NovelToon NovelToon
Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Status: tamat
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:54.4k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.

"Tapi—"

"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"

What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.

"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.

Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.

"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10. Berusaha Lepas

"Jadi sah, ya, Pak Galih, Bu Evi ... pernikahan diadakan hari Minggu, pekan depan."

Wakil keluarga sekaligus juru bicara adalah putra tertua dari kakak Mila, Muliawan Soeroso. Di sisi kanan ada keluarga Danu dan kiri keluarga besar Mila, sementara keluarga Danu yang memang tinggal di pelosok nan jauh, tidak sempat diundang mengingat acara ini diadakan secara mendadak.

Acara berlangsung sangat singkat dan khidmat terlebih pihak Revan hanya menurut saja dengan apa yang keluarga Clara pinta. Tentu saja karena uang ratusan juta telah Mila keluarkan untuk membuat mereka tunduk.

"Tapi sebelum pernikahan itu terjadi, saya minta dengan amat sangat rendah hati, agar apa yang diberikan istri saya tadi siang untuk Pak Galih supaya dikembalikan."

Ucapan itu sontak membuat Galih dan Mila melesatkan tatapan tajam pada Danu yang duduk di posisi pinggir. Tubuhnya yang besar mendominasi ruangan, membuat Galih sedikit terintimidasi. Selain kekuasaannya, Galih tentu minder dengan penampilan pria yang usianya terpaut tidak terlalu jauh itu dengannya itu.

"Uang apa?" Evi bertanya dalam nada gumaman yang bisa ditangkap dengan baik oleh semua orang, sehingga beberapa orang saling pandang. Sependengaran mereka Danu tidak menyebut uang melainkan sesuatu. Sesuatu itu tentu belum tentu berbentuk uang.

"Jadi, istri saya mengambil uang dari dana partai yang saya kelola," jelas Danu tanpa sungkan. Awalnya dia tidak ingin membahasnya di sini jika saja Galih tidak bersikap seolah tidak paham apa yang ia katakan. Gaya petantang-petenteng Galih membuat Danu kesal. Jika ada apa-apa dengan dana itu nanti, pasti Danu akan jadi tersangka, sementara Galih ketiban untung. Uang itu tidak sedikit, buktinya Galih telah membeli mobil baru cash.

Mila juga terlihat senang dan tidak terbebani apapun. Padahal Danu saat ini sedang dilanda kepanikan.

"Nanti, akan saya kembalikan lagi setelah pemilu selesai, sesuai dengan jumlah yang kalian terima. Saat ini, penarikan besar dan mencurigakan pasti membuat siapapun berpikir yang tidak-tidak." Danu mengambil jalan tengah agar keadaan bisa diatasi dengan baik. Dia tidak bermaksud berbohong, tapi semua bisa diatur sesuai dengan keadaan yang akan berkembang nantinya.

Revan bertanggung jawab beneran atau tidak nanti pada Clara, atau cuma sekadar menikah lalu ditinggalkan. Bapaknya dapat uang banyak, Revan semena-mena, dirinya dipenjara karena korupsi, Clara juga menderita secara psikis. Bukankah itu jalan kehancuran instan jika semua main iya saja?

Galih menarik napas untuk memberi respon yang baik. "Pak Danu, uang itu dari Bu Mila yang telah saya pergunakan untuk keperluan pernikahan nantinya sesuai dengan keinginan Bu Mila, jadi menarik uang yang sudah diberikan itu sama saja dengan anda membatalkan pernikahan ini."

"Jadi, jika tidak diberi uang itu, putra anda tidak akan menikahi anak saya? Apa anda lupa kalau anak saya hamil karena anak Bapak?" Danu sudah menduga. Mila saja yang bodoh mau diperalat oleh ayah Revan.

"Itu belum tentu anak Revan, Pak Danu ... jaman sekarang bukankah sudah biasa wanita mengaku-ngaku hamil dari seorang laki-laki? Apalagi laki-laki itu tampan seperti anak saya," cemooh Galih tanpa sungkan sama sekali.

Mila di sebelah Danu menggeram marah. Dia sudah mendengar kalimat ini dari Galih tempo hari sewaktu kesana meminta pertanggungjawaban. Jujur saja dia tersinggung sebab begitulah keadaannya saat meminta ayah Clara bertanggungjawab atas kehamilannya dulu.

"Saya punya bukti jika itu adalah anak Revan!" Danu dengan tenang mengambil ponsel yang tergeletak di meja. Pandangannya terarah pada seluruh tamu hari ini. "Mau saya buka di sini, Revan?"

Semua orang menaruh perhatian penuh mereka pada Danu. Bukti apa itu?

"Saya tidak percaya pada anda, Pak Danu!" Galih mencibir lalu bersiap berdiri. "Saya akan kembalikan uang itu tapi pernikahan saya batalkan!"

"Tunggu Pak Galih!" Mila langsung berdiri, menatap Galih penuh permohonan. Clara juga ikut berdiri meski dia tidak tahu harus senang atau sedih. Baginya ada ayah atau tidaknya dari bayinya ini, tidak masalah. Dia hanya ikut apa kata Mila saja. "Tolong jangan batalkan pernikahan ini, kasihan Clara!"

"Justru akan lebih kasihan kalau nanti Clara hanya diperalat untuk mendapatkan uang dan dipermainkan kemudian ditinggal, Mila!" timpal Danu. Ia menatap tajam Mila, seolah dia menunjukkan bahwa dia yang paling berhak mengambil keputusan disini.

Hal itu lah yang membuat Mila tidak suka. Ia merasa dilangkahi.

"Dari kejadian ini saja, kita semua bisa lihat kalau mereka hanya ingin uang kamu!" Danu melanjutkan. "Kita tidak kekurangan apapun untuk membesarkan cucu kita, Mila! Nanti akan ada laki-laki yang bisa menerima Clara dan cucu kita dengan tulus! Tidak perlu memakai uang untuk membuat mereka menerima anak kita, laki-laki yang baik akan bersedia secara sukarela mempertanggungjawabkan apa yang dia perbuat! Tanpa harus kita yang memohon!"

Galih mendengus sinis. "Kami tidak serendah itu, Pak Danu ... tapi kami juga tidak mau dibodohi! Uang itu hanya ujian untuk menunjukkan seberapa serius kalian dalam menjalankan pernikahan ini, tapi ternyata semua ini hanya permainan penuh jebakan!"

Danu menggeram marah, "justru kami yang anda bodohi, Pak Galih! Padahal setelah pemilu saya akan mengembalikan uang itu secara utuh, tapi anda justru menuduh kami yang bukan-bukan!"

"Kami tidak bisa percaya pada omongan anda, Pak Danu! Saya tahu kebusukan Bapak—"

"Buktikan tuduhan anda, Pak Galih, atau saya akan laporkan anda karena telah membuat tuduhan palsu tak berdasar!"

Galih mendengus. "Tentu akan saya buktikan, tapi tidak sekarang! Yang jelas, untuk saat ini saya fokus pada pernikahan anak anda! Uang akan saya kembalikan, tapi pernikahan itu tidak akan terjadi! Keluarga Soeroso sekali lagi akan menghadapi aib besar!"

"Tunggu, Pak Galih! Mohon duduk lagi dan kita bicarakan baik-baik!" mohon Mila seraya berjalan kearah Galih, tetapi dicekal oleh Danu.

Galih melihat itu dan sedikit mengeluarkan senyum mencibir. "Kami permisi pulang! Uang akan saya transfer utuh setibanya di rumah!"

Galih menarik Evi keluar dari rumah Danu, menyisakan tatapan tidak percaya dan bingung keluarga besar Danu. Banyak yang menyayangkan sikap Danu sebab yang terpenting saat ini adalah kehamilan itu tertutup dengan sempurna.

"PLAK!"

Tanpa basa basi, Mila menampar Danu hingga wajah Danu berpaling ke samping.

"Sudah aku katakan untuk tidak ikut campur dalam urusan ini, Danu!" teriak Mila. Suaranya sangat keras sampai ruangan ini hanya dipenuhi suara Mila saja. "Kau urus saja urusanmu sendiri, Danu! Kau tidak tahu bagaimana rasanya menanggung malu dan dibicarakan semua orang, kan? Kau tidak pernah berjalan dibawah tatapan mencemooh orang kan? Aku pernah, Danu ... dan aku tahu bagaimana rasanya! Aku tidak mau anakku merasakan itu, Danu—aku tidak mau!" lanjut Mila histeris.

Mila bahkan tidak peduli jika hal ini disaksikan oleh keluarga besarnya. Pun Muliawan tidak habis pikir dengan apa yang Danu lakukan.

"Mila, cara menyelesaikan ini bukan dengan memakai uang! Kamu tau kan watak Galih seperti apa?" Danu bersikeras dengan prinsipnya. "Lagipula aku akan ganti dengan uang pribadiku! Uang itu uang panas—"

"Uang itu sama saja, Danu! Aku bilang hanya pinjam!"

"Mila—"

"Sekarang kamu pergi!" usir Mila seraya menunjuk pintu keluar rumahnya. "Pergi dari rumah ini sekarang juga!"

"Mila—"

"Jangan kesini sampai hari pernikahan Clara tiba!" lanjut Mila dengan dada kembang kempis naik turun menahan amarah. "Kau cukup hadir sebagai wali dari Clara nantinya! Semua akan aku urus tanpa perlu kau terlibat! Aku bisa sendiri tanpa kamu, Danu! Sekarang kamu pergi!"

Mila menyeret dan mendorong tubuh Danu menuju pintu depan. "Jangan kembali kesini sampai hari itu tiba! Jangan berani kamu bertindak diluar batas kamu, Danu!"

Danu menghela napas dalam-dalam. Ia memejamkan mata dan merasakan panas di sana. Ia benar-benar kalah.

Tapi mungkin ini caranya lepas dari Mila. Namun, Danu harus memikirkan ini matang-matang. Dia tidak mau terjebak dalam permainan politik lawan.

Danu meninggalkan rumah, tapi dia tidak tahu kemana. Ia mengemudi sembari melamun hingga ia sampai di pinggiran kota. Menatap hamparan sawah yang luas sembari merokok, meski gerimis sedang turun.

Danu melamun cukup lama sampai suara ponsel nya membuat Danu segera menjawabnya.

"Halo Mas Bupati," sapa Danu santun meski bupati menjabat usianya jauh lebih muda daripada dia. "Saya sudah tua, Mas ... banyak yang muda-muda, kok!"

Danu tersenyum getir. "Apa saya pantas, Mas?"

Benar, apa dia pantas? Mengatur keluarga saja tidak becus, masa harus mengatur rumah tangga satu wilayah.

"Baik, Mas ... sampai jumpa besok di kantor."

Danu segera mematikan panggilan dari Bupati, lalu berniat kembali ke mobil untuk tidur di kantor. Namun, seseorang yang ia kenal melintas dengan sebuah kantong kresek di tangannya.

"Pak—"

"Beby?!"

"Bapak ngapain disini?" tanya Beby heran. "Rumah saya di sana, Bapak nyasar, ya?"

Danu kaget. "Bukan—bukan!"

"Lah, bukannya Clara lamaran, ya? Kok Bapak disini?" Beby makin heran, apalagi Danu tampak menunduk dan kebingungan mencari jawaban.

Saat itu gerimis berubah menjadi hujan yang sedikit deras.

"Mau ke rumah saya, Pak? Sekalian saya nebeng!" Beby menutupi kepalanya dengan tangan. Siapa sangka akan hujan, jadi dia tidak bawa payung pas keluar beli bakso.

Danu terperangah tapi segera mengangguk. "Ayo, biar saya antar pulang!"

1
Marini Suhendar
Semangat Thor💪😍
Bunda Aish
cerita yang beda,kocak,konyol,bikin gemesss ....sayang retensi mengacaukan mood 😏
tetap semangat ya kak 🫰😘
Bunda Aish
gak ngerti dan tidak habis pikir apa yang menjadi alasan sehingga bisa karya seseorang tidak dihargai samsek hanya karena retensi tapi bukan bobot dari cerita yang ditampilkan... iklan segambreng...😮‍💨😒🤦
D_wiwied
semangat kak, pdhl aku suka bgt loh sm ceritanya, alurnya, gaya bahasa enak midah di paham.. lanjut terus kak, ttp berkarya ya
Yunita Dwi Lestari
pdhl ceritanya bagus
gaya bahasa
cerita menarik tp knpa sepiii
terima kasih kak telah membuat novel yg bagus, ringannn tp enak di baca
Diana
seruuu ceritanya
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ini karya bagus! beda dari yang lainnya. semoga author tetap semangat berkarya
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat selalu.
Siti Siti Saadah
iya padahal ceritanya menarik kenapa kadang ngga lolos resensi.
YPermana
Semangaaat Misshel ❤❤❤❤ aku mah setia padamu 😍😍😍
YPermana
Semangaaat Misshel ❤❤❤❤ aku mah setia padamu 😍😍😍
Eka Marliyani
terap 💪💪 menulis cerita yg ditulis selalu bagus2
Tri Lestari Endah
tetap semangat thor 💪/Heart/
tetap membuat karya karya terbaik ya thor🙏😍

novel istri muda pa dewan ttp di nt atau aplikasi lain thor🙏
Linda Liddia: Alhamdulillah kalo masih di noveltoon thor asal jgn pindah lapak aja..
Semangat & semoga sehat selalu kk thor..
total 2 replies
Nie_Ayu
👍👍👍👍👍
🅡🅞🅢🅔
𝙱𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝚋 𝚊𝚓𝚊, 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚍 𝚓𝚞𝚊𝚛𝚊. 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚙𝚊2 𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚊𝚔, 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 🤣 𝚓𝚞𝚓𝚞𝚛 𝚒𝚗𝚜𝚝𝚊𝚕 𝙽𝚃 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕𝚖𝚞 thok😁
Siti Siti Saadah
danu itu ngga tahu siapa bapaknya clara atau pura" ngga tahu buat mancing Pelaku buat tangkap tangan 😁
D_wiwied
o.. ow.. jangan2 Broto bapaknya Clara, secara bahas uang sm si Mila 😏
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kesalahan kecil anakmukah, broto?
Tri Lestari Endah
kesalahan kecil anak anak
yg buat salah anak kamu bersama Mila pa Broto 🤭
Akhirnya ketahuan ya bapak kandung Clara , tinggal bapak kandung candra dan cakra 😄

semoga Beby hamil kembar ya thor
agar ada kebahagian Danu punya anak kandung🙏
Eka Marliyani
ketangkap basah kykny mila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!