Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa. 
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata. 
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 10
Erinna menatap ponsel yang ada di tangannya dengan tatapan datar. Cukup lama dia terdiam sambil memandangi ponsel itu, hingga akhirnya dia memilih untuk menghidupkan dan memeriksa ponsel itu dengan cukup teliti. Dia membuka salah satu aplikasi sosial medianya yang sudah terdaftar di sana. Azka memang mengetahui semua kata sandi akun media sosialnya, mungkin pria itu langsung memasukkan ke ponsel itu sebelumnya.
"Ponselnya sangat bagus, pasti sangat mahal." Erinna terus mengotak-atik ponsel itu dengan penuh semangat. Sangat berbeda dengan ponsel sebelumnya, dimana dia selalu emosi ketika mengunakannya.
Namun, jari Erinna berhenti ketika melihat sebuah postingan yang tiba-tiba lewat di berandanya. "Malam yang indah bersama orang terindah." Erinna membaca caption itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, dia menatap foto sepasang kekasih sedang menikmati pemandangan indah di tepi pantai. Sangat romantis, bahkan dia tidak pernah merasakannya selama ini.
Pandangan Erinna hanya tertuju pada wajah cantik wanita yang ada di foto itu, cantik. Kata-kata langsung muncul dari bibirnya tanpa dia sadari. Tidak ada kesedihan dan juga air mata, dia hanya diam memandangi foto itu dengan seksama. Berharap jika itu hanya halusinasinya saja, tetapi cukup lama dia memandang, foto itu tetap sama, tidak berubah sama sekali.
Dia mencoba membuang napas kasar sambil memandang ke langit-langit kamar, hingga akhirnya air bening yang berusaha dia tahan berhasil lolos dari sudut matanya. Dia duduk termenung sambil melirik Denis yang telah tidur dengan lelap di sampingnya. Dia perlahan mengelus puncak kepala bocah itu dan mencium keningnya dengan lembut.
"Mama harus kuat demi kamu, Sayang. Mama pasti bisa, ini hanyalah badai kecil yang tidak ada apa-apanya." Erinna tersenyum canggung sambil menyeka air matanya.
Dia meletakkan ponselnya ke sembarang tempat lalu keluar untuk mencari suasana baru. Namun, saat membuka pintu dia melihat Amrita dan juga Aruna sedang memeriksa belanjaan mereka di ruang tamu. Mata Erinna langsung tertuju pada barang-barang mewah yang berserakan di sofa. Dia perlahan mendekati kedua wanita itu, tentu dia berusaha terlihat biasa saja, seperti tidak terjadi apapun.
''Habis belanja ya, Bu?" tanya Erinna tersenyum getir lalu duduk di sofa yang kosong.
"Ia, Kak! Lihat ini bagus 'kan?" tanya Aruna memperlihatkan sebuah gaun kepada Erinna.
"Bagus! itu pasti mahal."
"Tentu, Kak. Kak Azka yang memberikan uangnya. Kak Azka 'kan sudah naik jabatan, dan dapat bonus besar, jadi dia ingin mentraktir kita dengan uang belanja." Aruna tersenyum penuh semangat sambil mengeluarkan semua barang belanjaanya.
Erinna hanya diam mendengar ucapan Aruna. Ternyata suaminya naik jabatan, pantas saja tiba-tiba dia sangat royal kepadanya? Namun, kenapa jawaban Azka saat dia tanya tadi sangat meragukan? seperti ada yang di sembunyikan. Erinna menatap Amrita yang juga terlihat sangat bahagia sambil memeriksa barang belanjaannya. Melihat kebahagiaan ibu mertuanya itu, Erinna merasa jika ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dengannya.
"Bu, Aruna! Apa bisa kita bicara sebentar?" tanya Erinna dengan ekspresi serius.
Melihat itu, Amrita dan Aruna langsung menghentikan aktivitas mereka. Keduanya duduk bersampingan sambil menatap Erinna dengan serius. ''Ada apa?''
Melihat ekspresi ibu mertuanya, Erinna langsung membuang napas lega. Mungkin mertua dan iparnya itu akan berada di pihaknya saat ini. Memang selama ini yang mereka tau jika Azka adalah lelaki yang sempurna, tidak pernah mengkhianati pernikahan mereka. Dia hanya sibuk kerja untuk memenuhi kebutuhan ibu dan juga adiknya saja. Jangankan selingkuh, minum ataupun berjudi saja dia tidak pernah. Mungkin karena itu Amrita selalu memanjakan dan juga membelanya.
"Mas Azka selingkuh, Bu." Erinna menatap ipar dan juga mertuanya itu secara bergantian.
Mendengar ucapan Erinna, bukannya terkejut ataupun syok, wanita itu malah terlihat biasa saja. Dia membuang napas kasar lalu menatap Erinna dengan tatapan penuh kehangatan, tidak seperti biasanya. "Dia Bella, putri bosnya Azka dan penerus perusahaan tempat Azka bekerja. Dia cantik dan kaya, setidaknya dengan hubungan mereka, Denis bisa berobat, dan kita juga bisa hidup dengan tenang."
Erinna terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya itu, dia menatap Amrita dan juga Aruna dengan tatapan tidak percaya. Dia kira dengan bicara dengan mereka akan mengurangi sedikit beban pikirannya, tapi ternyata dia salah. Ternyata mereka telah mengetahui semua tanpa memberitahu dirinya. Terbuat dari apa hati mereka? padahal mereka juga seorang wanita, sama seperti dirinya. Apa mereka tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Erinna saat ini?
"Kak! Kakak jangan gegabah. Coba pikirkan Denis, dia butuh obat untuk bertahan hidup. Kakak tahu sendiri jika biaya untuk pengobatan Denis itu tidak sedikit. Apa kakak mau jika Denis terus merasa sakit seperti ini?'' Aruna menatap Erinna dengan mata berkaca-kaca, tentu juga dengan wajah sedih takut kehilangan keponakannya itu.
"Semua ada di tanganmu. Jika kamu mau di madu, maka Denis akan mendapatkan pengobatan terbaik. Tapi, jika tidak, kita mau cari dimana biaya pengobatannya? Semua pilihan ada di tanganmu, dimadu atau keselamatan putramu."
Bersambung.....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜