Andrew dan Anjani, mengikuti Reia yang melangkah masuk ke dalam restaurant. Reia menatap sekeliling dan memilih tempat duduk paling ujung. Setelah mereka duduk, tak lama seorang pelayan membawakan buku menu.
Reia memilih beberapa menu disana. Karena sudah paham selera Andrew, Reia memesan sekalian untuk dua porsi dan menawarkan Anjani. Anjani memilih menunya sendiri.
----------------------------------------
Selesai menyantap makanan mereka bertiga kembali membahas rencana liburan mereka.
"Jani, kamu pergi sendirian? Ga mau bawa pasangan gituh? Hehehe,,," Reia meledek Anjani dengan tawanya. Anjani memajukan mulutnya. " Tau deh yang punya pasangan." Balas Anjani.
" Mau aku comblangin, teman aku kan banyak. " Ledek Andrew. " Kaya Siti Nurbaya aja di jodoh-jodohin. " Anjani tersenyum paham arah candaan mereka.
" Aku ke toilet dulu ya? " Anjani beranjak dari duduknya dan berjalan ke toilet. " Eh aku juga kebelet pipis. Tungguuuu... " Reia berlari mengejar Jani yang sudah berjalan menjauh.
Andrew pergi ke kasir untuk membayar bill yang disodorkan.
Setelah mereka keluar dari toilet dan kembali duduk Andrew bergantian jalan ke toilet pria. " Gantian aku juga mau ke toilet. " Andrew segera berjalan ke toilet.
Reia hendak membayar ke kasir namun oleh kasir ditunjukan bukti telah dibayar. Lalu segera kembali ke mejanya. "Thank you Reia." Sahut Anjani.
"Sama - sama. " Reia mengembangkan senyumnya.
Anjani langsung memesan taxi via online. Tak lama mereka keluar dari restaurant.
Andrew yang baru keluar dari toilet sudah tidak melihat mereka di tempat semula. Langsung keluar dari restaurant itu.
Reia dan Andrew hendak mengantar Anjani pulang. Tapi Anjani masih ingin pergi ketempat lain.
" Kamu yakin ga mau aku anter aja? " Bujuk Reia kepada Anjani. Namun setelah Reia melihat taxi yang Anjani pesan sudah datang.
" Tenang, aku udah biasa kemana-mana sendiri. Sampaikan salamku pada Andrew. " Anjani masuk kedalam taxi.
Reia melambai pada Anjani yang sudah masuk dalam taxi. Andrew yang baru kembali dari kamar mandi menghampiri Reia.
" Anjani sudah jalan? " Melihat Reia memandang sebuah taxi. " Sudah, tuh taxi nya." Memanjukan dagunya untuk menunjuk taxi yang ditumpangi Anjani tadi.
Reia mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu disusul mobil Andrew.
Tak lama, Anjani tiba di perkampungan kumuh. Tempat yang selama ini sering Anjani kunjungi. Beberapa waktu lalu, setelah Mamanya meninggal Anjani tidak ketempat itu untuk waktu yang sangat lama.
Disana Anjani membagikan kue dan beberapa buku dan alat tulis yang sempat dia beli sebelum sampai disitu.
Sekitar dua belas anak berjejer rapi untuk mendapatkan roti juga buku dan alat tulis dari Anjani.
"Terimakasih kak Anjani." Serempak anak-anak itu berterima kasih pada Anjani. Mereka bahagia sekali. Dan bermain bersama teman-teman lainnya.
Bu Welas yang tadi sudah mengumpulkan anak-anak itu keluar membawa secangkir teh hangat dan beberapa kue untuk Anjani.
Selesai membagikan semuanya, Bu Welas menghampiri Anjani. " Ini diminum teh nya. Nanti keburu dingin. Ini juga ada sedikit kue silahkan dicicipi".
Bu Welas meletakkan piring kecil berisi beberapa potong kue lapis.
Anjani menunduk sejenak dan kemudian menyeruput teh buatan Bu Welas sampe habis. " Terimakasih Bu Welas." Senyum Anjani mengambang.
" Terimakasih Nona Anjani, semoga Nona selalu dalam lindungan Tuhan. Dan berkelimpahan rezeki. Bu Welas tidak bisa membalas kebaikan Nona Anjani. Cuma doa yang tulus. " Tak terasa kalimat Bu Welas membuat kedua sudut mata Anjani menetes cairan bening.
Anjani memeluk Bu Welas. Usianya sedikit diatas ayah Anjani. Bu Welas adalah seorang janda, mendiang suaminya dulu seorang tentara meninggal saat bertugas di Bosnia. Anaknya juga seorang tentara dulu ditugaskan saat Papua sedang darurat.
Dan sampai hari ini belum kembali. Sejak saat itu Bu Welas hidup dari uang pensiun suami dan santunan dari pemerintah karena putranya yang belum kembali.
Sejak saat itu Bu Welas memutuskan untuk membiayai beberapa anak yang kurang beruntung untuk melanjutkan sekolah di perkampungan kumuh dan tinggal disitu. Agar lebih dekat dengan mereka.
Tak jarang setiap hari Minggu, Bu Welas memasak lebih banyak dari hari biasa untuk anak-anak disitu.
Anjani bisa merasakan ketulusan seorang ibu di diri Bu Welas. Anjani membuka tasnya karena handphone nya berbunyi.
Reia ~ Sudah pulang ke rumah?
Anjani ~ Belum, sebentar lagi.
Reia ~ Oke. Hati - hati di jalan.
Anjani ~ Oke.
Anjani memasukan kembali handphone nya. Dan ngobrol dengan anak-anak. Setelah mereka asyik mengobrol dan bercanda bersama anak-anak itu. Anjani pamit untuk pulang. Hari sudah petang saat itu.
Terlihat mereka melambaikan tangan. Dalam hitungan detik, taxi yang Anjani tumpangi sudah menghilang dari pandangan.
-----------------------------------
Mobil Reia dan Andrew terparkir di halaman rumah Reia. Mereka bercanda dan tertawa di ruang tamu.
Kedua orangtua Reia adalah orang-orang sibuk. Jadi rumah itu terlihat sepi. Hanya ada Bi Sumi yang sudah bekerja bertahun-tahun di rumah itu.
" Teman kamu susah di luluhkan hatinya. Maksud aku, biar dia ga kesepian dan kita bisa double date. Karena kalau dia sendirian dan mau bareng kita. Mungkin dia sungkan. " Andrew menatap Reia.
Reia, " Iya, aku juga tahu. Tapi biarlah dia memutuskan sendiri. Aku tidak mau terlalu mencampuri urusannya. Aku juga ga enak kalo sampe dia tersinggung kita bahas itu. "
" Aku mau kenalin dia sama sahabatku. Gimana menurut kamu? " Andrew merencanakan ini sejak lama. Tapi waktu itu Mama Anjani baru saja meninggal sehingga Andrew mengurungkan niatnya.
" Siapa? " Reia penasaran. " Bayu Samudera, dia sahabatku sejak SMA setelah lulus dia kuliah dan sekarang bekerja di Amerika. Minggu depan dia pulang dan ikut kita untuk liburan. Kamu ga papa kan sayang? " Andre membelai rambut Reia.
Reia, " Aku kan ga kenal sama Bayu. Dan kamu ga pernah cerita tentang dia ke aku. " Andrew tersenyum, " Dia jarang pulang. Sembilan bulan bekerja di kapal pesiar dan cuti cuma dua bulan di darat. "
" Aku ingin memastikan Anjani gadis yang tepat buat Bayu. Baru aku berani kenalkan ke dia. Soal bagaimana Bayu, nanti aku kenalkan dia padamu. Kamu bisa lihat sendiri dia bagaimana nanti " Lanjut Andrew.
" Oke, jangan sembarangan kenalin orang ke sahabatku ya? Nanti kalo kenapa - napa, kita kan ga enak. Dan akhirnya persahabatan kita taruhannya. "
"Oiya aku mau tanya Anjani sebentar. Apakah dia sudah sampai rumahnya. Sebentar ya " Tanpa menunggu jawaban Andrew, Reia mengeluarkan handphone nya.
Reia ~ Sudah pulang ke rumah?
Anjani ~ Belum, sebentar lagi.
Reia ~ Oke. Hati - hati di jalan.
Anjani ~ Oke.
" Dia belum pulang ke rumah. Pasti kesana. " Reia menebak - nebak.
" Ini photo Bayu kalo kamu mau lihat. " Andrew menunjukkan handphone nya.
" Lumayan, ganteng juga. " Goda Reia sambil melirik Andrew. " Ini buat Anjani ya? " Jawab Andrew menautkan kedua alisnya.
Reia tertawa, " Iya aku tahu hahahaha... Kamu tetep terganteng di hatiku. " Reia memeluk Andrew.
Andrew mencubit hidung Reia , " Gombal banget sih kamu. "
...............................
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Firchim04
Hai author semangat😊
Salam dari "Dosenku Sahabatku" dan "Suamiku Adik Kelasku"
2020-09-11
1