NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:79
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Hari ini adalah perjalanan keluarga bangsawan Bellvana. Raja Bellvana harap, hubungan antara ratu Reviya, putri Regina dan putri Viola akan membaik dengan Yarana.

Sejujurnya, ini adalah ide perjalanan yang dibuat oleh ratu Reviya. Ia membujuk raja dengan berdalih ingin menyatukan anak-anak mereka agar rukun dan damai. Raja Bellvana awalnya menolak, tapi ia ingat kalau ada urusan penting disana. Raja Bellvana akan memberi arahan pada kerajaan Mellvanabagaimana mengelola pajak dan mengelola sumber daya daerahnya. Jadi, yang mulia raja Bellvana setuju untuk pergi kesana. Mungkin setelah ini, akan ada kedamaian dikerajaannya terutama untuk putri kandungnya.

Sinar mentari begitu menusuk kulit-kulit para bangsawan yang sedang berdiri didepan kereta kuda.       

“Cepat Regina, aku kepanasan.” Viola mengaduh panas. Sejak tadi, Regina berlama-lama di arah pintu masuk kereta kuda.

“Kau ini, tidak bisa sabarkah?” Dua saudari ini malah saling bertengkar. Yarana hanya menatap aneh tingkah mereka.

“Iya-iya ini aku masuk.” Regina mengambil tempat yang aman dari sinar matahari.

“Kenapa kau duduk disitu? Nanti aku yang kena sinar matahari.” Viola menggerutu lagi. Regina sama sekali tidak peduli dengan keluhan saudarinya, baginya wajahnya yang paling utama.

“Baru sinar matahari saja sudah lebay begitu.” Sedikit gumaman Yarana, setelahnya ia masuk ke kereta kudanya. Sejak kemarin, wajah Yarana begitu murung dan layu. Seperti seseorang yang baru saja kehilangan sesuatu. Ia sendiripun tak paham apa yang terjadi. Setelah kereta kuda mulai berjalan, ia hanya menatap kosong kearah jendela kereta kuda. Vello tak ingin bertanya, tapi kelihatannya, Yarana sedang sangat murung.

“Putri!” Serunya pada Yarana yang sedang berpangku tangan didagu.

“Hemm..” Yarana menjawab dengan deheman dengan tatapan yang masih tertuju pada jendela.

“Kenapa wajahmu dari tadi murung?” Vello memberanikan dirinya bertanya.

“Kau seperti kehilangan sesuatu?” Lanjut Vello. Setelah pertanyaan kedua dari Vello, Yarana juga mulai berpikir kenapa ia tiba-tiba seperti kehilangan semangat.

“Iya, kau benar. Kenapa aku jadi kehilangan begini ya?” Yarana bukannya menjawab Vello, malah balik bertanya.

“Ehmm…. biasanya aku begitu kalau sedang kehilangan sesuatu.” Vello menjawab sambil berpikir.

“Tapi aku sedang tidak kehilangan barang.” Yarana jadi juga ikut menebak-nebak.

“Kadang kehilangan tidak harus berbentuk barang, bisa juga berbentuk perasaan suka atau bahkan kasih sayang.” Jawaban Vello ini, malah membuat Yarana lebih bingung.

“Perasaan suka? Kasih sayang? Tapi aku kan tidak suka atau sayang dengan siapa-siapa.” Yarana menjawab dengan polos. Detektif seperti dia, mana sempat memikirkan hal begitu.

“Mungkin saja, ada seseorang yang berada jauh darimu. Dan mungkin orang itu, telah mengisi hatimu. Jadi bila kau jauh darinya, hatimu terasa hampa.” Vello menjawab lagi. Sepertinya Vello tahu apa yang menyebabkan putri Yarana begini, pasti tidak lain adalah pangeran Nares.

“Aku rasa tidak ada.” Setelah berucap begitu, Yarana tiba-tiba terpikir tentang Nares.

“Apa aku tidak semangat karena jauh darinya?” Gumamnya dalam diam.

“Huuh, mana mungkin aku suka padanya.” Batin Yarana. Ia berperang dengan logika dan hatinya. Tapi sepertinya hati Yaranalah yang akan menang. Sekeras apapun dirinya mencoba mengelak, tetap saja ia terus memikirkan pangeran Nares.

“Apa aku merasakan sepi, karena pangeran Nares tidak ada disini. Sejak awal bertemu, aku selalu menganggapnya orang cuek yang mengesalkan. Jadi, tak mungkin kan kalau aku menyukainya? Tentu saja tidak mungkin.” Pertanyaan itu terus saja berputar dikepalanya. Yarana terus saja menggeleng.

“Tidak.. tidak mungkin.” Spontan saja Yarana berteriak.

“Eh, ada Putri?” Vello panik ketika melihat Yarana yang dengan spontan.

“Tidak mungkin kan?” Yarana menatap Vello dengan tidak percaya.

“Apa yang tidak mungkin, Putri?” Vello tak mengerti dengan ucapan Yarana barusan.

“Tidak-tidak lupakan saja. Aku yakin itu pasti tidak mungkin.” Yarana berceloteh sendiri. Vello agak bingung, tapi memakluminya. Karena tingkat kepekaan Vello tinggi, sudah pastilah Yarana sedang memikirkan Nares. Vello hanya tertawa samar melihat Yarana. Sedang yang ditertawakan hanya diam dan berusaha untuk memejamkan matanya. Yarana pikir, setelah tidur pasti ia akan lupa tentang Nares.

Kereta kuda terus saja melaju. Kuda-kuda dari kerajaan Bellvana begitu tangguh, jarak tempuh beratus kilometer mereka sanggup menempuhnya. Perjalanan berjam-jam berasa begitu singkat bagi Yarana, sebab ia tertidur.

“Putri, ayo! Kita sudah sampai.” Vello membangunkan Yarana. Dan sesuai dugaan, Yarana sudah lupa apa yang tadi mengganggu pikirannya dikereta kuda.

Seluruh anggota kerajaan Bellvana; raja Bellvana, ratu Reviya, putri Regina, putri Viola, putri Yarana dan juga perdana menteri, menuruni kereta kuda masing-masing. Kini mereka telah sampai dikerajaan Mellvana.

Mellvana adalah sebuah kerajaan indah, yang dibangun dengan material marmer hijau. Seluruh bangunannya menggunakan material tersebut. Luas istananya

 mungkin tidak seluas bangunan pada kerajaan Bellvana. Tapi seluruh interior bangunannya tidak kalah cantik. Tiap sudutnya berwarna hijau, sangat berbeda dengan warna kerajaan Bellvana yang cenderung keemasan. Walau tak dikelilingi emas, bangunan ini memang sangat-sangat memiliki tingkat keunikan arsitektur tersendiri. Dinding-dindingnya yang berlapis marmer terlihat sangat kokoh.

Yarana melongo menatapnya.

“Ini kalau dijual di dunia asalku, pasti akan berkali kali lipat nilainya.” Yarana berujar pelan, tapi terdengar oleh Vello. 

“Dijual?” Vello yang sedikit heran, hanya diam. Mungkin putri Yarana sedang lelah saja, makanya ia sampai berpikir begitu. Sepertinya nyawa putri Yarana belum terkumpul dengan sempurna.

****

Saat beberapa prajurit sedang membawa barang-barang bangsawan, raja Mellvana juga datang untuk menyambut kedatangan kawannya di depan istana.

“Selamat datang kawanku.” Penguasa Mellvana menyapa raja Bellvana dengan ramah. 

Raja menyambut keramahan tersebut dengan berjabat tangan dengan raja Mellvana, ”Wah senang sekali bisa berjumpa denganmu lagi.” Raja Mellvana menyambut uluran tangan raja Bellvana dengan riang.

“Mari kita masuk. Kalian semua pasti sudah sangat lelah.” Ujar raja Mellvana seraya sedikit tertawa ramah.

“Baik-baik, mari!” Raja Bellvana menerima ajakan tersebut. 

Yarana yang baru terbangun, menyusul langkah yang lain.

“E-eh..” Ujar Yarana yang hampir menabrak dinding. Dari awal ia berada didunia ini, dirinya selalu saja menabrak sesuatu. 

“Aku teringat menabrak Nares.” Gumamnya teringat Nares lagi, dengan cepat ia menggelengkan kepala agar tak terpikir hal barusan.

“Putriku, hati-hati kalau berjalan.” Ujar ratu Reviya seraya tersenyum pada Yarana. Lalu, setelah mengatakannya, ratu Reviya berlalu meninggalkan Yarana.

“Senyumnya seram sekali. Kira-kira apa yang sedang ia rencanakan.” Pikir Yarana yang sedang menyusul langkah raja Bellvana. Kali ini, ia berjalan hati-hati agar tidak menabrak apapun lagi.

       *bersambung*

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!