"kamu pembunuh"
"kamu pembawa keburukan bagi kehidupanku"
"seharusnya kamu tidak pernah lahir"
Sabrina harus menanggung semua perkataan dan perlakuan buruk dari ayah kandungnyan yang sangat membencinya. Hingga akhirnya Sabrina di buang oleh ayah kandungnya sendiri.
Semua kesedihan Sabrina berakhir saat Bibi adik dari ibunya mengajaknya tinggal bersama keluarga besar ibu Sabrina di kota Solo.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 10
Adiwijaya menarik nafas lega membuat Ningsih, Wiyasa dan Andhini bingung.
“ada apa toh pak? Kok bapak telihat lega dan tenang saat tahu Sabrina akan ke Jerman. Ibukan tahu kita semua nggak bisa jauh dari Sabrina” tanya Ningsih heran pada Adiwijaya.
“Bapak lega surat ini datang di waktu yang sangat tepat” kata Adiwijaya.
“kenapa bapak bilang begitu? Sebenarnya Ada apa pak?” tanya Andhini semakin penasaran.
“Beberapa waktu yang lalu, aku menyuruh beberapa orang mencari kabar tentang keluarga kusumo di Jakarta. Ternyata keluarga kusumo sudah mengetahui tentang Sabrina dan mereka mulai mencari keberadaan Sabrina, kita masih beruntung keluarga Kusumo tidak mengetahui bagaimana rupa Sabrina. Makanya aku sangat senang surat ini datang di waktu yang tepat, cepat atau lambat keluarga Kusumo akan mencari keberadaan Sabrina di sini” jelas Adiwijaya.
Andhini, ningsih dan Wiyasa terkejut mendengar cerita Adiwijaya,
“Kenapa bapak tidak memberitahu saja jika Sabrina bersama kita. Toh bagaimana pun Sabrina juga cucu mereka” tanya Ningsih
“Aku tidak ingin cucuku menderita lagi, sudah cukup dia di buang Ayah kandungnya. Jika sabrina bertemu dengan keluarga Kusumo, dan dia di perlakukan sama seperti apa yang di lakukan Arman padanya. Sungguh aku tidak rela, kita semua tau bagaimana trauma dan perjuangan Sabrina untuk bisa seperti dia yang sekarang” kata Adiwijaya.
Wiyasa dan Andhini terdiam mendengar penuturan Adiwijaya, tidak di pungkiri oleh mereka yang juga takut Sabrina akan di perlakukan tidak baik oleh keluarga Kusumo.
Di kamar Sabrina, setelah melaksanakan shalat zuhur. Sabrina mengambil ponselnya lalu menghubungi buk lek Wulan di Jakarta.
Tuuut....tuuut...tuuut...
Sambungan telepon terhubung dan langsung terangkat.
“Assalamualaikum buk lek”
“Waalaikum salam Sabrina, apa kabar mu dan keluarga di sana nduk?”
“Alhamdulillah semua baik buk lek. Bagaimana kabar buk lek, pak lek, mas Araf dan adik adik, di sana?"
“semua baik baik saja nduk” jawab Wulan.
“Lan, kamu bicara ama siapa?” terdengar suara di samping wulan oleh Sabrina.
“ini ponakan ku di Solo. Sebentar ya, manggil anak anak dulu. Anjani, Asmirah ini mbak mu telepon” wulan memanggil kedua putrinya yang asyik baca buku di kamar.
Terdengar suara langkah ribut dati lantai atas segera menghampiri Wulan.
“Mbak Sabrina...” anjani langsung merebut telepon dari Wulan.
“mbak aku duluan dong. Aku juga mau ngomong ama mbak sabrina. Sini in hpnya” Asmirah mencoba merebut ponsel dari tangan Anjani.
“Week siapa cepat dia dapat” cibir Anjani.
Tingkah laku mereka menjadi sorotan oleh sahabat wulan yang tinggal di depan rumah Wulan. Rumah besar megah dengan pagar besi tinggi berseberangan dengan rumah Wulan yang sederhana dan terkesan hangat.
Helena Wiguna Nyonya rumah itu sedang berkunjung ke rumah sahabatnya Wulan. Suami Helena , Adrian Wiguna adalah pemilik rumah sakit Swasta terbesar di Jakarta Rumah Sakit Aryan Medical. Ayah mertua Helena adalah Candra Wiguna, seorang pembisnis terkaya di Asia. Bisnisnya merambah perhotelan, kuliner, dan properti.
Saat ini semua bisnis Candra Wiguna di ambil alih oleh cucu pertamanya putra pertama helena, Raka Candra Wiguna(23tahun) bersama adiknya anak kedua helena Bima Wiguna (21tahun).
Raka melanjutkan kuliah S3nya sambil bekerja begitu juga Bima tengah menyelesaikan S1nya. Kerja sama mereka sangat baik, sehingga membuat perusahaan milik Candra berkembang pesat.
Raka tidak terlalu membiarkan adiknya bekerja, namun Bima tetap berusaha untuk membantu kakaknya.
Rumah Sakit yang di kelola Adrian juga berkembang hingga membuatnya keteteran, Andrian di bantu oleh keponakannya Wibisana Wiguna (20tahun) yang sedang pendidikan untuk menjadi seorang dokter, anak mendiang kakak Adrian yang meninggal dalam kecelakaan pesawat.
Anak ketiga Helena, Eliana Diandra Wiguna (15 tahun) seumuran dengan Anjani masih bersekolah yang sama dengan Anjani.
Helena sangat dekat dengan kedua putri wulan (Anjani dan Asmirah) sehingga dia menyuruh Anjani dan Asmirah memanggilnya Mami.
“eh ada mami Helen, maaf ya mi. Di cuekin dari tadi” sapa Asmirah cengengesan
“Bentar ya mi, anjani dan Asmirah mau angkat telepon dulu” Anjani mengajak Asmirah.
Helena menganggukkan kepalanya tersenyum melihat tingkah kedua gadis itu. Wulan datang menghidangkan minuman dan cemilan
“Anjani dan Asmirah kemana?”
“mereka katanya mo teleponan ama ponakan mu”
“ oooo”
Di kamar Anjani, ponsel wulan jadi rebutan oleh Anjani dan Asmirah.
“Mbak siniin dong, aku mau ngomong dulu sama mbak Sabrina”
“Nggak....mbak duluan”
Suara adu mulut Anjani dan Asmira membuat Sabrina tersenyum.
“Udah di loudspeker aja, biar bisa ngomong sama sama” ide Sabrina
Anjani lalu menekan tombol loudspeker dan meletakkannya ponsel Wulan di atas bantal.
“Mbaaaaak....apa kabar Asmirah kangen sama mbak, kapan mbak main ke sini lagi”
“insyaallah ada waktu mbak bakalan main ke sana. Mas Araf gimana kabarnya? Berhasil sama tesnya?” kata Sabrina tersenyum.
“Alhamdulillah mbak, sekarang mas Araf masih pelatihan di kesatuan” kata Anjani
“Syukur alhamdulillah, mas Araf berhasil mewujudkan impiannya. Sebentar lagi mbak juga akan mewujudkan mimpi mbak” kata Sabrina.
“ maksudnya mbak?” tanya Anjani.
“Alhamdulillah sebentar lagi mbak akan nerusin sekolah di Jerman, mbak dapat kesempatan untuk kuliah di sana” kata Sabrina.
“Jerman.... Mbak akan kuliah di Jerman?!” tanya Asmirah tidak percaya.
“iya,dek” jawab Sabrina.
“Di kampus mana mbak?” tanya Anjani
“Universität Hamburg dek” jawab Sabrina.
“yaaaaa bakalan lama dong mbak di sana” kata Asmirah sedih.
“mbak, kok nggak kuliah di indonesia aja? Kok harus di Jerman sih? Kami pastinya akan sangat kangen sama mbak” Tanya Anjani
“Adek- adek mbak yang ayu, kuliah di Jerman dan mewujudkan mimpi menjadi dokter adalah impian mbak. Cita-cita yang sangat ingin mbak wujudkan, mbak juga bakalan kangen sama adek dan mas Araf. Doakan mbak biar sukses di sana ya dek” kata Sabrina.
“Iya mbak, bila ada waktu mbak sering sering telepon kami ya” kata Anjani.
“mbak kapan berangkat ke Jerman?” Tanya Asmirah masih sedih
“Insya Allah setelah semua surat surat selesai kemungkinan 2 minggu lagi dek, tolong sampaikan ke mas Araf, pak lek dan buk lek ya dek” kata Sabrina.
“ya mbaaak....kok cepet bener berangkatnya. Padahal kan Asmirah pengen ngantar mbak” kata Asmirah.
“iya mbak, Anjani juga pengen nganterin mbak sekalian mo paketin ni bocah biar di kirim ke afrika sana” canda Anjani
“Mbak Jani yang bakalan Mirah kirim ke sana biar di temenin ama buaya dan singa” asmirah mulai kesal dengan candaan Anjani.
“Udah udah...kok pada ribut gini. Kangen sama mbaknya udahan ni” tanya Sabrina.
“Beluuum, kami masih kangen sama mbak” jawab Anjani dan Asmirah serempak.
Senyuman bahagia terlukis di wajah Sabrina,
“Mbak akan selalu menyempatkan untuk menghubungi adek adek mbak ini. Ya udah mbak tutup dulu yo, eyang putri udah manggil mbak. Titip salam buat buk lek, pak lek dan mas Araf yo dek” kata Sabrina.
“Iya mbak, ntar Jani sampein. Mbak kalo udah di Jerman sering sering ngasih kabar ya” kata Anjani.
“Iya dek, ya udah mbak tutup dulu ya dek. Assalamualaikum” kata Sabrina mengakhiri sambungan teleponnya.
“Waalaikum salam” balas salam Anjani dan Asmirah terdengar sedih.
Anjani dan Asmirah lalu keluar dari kamar menuju ruang tamu di mana Wulan dan Helena sedang mengobrol. Eliana putri bungsu Helena baru datang, ikut duduk bersama Helena dan Wulan.
*************
terus dukung Author
dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊
jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗
buat saya,,,ini sangat lah menyebabkan,,,
kenapa ?,,,
karena sesuatu yang tidak adil terjadi pada raka,,
kali ini coba saya intip lagi,,,siapa tau author membelokkan alur cerita,,, walaupun saat ini kenyataannya bisa di ibarat kan bahwa Sabrina hanya tinggal ampas untuk raka,,,,walau harus dengan menSCROLL setiap jalan cerita yang menjelaskan soal Sabrina dan suaminya,,,😓