Ke Kota Pandan 1

Hari masih pagi ketika tiga orang berkelabat meninggalkan tepi hutan larangan...

mereka bertiga berkelebat dengan kecepatan tinggi menuju Kota Gaharu..

Ditengah kesibukan mereka berkelebat,

Kakek Dai merasakan sesuatu yang berbeda dari Sein...emhh rupanya anak ini menekan tingkat beladirinya sampai master tingkat sembilan awal...kakek Dai tersenyum kecil...

kini kakek Dai yang berada di ranah grand master memiliki dua ribu lingkaran beladiri merasa bangga dengan kemampuan cucunya yang sudah melebihi dirinya di usia yang masih sangat muda..

Ketiganya terus memacu larinya menuju kota Gaharu...

setelah lewat tengah hari mereka tiba di luar kota..mereka menghentikan larinya dan berjalan santai memasuki gerbang kota...selamat datang kakek Dai..sapa beberapa prajurit penjaga gerbang...ah..ya..terima kasih tuan tuan..kata kakek Dai sembari menjura..

Mereka terus berjalan menyusuri pinggiran kota, tak lama kemudian mereka memasuki halaman sebuah rumah..

Unaaaa...nek Asih teriak memanggil nek Una...

sosok perempuan tua berjalan cepat keluar menyambut mereka bertiga..

oh..kakak..kakak ipar..kalian sdh kembali..sambut nek Una..

pandangannya kemudian tertuju pada Sein..

dengan sedikit heran, ia berkata...ini..siapa?

ah..Una kau ini bagaimana..ini Sein..kata nek Asih..

Seiiinnnn!!??

Sein!!

oh kau sudah sebesar ini rupanya...kata nek Una dan segera memeluk sein dengan erat..ada rasa haru dalam hatinya..

cucunya..yang dulu ia bawa dari kota Pandan dan tidak memiliki harapan bertahan hidup..kini sudah jadi pemuda yang tampan...

setelah melepaskan pelukannya iya mengajak ketiganya masuk ke ruang tengah...

bocah!! kau cukup tampan..awass saja jika kau sampai menggoda murid murid disini..ketus nek Una..Sein yang mendengar itu hanya tersenyum canggung...

apakah aku setampan itu??tanya sein dalam hati..

Ayo kita makan siang dulu..kalian pasti lapar setelah berlari seharian..ajak nek Una..

di ruang makan..

sambil menikmati makan siang,

Nek Una mulai berbincang dengan nek Asih dan kakek Dai..

kalian tidak akan membiarkan aku sendiri mengurus tempat ini lagi kan..!?kalian sudah disini, aku benar benar senang..sungguh repot mengurus tempat ini sendirian...keluh nek Una..

iya..aku akan tinggal disini lagi bersamamu..tapi kakak iparmu dan Sein akan ke kota Pandan menemui ayah Sein..jawab nek Asih...

Sein buru buru menyesadikan makannya, ia tidak ingin terlibat dalam pbicaraan para orang tua itu..

Setelah selesai makan, Sein pamit akan keliling melihat lihat kota sekalian membeli pakaian...

biar kau diantar oleh Meilan berkeliling kota..kata nek Una..

em iya baiklah nek..kata Sein.

nek Una manggil salah seorang muridnya...

tak lama berselang,

seorang gadis berusia sekitar enam belas tahun berjalan menghampiri Sein yang sudah berdiri menunggu di halaman..

em perkenalkan aku Meilan murid ketujuh perguruan ini..

aaaa? ini perguruan??tanya Sein..karena tempat ini hanya nampak seperti kediaman biasa tidak nampak seperti sebuah perguruan..

tentu saja..kami disini mempelajari ilmu pengobatan..tempat latihannya jauh dibelakang rumah ini..jadi tidak tampak seperti perguruan..tapi yakinlah kami cukup handal dalam pengobatan...jelas Meilan dengan penuh semangat..

oh..ya baiklah namaku Sein...

ayo kita jalan...

baiklah...mari tuan Sein..

hei...siapa yang kau sebut tuan..apa kau tidak lihat kalau aku ini masih muda...!!?protes Sein...

mmm...kalau begitu aku panggil kakak Sein aja...jawab Meilan manja...

naaahhh itttuuu...lebih enak dengernya..

oh iya aku ingin membeli beberapa pakaian.. kau tau dimana aku bisa membelinya?

ah ya mari kak ikut aku...

ehm...begini ya suasana kota..Sein melihat ada banyak orang yang lalu lalang..dia melihat banyak sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya dengan terkesima...

Meilan yang memperhatikan tingkah Sein, bertanya..

sepertinya kak Sein baru masuk kota ya?

iya..aku dari kecil sampai besar seperti ini hanya di hutan Larangan...jawab sein..

Ooo...

eh .. kita sudah sampai di toko pakaian..toko ini toko pakaian yang paling besar di kota gaharu..jelas Meilan..

baik..ayo masuk..

Ketika mereka berdua masuk, seorang pelayan pria berumur setengah baya menghampiri mereka..toko ini memang selalu ramai seperti ini jelas Meilan kepada Sein..Sein hanya manggut manggut..

hai.. anak muda..ada yang bisa kami bantu...sapa pelayan itu..

kakak ku mau membeli baju..bolehkah kami melihat lihat dulu?kata Meilan.

a ya tentu..silahkan.. silahkan...Sein bejalan berkeliling mengamati baju baju yang terpajang..semuanya bagus bagus!!serunya dalam hati..matanya tertuju pada baju berwarna putih hijau yang tergantung di tengah ruangan..itu kayaknya bagus..

Sein memanggil pelayan dan meminta menurunkan baju yang ia maksud..

tuan muda ingin yang ini?tanya pelayan sambil memegang baju putih hijau ..ya dan aku mau membeli beberapa lembar lagi.. jawab Sein..

tapi tuan,..ini harganya cukup mahal tuan..kata pelayan yang tidak yakin melihat penampilan Sein..

tak masalah,..berapa harganya..? tanya Sein..

satu koin emas tuan..jawab si pelayan..

Sein kemudian mengeluarkan satu kantong kulit barisi koin emas dari dalam cincin penyimpanannya kemudian menyerahkannya pada si pelayan..ini isinya lima puluh koin emas boleh tuan hitung dulu..aku juga ingin beberapa baju yang lainya, apa ini cukup!!?.tanya Sein..

si pelayan dengan cepat menjawab iya tuan..cukup cukup..tuan ingin baju yang mana lagi..?tanya si pelayan..

bisakah tuan memilihkannya untukku..? biar aku tunggu disini..kata sein..

ah bisa bisa tuan..bawakan empat lembar lagi untukku, lima lembar untuk umur kakek kakek, sepuluh lembar untuk umur nenek nenek dan satu lembar untuk gadis ini..baik tuan..segera kami siapkan..

si pelayan memberikan kursi untuk Sein kemudian berlalu dan memilih milih mana yang cocok dan terbaik sesuai pesanan Sein..

Beberapa saat setelah Sein duduk..dua orang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun dengan penampilan seperti bangsawan memasuki toko tersebut dan sekilas melihat Sein yang duduk dengan santai sambil mengamati seisi toko..yang satunya berbaju merah terang..dan satunya lagi berbaju putih..

kedua orang itu melewati Sein dan meliriknya dengan sinis...gembel aja bertingkah seperti tuan muda..huh...gumam salah seorang dari mereka..

pelayan..!!mana baju yang kemarin terpajang di tengah sini..tanya pemuda berbaju putih..

aduh maap tuan muda Lim, baju itu baru saja ada yang membelinya..kata salah seorang pelayan yang cukup mengenal pemuda berbaju putih itu..apaaa??? aku yang ingin membelinya..kata tuan muda Lim..

baju itu memang telah dibungkus oleh pelayan yang menangani pembelian Sein..

Meilan juga dari tadi hanya diam disamping Sein sambil memperhatikan seisi toko langsung membisiki Sein..kakak..ia anak walikota kita sebaiknya cepat cepat pergi dari sini..

Sein hanya mengangguk pelan..

sekali lagi maap tuan muda Lim..tapi baju itu telah dibeli tuan muda yang duduk disana..pelayan itu menunjuk kearah Sein..

sementara itu pesanan Sein sudah selesai diserahkan oleh si pelayan..

Terima kasih tuan..kata si pelayan..Sein mengangguk..sama sama tuan..kata Sein..

kemudian ia berdiri hendak melangkah keluar toko...ayo Meilan kita pulang..

hei...gembel..!!!

Sein menghentikan langkahnya benerapa saat tapi tidak menoleh sedikit pun..kemudian melanjutkan lagi langkahnya keluar toko..tuan muda Lim terlihat sangat marah..baru kali ini ia merasa diremehkan..

hei gembel tunggu..!! ia teriak sambil menyusul Sein keluar toko..

karena teriakannya cukup kencang hal ini menarik perhatian banyak orang..

para pelayan toko dan pengunjung bergegas keluar toko menyusul mereka...

Sein yang mendengar teriakan Tuan Muda Lim..masih saja tidak peduli dan berjalan dengan santai meninggalkan toko..

karena Teriakannya tidak ditanggapi.

tuan muda Lim merasa malu..merasa disepelekan..wajahnya memerah dan dengan suara lantang ia berteriak..hei anak haram!!berhenti atau ku bantai seluruh keluargamu...!!

semua orang merasa kasihan pada Sein..

mereka tahu tuan muda Lim adalah orang yang tidak bisa disinggung..

celaka anak muda ini..dia telah membuat tuan muda Lim marah...para penonton saling berbisik..

mendengar teriakan Tuan muda Lim, Sein menghentikan langkah nya dan berbalik..

Dengan senyum khasnya..kemudian ia bertanya pada tuan muda Lim..heh apa kau orang gila!! dengan ekspresi wajah konyol..

emosi tuan muda Lim makin membara, ia pun mengumpat..apa maksudmu keparat!!?

aku biasa melihat orang gila yang suka teriak teriak tak jelas..hehehe..ledek Sein..

pemuda berbaju merah teman tuan muda Lim. menenangkan temannya..sst..tenanglah dulu biar aku yang memberinya pelajaran..

tuan muda Lim yang dari tadi amarahnya memuncak kini agak tenang..tapi tatapannya kearah Sein tetap saja tajam dengan aura membunuh..

pria berbaju merah itu melangkah maju..pemuda gembel..!!

apa kau tidak takut membuat masalah dengan kami? kau pasti baru di kota ini..

biar kuberitahu..tidak ada seorang pun dikota ini yang berani menegakkan kepalanya diahadapan kami...sambil menunjuk tuan muda Lim ia memperkenalkan..ia adalah putra walikota Gaharu Lim ping ci..namanya Lim Ting...Lim ting membusungkan dadanya dan mencongakkan wajahnya dgn sombong kearah Sein...dan aku tuan muda keluarga Rama dari kota Pandan..ayahku adalah mentri acara di kerajaan Palamerah..Ramagandi..aku Rama pana...

semua orang yang mendengarnya berdecak kagum..wahh ternyata putra mentri acara...salam tuan muda Rama..kata beberapa orang yang ber jiwa penjilat..namun ada juga yang mencibir..karena mereka mem bawa bawa nama keluarga besar mereka menekan orang lain...

Hahahahaha...Sein yang mendengar itu tertawa terbahak bahak, ia sengaja tertawa sampai guling guling di jalan untuk meledek kedua anak pejabat ini....

setelah puas tertawa Sein bangkit dan berkata tanpa ekspresi..siapa mereka yang kau sebutkan tadi, apakah mereka orang terkenal..!??dubrakkk..

semua yang mendengarnya hampir muntah darah...dari tadi dengan gagahnya Rama pana menjelaskan kebesaran keluarganya dan keluarga temannya namun tanggapan Sein hanya seperti itu...sungguh diluar dugaan..benar benar membuat kedua tuan muda ini naik darah...

Rama pana sdh tidak bisa membendung amarahnya dengan cepat ia menyerang sein dengan tinjunya..tinju tujuh susun!!

Sein yang menyadari bahwa rama pana berada di master tingkat tiga...hanya tersenyum tipis dan menghindar dengan mudah..ia sama sekali tidak membalas serangan Rama pana..ia hanya berniat mempermainkan lawannya...

setelah cukup lama menyereng..nafas Rama pana mulai tersengal sengal..tak satupun serangannya yang berhasil mengenai Sein...

ia memberi kode pasa tuan muda Lim untuk membantunya..tuan muda Lim segera menerjang Sein dengan sebuah tendangan cepat..namun karena tingkatannya sangat jauh di bawah Sein..ia juga hanya menjadi bahan permainan Sein..Sein tidak sekalipun membalas serangannya...keduanya menjadi frustasi dan malu karena banyak yang menyaksikan mereka tidak bisa menyentuh Sein..dan baru kali ini ada yang mempermainkan mereka seperti itu...

setelah bosan bermain..Sein dengan cepat menotok mereka berdua..kali ini totokan Sein membuat mereka bukan saja tidak bisa bergerak tapi juga tidak bisa bersuara.....Heheheh...kalian benar benar membuat malu keluarga kalian..

apa kalian para tuan muda hanya bisa menjual nama besar keluarga kalian hah??

Sein kemudian meminta dibawakan dua buah pakaian dalam wanita dari dalam toko..setelah mebayarnya ia mengikatkan masing masing satu di wajah mereka...sambil berbisik ditelinga mereka " ternyata di keluarga Lim dan Rama ada banci seperti kalian'...hehehe bisikannya sangat pelan hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya..membuat amarah mereka melonjak lagi..mata mereka merah dan melotot..urat urat dileher dan dikepala mereka menonjol dengan jelas...

Sambil cengengesan Sein mengajak Meilan pulang dan meninggalkan mereka berdua dalam keadaan tertotok...

penonton banyak yang tertawa melihat apa yang dilakukan Sein pada kedua tuan muda itu...kemudian serta merta mereka membubarkan diri...siapa anak muda tadi ya..berani sekali dia berurusan dengan keluarga Lim dan keluarga Rama...emhhh..sebentar lagi dia pasti dalam masalah...terdengar pembicaraan beberapa orang dari penonton yang bubar..

Memasuki kediaman nek Una, Sein melangkah kesamping rumah...

ahhhh...Sein merebahkan dirinya diatas dipan.. cukup melelahkan juga...gumam Sein..Meilan yang memgikutinya dari belakang, berdiri disamping nya..kakak Sein, bajunya aku bawa masuk dulu..

ah ya..serahkan saja pada nenek Asih..

Meilan melangkah masuk dan menemui nek Asih..guru Asih...!

ini baju baju yang dibeli tuan muda..saya disuruh memberikannya kepada guru Asih..

oh..letakkan saja dimeja itu...

baik..

setelah meletakkakan baju baju itu, meilan meninggalkan ruangan itu dan melangkah menuju halaman belakang untuk melanjutkan latihannya...

meilan bergegas menemui nek Una..guru..!

ada sesuatu yang penting yang harus aku sampaikan..

em..??nek Una menghentikan pekerjaannya yang lagi menjemur bahan bahan obat,.kemudian menoleh dengan wajah menyelidik...

katakanlah..

e..ini...eh..meilan ragu ragu..

ayoo..cepat lah..

i..iya guru..

itu..tuan muda Sein..tadi di toko pakaian beselisih yang akhirnya menotok tuan muda Lim dan temannya...Meilan kemudian menceritakan semua kejadian di toko pakaian dengan jelas...

Hemmmmhh...nek Una menghela nafas...

bocah ini...baru saja tiba sudah dapat masalah...

guru...yang salah mereka guru...bukan tuan muda...sela Meilan...

iya..aku tahu..

tapi masalah ini tidak akan selesai secepat ini...

nek Una bergegas masuk menemui nek Asih..

nek Asih sementara memisah kan baju baju yang dibeli Sein ketika nek Una masuk..

hei adik..ini ada baju buat mu...

aih..masalah baju nanti dulu..ini lebih serius...!!sela nek Una..

masalah apa yang begitu serius..?tanya nek Asih dengan santai..

nek Una menceritakan apa yang diceritakan Una...

kening nek Asih berkerut setelah mendengarnya...anak ini benar benar bisa sabar...

siapa juga yang bisa sabar setelah dimaki anak haram dan keluarganya akan dibantai...

menurutku Sein sudah cukup sabar dengan hanya menotok mereka..kalau aku, pasti telah kubuat cacat anak walikota itu...timpal nek Una..

kalau walikota Lim pasti tidak akan terlalu mempermasalahkan masalah anak muda ini..

tapi mertua walikota yang terlalu memanjakan cucunya ini pasti akan berbuat tidak masuk akal seperti biasanya...kata nek Asih..

walikota cukup memandang kita, dia tidak akan berani bertindak gegabah..anaknya juga tidak apa apa..hanya ditotok oleh Sein saja..kata nek Una..

iya tapi mertua walikota tidak pernah memandang kita...

dan lagi teman anak walikota yang juga ditotok Sein adalah putra mentri acara..

mentri acara kemungkinan tidak akan membiarkannya...jelas nek Asih...

Kakek Dai yang dari tadi tertidur di kamar, bangun dan keluar kamar..melihat istri dan adik iparnya berbicara dengan serius, ia penasaran dan bertanya..ada apa?kalian bicara seserius ini?..

emh..Sein..kata nek Una

ia kemudian menceritakan lagi kejadian di toko pakaian seperti yang diceritakan Meilan...

kakek Dai hanya manggut manggut...

bagus...!! kata kakek Dai, ini awal Sein melatih pengalaman bertarungnya..hahahahah...tertawa sambil berjalan keluar rumah...

kedua nenek itu hanya memandangnya sambil geleng kepala...

Didepan toko pakaian...

tak lama setelah Sein meninggalkan tempat itu, dua orang berbadan tinggi besar dengan pakaian pendekar..menghampiri dua pemuda yang ter totok dengan tergopoh gopoh..tuan muda..apa yang terjadi..?mereka mencampakkan pakaian dalam yang di ikat Sein menutupi wajah kedua tuan muda itu..menyadari tuannya dalam keadaan ter totok kedua pendekar yang merupakan pegawal pribadi tuan muda Lim segera melepaskan totokan kedua tuan muda itu...

seketika itu totokan keduanya lepas...

kepparattt...!!dari mana saja kalian ...?tuan muda Lim memaki pemgawalnya...cepat cari gembel itu...!! aku tidak ingin melihatnya hidup sampai bwsok pagi...!! perintah tuan muda lim...huh huh huh..ini pengjinaan bagi keluarga bangsawan...ucapnya..dengan nafas tersengal karena emosi..

Tak berselang lama..seorang pria paruh baya tiba ditempat itu..menghampiri tuan muda Rama...tuan muda ada apa? tuan muda Rama memghela nafas kemudian menceritakan kejadiannya bahwa ada pemuda yang menghina keluaga besarnya..dan menyuruh pengawalnya mencari Sein..

setelah kedua pengawal tuan muda Lim mencari keterangan pada orang orang dan pelayan toko, mereka kembali menemui kedua tuan muda itu..eh pendekar Jin..!! sapa mereka kepada pengawal tuan muda Rama...bagaimana ?apa ada keterangan siapa pemuda itu...?tidak ada pendekar Jin..tapi wanita yang bersamanya menurut beberapa orang yang tadi yang menyaksikan kejadiannya adalah pelayan atau murid Rumah Obat..dipinggiran kota...em..Rumah Obat..!!?tanya pendekar Jin..

sepertinya tidak akan mudah mengurus masalah ini...sebagai praktisi beladiri yang sudah puluhan tahun didunia persilatan..pendekar Jin tahu rumah obat dihuni beberapa pendekar tangguh tingkat tinggi dari dunia persilatan...ia juga mengetahui bahwa salah satu tetua di rumah obat adalah mertua kepala akademi kerajaan..

tuan muda, sebaik nya ini kita bicarakan dulu dengan walikota..juga dengan mentri acara..

apaa??hanya urusan kecil ini kalian ingin melibatkan ayahku dan mentri acara??sergah tuan muda Lim...

pendekar Jin hanya mengela nafas dan berbisik ke tuan muda Rama...tuan muda Rama mengangguk pelan..baiklah paman..tuan muda Rama tahu persis pengawal pribadi ayahnya ini selalu bertindak hati hati...

saudara Lim ting, aku kembali dulu ke ibu kota, jangan melakukan apapun dulu..tunggu aku..

hah..dengan heran Lim ting menjawab..saudara Rama pana, apa kau takut dengan mereka..?kalau begitu biar aku dan pengawalku yang akan membereskannya...hmmhhh..terserah padamu saja..tapi nanti aku akan kembali lagi..berhati hatilah berurusan dengan rumah obat...kata Rama pana..kemudian melangkah meninggalkan tempat itu diikuti oleh pendekar Jin...

Lim ting dan dua pengawalnya bergegas menuju rumah obat,..

tuan muda..kita sebaiknya kembali dulu melapor ke walikota..kata salah satu pengawalnya..

ah...tak usah...ikut saja denganku dan kita bereskan masalah ini secepatnya..tapi tuan..salah satu dari kami harus kembali melaporkan ini ke walikota...ya sudah ku saja yang kembali..sana sana sana...cerewet sekali...gerutu Lim ting...pengawal itu menjura dan segera bergegas menuju kediaman walikota...

semetara itu, Lim Ting tetap melanjutkan menuju Rumah Obat..

Terpopuler

Comments

Andalas 476

Andalas 476

klo d kasih tanda baca.. psti ebih nyaman nih bacanya..😵

2023-08-22

0

pranacitra

pranacitra

😄😄😄😄 terlalu lebay guling² di jalan

2022-06-29

1

Jantje Gandaria

Jantje Gandaria

lanjut

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Bangsawan Taha
2 Keadaan Sein
3 Berlatih 1
4 Kembali Kerumah
5 Ke Kota Pandan 1
6 Ke Kota Pandan 2
7 Kekota Pandan 3
8 Dikota Pandan
9 Air Terjun Bantimurung
10 Kaisar Kelana
11 Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12 Mentari
13 Perguruan Cahaya Sakti
14 Gunung Putri, Danau Patenggang
15 Grand Master Abadi
16 Putri Yasmin
17 INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18 Penyelidikan
19 Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20 Aula Pertemuan
21 Kehebatan Dua Gadis Sein
22 Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23 Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24 Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25 Sein Mengatur Strategi
26 Kemampuan Mengerikan Sein
27 Raja Doloking Tertawan
28 Pemberontakan diatas Pemberontakan
29 Istana Dikuasai Pemberontak
30 Mengambil Kembali Kekuasaan
31 Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32 Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33 Istana Kerajaan Rappocini
34 Hari Pertandingan Persahabatan
35 Pertandingan Tak Terduga
36 Misteri Istana Kalompoang
37 Misteri Istana Kalompoang 2
38 Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39 Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40 Misi Ke Benua Barat
41 Desa Gamping
42 Menikahi Mentari
43 Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44 Malam Pengantin Di Sore Hari
45 Melamar Dua Gadis
46 Memenangkan Restu Baginda Sultan
47 Pernikahan Kedua
48 Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49 Penyelidikan Sein
50 Tewasnya Raja Kumbang Api
51 Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52 Permintaan Laila
53 Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54 Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55 Salwa
56 Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57 Pertarungan Laila
58 Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59 Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60 Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61 Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62 Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63 Menangkap Angku Raja Sati
64 Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65 Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66 Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67 Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68 Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69 Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70 Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71 Interogasi Kasim Hae
72 Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73 Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74 Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75 Keluarga Jalanara
76 Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77 Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78 Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79 Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80 Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81 Lelaki Misterius
82 Hilangnya Kitab Santa Lima
83 Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84 Penyelidikan
85 Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86 Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87 Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88 Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91 Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92 Karang Merah Penjara Langit
93 Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94 Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95 Dua Anjing Parsi
96 Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97 Catatan Alap Alap Biru
98 Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99 Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100 Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101 Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102 Ke Hutan Bambu Kuning
103 Di Jemput Lelaki Bercahaya
104 Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105 Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106 Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107 Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108 Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109 Pasukan Biru Mulai Berlatih
110 Bertemu Petarung Gila
111 Kiah Hidup Si Petarung Gila
112 Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113 Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114 Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115 Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116 Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117 Persiapan Para Musuh Sein
118 Persiapan Para Petarung Klan Wong
119 Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120 Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121 Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122 Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123 Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124 Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125 Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126 Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127 Api Asal Mula
128 Serangan Pembunuh Misterius
129 Kelompok Topeng Darah
130 Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131 Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132 Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133 Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134 Kecerobohan Kisra
135 Suasana Akan Semakin Memanas
136 Ep. 135 Berita Mengejutkan
137 Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138 Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139 Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140 Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141 Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142 Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143 Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144 143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145 Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146 Ep. 145 Pecahnya Perang
147 Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148 Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149 148. Perang Perbatasan
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Tragedi Bangsawan Taha
2
Keadaan Sein
3
Berlatih 1
4
Kembali Kerumah
5
Ke Kota Pandan 1
6
Ke Kota Pandan 2
7
Kekota Pandan 3
8
Dikota Pandan
9
Air Terjun Bantimurung
10
Kaisar Kelana
11
Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12
Mentari
13
Perguruan Cahaya Sakti
14
Gunung Putri, Danau Patenggang
15
Grand Master Abadi
16
Putri Yasmin
17
INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18
Penyelidikan
19
Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20
Aula Pertemuan
21
Kehebatan Dua Gadis Sein
22
Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23
Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24
Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25
Sein Mengatur Strategi
26
Kemampuan Mengerikan Sein
27
Raja Doloking Tertawan
28
Pemberontakan diatas Pemberontakan
29
Istana Dikuasai Pemberontak
30
Mengambil Kembali Kekuasaan
31
Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32
Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33
Istana Kerajaan Rappocini
34
Hari Pertandingan Persahabatan
35
Pertandingan Tak Terduga
36
Misteri Istana Kalompoang
37
Misteri Istana Kalompoang 2
38
Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39
Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40
Misi Ke Benua Barat
41
Desa Gamping
42
Menikahi Mentari
43
Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44
Malam Pengantin Di Sore Hari
45
Melamar Dua Gadis
46
Memenangkan Restu Baginda Sultan
47
Pernikahan Kedua
48
Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49
Penyelidikan Sein
50
Tewasnya Raja Kumbang Api
51
Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52
Permintaan Laila
53
Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54
Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55
Salwa
56
Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57
Pertarungan Laila
58
Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59
Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60
Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61
Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62
Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63
Menangkap Angku Raja Sati
64
Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65
Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66
Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67
Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68
Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69
Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70
Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71
Interogasi Kasim Hae
72
Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73
Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74
Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75
Keluarga Jalanara
76
Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77
Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78
Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79
Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80
Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81
Lelaki Misterius
82
Hilangnya Kitab Santa Lima
83
Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84
Penyelidikan
85
Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86
Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87
Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88
Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91
Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92
Karang Merah Penjara Langit
93
Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94
Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95
Dua Anjing Parsi
96
Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97
Catatan Alap Alap Biru
98
Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99
Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100
Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101
Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102
Ke Hutan Bambu Kuning
103
Di Jemput Lelaki Bercahaya
104
Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105
Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106
Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107
Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108
Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109
Pasukan Biru Mulai Berlatih
110
Bertemu Petarung Gila
111
Kiah Hidup Si Petarung Gila
112
Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113
Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114
Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115
Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116
Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117
Persiapan Para Musuh Sein
118
Persiapan Para Petarung Klan Wong
119
Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120
Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121
Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122
Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123
Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124
Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125
Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126
Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127
Api Asal Mula
128
Serangan Pembunuh Misterius
129
Kelompok Topeng Darah
130
Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131
Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132
Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133
Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134
Kecerobohan Kisra
135
Suasana Akan Semakin Memanas
136
Ep. 135 Berita Mengejutkan
137
Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138
Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139
Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140
Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141
Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142
Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143
Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144
143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145
Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146
Ep. 145 Pecahnya Perang
147
Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148
Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149
148. Perang Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!