Mereka berdua berjalan cepat menuju warung hijau, mereka tidak mengatakan apa apa begitu juga dengan gadis yang dia tarik, situasi mereka begitu canggung dan mereka memiliki alasannya tersendiri kenapa tidak bicara satu sama lain. Senior yang sempat melewati mereka pun hanya bisa diam dan bingung dengan apa yang dilakukan ke dua orang itu di sungai, dia sempat berpikir kalau mereka telah melakukan itu di sungai, tapi saat kondisi sungai masih ada 4 orang jadi tidak mungkin kalau mereka pacaran, pada akhirnya dia berpikir kalau mereka adalah kakak adik.
Masih begitu banyak anak yang melihat dari atas jemuran yang memang tidak ditutupi dengan tembok melainkan hanya pagar besi kecil yang tentu dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di jalan menuju sungai itu, tanggapan mereka pun bermacam macam. Tapi hal itu tidak terlalu mereka pedulikan karena masih ada masalah yang menurut mereka lebih serius untuk dipikirkan, keduanya sedang memikirkan sahabat mereka yang mulai menjauh.
"Hei, maafkan aku atas yang tadi." Gadis itu pada akhirnya memulai obrolan ketika berada didepan warung hijau, dia telah berpikir keras bagaimana cara agar anak didepannya ini mau memaafkannya tanpa menimbulkan masalah lain. Bayu tetap diam dan tetap menariknya kehadapan tiga orang di samping warung, mereka yang telah menunggu gadis itu seketika berdiri begitu melihat mereka berdua.
"Kau tetap dia disini dan tunggulah dia hingga maghrib, jangan membuat harapannya menghilang jika kalian pergi terlalu cepat. Sekarang hubungan kita berakhir, semua aku serahkan pada kalian." Bayu menarik gadis itu ke depan orang tuanya, dia yang dapat mendengar perkataannya dengan jelas merasa berat hati untuk berpisah dan tidak membalas budi, itu jugalah yang sedang dipikirkan ketiga orang tua itu.
"Tunggu sebentar." Ayah Dewa menghentikan langkah Bayu yang mau kembali kedalam, "maaf, tapi bisakah kamu menjadi pengganti Dewa saat dia tidak kembali, saya minta tolong untuk menjadi teman Aisyah, tidak masalah jika harus dipikir pikir lagi, kami sudah sepakat untuk tidak lagi berharap pada Dewa." Aisyah yang mendengarnya langsung tersentak dan menoleh kearah orang tuanya dan ayah Dewa bergantian, itu adalah keinginannya yang sebenarnya dan mau dia katakan sendiri seandainya Bayu membalas permintaan maafnya. Orang tuanya juga hanya tersenyum tulus kearah mereka berdua, disaat gadis itu menoleh kearah Bayu, dia sudah ada tepat didepannya.
"Terima kasih, tapi aku tidak pernah menganggap hubungan ini sebagai teman, aku tidak pernah menganggap semua orang di dunia ini sebagai teman, karena aku merasa teman hanyalah seorang beban hidup yang akan membuatku semakin lelah menghadapi hidup." Jawaban ini adalah hal yang sangat berbeda dari yang diharapkan oleh empat orang itu. Jadi dia menganggap hubungan yang mereka jalani tadi ini sebagai apa, apa itu atas dasar keinginannya sendiri. Tiba tiba tangan Bayu yang basah mengusap kerudung yang dipakai Aisyah yang membuatnya langsung tersipu juga penasaran akan apa yang sebenarnya dia maksud.
"Aku mencintaimu, aku berjanji selama hubungan ini masih ada, aku akan menyayangimu." Perkataan itu seketika membuat Aisyah terperanjat kaget dan langsung mundur satu langkah. Bukan hanya Gadis itu, semua orang di sana sangat terkejut dengan perkataan terang terangan dari Bayu, anak ini memang sangat sulit ditebak dan tiba tiba saja menyatakan perasaannya begitu saja tanpa memikirkan banyak hal.
"Maaf, aku tidak siap untuk pacaran." Aisyah menjawabnya pelan, tapi bisa didengar oleh semuanya, orang tuanya hanya membalas dengan mengangguk, mereka sepertinya juga tidak setuju jika anak mereka harus pacaran, ayah Dewa disisi lain malah berbinar binar karena melihat romantisnya mereka berdua membuatnya teringat dengan kenangan masa lalu. Bayu disisi lain tidak merasa kecewa dan malah tersenyum lebar menunjukkan gigi bawah nya yang hilang satu yang membuat orang tuanya sadar kalau Bayu memang tidak berniat berpacaran.
"Sudah kuduga kau akan mengatakan itu, tapi aku juga tidak bermaksud untuk berpacaran dengan cewek kayak kamu. Sudahlah aku tidak punya waktu lagi, ada hal lain yang mau aku urusi, terima kasih ya untuk hari ini, walaupun cuman beberapa menit kita berbicara, tapi itu sudah menjadi kenangan yang tidak bisa aku lupakan." Bayu menghela nafas perlahan lalu berbalik, dia tidak mempedulikan orang dibelakangnya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang berbeda beda.
"Tunggu." Aisyah yang mukanya masih memerah, memutuskan untuk memanggilnya walau awalnya dia masih ragu. Bayu hanya berhenti dan tidak berbalik kearahnya, dia bahkan belum berjalan satu langkah tapi sudah dihentikan olehnya. "Bisakah kamu menjelaskan kenapa kamu mencintaiku, berikan aku alasan yang jelas, nanti bisa aku pikir pikir lagi." Bayu yang mendengarnya pada akhirnya hanya bisa pasrah dan sekali lagi berbalik menatap mata gadis itu, dia benar benar menunggu jawabannya. Orang tuanya hanya bisa menyaksikan dalam diam, mereka sama pemalu nya dengan anaknya, itulah kenapa mereka tidak mengatakan apapun sedari tadi.
"Sebenarnya banyak yang aku sukai dari dirimu, rasa setia yang kamu hadirkan terhadap Dewa, masa lalu mu, kurasa sifat goblok, pemalu dan sembrono itu juga, lalu impian besar mu untuk menjadi penyanyi terhebat itu membuatku tertarik. bagaimana kalau kita membuat perjanjian." Bayu mengangkat tangannya kearah gadis itu, dia sepat tersentak, takut di apa apa in oleh Bayu. "Disini, di pondok ini, akan menjadi awal dari karirmu untukmu bernyanyi, aku akan membuat sebuah pertunjukan menyanyi bebas untukmu, bagaimana?."
Aisyah melebarkan matanya, dia menatap mata berbinar dari ayah Dewa dan mata orang tuanya yang sepertinya agak ragu dengan apa yang Bayu katakan. Tanpa dia sadari pikirannya menggerakkan tangannya hingga bisa menjabat tangan Bayu, impian yang dari dulu sangat dia damba dambakan kini harus dia pasrahkan kepada anak yang bahkan baru bertemu dengannya. Dia tersenyum bahagia, padahal tadi dia tahu kalau ini hanyalah akal akalan Bayu agar bisa mengubah hatinya tapi entah kenapa tubuhnya seperti bekerja sama dengan Bayu agar bisa berjabat tangan. "matur suwun, ( terima kasih ) aku akan menjaga perkataan mu."
"ya, aku akan berjuang." Bayu melepaskan genggaman tangannya dan menatap semua mata secara bergantian sembari tersenyum. "Oh iya sebagai tambahan, untuk jaga jaga. Aku membantu Dewa bukan karena kalian yang tadi memanggilku, tapi karena aku sudah mengetahui seluruh masa lalunya dan aku merasa tergerak untuk menyadarkannya, dia adalah anak yang kuat, tolong jaga dia ya. Baiklah, kita bertemu beberapa Minggu lagi saat sekolah." Bayu berbalik dan mulai berjalan, pakaiannya yang basah sudah sejak tadi menetes ke tanah yang membuatnya sangat basah. Dia berjalan tanpa menoleh kebelakang.
"Tunggu sebentar, aku berjanji kalau ini yang terakhir." Ayah Dewa tiba tiba sekali lagi dan lagi memanggilnya. Pada akhirnya Bayu berhenti, tapi ada yang berbeda, dia langsung berbalik dan memamerkan wajahnya yang terlihat cemberut, dia merasa kesal karena terus saja dipanggil saat sudah berbalik, tidak sekalian, begitulah pikir Bayu.
"Apa sih anjing, dari tadi tungga tunggu aja, kalo mau nanya itu dari tadi bangsad, hei dengar ya, di balik waktu yang terbuang dari tadi ada seorang anak yang menangis sendirian di kamar mandi, dan aku harus datang untuk menenangkannya sebelum banyak anak datang dan memergokinya di sana, untung masih solat ashar." Ya dan anak yang dimaksud bukanlah Dewa melainkan Daffa yang kini sedang sangat terpuruk karena perkataan Bayu, dia merasa kalau semua yang dia lakukan hanya akan menghambatnya. dia meringkuk sembari memeluk lututnya dan tenggelam dalam ke putus asa an, dia bertanya tanya kenapa persahabatan itu harus berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments