa dulu." Anjani meminta ijin.
"Kapan rencananya? Sama siapa saja kalian disana? Berapa lama?" Papanya meminta penjelasan.
"Liburan semester ini. Sama Reia dan teman-teman yang lain kok Pa. Cewe - cewe semua. Paling seminggu". Anjani menjelaskan ke Papanya secara singkat.
"Papa sih oke aja asal kamu happy dan bisa jaga diri." Balas Papanya.
"Serius Papa ijinin?" Mata Anjani berbinar. Papanya mengangguk. " Yeeeeee...." Anjani melonjak kegirangan. "Terimakasih Pa". Anjani memeluk Papanya sebentar dan berlalu masuk ke kamar lagi.
Anjani meraih hp diatas meja disamping tempat tidurnya. Dan mengirim pesan kepada Reia.
Anjani ~ Oke, besok aku ikut.
Reia ~ Asikk.. Yaudah, besok aku jemput.
Anjani ~ Oke deh.. Jangan telat ya?
Reia~ Liat besok aja. Kalo ayam berkokoknya tepat waktu. Berarti aku ga telat.
Anjani~ Terserah deh hehehe.. Udah ya, da...
Reia~ Oke.
Mereka mengakhiri obrolan. Tak lama Anjani terlelap dalam tidurnya.
------------------------------------------
Ke esokan harinya. Anjani bangun seperti biasa, bergegas mandi. Tak lama selesai mandi dia memilih baju casual untuk pergi.
Di ruang makan ayahnya sudah menunggunya untuk sarapan. Tak lama setelah dia keluar dari kamar langsung menuju ke dapur.
" Pagi Pa." Sapa Anjani. " Pagi Putriku. Ayo kita sarapan." Papa Rehan mengambil roti panggang dan mengoleskan selai. Anjani menuang air putih ke gelas Papanya. Lalu ke gelasnya sendiri.
"Papa mau langsung ke kantor?" Anjani bertanya sambil mengambil roti panggang di depannya dan mulai mengoles selai. " Iya. Ada beberapa klien Papa yang akan bertemu hari ini." Papa Rehan meneguk air putih.
" Papa berangkat dulu ya sayang? Kamu ati-ati." Papa Rehan berlalu setelah mengelus kepala putrinya.
" Oke Pa. Daa......" Anjani melambaikan tangannya.
Tak lama setelah Papa Rehan pergi. Mobil Reia tampak memasuki halaman rumah Anjani.
Anjani yang melihat mobil Reia langsung bergegas berangkat. Mengambil tas selempang dan jaket hoody nya.
Anjani melambaikan tangan dan berjalan menuju mobil Reia.
Reia menurunkan kaca mobilnya, " Pagi Mbak, ini dengan mbak Anjani? Saya sudah sesuai Map ya?" Gaya Reia menirukan sopir online.
Anjani tersenyum, " Bener Mpok. Saya naik ya. Ntar saya kasi bintang lima. Ato Mpok mau bintang tujuh biar banyak bintangnya kaya puyer hehehe,,, "
Anjani membuka pintu mobil dan duduk disamping Reia. " Set dah,, kaya sopir online gue. Awas ga bayar! " Reia sok galak dan mulai melajukan mobilnya memecah keramaian.
Di lampu merah mobil berhenti menunggu lampu hijau menyala ," Mau aku isi in bensin buat mobil ato bensin buat isi perut? " Anjani melirik ke arah Reia yang perutnya berbunyi.
Reia nyengir, " Perut aja deh." Anjani tertawa. Tak lama lampu hijau menyala. Reia kembali melajukan mobilnya.
Setelah beberapa saat mereka tiba di tempat yang telah di tentukan. Reia dan Anjani masuk, ternyata beberapa teman-temannya sudah ada disana.
Mereka sudah bertanya beberapa informasi dan menunggu Reia dan Anjani.
Andrew, pacar Reia menunjuk salah satu cruise. "Ini aja, Cruise Amerika. Kita kan belum pernah kesana." Reia, melihat sejenak kemudian menyakan pendapat Anjani. Anjani melihat sebentar kemudian mengangguk tanda setuju.
Andrew, segera membooking untuk cruise satu minggu. Yang lain pun setuju. Setelah menyelesaikan semua administrasi mereka pamit pulang.
Andrew, membawa mobil sendiri. Mengikuti dari belakang mobil Reia. Ikut menemani Reia dan Anjani makan siang.
Tak jauh dari sana ada tempat makan yang ramai dipadati pengunjung. Reia berpikir, pasti enak nih sampe ramai begitu tempatnya.
Setelah selesai parkir mobil, Reia masuk. Anjani dan Andrew mengikuti dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Sani D
Like
2020-09-12
1