pagi hari

Malam yang semakin larut, dengan suara jangkrik yang bersahutan di luar. Mata Adam belum terpejam, dia masih memikirkan sesuatu yang entah apa?

Pasalnya bibir itu terus tersungging, kala mengingat wajah imut yang tengah kesal saat ia kerjai sedikit, tadi di warung.

Sungguh, kenapa bisa dia begitu menggemaskan tadi.... Pikirnya yang langsung dia tepis seraya menggeleng cepat. 'mikir apa sih aku?' batin Adam... Dia pun meraih bantal guling di sebelahnya, memeluk bantal itu. Berusaha memejamkan mata, karena rasanya seperti ingin bertemu hari esok.

***

Pagi ini suara adzan membuatnya terjaga, Adam segera bergegas mengambil air wudhu setelah cukup lama mengumpulkan nyawanya setelah bangun tidur tadi dengan cara rebahan.

Di tempat itu hanya ada tiga orang yang taat, pak Hendra, Adrian, dan Adam... Mereka sering melakukan sholat lima waktu.

Namun walaupun demikian, bukan berarti yang lain tidak sholat. Hanya saja sebagian besar dari mereka, lebih sering menjalankan ibadah sholat magrib saja, atau mungkin di waktu-waktu luang mereka. Berbeda dengan tiga orang yang di sebut tadi, mereka masih bisa menyempatkan waktu untuk menjalankan lima waktu itu walau tidak tepat waktu juga, yang penting tidak bolong saja.

Adam berjalan keluar dari salah satu ruangan yang di pakai untuk mereka sholat, dan setelah menjalankan dua rakaat itu dia pun beranjak.

Mendekati pintu keluar, dimana langit temaram sudah mulai sedikit terang, dengan sesekali terdengar suara tetesan embun yang jatuh dari ujung-ujung daun yang basah, menghempas genting di bawahnya.

Hawa sejuk, juga kabut yang masih menutupi. Semua menjadi teman baik Adam mengawali harinya di pagi ini.

"Semoga nanti cerah tidak mendung lah." Berharap, karena menjelang siang nanti Adam akan berjalan-jalan sebentar... Tunggu! maksudnya mendatangi salah satu ATM dan di temani Andini ya, mungkin seperti itu. Senyum Adam merekah, dia kembali masuk ke dalam rumah Dinas itu menghampiri Toni yang tengah duduk sendirian di sofa, dengan raut wajah terlihat sedikit frustasi sepertinya.

"Bro...!" Panggil Adam, Toni pun hanya menyahut dengan Hemmm saja. Tatapannya masih serius dengan ponselnya.

"D*nc*k...!!" Toni Mengumpat. (Maaf aku ngomong kasar ya...)

"Ada apa?" Tanya Adam penasaran.

"Sial... Kenalan ku hamil." Jawabnya lirih.

"Waduh, serius...?" Adam meraih ponsel yang di sodorkan Toni. Di sana banyak sekali kata-kata kasar yang terlontar kepada Toni, karena pria itu tak mau mengakuinya. "Hei... Serius ini anak mu?"

"Nggak yakin, dia kan dekat dengan pak Himawan juga, kenal pak Himawan? mandor yang sebelumnya?" Tanya Toni, dan Adam pun manggut-manggut. "Nah itu, dia saja mau kok jalan sama pak Himawan, bisa saja kan itu anak pak Himawan? Apesnya satu bulan yang lalu pak Himawan keluar, di gantikan oleh pak Hendra, lalu setelahnya melakukan dengan ku. Aaarrggghhh... Mana minta di nikahi lagi."

"Tapi itu konsekuensinya Ton, kau harus tanggung jawab."

"Iya aku tahu, kalau dia hanya melakukannya dengan ku? Oke lah, ku nikahi dia secara sirih... Jika tidak? Kan aku juga yang rugi."

Adam membaca ulang pesan chat yang semakin menumpuk. "Tapi dia seperti meyakinkan sih, kalau ini anak mu."

"Aaarrggghhh, tahu lah... Pusing." Toni menggaruk kasar kepala bagian belakangnya menahan kesal, lalu meraih ponselnya yang berada di tangan Adam. "Sini, biar ku matikan saja. Terserah dia mau apa." Toni bejalan meninggalkan Adam yang hanya diam saja.

Pria itu menyandar kan kepalanya di sandaran kursi, dengan kedua telapak tangannya yang saling bertaut itu di jadikan bantalan.

"Repot juga kalau sampai seperti itu. Toni kan punya istri? Bagaimana bisa dia bertanggung jawab? Tapi apa dia bisa sebodoh itu sampai tidak bisa hati-hati dengan tanah rawan yang dia jamah itu?" Gumam Adam. Dia pun menghela nafas, "sudah lah tidak perlu memikirkan masalah orang lain, sebaiknya aku menelepon Vanesa." Adam beranjak, menghampiri ponselnya yang tergeletak di atas meja. Tengah di charge.

Ia pun melihat sebuah pesan singkat yang membuatnya urung untuk menghubungi Vanesa.

Ya pesan yang membuat senyumnya tersungging tipis, dari siapa lagi kalau bukan Andini... Sudah ada seminggu lebih dia memberikan nomor ponselnya, dan akhirnya hari ini dia bisa memiliki nomor Andini juga.

Secepat kilat Adam membuka pesan chatnya.

(Assalamualaikum... Maaf mas Adam, ini Andini. Nanti ke ATMnya nggak lama kan? Aku ada pesanan bumbu racikan, mas. Dan harus ku kirim siang ini juga) begitu isi pesannya. Adam pun membalas pesan tersebut.

(Pesanannya banyak nggak? Kalau masih bisa di bawa sekalian, nggak papa kan?) Jawab Adam. Hingga beberapa. Detik satu pesan Chat masuk.

(Iihhh... Kalau aku nganter sama mas Adam nanti orang ngira, saya ada hubungan spesial dengan mu. Tidak mau ahh.)

Adam tersenyum, ketika melihat sticker bergambar bayi imut yang tengah mengatupkan kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.

(Terus gimana? Aku sih nggak papa.... Berarti hari ini kamu nggak jualan nasi dong?)

(Jualan, cuman yang nunggu warungnya ibu ku.)

Adam merebahkan tubuhnya bertopang satu lengannya. Dia membuka profil di kontak Andini. Karena ada foto dia di sana dengan posisi menyamping dan senyum yang tersungging tipis. "Manis..." Gumamnya sembari tersenyum. Hingga satu pesan panggilan di terima dari Andini. Adam pun membalas pesan tersebut.

(Sudah tidak apa... Mumpung aku lagi off, aku akan temani kamu.) Kata Adam, dia pun sengaja mematikan ponselnya karena tidak mau mendapatkan jawaban penolakan dari Andini. Hingga dia memutuskan untuk bersiap, memilih pakaian mana yang akan dia kenakan, bahkan sampai lupa tujuan awal dia meraih ponselnya itu untuk menghubungi anak dan istrinya di Jakarta.

Seperti merasakan puber kedua, dia jadi ingat saat awal-awal akan kencan dengan Vanesa dulu. Bahagianya persis seperti ini.

ya... Saat ini Adam belum menyadarinya.

Makanya dia menikmati saja, pergi dengan wanita yang dia anggap teman yang menarik... Seperti nama yang ia ketik untuk Nomor Andini, (Teman ku yang menarik)

Terpopuler

Comments

novi 99

novi 99

payah klo puber ke dua. ......
Adam berubah jadi buaya dan yang atau ganjen , cocok ....

2022-12-05

1

Ithaippank

Ithaippank

mulai main api

2022-04-22

0

Sulati Cus

Sulati Cus

pelajaran adam dr Toni

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 cinta untuk istri ku Vanesa.
3 mengantarkan mas Adam
4 pertemuan pertama dengan Andini
5 mengawali hari
6 kembali pada masa lalu.
7 perjuangan sebelum pernikahan
8 mengetahui sesuatu
9 masalah yang di alami Andini
10 apapun untuk keluarga kecil ku.
11 menuju desa sebelah.
12 masalah yang mulai timbul.
13 basa basi
14 percakapan
15 pilihan yang sulit.
16 jarak yang semakin dekat
17 pagi hari
18 keluar bersama
19 makan bersama.
20 menginap di rumah mertua
21 kenangan masa lalu
22 luka yang terbalut cinta
23 pertahanan hati
24 rantai yang masih mengikat
25 anak yang kau telantarkan
26 demi Fika
27 sikap yang mulai berubah
28 Aqila sakit.
29 keinginan gila Adam Riansyah
30 gejolak hati yang semakin tak terkendali
31 sebenarnya juga cinta.
32 gundah
33 kembali ke Jakarta.
34 selimut yang sudah tak menghangatkan
35 ku pegang kartu As, mu.
36 Andini di Jakarta
37 mempertahankan mu, demi Aqila.
38 semakin terobsesi
39 sesak saat ini demi sebuah kemenangan.
40 benarkah aku satu-satunya, ratu mu?
41 pemanasan
42 permainan yang baru saja di mulai
43 permainan yang masih berlanjut
44 menjalankan rencananya
45 membongkar kebejatan Adam.
46 tiga cinta, yang salah.
47 meninggalkan rumah
48 kenangan terindah
49 keinginan Nesa.
50 pilihan sulit
51 pengakuan Adam
52 buah dari kekhilafan Adam
53 teguran
54 berharap
55 Sidang Mediasi
56 hubungan yang sudah berakhir
57 menginap di rumah Adam (bagian 1)
58 menginap di rumah Adam (bagian 2)
59 menginap di rumah Adam (bagian 3)
60 penyesalan tiada ujung.
61 ku merindukanmu
62 apapun demi anak ku
63 aku cemburu
64 pertemuan antara Andini dan Vanesa
65 perasaan yang tertinggal
66 bimbang
67 saling menyadari kesalahan
68 lembaran baru (end)
69 terimakasih
70 wanita pendatang baru (S2)
71 menurut keinginan tuan putri (S2)
72 pertahanan Hati (S2)
73 kedatangan Vanesa (S2)
74 keinginan untuk rujuk (S2)
75 belati cinta telah melukai mu (S2)
76 menghampiri Andini (S2)
77 masalah di sekolah Aqila (S2)
78 aku bukan ibu yang baik (S2)
79 soal pendamping hidup baru (S2)
80 Aqila dan Fika (S2)
81 sebuah musibah (S2)
82 wanita pengganti diri ku (S2)
83 Puri yang sebenarnya (S2)
84 tidak menyukai wanita itu. (S2)
85 Ratu di hatiku (S2)
86 keinginan tak masuk akal pak Cahyo (S2)
87 pilihan sulit (S2)
88 rasa yang masih mengikat (S2)
89 terbelenggu ego, terpenjara masa lalu. (S2)
90 hal yang di ketahui Aqila. (S2)
91 sebuah musibah. (S2)
92 Antara Nesa dan Puri (S2)
93 maaf isinya hanya pengumuman
94 rintihan hati (S2)
95 bukan wanita yang pantas (S2)
96 percakapan antara Adam dan Pak Kurniawan (S2)
97 hal bahagia. (S2)
98 pertemuan tak terduga (S2)
99 ketakutan yang berakhir kelegaan. (S2)
100 Akad (S2)
101 Kamu yang kembali (S2)
102 perasaan yang sudah tak lagi bertaut (S2)
103 kondisi yang semakin memperihatinkan (S2)
104 lupakanlah diriku (S2)
105 malam gemintang (S2)
106 pagi yang indah (S2)
107 tragedi kecil (S2)
108 bahagia ku (S2)
109 lembaran baru (S2)
110 kehidupan yang lebih baik (S2)
111 tidak enak badan (S2)
112 akhir dari kisah mereka (S2)
113 Terimakasih ^_^
114 info Novel Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
prolog
2
cinta untuk istri ku Vanesa.
3
mengantarkan mas Adam
4
pertemuan pertama dengan Andini
5
mengawali hari
6
kembali pada masa lalu.
7
perjuangan sebelum pernikahan
8
mengetahui sesuatu
9
masalah yang di alami Andini
10
apapun untuk keluarga kecil ku.
11
menuju desa sebelah.
12
masalah yang mulai timbul.
13
basa basi
14
percakapan
15
pilihan yang sulit.
16
jarak yang semakin dekat
17
pagi hari
18
keluar bersama
19
makan bersama.
20
menginap di rumah mertua
21
kenangan masa lalu
22
luka yang terbalut cinta
23
pertahanan hati
24
rantai yang masih mengikat
25
anak yang kau telantarkan
26
demi Fika
27
sikap yang mulai berubah
28
Aqila sakit.
29
keinginan gila Adam Riansyah
30
gejolak hati yang semakin tak terkendali
31
sebenarnya juga cinta.
32
gundah
33
kembali ke Jakarta.
34
selimut yang sudah tak menghangatkan
35
ku pegang kartu As, mu.
36
Andini di Jakarta
37
mempertahankan mu, demi Aqila.
38
semakin terobsesi
39
sesak saat ini demi sebuah kemenangan.
40
benarkah aku satu-satunya, ratu mu?
41
pemanasan
42
permainan yang baru saja di mulai
43
permainan yang masih berlanjut
44
menjalankan rencananya
45
membongkar kebejatan Adam.
46
tiga cinta, yang salah.
47
meninggalkan rumah
48
kenangan terindah
49
keinginan Nesa.
50
pilihan sulit
51
pengakuan Adam
52
buah dari kekhilafan Adam
53
teguran
54
berharap
55
Sidang Mediasi
56
hubungan yang sudah berakhir
57
menginap di rumah Adam (bagian 1)
58
menginap di rumah Adam (bagian 2)
59
menginap di rumah Adam (bagian 3)
60
penyesalan tiada ujung.
61
ku merindukanmu
62
apapun demi anak ku
63
aku cemburu
64
pertemuan antara Andini dan Vanesa
65
perasaan yang tertinggal
66
bimbang
67
saling menyadari kesalahan
68
lembaran baru (end)
69
terimakasih
70
wanita pendatang baru (S2)
71
menurut keinginan tuan putri (S2)
72
pertahanan Hati (S2)
73
kedatangan Vanesa (S2)
74
keinginan untuk rujuk (S2)
75
belati cinta telah melukai mu (S2)
76
menghampiri Andini (S2)
77
masalah di sekolah Aqila (S2)
78
aku bukan ibu yang baik (S2)
79
soal pendamping hidup baru (S2)
80
Aqila dan Fika (S2)
81
sebuah musibah (S2)
82
wanita pengganti diri ku (S2)
83
Puri yang sebenarnya (S2)
84
tidak menyukai wanita itu. (S2)
85
Ratu di hatiku (S2)
86
keinginan tak masuk akal pak Cahyo (S2)
87
pilihan sulit (S2)
88
rasa yang masih mengikat (S2)
89
terbelenggu ego, terpenjara masa lalu. (S2)
90
hal yang di ketahui Aqila. (S2)
91
sebuah musibah. (S2)
92
Antara Nesa dan Puri (S2)
93
maaf isinya hanya pengumuman
94
rintihan hati (S2)
95
bukan wanita yang pantas (S2)
96
percakapan antara Adam dan Pak Kurniawan (S2)
97
hal bahagia. (S2)
98
pertemuan tak terduga (S2)
99
ketakutan yang berakhir kelegaan. (S2)
100
Akad (S2)
101
Kamu yang kembali (S2)
102
perasaan yang sudah tak lagi bertaut (S2)
103
kondisi yang semakin memperihatinkan (S2)
104
lupakanlah diriku (S2)
105
malam gemintang (S2)
106
pagi yang indah (S2)
107
tragedi kecil (S2)
108
bahagia ku (S2)
109
lembaran baru (S2)
110
kehidupan yang lebih baik (S2)
111
tidak enak badan (S2)
112
akhir dari kisah mereka (S2)
113
Terimakasih ^_^
114
info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!