Akhir dari drama panjang, tapi cerita masih belum berakhir.

Dengan ditemani oleh Daffa, mereka berdua berjalan melewati kerumunan anak yang ada di sungai, hal ini menandakan kalau solat di asrama kami telah selesai dan banyak anak mulai mandi atau mengambil jatah makanan di belakang rumah kyai atau lebih tepatnya di dapur rumahnya, mereka yang tidak peduli dengan makanan pergi ke sungai untuk mandi tanpa memperhatikan airnya yang bewarna coklat, lebih tepatnya mereka telah terbiasa dengan hal ini. Kami berdua tetap berjalan menunduk tanpa menyadari kalau Alfin, Iqbal dan Ilul sedang memandangi kami dari dalam air, mereka tidak berani menyapa kami dan terus bermain air seolah olah tidak terjadi apa apa.

Dewa berjalan cepat mendahului Daffa, perilakunya tadi yang sangat ketakutan kini berganti menjadi antusiasme tinggi, dia sangat bersemangat dan Daffa hanya tersenyum senang melihatnya, dia senang karena bisa membujuknya. Kini mereka berdua telah sampai di jembatan dan langsung berjalan sedikit lebih cepat dari yang tadi, Daffa kini menjadi lebih bersemangat mengenai mimpinya, dia percaya kalau dia bisa membuktikan kepada Bayu kalau ini bukan hanya omong kosong, melainkan sesuatu yang akan dia wujudkan.

Mereka berjalan bersama tanpa berbicara sama sekali, Daffa memang sengaja melakukannya karena dia ingin membiarkan Dewa memikirkan hal hal yang harus dia ucapkan saat bertemu sahabatnya. Pada akhirnya kami telah sampai dijalan bawah jemuran yang membuat cara berjalan cepatnya Dewa melambat, tangannya bergetar karena gugup dan sebenarnya malu untuk bertemu mereka semua. Aku yang melihatnya melambat, memegang tangannya sembari tersenyum memberi semangat, kami pada akhirnya mulai berjalan normal sembari saling memegang tangan seperti anak kecil.

Kami telah sampai dan langsung disambut oleh empat orang di samping warung hijau, wajah mereka yang awalnya sedih kini berubah menjadi sangat senang melihat batang hidung Dewa, begitu juga dewa yang walaupun mukanya masih memerah dia masih bisa tersenyum menyambut mereka, Daffa melepaskan genggaman tangannya dan langsung mendorong Dewa kearah mereka, dia lalu berbalik dan berniat tidak ikut campur terhadap kesenangan mereka.

Aisyah langsung memeluk erat tubuh Dewa sembari menangis, dia tidak bisa mengungkapkan perasaan bahagia yang mendatanginya hanya dengan ucapan. Ayahnya hanya tersenyum sembari tetap berbinar melihat mereka berdua yang sangat romantis dimatanya, benar benar ayah impian. Orang tua Aisyah juga tersenyum gembira dan saling berpelukan satu sama lain mensyukuri apa yang membuat mereka bersitegang sedari tadi akhirnya kembali.

"He, seng karo Dewa mau ( Hei, yang bersama Dewa tadi )." Ayah Dewa sekali lagi terus saja mengucapkan kata menjengkelkan itu, membuat Daffa yang belum berjalan terlalu jauh langsung menoleh, dia menerima isyarat tangan ayah Dewa yang menyuruhnya datang dan pada akhirnya hanya bisa menurutinya, entahlah, walau Daffa terlihat seperti orang caper tapi dia benar benar hanya berniat membantu Dewa tanpa berharap akan ikut sesi mengharukan itu.

"Enten nopo ngge ( Ada apa ya? )." Daffa yang masih belum siap menghadapi orang tua itu hanya bisa bertanya seperti seolah olah tidak ada yang terjadi. Dewa yang melihatnya berusaha melepaskan pelukan itu tapi Aisyah masih saja ingin memeluknya tanpa mempedulikan banyak santri yang berjalan di sana sini melihatnya. Ayah Dewa hanya memegang pundak Daffa lalu menyeretnya ke sampingnya agar pundak Daffa bisa menjadi alas untuk tangan ayahnya yang sok akrab dengan semua orang, Daffa mencium bau alkohol yang sangat melekat pada tubuh orang ini.

"Westala. oh iyo, kenek opo tanganmu iku? ( Sudahlah. Oh iya, ada apa dengan tanganmu itu? )." Dia bertanya kepada Daffa yang membuatnya langsung menggenggam tangannya dan melihatnya, kulit dan daging tangannya terkelupas dan terlihat sebuah benda putih didalamnya, hal ini ada pada kedua tangannya yang ternyata, walaupun ayahnya Dewa adalah pemabuk tapi matanya masih berfungsi dengan normal.

"Sepurane, aku mboten saget jawab ( Maaf, aku tidak bisa menjawabnya )." Daffa menunduk dalam dalam, dia tidak mau lagi mengingat kejadian tadi yang langsung dimengerti oleh ayahnya Dewa, dia hanya ngelamun memandangi dua sahabat itu berpelukan sangat lama dan sudah menduga kalau Daffa tidak mau menjawabnya. Pada akhirnya Daffa malah terseret kedalam pertemuan keluarga itu, bahkan ayah Dewa sampai memberinya makanan kepada Daffa yang sempat ditolak olehnya. Hal ini sebenarnya memang sangat wajar mengingat Daffa tidak seperti Bayu yang walaupun perkataannya menggunakan bahasa Indonesia, dia masih tetap menjadi dirinya yang mengumpat tepat di depan semua orang, sampai sampai ayahnya Dewa berkomentar seperti ini, "Kon gak koyok koncomu seng guateli iku yo, aku isok isoke dipisui lo, tapi aku yo ngerti semunggoo nek arek iku gak ngewangi, paling Dewa yo gak isok mbalik koyok saiki ( kamu tidak seperti temanmu yang menjengkelkan itu, bisa bisanya dia mengumpat di depanku, tapi aku juga mengerti kalau saja dia tidak membantu, palingan Dewa nggak bisa kembali seperti sekarang )."

...****************...

21.15

"Yu terima kasih ya untuk yang tadi, kamu dan Daffa telah bersusah payah membantu orang goblok sepertiku untuk bisa kembali." Dewa menemui Bayu yang kini setengah terbangun karena rasa lelah dan sisa obat bius, nyawanya belum benar benar terkumpul, dia hanya menolehkan wajahnya sebentar lalu menguap lebar. Dia benar benar malas diajak bicara sekarang dan hanya bisa berjalan bersamaan dengan anak anak yang lain, kini kita semua sudah selesai sekolah malam atau mungkin lebih kalian kenal diniyah.

"Daffa siapa?" Bayu bertanya sembari berjalan linglung dan mengucek matanya, terlihat sebuah benang mengkilap di tangannya yang sempat membuat banyak orang bertanya tanya, tapi Bayu hanya menjawab kalau itu sudah dari dulu bahkan Bayu justru yang mempertanyakan mereka kenapa tidak menyadarinya, dia sama sekali tidak bangun saat diniyah membuat semua orang semakin tidak bisa menanyainya lebih lanjut.

"Daffa, yang tadi ada bersamamu pas di kamar mandi baru." Dewa menjawabnya dengan keheranan karena dia jelas jelas mengingat kalau dia ditolong oleh Daffa juga. Bayu tidak terlalu menanggapinya dan menganggap anak ini hanya bergurau, matanya bahkan tidak terbuka dengan sempurna dan seperti sangat berusaha untuk pergi ke asrama dan tidur.

"Lu jangan bohong bangsad, aku telah mengenal seluruh anak disini, dan tidak satupun dari mereka yang bernama Daffa, sudahlah ya cok, aku mau tidur, lu kira lu bisa ganggu aku dengan kebohongan itu, nggak bisa babi." Bayu pada akhirnya menambah kecepatan dan meninggalkan Dewa begitu saja. Dari jauh Dewa dapat melihat Daffa dengan sengaja menyenggol bahu Bayu yang membuatnya seketika marah dan kebingungan disaat bersamaan, orang yang menyenggolnya terus ada disampingnya dan Bayu menoleh ke sana kemari mencari sang pelaku, Daffa juga terlihat terus mengatakan kalau dia pelakunya, tapi Bayu dengan perasaan kesal akhirnya hanya pergi meninggalkan pertanyaan besar pada benak mereka berdua.

Inilah drama panjang yang terjadi antara pihak pihak yang berbeda, walaupun ada beberapa hal yang tidak masuk diakal tapi hal ini benar benar terjadi, aku saja sampai bingung mau mengatakan apa. Aku jelaskan sedikit ya tentang yang terjadi antara Bayu dan Daffa, Bayu pernah membuat sumpah untuk tidak berbicara kepada Daffa. Nah, itulah yang tadi terjadi sepulang diniyah, dia benar benar tidak bisa melihat keberadaan Daffa bahkan tidak dapat mendengar dan hanya bisa menganggapnya seperti hantu, hal ini dia lakukan karena trauma masa lalu.

Kisahnya tidak berhenti sampai disini saja, masih ada satu kejadian yang masih berhubungan dengan Bayu, dan ini adalah kejadian yang sangat mengerikan sampai sampai banyak anak yang mulai menjauhinya pada hari itu, dan membuatnya diskors atau kalau di pondok ini, itu dipulangkan sementara selama 2 bulan karena terlibat kasus kekerasan dan hampir bisa dikatakan percobaan pembunuhan, pihak pondok sengaja menyembunyikannya dari publik agar rating pondok ini tidak menurun.

Episodes
1 Permulaan, pondok pesantren As-sasun najah.
2 Kejadian random dalam satu malam.
3 Hambali 1, kamar para senior
4 Mizam, 3 orang dalam satu tubuh
5 pembullyan pertama
6 Bertindak tanpa tahu resikonya adalah sifat alamiah yang dimiliki manusia.
7 Apa yang sebenarnya terjadi?, Siapa dia sebenarnya
8 Hubungan antara sahabat, keputusan berada di tangan Dewa
9 perasaan dan janji Bayu untuk maju
10 sebuah fakta mengerikan yang datang untuk Daffa
11 Kenangan Bayu dan sebuah kata kata untuk Dewa
12 Operasi sederhana di tingkat atas.
13 Akhir dari drama panjang, tapi cerita masih belum berakhir.
14 cara menghormati menurutku dan Bayu.
15 Eratnya persahabatan kami berlima.
16 Dendam Aisyah pada seorang habib
17 Ikatan yang mulai dibangun dengan pukulan
18 Geometry dash
19 Pertarungan yang tidak seimbang, Mahmud vs Bayu
20 Cinta bertepuk sebelah tangan yang berakhir tragis.
21 Akhir dari pertarungan, serangan terakhir Bayu.
22 Perintah Bu Retno dan sebuah topi
23 Diakah orangnya, orang yang saya tunggu tunggu?
24 Air mata Bayu dan sebuah pelukan kehangatan.
25 Sang penikmat nafsu, rahasia umum pondok putra
26 Peringatan: episode ini mengandung hal hal berbau sexual yang mungkin mengganggu
27 the butterfly effect
28 Kembali ke jauh di masa lalu, 1975
29 miskin tapi bahagia atau menangis tapi kaya
30 Kebahagiaan yang membosankan.
31 Kematian yang sangat cepat
32 Apa yang akan dilakukan sekarang?
33 Perlahan tapi pasti, dibangunnya kepercayaan.
34 epilog
35 reality or a dream
36 the fireball and the big moon
37 Who am I?
38 questions without answers
39 friendship and reform
40 Cerita pertama: Kisah cinta penuh drama. Sebuah pembelaan dan tuntutan perubahan
41 keputusan investigasi untuk humanisme
42 penghilangan demi penghilangan, pelarian demi pelarian, pencarian demi pencarian
43 pertarungan ghaib yang menghasilkan hukuman
44 Episode bonus: sebuah lantunan sholawat
45 sebuah keputusan ekstrem, menghasilkan akibat yang ekstrem pula
46 sebuah pelatihan mengagumkan yang memulai persahabatan
47 orang lama yang membuat nostalgia.
48 Kenangan kolektif yang terus menghantui
49 perasaan bahagia menyambut reformasi sekaligus trauma yang tak pernah hilang
50 Sebuah perjuangan mencari kebebasan
51 Mencoba bangkit di tempat yang jauh
52 sesungguhnya, beserta kesulitan ada kemudahan
53 Ironi yang mengejutkan sekaligus melegakan
54 Pilihan pembelaan yang sangat sulit
55 Perlawanan balik, imbas dari serangan organ vital
56 Jatuh bangun tak berdaya
57 Pasca pertarungan yang memuakkan
58 sambutan mengejutkan usai duel panjang
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Permulaan, pondok pesantren As-sasun najah.
2
Kejadian random dalam satu malam.
3
Hambali 1, kamar para senior
4
Mizam, 3 orang dalam satu tubuh
5
pembullyan pertama
6
Bertindak tanpa tahu resikonya adalah sifat alamiah yang dimiliki manusia.
7
Apa yang sebenarnya terjadi?, Siapa dia sebenarnya
8
Hubungan antara sahabat, keputusan berada di tangan Dewa
9
perasaan dan janji Bayu untuk maju
10
sebuah fakta mengerikan yang datang untuk Daffa
11
Kenangan Bayu dan sebuah kata kata untuk Dewa
12
Operasi sederhana di tingkat atas.
13
Akhir dari drama panjang, tapi cerita masih belum berakhir.
14
cara menghormati menurutku dan Bayu.
15
Eratnya persahabatan kami berlima.
16
Dendam Aisyah pada seorang habib
17
Ikatan yang mulai dibangun dengan pukulan
18
Geometry dash
19
Pertarungan yang tidak seimbang, Mahmud vs Bayu
20
Cinta bertepuk sebelah tangan yang berakhir tragis.
21
Akhir dari pertarungan, serangan terakhir Bayu.
22
Perintah Bu Retno dan sebuah topi
23
Diakah orangnya, orang yang saya tunggu tunggu?
24
Air mata Bayu dan sebuah pelukan kehangatan.
25
Sang penikmat nafsu, rahasia umum pondok putra
26
Peringatan: episode ini mengandung hal hal berbau sexual yang mungkin mengganggu
27
the butterfly effect
28
Kembali ke jauh di masa lalu, 1975
29
miskin tapi bahagia atau menangis tapi kaya
30
Kebahagiaan yang membosankan.
31
Kematian yang sangat cepat
32
Apa yang akan dilakukan sekarang?
33
Perlahan tapi pasti, dibangunnya kepercayaan.
34
epilog
35
reality or a dream
36
the fireball and the big moon
37
Who am I?
38
questions without answers
39
friendship and reform
40
Cerita pertama: Kisah cinta penuh drama. Sebuah pembelaan dan tuntutan perubahan
41
keputusan investigasi untuk humanisme
42
penghilangan demi penghilangan, pelarian demi pelarian, pencarian demi pencarian
43
pertarungan ghaib yang menghasilkan hukuman
44
Episode bonus: sebuah lantunan sholawat
45
sebuah keputusan ekstrem, menghasilkan akibat yang ekstrem pula
46
sebuah pelatihan mengagumkan yang memulai persahabatan
47
orang lama yang membuat nostalgia.
48
Kenangan kolektif yang terus menghantui
49
perasaan bahagia menyambut reformasi sekaligus trauma yang tak pernah hilang
50
Sebuah perjuangan mencari kebebasan
51
Mencoba bangkit di tempat yang jauh
52
sesungguhnya, beserta kesulitan ada kemudahan
53
Ironi yang mengejutkan sekaligus melegakan
54
Pilihan pembelaan yang sangat sulit
55
Perlawanan balik, imbas dari serangan organ vital
56
Jatuh bangun tak berdaya
57
Pasca pertarungan yang memuakkan
58
sambutan mengejutkan usai duel panjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!