Mendapat tantangan dari Wang Peng membuat wanita paruh baya yang melindungi Nona besar Wei mulai terbakar oleh api semangat.
Dengan kekuatan yang dimilikinya, cukup sulit untuk mencari lawan untuknya, apalagi untuk bertukar pengalaman dengan orang yang lebih kuat darinya.
Tentu saja Wang Peng adalah orang itu karena Wanita paruh baya dapat merasakan aura aneh yang ada di dalam tubuh Wang Peng, terutama aura dingin yang menyelimuti pedang yang tergantung di pinggangnya.
Wanita paruh baya itu kemudian mengayunkan kipasnya kedepan dan seketika itu pula, pusaran angin berukuran cukup besar tercipta dan bergerak dengan cepat ke arah Wang Peng.
Beberapa atap bangunan yang berada disekitar mereka ditarik oleh pusaran angin itu membuat beberapa orang berlarian ke segala arah karena atap atap bangunan yang tertarik ke dalam pusaran angin akan dilemparkan dengan kuat kesegala arah dan menimbulkan cukup banyak kerusakan.
"Hanya pusatan angin sekecil ini belum cukup untuk membuatku serius" Ujar Wang Peng kemudian ia mengalirkan tenaga dalam ke tangan kanannya, Wang Peng kemudian mengarahkan pukulannya ke pusaran angin itu dan 'BAM' pusaran angin itu lenyap begitu berbenturan dengan pukulan Wang Peng.
Setelah pusaran angin yang diciptakan oleh wanita paruh baya itu hilang, seketika wanita itu muncul disamping Wang Peng dan mengarahkan kipasnya ke arah pemuda itu.
Dengan cepat Wang Peng menundukkan kepalanya untuk menghindari serangan itu, tetapi Wanita paruh baya itu tak kehabisan akal.
Ia menendang Wang Peng ketika ia menundukkan kepalanya, tetapi serangan itu berhasil dipatahkan oleh Wang Peng dengan kedua tangannya.
Setelah mematahkan serangan wanita itu, Wang Peng melompat mundur beberapa langkah ke belakang untuk mengambil sikap bertarung dengan serius.
"Apakah kau tipe orang yang suka menyerang dari jarak jauh? Aku sudah mengeluarkan senjataku tetapi kau belum menggunakan senjatamu sama sekali" Ujar Wanita itu menatap pedang di samping pinggang Wang Peng.
"Aku tidak membutuhkannya untuk saat ini, takutnya jika aku menarik pedang ini keluar, kau akan mengatakan bahwa aku menindas orang" Ujar Wang Peng tersenyum tipis memandang wanita itu.
Jelas jelas ia tahu bahwa Wanita paruh baya itu sangat menikmati pertarungan yang dia lakukan bersama dengannya, tetapi sepertinya wanita itu masih belum puas akan pertarungan yang dia lakukan bersama dengan Wang Peng karena tidak bisa mengeluarkan seluruh kekuatannya di dalam kota Hokkien.
"Heh, aku bukanlah orang yang mudah untuk ditindas, jadi jangan sungkan jika kau ingin mengeluarkan pedang itu" Ujar wanita itu membalas senyuman Wang Peng.
"Baiklah kalau kau memaksa" Ujar Wang Peng kemudian menarik Xiao Zi keluar dari sarungnya, seketika aura kekuatan yang sangat besar menekan tubuh Wanita Paruh baya sehingga wanita itu tidak dapat bergerak dengan leluasa.
Dari pedang merah darah yang dipegang oleh Wang Peng, terpancar aura kematian yang sangat pekat dan dingin yang membuat suhu udara menjadi lebih dingin daripada sebelumnya.
Melihat keadaan wanita paruh baya Wang Peng hanya menunjukkan senyuman tipis di wajahnya, ia harus rela mengalirkan cukup banyak qi untuk mengeluarkan aura yang begitu kuat dari pedang itu.
Wanita paruh baya itu berusaha mengatur posisinya agar dapat bertarung serius dengan Wang Peng, ia mengalirkan qi keseluruh tubuh untuk menahan tekanan aura yang begitu kuat.
Usaha yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu tidak sia sia karena setelah mengalirkan qi keseluruh tubuhnya, tekanan aura dari pedang milik Wang Peng sudah hilang sepenuhnya.
"Aku tidak menindas orang bukan?" Tanya Wang Peng sambil tersenyum tipis ke arah wanita paruh baya itu.
"Keparat kau, berani beraninya kau mempermainkanku" Wanita Paruh baya itu dengan emosi yang meledak ledak menatap ke arah Wang Peng.
Bersamaan dengan itu, tubuhnya diselimuti oleh pusaran angin yang sangat kuat hingga merusak beberapa bangunan yang ada disekitarnya.
Bahkan kekuatan itu memaksa Nona Besar Keluarga Wei untuk lari menyelamatkan diri jika tidak ingin menerima dampak dari serangan yang akan dilakukan oleh wanita itu.
Pusaran angin itu mulai berkumpul menjadi bentuk bola angin dan menutupi seluruh tubuh wanita paruh baya itu di dalamnya.
Bukan hanya itu, semakin lama semakin kuat pula pusaran angin yang menyelimuti tubuh wanita itu diikuti oleh suara benturan puing puing bangunan yang ikut terbawa oleh pusaran angin itu.
"Ledakan Bola Angin" Teriak wanita paruh baya itu di dalam bola angin yang menyelimuti dirinya, bersamaan dengan itu, bola angin yang menyelimuti tubuh wanita paruh baya itu semakin melebar dan besar hingga merusak semua bangunan yang dilalui olehnya.
Bahkan setiap bangunan yang dilalui oleh pusaran angin itu harus rata dengan tanah begitu terkena dampak serangan dari wanita paruh baya itu.
Melihat hal itu Wang Peng kemudian merentangkan kedua tangannya, dari masing masing telapak tangan Wang Peng, dua buah bola berwarna hitam legam dan putih terang muncul dengan kepadatan qi yang luar biasa besar.
Wang Peng kemudian melemparkan dua buah bola itu ke arah gelombang angin yang diciptakan oleh wanita paruh baya itu dan ketika kedua bola itu bertemu, ledakan besar terjadi menciptakan lubang hitam yang terus menyedot kekuatan dari angin yang digunakan oleh wanita paruh baya.
Lubang hitam itu terus melebar ke segala arah sebelum menghilang dan hanya meninggalkan bekas kawah yang sangat luas di hadapan Wang Peng.
Sementara itu, Wanita paruh baya hanya bisa menatap Wang Peng dengan diam setelah apa yang baru saja ia saksikan, meskipun hanya pernah mendengar dan belum pernah melihat sebelumnya, wanita paruh baya itu yakin bahwa yang digunakan oleh Wang Peng merupakan hukum Kegelapan dan Hukum Cahaya yang keberadaannya sangat langka di dunia itu bahkan nyaris tidak ada.
Ia kemudian menunjuk ke arah Wang Peng dengan ekspresi yang berubah ubah setiap kali mengingat kedua hukum yang baru saja digunakan oleh Wang Peng.
"Kau! Bagaimana kau bisa menggunakan lebih dari satu kemampuan hukum? Dan darimana kau mendapatkan hukum cahaya dan kegelapan itu?" Tanya wanita paruh baya.
"Singkat saja, aku tidak berasal dari dunia Bingbag, jika kau ingin bertanya mengenai duniaku maka maaf saja, aku belum bisa memberitahukannya kepadamu dan untuk kemampuan hukum, itu adalah rahasiaku" Ujar Wang Peng singkat.
Pandangan mata wanita itu tak lepas dari Wang Peng setelah apa yang baru saja ia saksikan.
Sementara itu, Wang Peng menggunakan telepati memanggil Gung Ping untuk menuju ke tempatnya dan bergegas menuju ke tempat pembuatan poster.
Memang tempat pembuatan poster nampak sangat sepi daripada sebelumnya, meskipun demikian, bangunan itu dan bangunan bangunan yang ada di dekatnya masih berdiri dengan kokoh karena Wang Peng menahan setiap serangan yang terarah ke arah tempat pembuatan poster.
"Guru memanggilku?" Tanya Guan Ping membuyarkan lamunan Wanita Paruh Baya yang sejak tadi memandang Wang Peng dengan penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Harman LokeST
gaasssss
2022-04-30
5
Djoni Ayung
kejutan lagi
2022-03-27
2
Al Fatih
mantap thor
2022-02-26
1