Kekota Pandan 3

Di ruang pertemuan,

lapor tuan..pendekar Asbar telah siuman..mendengar itu

segera mereka bergegas menuju kamar Asbar..

setibanya, mereka langsung masuk kekamar Asbar..kehadiran mereka membuat tabib dan prajurit kikuk...

apa yang terjadi dengan mu kepala pengawal Asbar..tanya walikota...

Asbar hanya menggeleng...seumur hidup baru kali ini aku kalah dengan tragis..keluh Asbar...

Dai Nuhu alap alap kabut selatan yang membuatmu seperti ini!!?setahuku kemampuan kalian bisa dikatakan seimbang, butuh pertarungan yang lama untuk menentukan pemenang diantara kalian,.cecar walikota..

aku tak tahu siapa dia,..tapi dia berada di rumah obat...jawab Asbar..

dia anak muda!!?tanya walikota..

iya Tuan,..aku belum pernah melihatnya disana...jawab Asbar...

tuan, tolong kabari guruku..kalau ajian sepasang tapak gajah perak telah dikalahkan seorang pemuda..

ya aku sudah mengabari gurumu mengenai seseorang yang telah mengalahkan mu...jawab walikota..

trimakasih tuan...kata Asbar..

hari sudah malam..

kami permisi dulu, kamu istirahatlah, sembuhkan dirimu..biar kami yang akan mengurus masalah ini..

rombongan itupun beranjak meninggalkan kamar Asbar..

Dirumah Obat,

Sein berbincang dengan dua nenek dan kakeknya perihal kejadian hari ini..

Sein..rumah obat tidak akan tenang lagi setelah ini..mungkin sebaiknya ketujuh murid ini mengungsi dulu..kasihan kalau mereka harus terlibat maaalah ini..usul nek Una

tidak ada yang tahu, rumah dihutan larangan..mereka bisa kita ungsikan kesana..sambung nek Asih..

iya kalian benar..masalah ini akan tambah membesar...malam ini juga ajak semua murid meninggalkan Rumah Obat..kita ke hutan larangan..seru kakek Dai..

ah, tidak perlu kita semua..cukup aku dan Una yang membawa mereka..kau dan Sein lanjutkan saja perjalanan ke Kota Pandan..

kalau kami berangkat malam ini..besok siang kami sudah sampai dihutan larangan..potong nek Asih..

baik lah..kalian bisa berangkat malam ini..aku dan Sein akan menunggu dulu disini melihat situasi, kami akan berangkat kekota Pandan besok atau lusa..

mm..baik.lah..kata nek asih..

Tengah malam yang gelap...

hanya cahaya bulan sabit yang temaram..menerangi langkah ringan sembilan orang yang berkelabat meninggalkan Rumah Obat...mereka berlari mengerahkan ilmu ringan tubuh sehingga yang tampak hanya bayang bayang mereka yang samar melintasi hutan larangan...

hoaaamh..Sein menguap menahan kantuk...setelah lelah dengan kejadian hari ini..

Sein memakan selembar rumput dingin dan kemudian ia tertidur pulas...

kakek Dai hanya menggeleng melihat cucunya yang tertidur lelap..anak ini,..masih bisa tidur setenang ini,..setelah masalah jadi seperti ini..batin kakek Dai...

kekek Dai kemudian melangkah ke ruang tengah ke kursi goyangnya..ia tertidur dikursi goyangnya...

Keesokan harinya,

Sein terbangun ketika kakek Dai sibuk didapur menyiapkan sarapan..

kek..biar aku saja...

kakek Dai menoleh..

kau masak saja air ditunggku belakang..

biar sehabis sarapan, kita bisa minum teh...!.perintah kakek Dai..

baik kek..segera Sein kebelakang, tempat.dimana tungku pemasak air kemudian mendidihkan seteko air untuk membuat teh..

Pagi hari Dihutan larangan, kesembilan wanita yang tak lain adalah nek Asih nek Una dan ketujuh muridnya dari semalam terus berlari, belum juga menghentikan larinya...

bagi nek Asih, jarak dari rumah obat ke rumah di tepi hutan larangan bisa ditempuh setengah hari..tapi karena keberadaan ketujuh murid rumah obat, maka perjalanannya terasa cukup lamban...

ayo anak anak..! siang ini kita akan tiba di rumah hutan larangan...seru nek Asih..

baik tetua..jawab mereka serempak..

Fi rumah obat,

Sein dan kakek Dai, duduk santai dan berbincang..

kek, apa mereka akan kemari lagi..?tanya Sein..

entahlah..

tapi perasaanku mereka tidak akan begitu saja membiarkan masalah ini...jawab kakek Dai..

mmh..tak kusangka, aku membuat masalah besar bagi rumah obat..ketujuh saudari itu juga harus meninggalkan rumah obat gara gara aku...Sesal Sein...

ah sudahlah...kejadian seperti ini biasa didunia persilatan...dari semua ini, kau bisa memetik pelajaran bahwa jika kita menyelesaikan masalah dengan sedikit pengorbanan maka itu lebih baik daripada membiarkan masalah menjadi lebih besar...nasehat kakek Dai..

ia kek..jawab Sein dengan cepat..

mereka terus bercengkrama sambil menikmati secangkir teh hangat..

mm..kek, Ki Tapak Gajah itu seperti apa?

dia tetua dunia persilatan sudah puluhan tahun sebagai ketua sekte Gunung Latomojong dan juga pimpinan aliansi pendekar di Benua Selatan ini...jika ia keberatan kau melukai muridnya..maka kita akan sedikit repot..

apa Ki Tapak Gajah itu sangat sakti kek..?

yaa...dia di ranah grand master tingkat dua..

jelas kakek Dai...eh, kan kau juga paling tidak sudah grand master tingkat dua kan?tanya kakek dai, baru tersadar akan kesakitan Sein..

Sein hanya tersenyum canggung..

aku penasaran..apa kau bisa menang dari Ki Tapak Gajah...hehehehe tanya kakek dai sambil terkekeh..

Sein menggeleng..aku tidak tahu kek..tapi akan kucoba..hehehe..

Kalau tidak ada yang datang sampai besok, kita berangkat saja ke kota pandan kek..usul Sein..

iya..sebaiknya memang begitu...jawab kakek Dai ...

Kek, aku keluar sebentar,..

iya..tapi jangan buat masalah lagi!!jawab kakek Dai..

yaa aku tahu....pungkas Sein.

Sein terus melangkah keluar rumah..firasat sein, akan berbahaya bagi kedua nenek dan ketujuh murid rumah obat jika berada di hutan larangan..karena itu ia berniat membawa mereka ketempat yang lebih aman..

Dengan Kecepatannya Sein bisa menuju rumah hutan larangan hanya sperempat hari..berarti ia bisa kembali lagi di rumah obat saat malam tiba..karena itu ia segera melesat kearah hutan larangan..

di rumah,hutan larangan..

ayo anak anak..kita harus membuat beberapa kamar lagi untuk kalian...!!Seru nek Asih...

ketujuh murid dengan lincah bergegas kehutan larangan mencari kayu dan bahan lainnya untuk membangun rumah..

namun langkah kesibukan mereka terhenti,.kehadiran Sein membuat mereka serentak berlari menghampiri Sein..

kakak Sein...adik sein..serbu mereka kearah Sein..

eh..kakak.. adik..aku menemui nenek dulu ya..ayo ikut aku..!!ada yang penting..ucap sein sambil berkelabat menuju rumah..

ketujuh gadis itupun mengikuti dari belakang..

nek...nenek..!!pangil Sein

memasuki rumah, Sein mendapati kedua neneknya dengan wajah bengong menatap kearah ia datang...

Sein!!seru kedua neneknya bersamaan...

a..apa yang terjadi dengan kakekmu...!!tanya nek Asih tidak sabar..

nenek...tenang lah..kakek baik baik saja...

aku kesini akan mengajak kalian semua ketempat yang lebih tersembunyi dan seru..hehehe. jelas Sein disertai tawa terkekeh..

aaa..jangan bilang kau akan membawa kami ketempat pelatihanmu itu... seru nek Asih.

ya nek.. aku akan membawa kalian dan ketujuh murid kesana.. aku merasa lebih aman jika kalian tinggal disana..suasana dan sumber daya peningkatan tenaga dalam sangat berlimpah..jadi bisa sekalian meningkatkan tingkat tenaga dalam kalian dengan cepat..jelas Sein...

mmm.. menarik.. seru nek asih dan nek una serentak..

baik.. kita berangkat sekarang.. karena saya tidak bilang ke kakek kalau akan kesini..hehehe

bocah ini benar benar...nek Asih menjewer telinga Sein...aduuh Aduh..nek..lepaskan..sakit..!!rintih Sein..

hemh..kau akan membuat kakekmu khawatir..!!

kata nek Asih.

sudah sudah..!!potong nek Una.

eh bocah..apa disana cukup untuk kami semua tinggal..?tanyanya..

sangat cukup nek..ayo ikut aku..

segera Sein berkelebat diikuti kesembilan wanita itu..

Seine mperlambat larinya agar para wanita itu tidak tertinggal...

setelah beberapa lama berlari, Sein berhenti dan menyapu tanah dengan tenaga dalamnya, sehingga dedaunan yang menutupi area itu tersingkir..tampaklah lubang sebesar tubuh satu setengah tubuh orang dewasa..aku akan membawa kalian masuk satu per satu..tapi sebelum itu telan dulu ini..

sein mengeluarkan rumput dingin..dan membanginya pada kesembilan wanita itu..

i..ini..suara tertahan dari Meilan yang ingin bertanya..

itu penangkal racun..dinding lubang ini dipenuhi racun tingkat tinggi.. jelas sein..

merekapun menelan rumput dingin hampir bersamaan..setelah itu Sein pertama membawa nek Una kedalam...disusul ketujuh murid dan terakhir nek Asih..

sesampainya didalam, Sein menjelaskan secara rinci area itu dan menunjukkan sumberdaya latihan yang melimpah..

dengan hati senang mereka pun mulai menyukai tempat ini..

aku mengantuk..kata nek Asih..

iya aku juga sahut lainnya hampir bersamaan..

iya itu reaksi rumput dingin...kalian tidurlah, nanti setelah bangun akan lebih segar..

emm..

baiklah..aku akan pergi dulu..nanti aku akan menjemput kalian.. selamat berlatih..

mereka tidak memperdulikan apa yang diucapkan Sein lagi..kantuk mereka sudah tak tertahankan...

Sein pun berkelebat keluar, sesampainya diluar ia menutup lagi lubang seperti semula dan meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tertinggi menuju Kota Gaharu..

+++

Baru saja hari mulai gelap, Sein sudah tiba di rumah obat..kakek Dai terlihat sedang duduk dikusi malas memejamkan mata...menyadari kehadiran seseorang ia membuka mata..kau sudah pulang, dari mana saja kau bocah..!!

ah kakek..aku berkeliling saja..

apa selama aku pergi tidak ada yang kemari mencari masalah kek?

tidak ada...jawab kakek Dai..dengan menggeleng

Di perguruan Gunung Latimojong..

sontak seluruh aula menjadi geger, sebelas tetua perguruan dan beberapa murid utama yang sedang menunggu kedatangan ketua mereka Ki Tapak Gajah, dan membahas beberapa urusan aliansi menjadi terkejut...

Berita yang disebarkan Walikota tersebar dengan cepat..

salah seorang murid yang ditugaskan sebagai mata mata bagi kepentingan perguruan Gunung Latimojong melaporkan tentang Dikalahkannya Asbar oleh seorang pemuda dari Rumah Obat..

Apa betul yang kau katakan ini..!?tanya seorang tetua..

iya tetua..berita ini juga sudah tersebar sampai ibu kota..pemuda ini juga telah menyinggung menteri acara...jawab murid mata mata..

mmm...apakah Dai Nuhu sudah sehebat itu..sampai punya murid yang dapat mengalahkan master tingkat sembilan akhir!!?tidak mungkin..! sela tetua lainnya..

sudah puluhan tahun Dai Nuhu hanya di ranah master tingkat sembilan..

apa mungkin gurunya yang sudah berumur lebih seratus tahun itu sudah kembali dari latihan panjangnya dan melatih anak muda itu..? sambung tetua pertama..ki lindu..grand master tingkat satu akhir..

diantara dua belas tetua di perguruan ini, empat diranah grand master...selebihnya di ranah master tingkat sembilan termasuk Asbar yang berada di ranah master tingkat sembilan Akhir..

iya..pendekar tua itu sudah puluhan tahun mengasingkan diri..timpal Ki Nala..

lanjutkan amati situasi ini..laporkan terus perkembangan nya..perintah Ki Lindu pada murid mata mata..baik tetua..saya mohon pamit..segera ia meninggalkan aula...

Aura yang kuat tiba tiba menekan seisi aula tempat para tetua perguruan Gunung Latimojong berada...

sesosok pria tua berumur sekitar seratus empat puluh tahun bertubuh tinggi kurus berpakaian putih berjalan memasuki aula menuju kursi di atas podium..janggutnya yang panjang dan serba putih menutupi dadanya..

sorot matanya tajam, penuh penekanan bagi siapa saja yang berada disekitarnya..

selamat datang ketua...!!

seru para tetua serempak..

orang tua itu adalah Ki tapak Gajah...

Kalian semua sdh disini...kata Ki Tapak Gajah, pandangannya menyapu seisi ruangan..

keningnya, mengernyit.. kemana Asbar!?

apa kalian tidak menyampaikan padanya bahwa aku akan keluar dari tempat latihanku hari ini, sehingga dia tidak pulang menemuiku?cecar Ti Tapak Gajah penuh penekanan..

mereka semua tertunduk...

maaf ketua,.

tetua Asbar masih berada di Kota Gaharu, saat ini sedang pemulihan..

ia beberapa hari yang lalu dikalahkan seorang pemuda..tulang tulangnya banyak yang retak bahkan patah...jelas ki lindu, sebagai mana berita dari murid mata mata mereka....

mendengar berita itu,

sekilas wajah Ki Tapak Gajah nampak tegang, manun segera normal seperti biasa...wajahnya tenang dan penuh penekanan..

dengan siapa Asbar bertarung,..?tanya Ki Tapak Gajah..

murid dari Rumah Obat, ketua..jawab Ki Lindu..

rumah obat!!? apa Kaisar Kelana sudah kembali juga!!? tanya Ki Tapak Gajah..

hal ini masih diselidiki, ketua..jawab Ki Lindu..

dua hari lagi aku akan jalan jalan ke Rumah Obat..Ki Lindu, kau temani aku..

baik, ketua...

Dua hari berlalu..

dirumah obat,

kakek, apa sepagi ini kita berangkat?

yaa..kita sudah terlalu lama menunda..jawab kakek Dai.

Selama dua hari ini, sambil menunggu reaksi dari Walikota, Sein dan kakek Dai hanya berdiam dirumah..kakek Dai berusaha berlatih tenaga dalam..sedangkan Sein membaca baca kitab segala tahu...sambil sesekali melatih jurus jurus dari Kitab Belati Senyap..

Sein semakin paham bagaimana melihat celah sebuah jurus..atau ilmu yang digunakan seseorang..ia juga paham beberapa cara mengobati luka akibat pertarungan..

kecerdasan Sein memang semakin meningkat tajam setelah setiap hari mengkonsumsi rumput dinigin..dan sesekali memakan buah kenari biru pekat..

+++

Dua kelebat bayangan dengan kecepatan tinggi melintasi desa dan hutan...

setelah hampir sehari semalam berlari dengan ilmu ringan tubuh mereka sampai di dekat gerbang kota pandan...

Kota pandan, adalah ibu kota kerajaan pala merah..penjagaannya ketat...

kakek dai dan sein sudah didepan gerbang kota ,.sekelompok prajurit jaga terlihat sedang berdiri di pintu gerbamg memeriksa orang orang yang akan keluar atau masuk kota, dua orang lainnya duduk dikursi mencatat..

silahkan sebutkan tujuan kalian, biaya masuk kota 10 koin perak..

kakek Dai yang sudah tiba di depan pengawal pemeriksa menunjukan plakat pengenal..

plakat yang pernah diberikan oleh Kepala Akademi..

sontak para penjaga memberi hormat, ..silahkan masuk tuan...!!

Kakek Dai dan Sein pun memberikan dua puluh koin perak pada penjaga dan melangkah masuk...

i.. ini tidak usah tuan..teriak petugas itu, tetapi kakek Dai tidak menoleh dan terus melangkah menuju rumah kediaman bagsawan Taha..

Di pintu kediaman, berjaga dua orang dengan senjata lengkap..

Ketika kakek Dai menghampiri pintu,.

maaf tuan tuan, ini kediaman kepala akademi..

kalian ada keperluan apa? tanya penjaga..

kakek Dai tidak bicara, hanya menunjukkan lencana yang tadi ia tunjukkan di pintu gerbang..melihat lencana ya ditunjjukkan kakek Dai, penjaga jadi kikuk...

ah..maaf tuan..mari.. silahkan masuk..

penjaga itu mengantar mereka keruang tamu, tuan tuan tunggu disini..aku akan memberitahu nyonya..jelas si penjaga..

baik..jawab kakek Dai singkat..

mereka kemudian duduk santai,..

seorang pelayan datang menuangkan teh,..silahkan diminum tehnya tuan tuan...

ah ya Terimakasih..jawab Sein..

pelayan itu membungkuk kemudian meninggalkan ruangan tamu..

tidak lama berselang,..

nyonya Taha, dan putrinya Sin ..masuk keruangan tamu..

salam ayah Dai..! nyonya Taha membungkuk hormat..

nyonya Taha tau bahwa kakek Dai adalah ayah mendiang istri tuan Taha..jadi dia juga ikut memanggilnya ayah dengan sebutan ayah Dai..

mmh..ah ya..salam nak Misty ..jawab kakek Dai hangat..

mana suamimu? tanya kakek Dai..

kak Taha masih di akademi..aku sdh menyuruh orang menyusulnya kesana..memberitahunya kalau ayah datang... jelas nyonya Taha..

mm..kau memang anak baik..tak salah aku dan ibu Asih menganggapmu seperti anak sendiri..

ah ayah, suka berlebihan...

mereka ngobrol layaknya seperti ayah dan anak kandung ...

eh,..Sin..beri hormat pada kakek Dai..

Sin Taha membungkuk,..salam kakek..

ah Sin..sudah besar..berapa umurmu nak?

lima belas tahun, kek..jawab Sin , hormat.

ah..ini siapa? tanya Misty yang melihat Sein hanya senyum senyum sambil garuk kepala..

oh aku lupa..kata kakek Dai..

Dia Sein..putra tertua kalian..

Sein..!!seru Misty...

Kau baik baik saja nak..kau dikabarkan hilang begitu saja..seru Misty sambil berjalan kearah Sein, ia kemudian memeluk Sein erat...

emm..aku baik baik saja ibu..jawab Sein, ada perasaan haru dihatinya..selama ini ia tidak merasakan kasih sayang seorang ibu...

anakku...kau sudah begitu besar,...ini pertama kalinya ibu melihatmu..kau sungguh tampan...

eh Sin..ini kakak pertamamu...Sein..!!

Sin yang sdh dari dulu mendengar bahwa ia memiliki kakak tertua, tapi hilang..kini merasa bahagia, walaupun cukup canggung...adik Sin memberi hormat pada kakak tertua..!!

ah adik..tidak usah seperti itu..jawab Sein sembari megang bahu adiknya..

mereka pun melanjutkan perbincangan dengan hangat sambil menunggu tuan Taha..

Sin..merasa sangat nyaman dengan kakak pertamanya..Sikap Sein yang jenaka dan santai membuat Sin cepat akrab dengannya...

mm kakak, kalau kakak kedua pulang kita harus bermain bersama...kalian harus mendengarkanku dan mengalah padaku ..cercos Sin...

mana ada kakak yang mendengar adiknya..kamu yang harus mendengar kakakmu, potong Nyonya Misty..

ah ibu...rajuk Sin..

Sein hanya terkekeh melihat tingkah manja adiknya..baru kali ini ia merasa sebagai seorang kakak...

baik..kami akan mendengar kamu dan mengalah padamu..tapi kalau kau membuat ibu dan ayah khawatir..maka aku ada adik kedua akan menjewer kupingmu..hahahahah...

goda Sein...

aaah..kakek...!lihat tuh kakak..menindasku...!rengek Sin kepada kakek Dai...

hahahahaha...sudah sudah cukup ya...

itu ayahmu sudah datang..sela kakek Dai..

tuan Taha yang dari tadi sudah di pintu terbengong melihat putri nya begitu akrab dengan seorang pemuda..ia menatap Sein dengan teliti...

ah...suamiku..apa kau tak mengenal pemuda ini...tanya nyonya Taha sambil tersenyum..

tuan Taha hanya menggeleng...dan melangkah kehadapan kakek Dai...salam Ayah..!!

mm...anakku..kau makin sibuk saja..

ah ya..maaf ayah, aku tidak pernah mengunjungi Rumah Obat...kata tuan Taha penuh sesal...

tidak apa apa...jawab kakek Dai singkat..

Sin dan Sein masih terus bercanda, suara cekikikan Sin membuat perhatian tuan Taha kembali kepada mereka berdua...

tuan Taha kembali memandang Sein dengan penuh selidik...

Sein yang menyadari itu, tersenyum tipis, berencana menggoda ayahnya ..

kakek Dai yang menyadari itu geleng kepala..anak ini benar benar jahil..nyonya Taha yang berniat memberi tahu suaminya kalau itu adalah Sein, terdiam setelah melihat kakek Dai tersenyum dan memberinya isyarat untuk diam..

Hei, kepala akademi tua..kenapa kau menatapku seperti itu...

jangan jangan kau tertarik menjadikan ku menantu ya...hahahahaha..jagan harap...aku tidak tertarik...hahahahah..goda Sein..

wajah Tuan Taha menjadi merah menahan amarah...anak ini benar benar tidak sopan..!!

eh..kenapa wajahmu merah??apa kau marah...??goda Sein lagi..

anak muda!! kau jangan keterlaluan..

ini kediaman Taha..Halahhh kediaman taha apanya...masa bodo....potong Sein..

Sin yang bingung, berjalan menuju ayahnya..

ayah..!!

minggir!!hardik tuan Taha....

Sin segera minggir dan pergi kearah ibunya...i la makin heran ketika ibunya malah senyum dan memberi isyarat kepadanya untuk diam...

Anak muda, pergilah..tinggalkan tempat ini...

atau kau akan..belum sempat tuan Taha menyelesaikan kalimatnya..Sein telah memotong..atau kau akan menyesal...!!itukan yang ingin kau katakan..hahahahaha.

tuan Taha tidak bisa lagi menahan kemarahannya...ia mengerahkan tenaga dalamnya..ia mengukur kemampuan Sein..Sein hanya tersenyum dan garuk kepala...

tingkat sembilan akhir..!!

seru tuan Taha takjub....tapi ia juga sudah mempersiapkan serangan...

Sein Cukup bercandanya..!!

Taha sudahlah...!!suara kakek Dai disertai tenaga dalam tinggi..

mendengar itu, tuan Taha menghentikan niatnya..

Taha..Dia Sein...!!kata kakek Dai..

a..apa??

Sein..!!

pekiknya lirih...

ya suamiku..Dia Sein...sambung Misty..

Kau....kau..bisa bisanya mengerjaiku...dasar bocah nakal...

tuan Taha segera berkelebat menonjok perut Sein..tapi tidak dengan tenaga ..

Aduhhhh..ayaaaahhhh..sakit...!!erang Sein

yang pura pura jatuh terkapar dilantai...

Sin yang melihat itu..berlari ke arah mereka dan berdiri didepan tuan Taha...

ayah...!! jangan pukul kakak...isaknya..

tuan Taha..tertawa dan kemudian membangunkan Sein...kau benar benar jahil ya...tuan Taha menjitak kepala Sein..aduh ayah..sakit..

tuan Taha kini memeluk erat Sein cukup lama..

***

Terpopuler

Comments

Hary

Hary

nyaman nya di tengah keluarga...

2024-01-25

1

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

reuni keluarga...rindu

2022-04-11

3

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

Keren komedinya... 👍😆👍

2022-03-27

3

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Bangsawan Taha
2 Keadaan Sein
3 Berlatih 1
4 Kembali Kerumah
5 Ke Kota Pandan 1
6 Ke Kota Pandan 2
7 Kekota Pandan 3
8 Dikota Pandan
9 Air Terjun Bantimurung
10 Kaisar Kelana
11 Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12 Mentari
13 Perguruan Cahaya Sakti
14 Gunung Putri, Danau Patenggang
15 Grand Master Abadi
16 Putri Yasmin
17 INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18 Penyelidikan
19 Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20 Aula Pertemuan
21 Kehebatan Dua Gadis Sein
22 Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23 Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24 Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25 Sein Mengatur Strategi
26 Kemampuan Mengerikan Sein
27 Raja Doloking Tertawan
28 Pemberontakan diatas Pemberontakan
29 Istana Dikuasai Pemberontak
30 Mengambil Kembali Kekuasaan
31 Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32 Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33 Istana Kerajaan Rappocini
34 Hari Pertandingan Persahabatan
35 Pertandingan Tak Terduga
36 Misteri Istana Kalompoang
37 Misteri Istana Kalompoang 2
38 Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39 Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40 Misi Ke Benua Barat
41 Desa Gamping
42 Menikahi Mentari
43 Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44 Malam Pengantin Di Sore Hari
45 Melamar Dua Gadis
46 Memenangkan Restu Baginda Sultan
47 Pernikahan Kedua
48 Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49 Penyelidikan Sein
50 Tewasnya Raja Kumbang Api
51 Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52 Permintaan Laila
53 Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54 Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55 Salwa
56 Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57 Pertarungan Laila
58 Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59 Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60 Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61 Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62 Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63 Menangkap Angku Raja Sati
64 Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65 Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66 Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67 Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68 Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69 Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70 Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71 Interogasi Kasim Hae
72 Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73 Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74 Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75 Keluarga Jalanara
76 Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77 Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78 Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79 Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80 Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81 Lelaki Misterius
82 Hilangnya Kitab Santa Lima
83 Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84 Penyelidikan
85 Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86 Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87 Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88 Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91 Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92 Karang Merah Penjara Langit
93 Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94 Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95 Dua Anjing Parsi
96 Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97 Catatan Alap Alap Biru
98 Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99 Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100 Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101 Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102 Ke Hutan Bambu Kuning
103 Di Jemput Lelaki Bercahaya
104 Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105 Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106 Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107 Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108 Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109 Pasukan Biru Mulai Berlatih
110 Bertemu Petarung Gila
111 Kiah Hidup Si Petarung Gila
112 Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113 Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114 Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115 Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116 Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117 Persiapan Para Musuh Sein
118 Persiapan Para Petarung Klan Wong
119 Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120 Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121 Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122 Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123 Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124 Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125 Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126 Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127 Api Asal Mula
128 Serangan Pembunuh Misterius
129 Kelompok Topeng Darah
130 Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131 Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132 Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133 Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134 Kecerobohan Kisra
135 Suasana Akan Semakin Memanas
136 Ep. 135 Berita Mengejutkan
137 Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138 Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139 Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140 Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141 Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142 Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143 Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144 143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145 Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146 Ep. 145 Pecahnya Perang
147 Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148 Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149 148. Perang Perbatasan
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Tragedi Bangsawan Taha
2
Keadaan Sein
3
Berlatih 1
4
Kembali Kerumah
5
Ke Kota Pandan 1
6
Ke Kota Pandan 2
7
Kekota Pandan 3
8
Dikota Pandan
9
Air Terjun Bantimurung
10
Kaisar Kelana
11
Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12
Mentari
13
Perguruan Cahaya Sakti
14
Gunung Putri, Danau Patenggang
15
Grand Master Abadi
16
Putri Yasmin
17
INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18
Penyelidikan
19
Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20
Aula Pertemuan
21
Kehebatan Dua Gadis Sein
22
Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23
Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24
Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25
Sein Mengatur Strategi
26
Kemampuan Mengerikan Sein
27
Raja Doloking Tertawan
28
Pemberontakan diatas Pemberontakan
29
Istana Dikuasai Pemberontak
30
Mengambil Kembali Kekuasaan
31
Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32
Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33
Istana Kerajaan Rappocini
34
Hari Pertandingan Persahabatan
35
Pertandingan Tak Terduga
36
Misteri Istana Kalompoang
37
Misteri Istana Kalompoang 2
38
Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39
Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40
Misi Ke Benua Barat
41
Desa Gamping
42
Menikahi Mentari
43
Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44
Malam Pengantin Di Sore Hari
45
Melamar Dua Gadis
46
Memenangkan Restu Baginda Sultan
47
Pernikahan Kedua
48
Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49
Penyelidikan Sein
50
Tewasnya Raja Kumbang Api
51
Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52
Permintaan Laila
53
Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54
Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55
Salwa
56
Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57
Pertarungan Laila
58
Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59
Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60
Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61
Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62
Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63
Menangkap Angku Raja Sati
64
Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65
Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66
Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67
Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68
Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69
Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70
Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71
Interogasi Kasim Hae
72
Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73
Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74
Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75
Keluarga Jalanara
76
Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77
Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78
Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79
Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80
Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81
Lelaki Misterius
82
Hilangnya Kitab Santa Lima
83
Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84
Penyelidikan
85
Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86
Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87
Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88
Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91
Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92
Karang Merah Penjara Langit
93
Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94
Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95
Dua Anjing Parsi
96
Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97
Catatan Alap Alap Biru
98
Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99
Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100
Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101
Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102
Ke Hutan Bambu Kuning
103
Di Jemput Lelaki Bercahaya
104
Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105
Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106
Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107
Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108
Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109
Pasukan Biru Mulai Berlatih
110
Bertemu Petarung Gila
111
Kiah Hidup Si Petarung Gila
112
Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113
Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114
Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115
Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116
Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117
Persiapan Para Musuh Sein
118
Persiapan Para Petarung Klan Wong
119
Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120
Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121
Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122
Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123
Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124
Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125
Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126
Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127
Api Asal Mula
128
Serangan Pembunuh Misterius
129
Kelompok Topeng Darah
130
Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131
Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132
Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133
Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134
Kecerobohan Kisra
135
Suasana Akan Semakin Memanas
136
Ep. 135 Berita Mengejutkan
137
Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138
Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139
Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140
Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141
Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142
Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143
Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144
143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145
Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146
Ep. 145 Pecahnya Perang
147
Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148
Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149
148. Perang Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!