Bagaimana rasanya jika ternyata kehormatanmu sampai direnggut oleh Kakak tirimu sendiri?
Rina terlibat cinta segitiga dengan Rangga dan juga Mega yang ternyata memiliki sebuah rencana untuk memisahkan dirinya dengan Rangga, kekasih yang merupakan sahabatnya.
Sampai akhirnya Rina pun menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh kakak tirinya sendiri yang bernama Angga. Beruntung saat Angga mulai menyadari kesalahannya terhadap Rina yang ternyata adalah adik tirinya, Rina mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan dirinya hilang ingatan dan melupakan segala peristiwa pahit itu. Bahkan Rina pun melupakan Rangga kekasihnya yang merupakan calon suaminya.
Bagaimana kisah Rina menemukan jati dirinya dalam ingatannya yang hilang? Sedangkan kehormatannya telah dirampas oleh Angga, kakak tirinya sendiri?
Apakah Rina bisa lolos dari penculikan yang direncanakan oleh Mega, sampai membuatnya terbuang ke India? Ikuti kisah menarik di dalamnya dengan komedi dan action yang memukau bersama para aktor dan aktris dalam negeri juga Bollywood.
happy reading..
Terima Kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat Angga
Rina dan Angga masih saling menatap seperti berada di dimensi yang berbeda, seolah dimensi yang hanya ada mereka berdua saja. Namun tanpa mereka sadari, dari kejauhan tampak ada mata yang memandang ke arah mereka dengan sinis.
"Wanita itu kan yang tadi meeting, sepertinya aku kenal dengannya, tapi kenapa dia seperti itu dengan Pak Angga, aku saja 3 tahun kerja di sini belum pernah sedekat itu dengan Pak Angga!" gumam Siska kesal.
Siska pun pergi meninggalkan pemandangan yang sangat mengganggu hati dan pikirannya itu, sambil berpikir sesuatu ia pun keluar dari kantor.
"Maaf ya." ucap Rina gugup.
"Iya tidak apa, waktu itu adik kamu juga nabrak saya, terus sekarang kamu." ujar Angga dingin menunjukkan wibawanya.
"Jadi kamu kerja di sini." ujar Rina.
"Iya ini adalah perusahaan Ayah saya." jawab Angga.
Rina sangat terkejut, ternyata laki-laki yang ditemuinya di Waterboom adalah pimpinan dari perusahaan ini.
"Kalau begitu sekali lagi aku minta maaf, aku permisi ya." ujar Rina seraya mengajak Ryan dan Viska untuk pergi.
Angga menatap Rina yang menjauh darinya.
"Wanita di Waterboom itu ternyata yang akan terlibat dalam kerja sama aku dengan perusahaan Inggrid ya, aku jadi punya ide." gumam Angga yang mengetahuinya karena memang hanya dari perusahaan Inggrid saja jadwal meeting saat itu.
Mereka bertiga pun bergegas untuk keluar dari kantor itu. Namun ternyata setibanya di luar kantor Rina sudah di tunggu Siska.
"Mba, boleh ikut saya sebentar?" ujar Siska mengajak Rina.
Walau Rina tampak masih bingung dengan maksud Siska tapi ia tetap mengikutinya. Rina dan Siska pun menjauh dari Ryan dan Viska.
Setelah sampai di sudut kantor yang agak jauh dari tempat Ryan dan Viska. Siska mulai menatap Rina kembali dari ujung rambut hingga ujung kaki untuk memastikan apa ingatannya benar atau tidak. Beberapa detik kemudian.
"Kamu itu Rina Adista Savira kan?" ujar Siska.
"Kok kamu tahu nama lengkap, aku?" sahut Rina bertanya.
"Kamu ingat gak, kita dulu kuliah bareng, tapi semester kedua aku berhenti tidak meneruskannya lagi karena harus pindah ke luar kota." ujar Siska.
"Kamu..?" tanya Rina berusaha mengingat.
"Siska Maharani, Rin." ujar Siska memberitahu.
"Ya ampun Siska kamu kemana saja, aku sempat mencari kamu tapi semua kontak kamu ganti dan bahkan rumah kamu juga sudah pindah." ujar Rina tak menyangka.
"Iya maaf keluargaku ada masalah finansial yang mengharuskan aku untuk pindah ke luar kota, karena aku malu harus berhenti kuliah aku pun memutuskan untuk mengganti nomor handphoneku." sambung Siska yang tersirat sedih di wajahnya.
"Kamu jangan sedih ya, apapun yang terjadi kamu itu tetap sahabat aku." ujar Rina seraya memeluk Siska.
Mereka berdua pun seakan kembali kepada memori lama yang sama-sama mereka rindukan. Namun waktu jugalah yang mengingatkan mereka untuk kembali bekerja.
"Aku harus kembali ke kantor." ujar Rina.
"Oh iya, kita harus kembali kerja." sahut Siska sedih.
"Ya sudah Rin, pokoknya weekend ini kita harus hang out berdua ya." lanjut Siska.
"Pasti pasti, banyak hal yang mau aku ceritain juga ke kamu." ucap Rina.
Setelah bertukar nomor handphone mereka pun saling berpisah dan melanjutkan kegiatannya masing-masing. Rina yang harus kembali ke kantor dan Siska harus menghadap ke ruangan Angga untuk melaporkan segala data tentang meeting tadi.
Di dalam perjalanan Rina pun menceritakan segala sesuatunya kepada Viska dan Ryan tentang Siska yang ternyata adalah sahabat lamanya dan bagaimana perkenalannya dengan Angga waktu di Waterboom kemarin.
Di kantor PH ruang Angga
Tok-tok-tok
"Iya masuk." titah Angga.
"Jadi ini video meeting yang tadi dan segala data detail lainnya Pak." ujar Siska.
"Ya nanti saya liat, jadi penanggung jawab proyek ini yang di kirim oleh perusahaan Inggrid itu siapa?" tanya Angga.
"Namanya Rina, Pak." ujar Siska.
"Jadi benar Rina ya, sepertinya aku punya rencana." gumam Angga dalam hatinya.
"Segala data dan kontak personalnya ada di berkas ini Pak, mungkin jika ada pertanyaan bisa langsung menghubunginya." lanjut Siska memberikan Informasi.
"Oke untuk hasilnya nanti akan saya beritahukan kamu." ujar Angga.
"Baik Pak." ujar Siska seraya keluar dari ruangan Angga.
Angga mulai melihat segala berkas yang di berikan oleh Siska dan mengamati video meeting yang sudah terekam. Ia pun melihat dengan serius dan tampak menyukai cara Rina dalam menjelaskan konsep dari proyek acara tersebut. Angga semakin mengagumi Rina, secara diam-diam ia mempunyai cara untuk bisa lebih dekat dengan Rina. Angga pun mengambil handphonenya untuk menghubungi Rina.
Drrret-drrret-drrret
Di layar handphone Rina tampak nomor Angga yang memanggil.
"Angga mau apa ya dia?" *tanya Rina*.
"Halo selamat siang Pak." jawab Rina
"Iya halo, ternyata kamu ya orang yang jadi penanggung jawab dalam proyek acara dari perusahaan Inggrid." ujar Angga.
"Iya betul Pak, jadi bagaimana Pak?" tanya Rina.
"Aku akan tanda tangan kontrak kerjasama ini tapi ada satu syarat?" ujar Angga.
"Syarat? Apa itu Pak." tanya Rina yang mulai cemas.
"Dalam 1 Minggu ini, kamu harus ikut menemaniku dalam kunjunganku ke 2 kota, pertama ke Surabaya itu jadwalnya besok kita akan pergi dan kedua ke Bali." ujar Angga memberitahu.
"Apa! Kenapa begitu syaratnya? Aku tidak bisa Pak untuk memenuhi persyaratan itu? Maaf Pak." jawab Rina sambil menutup teleponnya.
Rina terlihat cemas, sementara Viska yang mendengarnya juga ikut mengkhawatirkan Rina.
*****
Bersambung✍️
Tinggalkan Like dan komentar ya 😊
