Nge bakso

Anjani yang baru saja memasang seat belt. Memperhatikan interior mobil mewah milik Bayu. Mercedes Benz seri SLK ini rasanya Anjani jarang melihatnya. Mungkin hanya ada beberapa di Indonesia.

Bayu menoleh ke arahnya yang sedari tadi memperhatikan interior mobilnya. "Mau di buka atapnya ato gini aja? " Anjani yang masih focus dengan interior mobil tidak menyadari Bayu berbicara kepadanya.

Bayu mendekat kearahnya, " Kamu, mau dibuka atapnya atau gini aja ? " Anjani sedikit kaget menoleh kearah Bayu , " Gini aja gapapa. " Bayu segera menyalakan mesin mobilnya dan menekan pedal gas nya mengikuti mobil Andrew yang berjalan lebih dulu.

Di dalam mobil Anjani menatap kearah depan sesekali melihat kearah jendela. Bayu hanya sesekali melirik ke arah Anjani.

Jalanan malam itu tidak begitu ramai sehingga mobil yang mereka tumpangi dapat berjalan dengan lancar dan melaju dengan kecepatan sedang. Di warung bakso langganan mereka. Selama perjalanan mereka nyaris tidak berbicara sama sekali.

Setibanya disana, mereka ngobrol santai sambil menikmati bakso yang menurut mereka sangat legend karena kuahnya yang khas membuat aroma bakso sedap.

" Lahap banget makannya Bay? Laper apa doyan ? " Andre meledek Bayu yang terlihat menikmati sekali baksonya. " Aduh gilak, lama banget ga kesini. Masih sama enaknya. " Bayu menusukkan garpu ke bakso terakhirnya.

Anjani yang duduk disamping Bayu terlihat menikmati bakso nya dan tak banyak bicara. " Anjani, kamu gapapa kan? Daritadi kamu diem aja. " Reia menambahkan acar ke baksonya lagi dan mencoba bertanya kepada Anjani.

" Aku gapapa. Habis ini beneran pulang kan Reia ? " Tanya Anjani was - was. Takut ada agenda jalan kemana lagi. " Iya, tenang aja. " Reia meyakinkan.

" Kalian pulang aja, aku masih ada urusan. " Sahut Bayu yang selesai menikmati bakso nya. " Beneran lu mau dugem? Aku ikut deh. " Andew melirik ke arah Reia sengaja membuat Reia marah.

" Ya bagus kalo lu ikut. Ga usah anterin, aku pulang sendiri aja. " Reia mengibaskan tangan Andrew yang mengenggamnya.

" Hahaha,,, tuh kan marah kan? Gampang banget dia dibuat marah. " Andrew tertawa melihat Reia mulai cemberut.

" Ya nggak lah, aku langsung pulang malam ini. Mau siapin apa aja yang bisa dibawa kedalam koper. Dan apa aja yang kudu dibeli dari sini. " Andrew memeluk Reia dan menjelaskan ini.

Reia hanya diam tapi juga tidak menolak pelukan Andrew. " Udah ah, kamu ga kasian kita diliatin duo single di depan kita? " Reia melepaskan pelukan Andrew.

Andrew ," Kalau berjodoh, mereka akan menemukan jalannya. " Bayu langsung menatap Andrew, dia mengerti bahwa Andrew tidak akan memaksanya untuk bersama Anjani. Meskipun sebenarnya Andrew sudah sering bercerita tentang Anjani di sela - sela Bayu telepon ketika menjelang pulang.

" Aku juga ada urusan mau membeli beberapa barang untuk kita bawa nanti disana. " Bayu meneguk lemon squash di depannya.

Selesai makan Reia masih meminta tolong Bayu mengantar Anjani pulang. Sebenarnya Anjani segan, tapi alasan Reia tepat. Rumah Anjani dan Bayu satu arah. Jadi lebih efisien waktu agar tidak terlalu malam.

Kini mereka sudah ada dalam mobil Bayu, Reia dan Andrew masih akan membeli beberapa keperluan lagi. Meskipun Anjani ragu, mungkin hanya alasan Reia saja. Mobil Andrew sudah lebih dulu berjalan.

" Maaf, aku merepotkanmu lagi. " Anjani terlihat sungkan. " Tidak apa - apa, sudahlah. " Jawab Bayu singkat.

" Pasti kau lelah karena tadi baru saja sampai dan sekarang harus mengantarku pulang, jadi maaf ." Anjani menoleh. Bayu masih focus kedepan dengan laju mobil sedang sekali lagi menjawab, " Tidak apa - apa , tenang lah. "

Saat dirasa sudah dekat, Anjani menunjukan arah rumahnya. Tak lama, Anjani berpamitan dan turun dari mobil.

Bayu segera melajukan mobilnya setelah dilihatnya Anjani masuk kedalam rumah.

-------------------------------

Di tempat lain, Reia mengobrol dengan Andrew,

" Sayang kelihatannya Anjani masih belum mau banyak berbicara kepada Bayu. " Andrew menoleh sebentar kemudian focus menyetir lagi.

" Lha Bayu juga sama, ga banyak ngomong sama Anjani. " Jawab Reia.

" Sudahlah, nanti juga kita akan lihat bagaimana mereka disana." Reia tersenyum, dia yakin Anjani akan mendapatkan pilihan yang tepat dalam hidupnya.

------------------------

Rumah kelihatan sepi, mungkin Papa sudah tidur. Pikir Anjani karena kini dia berada diruang tamu. Terdengar suara pintu dibuka. " Eh Jani, baru aja pulang? " Papa Rehan ternyata sedari tadi menunggu Anjani pulang, begitu mendengar pintu rumah dibuka. Papa Rehan segera membuka pintu kamarnya.

" Papa cuma mau memastikan, kamu jadi berangkat lusa kan? Ada yang Papa bisa bantu ? " Papa Rehan mencemaskan Anjani. Karena baru kali ini dia akan bepergian jauh. Dan dalam waktu seminggu lebih.

" Iya Pa, Papa tenang aja. Anjani sudah menyiapkan semuanya. " Besok tinggal pembekalan terakhir. Ada temen - temen yang jagain kok. Mereka orang - orang baik. Tadi Anjani sudah ngobrol dengan mereka.

" Papa percaya sama kamu. Karena kalo kamu anak yang penurut. Tetap jaga dirimu baik - baik. " Papa Rehan mengelus kepala Anjani.

" Sekarang, istirahatlah. Sudah malam. " Papa Rehan kembali masuk ke kamarnya.

Anjani tersenyum dan masuk ke dalam kamarnya. Dia membersihkan diri dan setelahnya menggunakan piyama kesayangannya.

Sebelum tidur, Anjani sempat memikirkan Bayu sebentar. Masih belum ada perasaan apa - apa tentang sosok Bayu. ùLalu dia segera terlelap.

Sepanjang perjalanan pulang Bayu memikirkan apa saja yang akan dibeli. Meskipun dia tidak pernah pusing karena beberapa aset miliknya ada di Amerika.

Beberapa bulan lalu karena salah satu kapten kapal miliknya jatuh sakit. Maka Bayu sendiri yang menahkodai kapalnya.

Ayahnya mendidiknya agar tahu tentang perkapalan. Sehingga dia bisa terjun langsung kesana. Bahkan Bayu juga sempat mengambil sekolah pelayaran tanpa memberitahu dia adalah putra pemilik salah satu kapal pesiar yang bisnisnya sedang berkembang.

Andrew adalah sahabatnya sejak SMA, sejak kelulusan sekolah mereka jarang sekali kontak satu sama lain. Sampai suatu hari ayah Bayu meninggal. Dan dia harus meneruskan bisnis ayahnya. Andrew datang melayat.

Sejak saat itu Andrew mulai akrab lagi dengan Bayu. Bahkan tak segan meminta bantuan Bayu apabila ayahnya mengalami kesulitan dalam proses bea cukai.

Setelah ayahnya meninggal Bayu sibuk mengurus perusahaan Papanya. Mamanya memilih tinggal di sebuah villa di luar negri dengan udara yang sejuk, jauh dari hingar bingar kota.

Bayu kerap sekali mengunjungi Mamanya karena Bayu anak satu - satunya.

Untuk mengisi kekosongan hidup Mamanya, Bayu mendirikan sebuah panti asuhan tidak jauh dari villa tempat Mamanya tinggal. Setiap hari Minggu anak -

anak panti diperbolehkan maen ke villa.

Jadi setiap hari Minggu villa pasti ramai. Mamanya sudah menyiapkan, beberapa masakan untuk anak - anak panti asuhan santap. Bagi yang berulang tahun akan mendapatkan bingkisan kecil.

Di Panti Asuhan hanya di huni oleh 10 anak. Ada yang kedua orang tuanya meninggal. Ada yang ditaruh di depan panti asuhan begitu saja.

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!