"Memangnya kau pikir, kau sudah begitu pintar sampai sampai mau terus terusan bermain dengan mereka, ibumu ini tidak bodoh, ibu tahu kalau kamu hanya bermain setiap hari, tidak perlulah alasan gak guna itu. Memangnya kamu pengen jadi seperti paman dan bibi mu yang mati karena pergaulannya? memangnya kamu pengen, nanti pas dewasa kamu nggak bisa mengurusi dirimu sendiri hah? JAWAB ZUL, JANGAN DIAM SAJA. INTINYA KAMU NGGAK BOLEH KEMBALI KE SANA LAGI SETIAP MALAM, TITIK."
Ibunya dengan mata melotot, muka memerah dan raut wajah yang tidak mengenakkan, menceramahi Izul yang sudah terdiam tak bisa berkata kata. Dalam hatinya, dia seolah olah sedang memukuli ibunya ditambah dengan rasa kesal yang selalu ia pendam sendirian.
"Tapi buktinya, nilai ku naik setelah belajar bersama mereka, ibu tidak liat nilai di raporku waktu itu." Izul mencoba membalas perkataan Ibunya, walaupun memang tidak berguna sama sekali, sebab ibunya seketika mengambil kertas itu, dan melemparnya secara kasar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jauharul husni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Komentar