NovelToon NovelToon
Si Tampan, Ketua Geng

Si Tampan, Ketua Geng

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dnnniiiii25

Arion adalah segalanya yang diinginkan setiap wanita dan ditakuti setiap pria di kampus. Tampan, karismatik, dan pemimpin Klan Garuda yang tak terkalahkan, ia menjalani hidup di atas panggung kekuasaan, di mana setiap wanita adalah mainannya, dan setiap pertarungan adalah pembuktian dominasinya. Namun, di balik pesona mautnya, tersembunyi kekosongan dan naluri brutal yang siap meledak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnnniiiii25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

     Cahaya biru dari layar laptop menerangi wajah-wajah tegang di apartemen Arion, memantulkan harapan dan kecemasan yang sama, Di tangan Adrian, sebuah USB drive kecil pemegang antara kunci kebenaran atau mungkin ke neraka yang lebih dalam.

     Arion menatap Luna, wajahnya yang babak belur kini sedikit mengendur, Ia telah mempertaruhkan segalanya, termasuk dirinya, untuk mendapatkan ini, Sekarang saatnya untuk melihat apa yang telah ia dapatkan.

     Adrian menekan tombol Enter, Folder-folder mulai terbuka di layar, Ada banyak dokumen keuangan, kontrak pembangunan, dan beberapa folder yang diberi nama kode.

     "Ini memang brankas Dekan Anwar," Adrian berkata, suaranya sedikit gemetar.

     "Ada banyak bukti korupsi di sini, Transfer dana ke rekening fiktif, markup harga proyek, suap kepada pejabat." Profesor Hadi yang melihat dari kejauhan, mengangguk.

     "Ini cukup untuk menghancurkan karir Dekan Anwar dan mungkin beberapa orang lain."

     Arion melirik Luna, ada secercah kemenangan di matanya, Mereka berhasil, Namun di antara folder-folder itu, ada satu folder yang diberi nama "Koleksi Pribadi". Adrian ragu sejenak, lalu membukanya, Isinya adalah video-video, Banyak video, Video-video pesta, Video-video yang lebih eksplisit dari yang ada di USB Adam.

     Wajah-wajah mahasiswi yang ketakutan, beberapa yang mabuk dan tak sadarkan diri, dieksploitasi oleh para petinggi, Ada Elara, Anita, dan juga mahasiswi-mahasiswi lain yang Arion kenal. Luna menatap layar, tangannya mengepal erat.

     "Ini,,, ini menjijikkan." Arion merasakan mual yang sama, Kekejian ini lebih parah dari yang ia bayangkan.

     Namun, di tengah video-video itu, ada beberapa klip yang membuat Arion penasaran, Klip-klip itu direkam secara diam-diam menunjukkan diri Arion sendiri Berada di berbagai bar, pesta, atau bahkan di apartemennya Dengan wanita-wanita yang berbeda, Clarissa, Tania, Sarah, dan yang paling mencengangkan VIOLET.

     Ada video Arion mencium Violet di studio musik, sama persis seperti yang Luna lihat, Ada video Arion bersama Serena di sebuah klub malam, di mana Serena duduk di pangkuannya, tertawa genit. Arion menatap layar, darahnya berdesir dingin, Ini bukan hanya bukti korupsi, Ini adalah koleksi rahasia Dekan Anwar tentang kehidupan pribadinya, tentang setiap skandal, setiap kelemahan, Termasuk kelemahan Arion.

     Ia melirik Luna, Wajah Luna pucat, Matanya yang gelap kini memancarkan luka yang dalam jauh lebih dalam dari yang Arion pernah lihat.

     "Luna, itu,,, itu dulu," Arion mencoba menjelaskan, suaranya tercekat.

     "Itu sebelum aku..."

     "Sebelum kau bertemu denganku?" Luna membalas, suaranya pelan, namun menusuk.

     "Atau sebelum kau berjanji untuk berubah?"

     Video Arion mencium Violet di studio musik diputar lagi, Lalu video Arion berpelukan dengan Serena di klub malam, Arion melihat dirinya sendiri, pria yang dulu ia banggakan, kini terasa menjijikkan, Ia melihat rasa sakit di mata Luna, dan itu jauh lebih menyakitkan daripada pukulan Rex.

     "Aku,,, aku tidak tahu Dekan merekam semua ini," Arion berkata, putus asa.

     "Aku tidak tahu dia mengumpulkan semua ini."

     "Dia mengumpulkan semua kelemahan, Semua kartu untuk dimainkan" Luna membalas, matanya berkedip-kedip menahan air mata.

     "Dan kau,,, kau memberinya banyak kartu Arion."

     Kenzie dan Adrian terdiam, Profesor Hadi hanya menghela napas, Mereka semua melihat kehancuran di wajah Luna.

     Malam itu terasa panjang, Luna bangkit, berjalan ke balkon apartemen Arion, membelakanginya, Ia membutuhkan udara, Ia membutuhkan ruang, Arion mengikutinya, berdiri di belakang Luna.

     "Luna aku bersumpah, Aku akan menghapus semua itu, Aku akan membuat mereka membayar." Luna menoleh, air mata mengalir di pipinya.

     "Bukan hanya mereka Arion, Kau juga harus membayarnya, Kau harus membayar untuk setiap wanita yang kau gunakan, Untuk setiap janji palsu yang kau berikan."

     Arion menarik Luna ke dalam pelukannya, memeluknya erat.

     "Aku tahu, Dan aku akan membayarnya. Aku akan membayarnya dengan sisa hidupku jika itu yang kau inginkan, Tapi jangan tinggalkan aku Luna, Aku butuh kau."

     Ia mencium rambut Luna, menghirup aroma yang selalu menenangkannya, Ia merasakan air mata Luna membasahi kemejanya, Luna tidak membalas pelukannya, namun ia juga tidak mendorong Arion menjauh. Ia hanya menangis dalam pelukan Arion.

     "Aku,,, aku tidak tahu Arion, Aku tidak tahu apakah aku bisa." Profesor Hadi, dengan bijaksana, menyela.

     "Kita punya cukup bukti untuk membuat mereka semua jatuh, Tapi kita harus bergerak cepat, Alditama dan Dekan Anwar tidak akan tinggal diam." Arion mengangguk.

     "Kita akan bergerak, Kita akan menghancurkan mereka." Ia menatap Luna, matanya penuh tekad.

     "Dan aku akan membuktikan padamu Luna, Aku akan membuktikan bahwa aku bisa berubah."

     Kenzie dan Adrian mulai menganalisis semua data dari USB drive Dekan Anwar, Mereka menemukan beberapa nama besar di kalangan politik dan bisnis yang terlibat dalam jaringan Alditama.

     "Ini akan menjadi bom waktu," Adrian berbisik.

     "Jika ini bocor, akan ada gempa besar."

     "Itu yang kita inginkan," Arion berkata, matanya menyala.

     "Kita akan meledakkan bom ini, Tapi kita butuh waktu."

     Arion melirik Luna yang masih berdiri di balkon menatap jauh ke kegelapan malam. Ia tahu perjuangannya tidak hanya melawan Alditama dan Dekan Anwar, tetapi juga melawan dirinya sendiri, Melawan masa lalunya yang menjerat, Melawan janji-janji palsu yang pernah ia sebarkan Dan yang paling penting melawan rasa sakit yang ia timbulkan pada Luna.

     Ia melangkah mendekati Luna, berdiri di sampingnya, ikut menatap ke kegelapan kota.

     "Bagaimana menurutmu Luna? Apa yang harus kita lakukan?" Luna menoleh, matanya masih merah, namun kini ada sedikit ketegasan di sana.

     "Kita harus membongkar mereka Arion. Hancurkan mereka semua Sampai ke akar-akarnya Dan setelah itu kau harus membuktikan padaku Setiap hari, Setiap jam, Bahwa kau memang berbeda." Arion mengangguk.

     "Aku akan melakukannya, Aku bersumpah." Ia merasakan beban janji itu sebuah janji yang jauh lebih berat dari semua janji yang pernah ia berikan pada wanita mana pun.

1
Anonymous
Mantap Thor, kalau bisa update tiap hari lah 2 bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!