Kembali Kerumah

Sein melangkah meninggalkan ruangan tempatnya berlatih, kini ia berada di bawah lubang berkelok panjang tempat ia terperosok ..

tak terasa sudah hampir delapan tahun ia di dalam lubang itu...

dengan mengerahkan tenaga dalamnya, Sein menggunakan ilmu ringan tubuhnya..mengendarai angin!!...wuttt...swosshhh!!

tanpa kesulitan Sein sudah berada diluar lubang...

kini..ia sudah berada didalam hutan larangan..

ia teringat delapan tahun silam, ia mengejar seekor kucing yang membawanya ke tempat ini dan terperosok kedalam lubang...

rasanya waktu itu aku belum terlalu jauh masuk kehutan larangan ini...

berarti daerah ini masih tak jauh dari rumah kakek...

+++

Dengan ilmu ringan tubuhnya yang sempurna, Sein segera melesat dengan kecepatan tinggi menuju rumah kakeknya..

hanya berapa tarikan nafas saja, Sein telah tiba di pinggir hutan larangan tepat dibelakang sebuah rumah...ya..rumah kakeknya..

Mengapa rumah ini terlihat tidak terurus?? tanya Sein dalam hati...

Sein melangkah masuk..dan mendapati kondisi didalam rumah yang berdebu..

mhhh..rupanya kakek dan nenek sdh lama meninggalkan rumah ini..

Sein kemudian membersihkan seluruh rumah itu dan setelahnya ia juga membersihkan dirinya dan tak lupa ia mengganti pakaian..ia menemukan pakaian kakeknya di kamar, yang mungkin tidak sempat dibawa kakek dan neneknya..

semua petabot juga masih ada..

mungkin kakek dan nenek pergi mencariku dan sudah lama belum kembali...

Apa yang selanjutnya harus aku lakukan ya..menunggu kakek dan nenek disini atau aku mencarinya ke kota gaharu ketempat nenek una...

setelah berpikir beberapa saat...Sein memutuskan akan tinggal beberapa hari di rumah itu sebelum pergi mencari kakek dan neneknya...

Selama Sein menghilang, kakek dan neneknya gencar mencari Sein..karena itu, ketika mendengar informasi yang diperoleh dari lembaga penyelidik bahwa ada seorang yang terlihat mirip Sein di Benua Timur..maka kakek dan nenek itu segera menuju Benua Timur..

Perjalanan dari Benua Selatan ke Benua Timur cukup memakan waktu..karena jaraknya yang cukup jauh...dengan ilmu ringan tubuh milik kakek Dai, perjalanan ke Benua Timur membutuhkan waktu sekitar tiga minggu tanpa henti..namun jika berhenti untuk istirahat di malam hari maka akan butuh waktu satu bulan...

+++

Kakek Dai dan nenek Asih kini sedang dalam perjalanan pulang dari Benua Timur..setelah bertahun tahun melakukan pencarian terhadap cucunya dengan hasil nihil..orang yang dikabarkan mirip Sein, setelah berhasil dijumpainya dengan pencarian yang cukup lama, memang benar mirip, tapi bukan lah Sein, mereka berdua akhirnya memutuskan kembali ke Benua Selatan...

Sudah berjalan hampir sebulan, beberapa hari yang lalu mereka berdua telah memasuki kawasan Desa Bintan..kini mereka sudah tiba di kota Gaharu...

Kita mampir dulu menjenguk Una..kata nek Asih, em baik lah..kata kakek Dai...

mereka berjalan terus ke pinggiran kota bagian timur dan memasuki sebuah rumah sederhana yang tampak terawat dengan baik...

Una...teriak nek Asih...

ah..kakak...kakak ipar..silahkan masuk...sambut Nek Una yang kebetulan sedang berdiri dihalaman menyiram pot pot bunga yang tak jauh dari pintu masuk...

kalian nampak lelah sekali...mari duduk dulu..atau kalian mau langsung beristirahat dikamar..kamar.kalian selalu aku bersihkan, antisipasi jika kalian tiba tiba datang seperti ini..kalian bisa langsung memakainya...jelas nek Una.

ah iya..kami ke kamar dulu..kami akan bersih bersih dulu badan kami penuh debu...kata nek Asih..

ah..baik lah..aku akan minta murid murid menyiapkan keperluan kalian..kata nek Una sambil begegas kebelakang..tak lama nampak dua orang gadis muda yang merupakan murid nek Una membawa hidangan..disusul dua orang lagi membawa beberapa ember air untuk membersihkan tubuh nek Asih dan kakek Dai...

Setelah membersihkan diri dan menyantap hidangan, kedua kakek nenek ini menuju ruang tengah...

beberapa saat kemudian, tiga orang nampak bercengkrama dengan santai...nek Asih sudah pasrah akan kehilangan cucunya...

Una..sudah bertahun tahun kami terus mencari Sein, tapi sepertinya anak itu lenyap ditelan bumi...keluh nek Asih..

kakak..Jika Sein masih hidup dia pasti akan kembali mencari kita...timpal nek Asih..

Adik ipar..mungkin setelah ini kami akan kembali tinggal di sini..tapi sebelum itu kami akan kembali dulu kerumah di hutan larangan..mengambil beberapa barang dan kembali lagi kesini..ah kakak ipar..itu sangat bagus!!aku tidak akan kesepian dan kerepotan lagi melatih murid murid disini...seru nek Una..

Keesokan harinya,

sepasang kakek dan nenek itu berangkat ke tepi hutan larangan, dengan kecepatan larinya mereka bisa sampai ke tujuan dalam tempo setengah hari..

menjelang lewat tengah hari, mereka sudah tiba di tepi hutan larangan..

dari jauh mereka melihat rumah mereka..

sepertinya rumah ini kelihatan terawat selama kita tinggalkan..seru nek Asih..

jangan jangan sudah ada orang yang menempati rumah kita..kata kakek Dai..

segera mereka mempercepat langkahnya memasuki halaman rumah..tapi mereka tidak melihat seorang pun..bahkan tidak ada suara sama sekali..mereka memasuki rumah yang tidak besar itu dan memeriksa sampai kebelakang rumah..tidak ada siapa siapa..

tapi kenapa semua perabot dan halaman rumah ini sangat bersih dan terawat ya..kata kakek Dai...

iya..apa orang yang tinggal disini sedang pergi ya?kata nek Asih

sebaiknya kita tunggu..mungkin nanti dia akan pulang...

+++

Didalam hutan larangan..Sein sedang menangkap seekor ayam hutan ..ia berencana menjadikan ayam hutan ini sebagai hidangan makan malam..

ia membawa ayam hutan yang cukup besar dan gemuk menuju rumah..dari jarak sekitar lima puluh tombak,

pendengarannya yang tajam menangkap ada nafas dua orang di dalam rumah..

wajah Sein berseri seri itu pasti kakek dan nenek sudah kembali..apa mereka masih mengenaliku ya??gumam Sein dan kemudian tersenyum penuh makna..

Sesampainya dirumah, Sein pura pura kaget..

haahhh...siapa kalian..kenapa berada dirumahku..!! hardik Sein..

kakek Dai dan nenek Asih saling pandang..kaget tanpa disadarinya tiba tiba ada orang yang menghardiknya..

kakek dan nenek itu memasang sikap waspada..meeeka yakin, orang dihadapannya.pasti memiliki kesaktian yang tinggi karena mereka tidak bisa menyadari keberadaanya lebih cepat...

tuan muda, justru kami yang ingin bertanya siapa kau..kenapa menempati rumah kami...

haahhh apaaaa??rumah kalian?? sergah Sein..

aku datang kesini dan rumah ini tidak ada penghuni..jadi aku membersihkan nya dan tinggal disini..kenapa??keberatan??

anak muda, yang sopan kalau bicara..eh..baju yang kau pakai itu juga adalah baju milikku..kata kakek Dai..

halah ..eh orang tua, jangan ngaco..jangan ngaku ngaku..!!! baju ini adalah peninggalan pemilik rumah ini yang sudah meninggal..kamu jangan mencoba mengambil kesempatan ya..seru Sein

emmm..anak muda, aku sepertinya harus memberi.pelajaran sopan santun padamu..kata kakek Dai sambil tersenyum tipis..

ooo..ingin pamer kesaktian!?baik...

ayo diluar..biar rumahku tidak rusak...

Sein kemudian meletakkan ayam hutan tangkapannya dekat pintu dan mundur keluar ke halaman...ia dapat mengukur..kemampuan kakek Dai masih berada diranah master tingkat sembilan Akhir..

dalam hati Sein..rupanya kakek tidak pernah lagi berlatih meningkatkan kesaktiannya..kakek terlalu sibuk mencariku..kasihan kakek...

nek Asih yang menyusul keluar menyaksikan kedua nya susah siap bertarung...

ada sesuatu pada anak muda ini yang menarik perhatiannya..nek Asih terus mengamati Sein dengan cermat...tak lama kemudian ia tersenyum kecil...bocah ini...lirihnya...namun dia masih diam ditempatnya penasaran dengan kejadian selanjutnya...

he kakek tua, apa sudah siap?jangan salahkan aku kalau kau kenapa napa...

kakek Dai berusaha mengukur tingkat kesaktian anak muda dihadapannya tapi tidak bisa...

ia jadi makin waspada..kesaktiannya pasti berada diatasku...

anak muda jangan terlalu yakin..ayo kita mulai...

serta merta kakek Dai menerjang kearah Sein..dengan pengalaman bertarungnya kakek Dai dapat mengimbangi Sein..yang sama sekali minim pengalaman bertarung..namun itu tidak berlangsung lama..hanya berselang beberapa jurus kakek Dai mulai terdesak..

ini..jurus jurus anak muda ini.. sangat asing dan sepertinya setiap gerkannya sangat sempurna tanpa celah..

siapa sebenarnya anak ini...batin kakek Dai..

kakek Dai sudah terdesak hebat..setiap berben turan tangan maupun tendangan, kaki atau tanangannya terasa mati rasa...

Sein tiba tiba menghentikan serangannya dan melompat mundur..hahaha kakek tua bagaimana? pertarungan ini mau dilanjutkan??hahaha...celoteh Sein...

Kakek Dai terdiam, banyak yang bercamuk dalam pikirannya...

anak ini,..sungguh hebat...aku bukan tandingannya..tapi sepertinya dia belum berpengalaman bertarung..tapi jarak kemampuan kami terlalu jauh...

jika saja dia hanya satu tingkat diatas pencapaian ku maka dengan pengalaman bertarung puluhan tahun aku pasti bisa mengatasinya...

heh...kakek tua!!malah melamun saat sedang berhadapan dengan musuh..itu tidak sopan tau..!! sergah Sein seraya menyerang dengan kecepatan tinggi..hup .

tap...seketika ia menotok di pangkal leher kakek Dai .. kini kakek Dai tidak bisa menggerakkan tubuhnya..hanya masih bisa berbicara..Sein mendekatkan wajahnya dengan jenaka kedepan wajah kakek Dai seolah olah mengamati wajah kakek Dai..em..orang tua, kenapa wajahmu seperti terong kisut..hahahahah....Sein terus menggoda kakek Dai...

tepat saat itu Sein merasakan ada pergerakan dari belakang dia sadar itu adalah nek Asih..tidak ada aura yang membahayakan jadi Sein.membiarkan saja nek Asih mendekatinya..nek Asih yg memang dari tadi menyaksikan pertarungan keduanya sudah menyadari bahwa pemuda ini adalah Sein cucunya..dan kini ia bergerak kearah Sein dan menjewer kuping Sein...dasar bocah sedeng..berani beraninya kamu mengerjai kami hah...Sein yang dari tadi masih cengengesan menggoda kakek Dai, berteriak..aduh aa...aa...ampun nek..nek Asih segera melepaskan jewerannya dan langsung memeluk cucunya...tangisnya pecah...huuuu uuu...menagis memeluk Sein cukup lama tanpa berkata apa apa...nek Asih begitu merindukan cucunya ini...suara tangianya sudah hilang namun masih saja memeluk cucunya dengan sesungukan...sehingga tidak sadar bahwa kakek Dai masih dalam keadaan tertotok mata melotot menyaksikan mereka berpelukan..

hei hei hei..apa yang kalian lakukan..berpelukan dihadapanku..hah...?

Sein menoleh ke kakek Dai..kenapa kakek tua..cemburu ya...?goda Sein sambil cengengesan heheheheh...aku tidak tertarik dengan krupuk kulit..hahahaha...

kau...!! awas kau..lepaskan aku..aku akan mengirimu keneraka...bentak kakek Dai...

nek Asih yang dari tadi memeluk Sein..melepaskan pelukannya seraya menjitak kepala Sein..adawww..sakit!! ringis Sein...

nek Asih kemudian berjalan kearah kakek Dai dan langsung menjewer kuping kakek Dai...apa kau bilang ??akan mengirimnya keneraka?awas saja kalau kau berani..!!ancam nenek Asih ditelinga kakek Dai..

kakek Dai yang bingung..menatap mereka berdua dengan melongo..

nek Asih berjalan ke arah rumah..

aku akan menyiapkan makan malam..sembari menoleh ke arah Sein..kau bocah berhutang penjelasan pada kami..jelaskan setelah makan malam..!!perintah nek Asih..jangan lupa, bebaskan totokan kakekmu..jangan sampai kau kuwalat..kemudian ia meneruskan masuk kedalam rumah..

Sein hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal..sambil melangkah menghampiri kakek Dai..kemudian melepaskan totokannya...kakek Dai masih diam dalam bingungnya..Sein bersimpuh dikaki kakek Dai sambil menangis..kakek..maafkan Sein..kek...selama ini Sein sudah membuat kakek susah dan khawatir...rengek Sein...

kakek Dai makin bingung..

Se..sein???

kau sein???

tanya kakek Dai setengah percaya...

iya..aku Sein kek..jawab Sein sambil terisak..

Sein mengangkat tangannya memper lihatkan telapak tangan kirinya...ka..kau benar Sein?melihat jari kelingking Sein yang tidak bisa lurus kakek Dai kini yakin bahwa yang dihadapannya memang benar Sein..cucunya...

bangun lah nak..sudah lama kami mencarimu..kemudian mereka berpelukan agak lama...

keduanya kemudian duduk ditanah sambil bercerita ringan...tak terasa mereka bercengkrama sudah cukup lama..

Setelah bertahun tahun, kakek tidak bertambah tua,..ucap Sein..

ah...kau tadi menyebutku terong kisut..kan!!? kau tadi juga bilang baju yang kau pakai orangnya sudah meninggal kan..!!? berani skali kau..!!kata kakek dai sembari menjewer kuping Sein..

a...ah...aduh..sakit kek...ampuuun..

hei...mau sampai kapan kalian disitu..!!?suara nenek Asih menyadarkan mereka..keduanya bergegas melangkah masuk kedalam rumah..

terlihat beberapa sayuran sudah terhidang..ayam yang dibawa Sein pun sudah dipanggang...ketika memasuki rumah nek Asih memungut ayam hutan itu dari depan pintu yang tadi diletakkan Sein sebelum bertarung...

wahhh sudah lama aku tidak makan masakan nenek...Sein menelan liurnya..

ayo makan..kata nek Asih..

merekapun mulai makan malam..

Sein dengan lahap memakan hidangan itu..

+++

Setelah makan malam,

nek Asih yang penasaran kemana saja Sein dan juga penasaran dengan kekuatan Sein berkata, sekarang jelaskan pada kami dari mana saja kau selama ini...??

kakek Dai yang dari tadi sudah diceritakan Sein masih tetap penaaaran karena tadi Sein hanya bercerita seadanya...

em..nenek ingat waktu aku berlatih ilmu ringan tubuh sampai sore pada hari itu kan?..nah setelah latihan aku duduk dibawah pohon..

Sein kemudian menceritakan semua kejadian sampai ia terperosok kedalam lubang dan menukan dua sosok pendekar senyap dan melatih ilmu yang ditinggalkan oleh sepasang pendekar itu...tapi Sein tidak menceritakan detail tentang gua kitab serta kitab penempaan yang berhasil ia latih dengan sempurna..

kedua orang tua yang dari tadi mendengarkan cerita Sein dengan serius..mendengar nama dua pendekar senyap..langsung terperangah..haaaah..dulu ada pendekar legenda dunia persilatan tapi hanya seorang diri, apa ia dan gurinya ya dan ternyata berakhir di hutan larangan ini rupanya..dari cerita kakek guruku kesaktian mereka tiada bandingannya saat itu...kata nek Asih...

jadi ilmu kesakitan yang kau gunakan tadi adalah dari kitab mereka??_tanya kakek Dai..

iya kek..

pantas saja aku tidak bisa mengukur tenaga dalammu..rupanya kau sudah menjadi penerus dua pendekar legenda itu...sudah sampai mana pencapaian tenaga dalammu..sudah sampai mana kau mempelajari kitab peninggalan mereka??tanya kakek Dai tanpa henti..

ah iya..aku lihat di jari kelingkingmu ada cincin..apakah itu cincin penyimpanan??

Aduh...kamu ini...kalau nanya satu satu...Sein bingung jawabnya nanti...

nek, kek ...pencapaian tenaga dalamku masih tiga ribu lingkaran..Sein berbohong..dalam hati Sein, kakek pasti muntah darah kalau ku katakan aku sudah mencapai lebih dari dua belas ribu lingkaran...apaaa???tiga ribu???seru kakek dan neneknya bersamaan..

Aih..tak kuduga kalian berdua begitu kompak..heheheh kata Sein..

dasar bocah..berhenti bercanda..aku belum memghukummu karena tadi kau menyebutku kerupuk kulit..bentak nek Asih..

Sein hanya senyum senyum...

heh bocah..masih ada pertanyaaanku yang belum kau jawab...kata kakek Dai...

eh iya kek...aku baru mempelajari sebagian dari kitab itu..

dan ini...sembari menunjukkan cincinnya yang berwarna hijau pekat..ini betul kata kakek ini cincin penyimpanan...

kakek dai, manggut manggut..sepasang kakek nenek itupun tersenyum bahagia..

sudah larut malam...besok saja dilanjutkan ngobrolnya..

ayo kita istirahat...kata nek asih..

+++

Keesokan harinya,

saat pagi buta,..

hari masih gelap..

Sein terbangun lebih dulu..ia bergegas kebelakang rumah dan mulai memainkan jurus jurus dari kitab belati senyap...memang sudah kebiasaannya yang setiap pagi akan berlatih minimal satu atau dua rangkaian jurus..

mendengar suara orang berlatih, nenek Asih terbangun, hampir bersamaan kakek Dai juga terbangun...

mereka berjalan menuju kebelakang rumah, mereka terpaku menyaksikan rangkaian jurus jurus belati senyap yang dimainkan Sein..ckckck..jurus ini sangat menakutkan..decak kakek Dai..

menyadari ada orang disekitarnya, Sein menghentikan latihannya..eh kek, nek..maap ..latihan Sein membangunkan nenek dan kakek...

ah tidak masalah..jawab kakek Dai masih dengan ekspresi terpana..

kek, bagaimana jurusku...? hebat kan?hehehe

ya..jurusmu ini sepertinya sulit dicari tandingannya...hanya saja pengalaman bertarungmu masih kurang...kalau bertemu dengan pendekar yang tingkatannya setingkat dibawah mu dengan pengalaman bertarung yang lama maka kau akan kalah...kata kakek Dai..

iya kek..karna itu kakek harus sering sering menemaniku bertarung...heheheh

Aku tidak bisa menjadi lawan tandingmu bocah..jelas aku bukan tandingamu..

jadi gimana agar bisa menambah pengalaman bertarungku kek?apa aku harus berkelana dan menumpas aliran hitam..?tanya Sein..

ya itu salah satunya..

untuk saat ini kita harus ke kota Pandan dulu menghadap pada ayahmu..disana juga banyak grand master yang bisa kau jadikan lawan tanding...kata kakek Dai..

benarkah?kakek kapan kita kesana..tanya Sein dengan semangat..ia tidak sabar ingin melihat sejauh mana pencapaian latihannya selama delapan tahun..

iya dua hari lagi kita akan kesana...tapi setelah beberapa hari disana kita harus kekerajaan tana tojeng, puluhan tahun guruku berpesan agar aku menemuinya disana, jawab kakek Dai..

baiklah kek kalau begitu aku akan bersiap siap..tapi nanti kita mampir dulu di Kota Gaharu..aku ingin.membeli pakaian..aku sudah tidak punya pakaian..ini saja pakai punya kakek...

ah ya..kau juga harus menemui nek Una disana..iya kek..

Kek, aku kekamar dulu..mm..iya tapi jangan lupa nanti kita akan sarapan ..jawab kakek dai..

ya kek..

setelah Sein kekamar, kakek Dai keluar ke halaman belakang menuju hutan untuk menangkap ayam hutan buat sarapan...

sementara nek Asih menuju halaman depan untuk membersihkan halaman..

Sein melangkah menuju kamarnya..

ia kemudian mengeluarkan kitab dari cincinnya..sebuah kitab tenaga dalam..ia membacanya dengan antusias...bab menyamarkan tingkat kultivasi...ini sepertinya bisa berguna...pikir sein..

ia kemudian mempraktekkan pengolahan tenaga dalam dari kitab itu dan belajar menekan tingkat tenaga dalamnya..setelah berusaha beberapa kali..Sein berhasil menekan tingkat kultivasi nya pada ranah master tingkat sembilan awal...ahh akhirnya aku berhasil...

Saat ini matahari sudah agak tinggi..

ketika Sein keluar dari kamarnya....

Sein..sapa nek Asih..duduklah.. sebentar lagi sarapannya siap...

kakek Dai juga sudah pulang dari hutan sejak tadi, dia duduk di dipan ruang depan mengolah tenaga dalamnya..

melihat kakeknya berlatih..sein merasa prihatin..kasian kakek..sudah berapa tahun kultivasinya tidak pernah naik...

eh kek...Sein mengeluarkan botol putih kecil yang berisi pil kultivasi dan penyembuh tingkat 10 yang diraciknya...kek..ini bisa membantu kakek menembus ke ranah grand master..kata sein semabari menyodorkan sebuah pil dari dalam botol putih itu..

mata kakek Dai terbelalak melihat pil tingkat sepuluh itu...i..ini..ucap nya terbata bata...iya kek ini pil tingkat sepuluh..ayo kek pakailah biar kakek bisa segera menembus ke ranah grand master aku tahu kakek sudah lama di diranah master tingkat sembilan akhir kan..ayo buruan...tanpa ragu lagi kakek Dai mengambil pil dari tangan Sein dan menelannya...

kakek Dai terus menyerap energi dari pil itu..sementara Sein pergi meninggalkan ruang depan ke belakang membantu nek Asih menyiapkan sarapan...

Tidak berlangsung lama, hanya sekitar tiga peminuman teh kakek Dai sudah menembus ranah grand master...arrrkkhhhh...teriak kakek Dai, ketika sakujur tubuhnya bergetar hebat dan asap putih mengepul keluar dari ubun ubun, hidung dan mulutnya..hwosss..

kakek Dai bangkit dari duduk dan meregangkan tubuhnya..kini ada perasaan berbeda pada tubuhnya...

horee..Sein berseru dan tepuk tangan..kakek sdh menembus ke ranah grand master...

nek Asih pun tak kalah menunjukkan ekspresi amat senang...

.

Terpopuler

Comments

Hary

Hary

lho... kok macam masih bocah, kan sdh 18tahun usianya...

2024-01-25

1

jago

jago

bagus mudah sipahami ceritany

2022-08-25

0

Ardian Tunasmobil

Ardian Tunasmobil

thorr... kasih tanda baca donk.. biar lebih josss

2022-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Bangsawan Taha
2 Keadaan Sein
3 Berlatih 1
4 Kembali Kerumah
5 Ke Kota Pandan 1
6 Ke Kota Pandan 2
7 Kekota Pandan 3
8 Dikota Pandan
9 Air Terjun Bantimurung
10 Kaisar Kelana
11 Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12 Mentari
13 Perguruan Cahaya Sakti
14 Gunung Putri, Danau Patenggang
15 Grand Master Abadi
16 Putri Yasmin
17 INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18 Penyelidikan
19 Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20 Aula Pertemuan
21 Kehebatan Dua Gadis Sein
22 Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23 Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24 Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25 Sein Mengatur Strategi
26 Kemampuan Mengerikan Sein
27 Raja Doloking Tertawan
28 Pemberontakan diatas Pemberontakan
29 Istana Dikuasai Pemberontak
30 Mengambil Kembali Kekuasaan
31 Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32 Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33 Istana Kerajaan Rappocini
34 Hari Pertandingan Persahabatan
35 Pertandingan Tak Terduga
36 Misteri Istana Kalompoang
37 Misteri Istana Kalompoang 2
38 Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39 Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40 Misi Ke Benua Barat
41 Desa Gamping
42 Menikahi Mentari
43 Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44 Malam Pengantin Di Sore Hari
45 Melamar Dua Gadis
46 Memenangkan Restu Baginda Sultan
47 Pernikahan Kedua
48 Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49 Penyelidikan Sein
50 Tewasnya Raja Kumbang Api
51 Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52 Permintaan Laila
53 Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54 Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55 Salwa
56 Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57 Pertarungan Laila
58 Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59 Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60 Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61 Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62 Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63 Menangkap Angku Raja Sati
64 Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65 Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66 Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67 Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68 Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69 Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70 Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71 Interogasi Kasim Hae
72 Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73 Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74 Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75 Keluarga Jalanara
76 Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77 Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78 Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79 Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80 Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81 Lelaki Misterius
82 Hilangnya Kitab Santa Lima
83 Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84 Penyelidikan
85 Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86 Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87 Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88 Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90 Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91 Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92 Karang Merah Penjara Langit
93 Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94 Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95 Dua Anjing Parsi
96 Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97 Catatan Alap Alap Biru
98 Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99 Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100 Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101 Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102 Ke Hutan Bambu Kuning
103 Di Jemput Lelaki Bercahaya
104 Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105 Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106 Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107 Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108 Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109 Pasukan Biru Mulai Berlatih
110 Bertemu Petarung Gila
111 Kiah Hidup Si Petarung Gila
112 Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113 Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114 Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115 Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116 Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117 Persiapan Para Musuh Sein
118 Persiapan Para Petarung Klan Wong
119 Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120 Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121 Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122 Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123 Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124 Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125 Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126 Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127 Api Asal Mula
128 Serangan Pembunuh Misterius
129 Kelompok Topeng Darah
130 Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131 Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132 Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133 Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134 Kecerobohan Kisra
135 Suasana Akan Semakin Memanas
136 Ep. 135 Berita Mengejutkan
137 Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138 Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139 Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140 Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141 Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142 Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143 Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144 143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145 Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146 Ep. 145 Pecahnya Perang
147 Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148 Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149 148. Perang Perbatasan
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Tragedi Bangsawan Taha
2
Keadaan Sein
3
Berlatih 1
4
Kembali Kerumah
5
Ke Kota Pandan 1
6
Ke Kota Pandan 2
7
Kekota Pandan 3
8
Dikota Pandan
9
Air Terjun Bantimurung
10
Kaisar Kelana
11
Pertemuan Dedengkot Golongan Hitam
12
Mentari
13
Perguruan Cahaya Sakti
14
Gunung Putri, Danau Patenggang
15
Grand Master Abadi
16
Putri Yasmin
17
INTRIK KERAJAAN LAMPEAPI
18
Penyelidikan
19
Taktik Sein dan Karaeng Doloking
20
Aula Pertemuan
21
Kehebatan Dua Gadis Sein
22
Sosok Rahasia Dibelakang Pemberontak
23
Perjalanan Ke Pulau Batu Atas
24
Munculnya Orang Perguruan Lembah Biluluk
25
Sein Mengatur Strategi
26
Kemampuan Mengerikan Sein
27
Raja Doloking Tertawan
28
Pemberontakan diatas Pemberontakan
29
Istana Dikuasai Pemberontak
30
Mengambil Kembali Kekuasaan
31
Undangan Pertandingan Antar Kerajaan
32
Mempersiapkan Diri Untuk Pertandingan
33
Istana Kerajaan Rappocini
34
Hari Pertandingan Persahabatan
35
Pertandingan Tak Terduga
36
Misteri Istana Kalompoang
37
Misteri Istana Kalompoang 2
38
Menyusul Sein Ke Medan Magnet Istana Kalompoang
39
Rahasia Hidup Karaeng Gantarang
40
Misi Ke Benua Barat
41
Desa Gamping
42
Menikahi Mentari
43
Ke Istana Kesultanan Datuk Delapan
44
Malam Pengantin Di Sore Hari
45
Melamar Dua Gadis
46
Memenangkan Restu Baginda Sultan
47
Pernikahan Kedua
48
Melatih Nona Muda Jurus Pedang Perak
49
Penyelidikan Sein
50
Tewasnya Raja Kumbang Api
51
Munculnya Daeng Moncobalang dan Nenek Bonggoeya
52
Permintaan Laila
53
Rencana Sultan Membentuk Aliansi Lima Benua
54
Ilmu Rahasia Keluarga Datuk Malingka Alam
55
Salwa
56
Kedatangan Sesepuh Golongan Putih
57
Pertarungan Laila
58
Tapak Gajah Langit dan Pertemuan Aliansi
59
Kisah Keluarga Datuk Perpatih
60
Rencana Tipu Daya dan Akal Licik Nenek Bonggoeya
61
Bergabungnya sebelas Pendekar Bintang
62
Kekuatan Markas Kegelapan dan Terlukanya Alap Alap Biru
63
Menangkap Angku Raja Sati
64
Tewasnya Raja Sati dan Lima Pendekar Bintang
65
Strategi Penyerangan Ke Markas Kegelapan
66
Penyerangan ke Markas Kegelapan dan Tewasnya Cucen
67
Hilangnya Seruling Neraka dan Dimulainya Pertarungan
68
Kemenangan Aliansi Golongan Putih dan Larinya Dedengkot Golongan Hitam
69
Misteri Hilangnya Utari dan Pelarian Ratu Kegelapan
70
Klan Kuno Keturunan dari Benua Congko
71
Interogasi Kasim Hae
72
Masalah Seruling Neraka dan Rencana Jahat Permaisuri
73
Serangan Dari Kelompok Gagak Iblis
74
Wong Kai dan Tetua Ketiga Klan Wong tertangkap
75
Keluarga Jalanara
76
Misteri Klan Wong dan Menemukan Utari
77
Menyelidiki Klan Wong dan tibanya Laila di tanjung Petir Hitam
78
Laila Penerus Tanjung Petir Hitam dan Hasutan Permaisuri
79
Kisah Lama Klan Wong dan Terpilihnya Penerus Dewi Gelap Neraka Hitam
80
Kisah Singkat Tentang Sang Utusan
81
Lelaki Misterius
82
Hilangnya Kitab Santa Lima
83
Rahasia Kedai Timur Ibukota dan Menyelidiki Liontin Merah
84
Penyelidikan
85
Sedikit Petunjuk Mulai Terkuak
86
Pemilik Liontin Merah dan Serangan Permaisuri
87
Tewasnya anggota Hantu Bayangan dan Persidangan Jendral Surali
88
Gao Ling, Pedang Kilin Api di Jurang Gunung Tujuh
89
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
90
Sosok Penghubung, Sang Penghianat
91
Biru Merah Kesengsaraan dan Hitam Pitih Kematian
92
Karang Merah Penjara Langit
93
Pertarungan Para Pendekar Tingkat Legenda
94
Dikalahkannya Legenda Benua Parsi
95
Dua Anjing Parsi
96
Tusukan Pedang Kilin Api dari Utari
97
Catatan Alap Alap Biru
98
Taktik Sein, Munculnya Pasukan Biru
99
Maut Bersenandung Di Kediaman Jalanara
100
Tiga Nenek Aneh Dari Parsi
101
Rahasia Besar Baginda dan Kematian Ibu Yasmin
102
Ke Hutan Bambu Kuning
103
Di Jemput Lelaki Bercahaya
104
Dasar Hamparan Lumpur Hisap Hitam, Buah Semangka Emas Dua Alam
105
Ranah Kekal Sejati, dan Serangan Balik Untuk Permaisuri
106
Strategi Tempur Pasukan Berani Mati
107
Aji Dasa Indra Tak Berkutik Di Hadapan Sein
108
Para Sepuh Bersedia Melatih Pasukan Biru
109
Pasukan Biru Mulai Berlatih
110
Bertemu Petarung Gila
111
Kiah Hidup Si Petarung Gila
112
Tetua Gu, Si Petarung Gila turut melatih Pasukan Biru.
113
Tugas Ki Blirik dan Jendral Rambun
114
Selir Atikah Pewaris Energi Merah Yang dan Jurang Gunung Tujuh
115
Selir Atikah Pindah Ke Jurang Gunung Tujuh
116
Persiapan Ki Blirik Menjalankan Tugas dan Kisah Tan Atai
117
Persiapan Para Musuh Sein
118
Persiapan Para Petarung Klan Wong
119
Wong Mu Menuju Danau Singkarak, Sein Bertemu Prabakara
120
Taktik Sein, Pertarungan Kelompok Ki Blirik Dan Wong Mu
121
Tewasnya Ki Blirik bersama Pengikutnya dan Tiga Pemuda Klan Wong.
122
Jangan Sia Siakan Kesempatan Saat Ini..Tidak Akan Ada Yang Kedua..!!
123
Akar Roh Pelahap Energi Sein Tidak Dapat Membantu
124
Tamu Tanjung Petir Hitam, Dan Tibanya Pangeran Kelima Di Jurang Gunung Tujuh
125
Kubah Pelindung Tak Kasat Mata
126
Persiapan Istana dan Jurang Gunung Tujuh
127
Api Asal Mula
128
Serangan Pembunuh Misterius
129
Kelompok Topeng Darah
130
Utari dan Kenanga Selesai berlatih, Sein Mulai Menyerap Api Asala Mula
131
Tujuh Api Asal Mula, Tingkat Alam Kalimat Mistis
132
Berita Penting Dari Alap Alap Biru untuk Sultan Malik
133
Kisra menyerang Kediaman Sutan Batu Ameh
134
Kecerobohan Kisra
135
Suasana Akan Semakin Memanas
136
Ep. 135 Berita Mengejutkan
137
Ep.136. Munculnya Tan Atai dan Pedang Azazil
138
Ep. 137 Kematian Gao Ling Dan Bantuan Jurang Gunung Tujuh
139
Ep. 138. Pembunuh Misterius Kembali Berulah Di Ibukota
140
Ep.139 Ketiga Kubu Menyusun Persiapan
141
Ep.140 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Ikut Campur
142
Ep.141 Kekuatan Rahasia Sein
143
Ep.142 Kekuatan Luar Benua Barat Mulai Bermunculan
144
143. Sein Mulai Mengerahkan Kekuatan Hutan Bamabu
145
Ep. 144. Perang Sebentar Lagi Akan Pecah
146
Ep. 145 Pecahnya Perang
147
Ep. 146. Pembersihan Pembersihan Kecil
148
Ep. 147. Jurang Gunung Tujuh Markas Pasukan Berani mati
149
148. Perang Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!