Di sebuah kamp transmigran yang terhampar di tengah dataran yang tandus. Kamp ini terdiri dari beberapa pondok sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu, dengan atap yang terlihat sudah lapuk dimakan usia. Tinggallah sebuah keluarga dan perempuan bernama Rubiyati.
“Mak… lapar mak..”Rintih Abimanyu.
Perempuan dua anak itu memutar otak untuk mencari cara agar anaknya bisa merasakan kenyang, disaat tak ada apapun di dapur dan selembar uang pun.
Sudah 3 hari ia sendiri tidak makan. Selalu saat sang anak bertanya,’mak tidak makan?’.
“Mak sudah makan tadi saat kalian masih sekolah” padahal ia hanya mengganjal perutnya dengan rebusan keladi yang ia makan secara diam-diam, ia tak ingin anaknya mengalah. Namun kemiskinan tampaknya terus menghantui Rubi selama membesarkan kedua buah hatinya.
"Mak... Abi lapar."
"Mak Bima juga lapar."
Rubi melirik sebuah bangkai burung di sebelah rumahnya.
'Apakah itu halal untuk kami?' cicit Rubi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rubiyati Komentar