NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:530
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Keluarga Ini

"Nona tolong jaga ucapanmu, mereka bukan penjahat," ucap Luna sambil memegang bahunya Jennifer.

"Hey, anak kecil! Seharusnya kamu berterima kasih kepada kekasihku, dia telah menyelamatkan dirimu dari para penjahat yang telah ingin memperkosa kamu!" ucap Rachel kesal.

"Yang menolongku kemarin adalah pahlawan bertopeng hitam!"

"Nona, pahlawan yang bertopeng hitam itu adalah Tuan Muda Ronald. Minta maaf kepada beliau," ucap Luna lembut namun tegas.

Sontak Jennifer menoleh ke Luna, lalu bertanya dengan polosnya, "Benarkah?"

"Iya Nona Jennie."

"Maafkan saya," ucap Jennie sambil menundukkan kepalanya.

"Bi Luna, tolong obati dia segera," titah Richard sopan.

"Baik Tuan Muda Richard."

Sedetik kemudian Luna menuntun Jennie keluar dari lapangan. Mereka berjalan menuju ke paviliun. Jennie berjalan sambil menundukkan kepala. Samar-samar dia mendengar bisikan dari para pelayan yang sedang menjelek-jelekan dirinya. Sontak Luna menatap tajam ke para pelayan yang telah menjelek-jelekan Jennifer. Tiba-tiba ada seorang petugas keamanan berlari menghampiri Luna dan Jennifer. Luna menghentikan langkah kaki mereka. Langkah kaki pria itu berhenti di hadapan mereka.

"Permisi Bi Luna, ada seorang pria yang ingin bertemu dengan Tuan Ronald," ucap pria itu dengan nafas yang terengah-engah.

"Siapa nama pria itu?"

"Lucas, dia ayahnya Jennifer," ucap pria itu yang telah membuat Jennifer ketakutan.

Jennifer langsung memeluk lututnya Luna secara spontan. Menutup wajahnya di kaki Luna. Luna merasakan tubuhnya Jennifer gemetaran. Luna menoleh ke Jennifer. Mengelus puncak kepalanya Jennifer supaya Jennifer menjadi tenang. Luna mendengar derap langkah dari arah belakangnya. Luna menoleh ke arah belakangnya. Dia melihat sosok Ronald yang sedang berjalan menghampiri mereka.

"Bi Luna, tolong bawa Jennie ke kamarnya, secepatnya!" perintah Ronald sambil berjalan mendekati mereka.

"Tuan ada pria yang ingin bertemu dengan anda," ucap petugas keamanan itu.

"Aku akan menemuinya, di mana dia sekarang," ucap Ronald tegas sambil menghentikan langkah kakinya di hadapan pria itu.

"Di ruang tamu pos."

Sedetik kemudian Ronald dan pria itu melangkahkan kakinya untuk menemui Lucas. Luna langsung menggendong tubuh mungilnya Jennifer. Jennifer langsung menutup wajahnya di bahu kanannya Luna. Luna merasakan baju seragamnya basah dan mendengar suara tangisan yang pelan dari mulutnya Jennifer. Luna berjalan menuju ke kamarnya Jennifer. Berjalan sambil mengelus punggungnya Jennifer berulang kali untuk memberikan ketenangan ke Jennifer.

Luna masuk ke dalam paviliun mansion itu. Berjalan menghampiri tangga utama paviliun. Menaiki beberapa anak tangga. Berjalan menyusuri lorong lantai dua paviliun itu setelah berada di puncak tangga. Samar-samar Luna mendengar suara desahan dari dua orang yang berbeda di dalam ruang kerjanya Liona. Luna bingung, mau menegur Liona yang telah berbuat seenaknya di jam waktu kerja atau mau menenangkan dan mengobati Jennifer.

"Nanti aja aku menegur Liona," ujar Luna sambil berjalan melewati pintu ruang kerjanya Liona yang tertutup.

Luna mendengus kesal mengetahui kelakuan tercelanya Liona. Dia melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya Jennifer. Luna menghentikan langkah kakinya di depan pintu kamarnya Jennifer. Menekan handle pintu ke bawah, lalu mendorongnya hingga pintu itu kebuka. Masuk ke dalam kamarnya Jennifer. Menutup pintu kamar Jennifer, lalu menguncinya. Berjalan menghampiri tempat tidurnya Jennifer yang besar. Merebahkan tubuh mungilnya Jennifer di atas tempat tidur. Luna menegakkan tubuhnya.

"Bu Luna, jangan tinggalkan aku," lirih Jennifer sambil mengeluarkan air matanya.

Luna melihat tremor dari tubuhnya Jennifer, lalu berucap, "Aku tidak akan meninggalkanmu Nona."

"Aku takut Lucas berada di sini, dia itu orang yang sangat jahat sama siapa pun, sama hewan dia juga jahat, karena dia juga suka membunuh hewan dan menangkap kupu-kupu. Aku takut menemui dia," ucap Jennifer ketakutan ketika Luna sedang berjalan mendekati buffet yang di atasnya ada kotak P3K.

"Kamu tenang aja, Tuan Muda Ronald yang akan menemuinya," ucap Luna menenangkan sambil menghentikan langkah kakinya di depan buffet.

"Aku tidak mau dibawa sama Daddy."

"Daddy kamu tidak akan membawa kamu pergi dari sini," ucap Luna menenangkan sambil mengambil kotak P3K.

"Hikss... hikss... kenapa Daddy ke sini hikss... hikss...," ucap Jennifer sambil sesenggukan.

"Aku tidak tahu Nona," ucap Luna santai sambil berjalan menghampiri Jennifer.

"Hikss... hikss... di mana Mommy Ros, hikss... hiks... aku mau ke Mommy Ros hikss... hikss...."

"Mommy Ros sedang tidur," jawab Luna sambil membuka kotak P3K. "Sebaiknya setelah luka Nona sudah diobati, Nona istirahat," lanjut Luna sambil mengambil cairan antiseptik.

"Hiks ... hiks... hiks....Apa yang sedang hikss... hiksss... Daddy lakukan terhadap pangeran hikss.... hiksss ...?"

"Saya tidak tahu, Nona. Kenapa tadi Nona pergi berlari begitu saja setelah melihat kupu-kupu ditangkap?" ucap Luna sambil membasuh lukanya Jennifer dengan cairan antiseptik.

"Aauuwww hikss... hikss...!" pekik Jennifer.

"Tahan sebentar Nona. Apakah Nona takut lihat kupu-kupu?" ucap Luna sambil menutup botol cairan antiseptik.

"Hiksss ... hiksss... tidak, hikss... saya kasihan sama kupu-kupu yang ditangkap hiksss... hiksss... hiksss... yang akan diawetkan hiksss... hiksss... Daddy juga suka menangkap binatang, hiksss... hikss... lalu dibunuh dan dan dimasak hiksss... hiksss...."

"Kamu tidak suka binatang ditangkap?" tanya Luna sambil mengambil obat untuk luka.

"Hikss... hikss... hikss... iya hiksss... hiksss...."

"Kenapa Nona tidak suka lihat binatang ditangkap?" tanya Luna sambil mengoleskan obat itu ke lukanya Jennifer.

"Hiksss ... hiksss... karena aku hikss... hiks... menyukai mereka hiksss... hikss.... aku suka bermain dengan mereka hikss... hikss...."

"Saatnya Nona istirahat," ujar Luna sambil menutup kotak P3K. "Oh ya Nona, mulai besok, kamar Anda sudah tidak di paviliun lagi, tapi di rumah utama," lanjut Luna sambil beranjak berdiri.

"Hikss... hikss... kenapa pindah kamar hiksss... hiksss..."

"Sebenarnya kamar Nona berada di sana, tapi karena kemarin kamar Nona belum selesai di siapkan, jadi untuk sementara kamar Nona berada di sini, nanti kamar Nona sangat bagus, seperti kamar tidur tuan putri kerajaan. Sebelum Nona pindah kamar, besok pagi kita pergi ke mall lagi sama Nyonya, lalu pergi ke dokter," ucap Luna ramah dan sopan sambil berjalan menghampiri buffet.

"Hiksss... hiksss untuk apa kita pergi ke sana hiksss... hiksss...?"

"Untuk beli baju pesta buat Nona, dan untuk memeriksa kesehatan Nona," jawab Luna sambil menaruh kotak P3K.

"Hiksss ... hiksss ... hiksss Memangnya pesta itubapa hiksss... hiksss...?" tanya Jennifer polos yang membuat hatinya Luna terenyuh.

"Memangnya Nona tidak tahu pesta?" tanya Luna dengan penuh hati-hati sambil berjalan mendekati ranjang.

"Hiksss... hiksss... hiksss... aku tidak tahu hiksss... hiksss...."

Luna menduduki tubuhnya di tepian sebelah kiri ranjang, lalu berkata, "Pesta itu mengundang orang-orang yang kita kenal untuk menyambut kebahagiaan kita dan untuk menghadiri acara syukuran apa yang kita dapat sehingga kita bahagia telah mendapatkan itu. Mommy Ros sangat bahagia telah menemukan kamu, dia ingin menyambut kamu dan mengenalkan kamu dengan orang-orang yang Mommy Ros kenal, makanya itu Mommy Ros mengadakan pesta."

"Hiksss... hiksss... seperti apa pesta itu hiksss... hiksss...?"

"Berdoa bersama, makan bersama dan lain-lain, pokoknya pesta itu membuat hati kita senang. Nona, sepertinya Anda mengantuk, sebaiknya anda tidur," ucap Luna sambil melihat wajahnya Jennifer yang tampak kelelahan.

Suara isakan tangisan Jennifer perlahan menelan. Luna mengusap bahu kirinya Jennifer agar hatinya Jennifer tenang. Lambat laun Jennifer berhenti menangis lalu Jennifer menutup kedua kelopak matanya. Luna mengelus puncak kepalanya Jennifer berulang kali. Beranjak berdiri, lalu membuka kedua sepatunya Jennifer. Dia menoleh lagi ke wajah tenangnya Jennifer ketika tidur.

Luna menoleh ke arah pintu yang sedang dibuka. Dia melihat sosoknya Ronald. Luna menganggukkan kepalanya dengan sopan untuk menyapa Ronald. Ronald tersenyum ramah menanggapinya sambil berjalan menghampiri Jennifer. Ronald menghentikan langkah kakinya di ujung tempat tidur. Menatap datar ke arah tubuhnya Jennifer sambil memikirkan apa yang akan dia rencanakan untuk masa depan Jennifer karena Rosalinda meminta tolong sama Ronald untuk mempersiapkan segalanya agar Jennifer bisa hidup yang layak seperti anak-anak angkatnya dan bahagia.

"Bi Luna, di mana Liona?" tanya Ronald ramah sambil menoleh ke Luna.

"Untuk sementara yang menjadi asisten pribadinya Nona Jennifer adalah saya Tuan karena Liona masih banyak kerjaan sebagai sekretaris Tuan Besar."

"Tolong bilang ke Liona, layani dia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan."

"Baik Tuan. Maaf kalau boleh saya tahu, tadi Daddynya Nona Jennie bicara tentang apa?"

"Dia itu sebenarnya bukan Daddynya Jennie, Daddynya Jennie yang asli berada di London, tapi orang itu masih merahasiakan data pribadi Daddy aslinya Jennie. Orang itu adalah selingkuhan ibunya Jennie. Ibunya Jennie menjadi istri kedua Daddynya Jennie. Ibunya Jennie tidak bahagia hidup selama menikah hingga dia berselingkuh, lalu kabur meninggalkan suaminya dengan membawa Jennie yang saat itu masih berusia satu tahun. Mereka kabur ke Amerika karena orang itu asli orang Amerika dan orang itu salah satu anggota komplotan. Dia sering menyiksa ibunya Jennie dan juga Jennie. Aku minta kalian menjaganya dengan baik," ucap Ronald tegas.

"Baik Tuan, siapa nama aslinya Nona Jennie? Dan apakah orang itu sudah dipenjara?"

"Untuk sementara yang aku tahu nama aslinya Jennie adalah Jennifer. Jennie itu nama panggilannya. Aku akan menambahkan nama panjangnya dan akan merubah identitasnya. Orang itu sudah saya tahan."

"Apakah Tuan akan mencari ayah kandungnya Nona Jennie?"

"Untuk sementara tidak dulu, itu atas permintaan Mommy. Mommy ingin dia berada di sini selama Mommy masih hidup. Jennie akan menjadi salah satu anak angkatnya Mommy yang akan mendapatkan warisan selain saya dan Richard. Dia akan menjadi Tuan putri di keluarga ini."

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!