Ketiga orang pria itu segera mengambil jarak dari Guan Hai begitu pria itu mengeluarkan jurusnya.
Memang benar bahwa ketiga orang itu memiliki kekuatan yang menyamai bahkan melebihi kekuatan yang dimiliki oleh Guan Hai, tetapi tetap saja jurus jurus yang dikeluarkan oleh pria itu lebih merepotkan daripada jurus yang dikuasai oleh ketiganya.
Hal ini terbilang cukup wajar jika dilihat dari kekuatan yang dimiliki oleh dunia Bingbag, di dunia yang begitu besar dan luas itu, tidak semua orang adalah seorang kultivator, ditambah keberadaan kemampuan hukum yang sangat langka di benua itu membuat hanya beberapa orang beruntung yang mampu berdiri dipuncak kekuatan.
Meskipun demikian, jika seluruh orang yang berada di benua itu melancarkan serangan besar besaran ke dunia Wang Peng sebelumnya, maka bisa dipastikan dunia yang menjadi tempat tinggal Wang Peng akan diratakan dengan tanah dalam hitungan hari.
Banyaknya penghuni dunia itu mengakibatkan sumber daya maupun pil kultivasi sangat langka bahkan jika dijual dipasaran memiliki harga yang cukup tinggi.
"Sial, sepertinya diskusi kita tidak berhasil" Ujar salah satu dari mereka kemudian mengeluarkan cambuk dari cincin penyimpanannya.
Dua orang lainnya juga mengeluarkan senjata masing masing dimana salah satu dari mereka bersenjata pedang dan yang lainnya bersenjata dua buah cakram berwarna hitam legam.
"Kalian pikir aku akan ikut kalian kembali ke dalam militer, jangan mimpi!" Ujar Guan Hai kemudian ia mengarahkan tangan kirinya ke tanah sekali lagi, bersamaan dengan itu sebuah kurungan besi muncul dari dalam tanah dan memerangkap ketiga orang itu di dalamnya.
"Tetap seperti masa lalu, kekuatanmu tidak ada perkembangan sama sekali" Ejek salah satu dari mereka dengan senjata cambuk sambil tersenyum mengejek menatap ke arah Guan Hai.
"Berisik!" Teriak Guan Hai kemudian ia memutar tangan kirinya, seketika itu juga paku paku tajam keluar dari dalam kurungan besi yang mengurung ketiga orang didalamnya.
"Trik kecil seperti ini kau masih berharap menghentikan kami, lebih baik kau bangun dari mimpimu disiang bolong!" Ujar salah satu dari mereka kemudian melemparkan cakram yang ada di tangannya ke arah kurungan besi yang mengurung ketiganya.
Tanpa diduga oleh Guan Hai, kurungan besi yang ia yakini mampu menahan seorang kultivator tahap Nirvana Early Stage mampu dipotong dengan mudah oleh seorang kultivator yang baru mencapai tahap Profound Life Middle Stage.
"Kawan lama, sepertinya hari ini adalah hari kematianmu, tidak tidak bukan hari kematianmu tetapi kematian anak itu" Ujar salah satu dari mereka sambil menunjuk seorang wanita yang datang dengan seorang anak kecil dengan tangan terikat kebelakang dan mulut yang disumpal oleh kain, mata anak itu sembab akibat tangisan yang tidak kunjung berhenti sejak diseret oleh wanita itu.
"Beri salam kepada anakmu kawan lama!" Ujar salah satu dari mereka tersenyum mengejek ke arah Guan Hai.
"Kalian semua biadab, lepaskan putraku jika kalian masih ingin hidup di dunia ini!" Ujar Guan Hai menunjuk ke arah wanita yang memegangi Guan Ping.
"Apakah seperti itu cara memohon kepada seseorang? Setidaknya kau harus bersujud di hadapan kami atau belati ini akan menguliti anakmu" Ujar wanita itu sambil meletakkan belati di pipi Guan Ping sambil sedikit menggesernya sehingga darah segar mengalir membasahi pipi Guan Ping.
Guan Hai mengepalkan tangannya dengan amarah yang menggebu gebu pada dirinya, ingin ia berlari ke arah wanita itu dan memotongnya menjadi seratus bagian karena telah melukai putranya.
Tetapi saat ini ia tidak bisa melakukan apapun untuk melindungi putranya sehingga ia menjatuhkan lututnya dan memohon di depan keempat orang itu.
"Tolong lepaskan putraku, kalian bisa mengambil nyawaku sebagai gantinya, bahkan kalian bisa melakukan apapun terhadap diriku asal kalian melepaskan putraku" Guan Hai menundukan kepalanya dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.
"Benarkah? Aku tidak melihat keseriusan pada permintaan maaf yang kau ajukan!" Wanita yang memegang Guan Ping semakin menekan belatinya ke arah pipi anak kecil itu sehingga darah semakin banyak mengalir membasahi pipinya.
"Emmmm… emmmm… mmmm" Guan Ping berusaha memberitahu ayahnya agar meninggalkannya, tetapi karena kain yang ada di mulutnya, Guan Ping kesulitan mengatakan hal itu.
"Ada apa anak kecil, apakah kau ingin ayahmu lebih menderita lagi? Kalau begitu aku akan melakukannya sesuai permintaanmu" Ujar pria bersenjata cambuk kemudian melangkah menuju ke arah Guan Hai.
Orang itu lantas mengangkat cambuknya tinggi tinggi dan mengayunkan cambuk itu ke wajah Guan Hai dengan sangat cepat.
'Ctar, Ctar, Ctar'
"Apa apaan ini? Kau menggunakan hukum besi untuk mengurangi rasa sakit, kalau begitu biarkan anak kecil itu yang menanggung rasa sakitnya" Ujar orang yang memegang cambuk menolehkan kepalanya ke arah Guan Ping.
"Tunggu, jangan sentuh dia, aku tidak akan menggunakan hukum besiku, kau bisa menyiksaku sesuka hatimu tetapi jangan apa apakan dia" Ujar Guan Hai dengan wajah tertunduk.
"Hahaha, sepertinya rumor yang beredar selama ini salah? Kau bukanlah sampah yang hanya bisa bergantung pada anaknya tetapi sampah yang tidak memiliki akal"
"Cepat lakukan apa yang menjadi tugasmu, walikota memanggil kita datang untuk memberikan bayaran"
"Baiklah baiklah, aku akan segera menyelesaikannya" Ujar orang bersenjata cambuk kemudian mengayunkan cambuk itu ke arah Guan Hai dengan diselimuti oleh qi.
'Ctar' Begitu cambuk itu mendarat di tubuh Guan Hai, seketika tubuh pria itu terlempar sangat jauh ke belakang hingga membentur tanah dan menciptakan retakan yang cukup besar.
Panah darah keluar dari mulut Guan Hai sesaat setelah menerima serangan yang dilakukan oleh pria bersenjata cambuk. Ia merasa bahwa beberapa organ dalamnya telah rusak akibat menerima cambukan keras dari pria itu.
"Baru kali ini aku merasakan kepuasan karena bisa menghajar wajah busukmu, aku sudah mengajakmu untuk kembali bergabung ke dalam militer tetapi kau malah menentang kami, maka itu adalah balasan yang paling sesuai bagimu" Ujar pria itu sambil tersenyum mengejek ke arah Guan Hai dengan tangan menunjuk ke arah Guan Ping.
"Apa maksudmu!" Ujar Guan Hai terkejut kemudian ia menolehkan kepalanya ke arah wanita yang memegang belati tengah mengangkat tangan kanannya dan berniat menghujamkan belati itu ke arah Guan Ping.
Sementara itu, Guan Ping hanya bisa meneteskan air mata membayangkan kematian yang mulai menghampiri dirinya dan kematian itu disaksikan oleh ayahnya sendiri.
Wanita itu kemudian mengayunkan belatinya dan seketika darah mengucur deras dari tempat wanita itu berdiri saat itu.
Catatan Author :
**Author Agak Kecapean hari ini jadi hanya bisa update satu chapter, mohon maklum para Reader sekalian
Jangan lupa tinggalkan Like, Komen, Vote maupun Gift ya, makasih 🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
SAZ
putri putriii,otak kok di paksa korslet sama author nya
2022-12-30
2
Harman LokeST
teeerrrruuuuuuuuuuuuuussskkaaaaaaann
2022-04-30
1
Djoni Ayung
sst sst sst authornya lagi molor
2022-03-27
1